Sebagai orang Jawa yang juga lahir dan dibesarkan di Jawa, maka penganan bernama bubur sudah tidak asing lagi bagi saya dan Tedy. Apalagi keluarga dari Bapak yang Jawa tulen, kebetulan memang penggemar berat bubur. Mulai dari bubur beras, bubur ketan, bubur dari pati ganyong, bubur gaplek, bubur sumsum, bubur candil, merupakan sekian dari jenis bubur yang sering sekali dikonsumsi. Sarapan dengan menu bubur sumsum dan bubur candil dengan siraman santan kental menjadi pemandangan biasa sehari-hari.
Pengalaman masa kecil itupun ternyata terus berlanjut hingga sekarang, mencari bubur candil dan bubur sumsum di Jakarta jelas tidak mudah kecuali ketika bulan Ramadhan tiba, maka sebagai penggantinya bubur ayam menjadi sarapan pilihan utama di kantor saat ini. Namun terkadang jika teringat pada kampung halaman dengan bubur candilnya maka cara termudah dan tercepat adalah dengan membuatnya sendiri di rumah. Membuat bubur candil bukan pekerjaan susah, bahkan termasuk kategori masakan yang sangat mudah dibuat serta tidak memakan waktu yang lama.
Supaya tampilannya unik dan layak bersanding dengan aneka panganan inovasi baru yang terus membombardir dan mendesak kuliner tradisional maka adonan bubur candil ini saya beri aneka warna. Anda juga bisa melakukan modifikasi di rasa dengan menambahkan irisan nangka atau daging durian ke dalam kuahnya.
Siapa bilang makanan tradisional tidak bisa bersaing dengan produk luar? Dengan sedikit kreatifitas makanan jaman nenek dan kakek kita inipun bisa tampil cantik, menarik dan tetap lezat. Jadi, apakah anda berani menghadirkan menu ini kala ada acara di rumah? Pesta ultah putra putri anda atau acara lainnya? Saya berencana untuk melakukannya dalam waktu dekat ini di rumah Pete. Siapa takut?
Berikut resepnya.
Bubur Candil Pelangi
Resep hasil modifikasi sendiri
Bahan candil:
- 250 gram tepung ketan putih
- 50 gram tepung maizena
- 150 - 200 ml air
- 1/2 sendok teh garam
- 1/4 sendok teh baking soda
- beberapa tetes pewarna makananan: merah, hijau, coklat, kuning
Bahan kuah:
- 1 liter air
- 3 sendok makan tepung ketan, larutkan dengan 100 ml air
- 150 gram gula Jawa/aren
- 2 sendok makan gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 1 lembar daun pandan
- 1 batang kayu manis
Pelengkap:
- 200 ml santan kental
Cara membuat:
Siapkan mangkuk, masukkan bahan kering (tepung, garam dan baking soda), aduk rata menggunakan spatula. Tuangkan air sedikit demi sedikit sambil adonan diaduk, jika telah terbentuk adonan yang dapat dipulung maka hentikan menuangkan air.
Bagi adonan menjadi beberapa bagian, tergantung berapa jenis warna yang akan anda gunakan. Masukkan masing-masing bagian adonan di mangkuk terpisah, beri beberapa tetes pewarna yang berbeda di masing-masing bagian. Aduk rata.
Siapkan panci, isi dengan air. Masukkan daun pandan dan kayu manis, rebus hingga mendidih. Kecilkan api hingga air hanya berupa letupan-letupan kecil.
Bulatkan adonan sebesar kelereng atau sesuai selera di telapak tangan hingga menjadi bola yang smooth. Masukkan ke dalam air mendidih, lakukan hingga semua adonan habis. Ketika bola-bola ketan matang maka akan mengapung sendiri. Masukkan gula aren/jawa yang telah dirajang halus, tambahkan garam, dan gula pasir, aduk menggunakan sendok kayu/sendok sayur.
Jika semua bola-bola ketan telah mengapung, tuangkan tepung ketan yang dilarutkan dengan air, aduk hingga kuah menjadi mengental. Jika anda merasa kuah masih kurang kental maka anda bisa menambahkan lagi larutan tepung ketan ke dalam kuah.
