Apa hubungan antara cake mangga dengan kemacetan Jakarta? Bagi anda mungkin tidak ada, tetapi bagi saya erat hubungannya. Jakarta memang tidak pernah lepas dari kemacetan dan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi pengguna jalan seperti saya untuk merasakannya, apalagi saat jam-jam sibuk seperti saat pulang kantor. Namun hari Jumat yang lalu, kemacetan memang sangat super sehingga terpaksa saya harus berjalan agak jauh hingga ke kawasan Setiabudi-Kuningan mencari taksi. Seperti biasanya, jika sedang dibutuhkan maka taksi pun seakan menghilang dari jalanan. Kaki dan bahu yang pegal karena harus menenteng notebook membuat saya mencari tempat untuk sekedar mengatur nafas sejenak.
Nah, mata saya pun singgah pada penjual buah di sebuah sudut di jalan Setiabudi, mangga arum manis yang di-display di warungnya terlihat gemuk dan ranum. Ah tidak ada yang lebih manis dan sedap selain mangga arum manis masak pohon yang disantap sepulang berlelah-lelah mengarungi kemacetan Jakarta. Kaki saya-pun singgah kesana.
Kemacetan di Jl. Rasuna Said (Kuningan) |
Penjual buah di salah satu sudut jalan di Setiabudi |
Pernahkah saya mengatakan di blog ini betapa saya sangat mencintai Indonesia? Jika belum, maka sekarang saatnya saya katakan betapa cintanya saya pada negara ini. Bersyukur betapa Indonesia dianugerahkan alam yang subur makmur, matahari yang bersinar cerah sepanjang waktu, hujan yang selalu membasahi bumi sehingga seakan benih atau batang tanaman ditancapkan begitu saja pasti akan tumbuh subur, sayur-mayur dan buah-buahan yang melimpah, murah harganya dan tak kenal waktu.
Ketika saya duduk di warung buah menatap mangga yang ranum menggairahkan dengan harga yang tidak mahal, saya pun lupa dengan kemacetan Jakarta yang membuat emosi naik dan kepala panas. Tedy pernah mengatakan kepada saya, ketika dia tinggal di Jepang, mangga merupakan buah yang digemari masyarakat Jepang dan termasuk golongan buah mahal. Bahkan karena mahalnya, Tedy bahkan tidak pernah membelinya ketika disana. Ah, kalau ingat itu di hati saya pun berbenturan antara cintanya saya dengan alam Indonesia yang bagaikan surga dan bencinya saya dengan kemacetan ini. When love and hate collide ^_^.
Mangga arum manis |
Mangga arum manis sepertinya memang sedang memulai musimnya, walaupun hujan deras yang terus-menerus turun mengguyur saya yakin pasti mengurangi jumlah buah yang dihasilkan. Minggu-minggu lalu kebanyakan mangga impor dari Bangkok yang mendominasi toko buah, namun sekarang saya berhasil menemukan mangga arum manis lokal mulai dijual oleh beberapa pedagang buah di pinggir-pinggir jalan. Seperti yang telah saya duga, rasa mangga ini semanis tampilan dan harumnya yang wangi, seakan daging buahnya diguyur oleh sirup gula yang pekat. Warnanyapun jingga merona pertanda dipetik saat benar-benar telah masak di pohon. Hmm, jangankan sepotong, sebutir pun rasanya kurang.
Puree mangga |
Nah, dari tiga buah mangga ini satu butirnya saya sulap menjadi cake mangga yang saya posting kali ini. Bagi yang suka dengan cake yang tidak terlalu mengembang, tekstur agak padat sedikit bantet maka cake ini bisa menjadi pilihan. Walaupun terkesan padat tetapi cake ini empuk dan lezat. Membuatnya juga sangat mudah karena tidak diperlukan mixer dan semua bahan tinggal kita cemplungkan menjadi satu dalam mangkuk, aduk-aduk dan panggang. Cake ini tidak tahan lama ya jadi sebaiknya dihabiskan di hari itu juga, atau simpan di dalam kulkas dan hangatkan di microwave atau oven ketika akan dimakan. Jika anda menggunakan mangga yang manis maka kurangi gula pasir yang digunakan agar cake tidak terlalu manis. Resep aslinya cake ini tidak menggunakan telur