Masak hingga mendidih. Angkat.
Di panci kecil terpisah, panaskan santan hingga mendidih, aduk-aduk selama santan dimasak agar tidak pecah. Angkat.
Sajikan bubur candil di mangkuk dan siram dengan kuah santan diatasnya. Bubur siap disajikan. Selamat mencoba.
mmmmmm.... kayakx enak
BalasHapusq jd pengen coba
Yep, makanan tradisional memang gak ada matinya ya heheheh, saya kok jadi ngiler....
Hapusreally cute idea mba....
BalasHapustepung ketan bisa diganti ama tapioka gk?;-)tq
BalasHapusSepertinya bisa, cuman belum pernah coba, mungkin hasilnya kaya kolak cilok ya hehehe.
Hapussaya pernah bikin tp pake ubi, mungkin buat menggugah selera dikasih warna warni seperti yg mbak bikin, good idea, tq.
BalasHapusHai Mba, yep, kalau buat anak2 jadi lebih menarik ya
Hapusmba, adonannya di masukin selai kacang bisa ngga ya, jdi kaya moci pake kuah gula ya hehe..tapi klo di bayangin kayanya enak juga mba
BalasHapusHai Mba Rahma, sepertinya nice idea loh, pasti enak wakakkakka.
HapusAsalam mualaikum salam kenal mba aku suka sekali blog nya mba ini di tunggu postingan selanjut nya
BalasHapusHalo Mba Ida, thanks ya Mba, senang sekali blog JTT disuka. sukses selalu ya ^_^
Hapusmba endang.. buku nya kapan terbit yah? *nungguin..
BalasHapushai mba wulan, bukunya sudah terbit mba sejak 2 minggu lalu hehhehe.
Hapusini linknya ya:
http://www.justtryandtaste.com/2014/04/home-cooking-50-resep-masakan.html
hai mba, kalo dalemnya dikasih ubi yang dihaluskan, kira2 enak ngga ya mba?
BalasHapushalo, saya rasa bs ya jadi mirip sama kolak biji salak ya
HapusMba endang klo di kasih ubi apakah bisa di beri pewarna juga? Soalnya kan sudah berwarna sesuai dengan warna ubi nya. Lucu ya klo biji salak warna warni gitu ^_^
BalasHapushai mba Dea, bisa saya rasa ya, atau pakai ubi yang warnanya putih, kuning dan ungu, jadi kan udah warna warni alami hehhehe
HapusBubur favorit tapi ga pernah bikin sendiri. Soalnya males ribet (mulung adonan bagi saya yg pemalas ini, termasuk ribet). Trus karena hamil n ngidam, googling resep bubur candil dari blog lain. Huft gagaal. Harusny saya selalu ingat kl pilih ikutin resep dri JTT biasanya enggak gagal. Hehehehe
BalasHapusBesok2 mau bikin pake takarannya JTT aja deh.
Halo Mba Yutsa, thanks sharingnya ya, moga next time bubur candilnya sukses yaaa. Sukses selalu!
HapusUdhbaq recook mba...uenakkk thx yah
BalasHapusthanks mba Fanny sharingnya, senang resepnya disuka.
HapusHi mba baru aja eksekusi bubur candil tp kok klo habis dtuang ke mangkuk didiemin jd cair y mba..padahal wkt dpanci kentel kaya bubur...rasanya enak sih cm itu aja minusnya...tq mba Endang
BalasHapusmungkin bs tambah porsi tepung ketannya lagi mba, atau tambah tepung sagu 1 sendok makan saja.
Hapushai mbak endang,kalo bubur candil ini kira2 bertahan berapa lama ya? kalo dikasih panas lg apa masih bisa bertahan berapa hari gitu? soalnya saya bikin tapi kebanyakan gitu. mohon infonya mbak.
BalasHapusHai Mba, bs simpan di chiller mba selama beberapa hari, kalau dipanaskan berulang dikompor mungkin bs ya, tapi saya belum pernah coba.
HapusBaking soda bisa diganti pake baking powder gak mbk?
BalasHapusSkip saja mba, tdk perlu ganti BP ya
Hapus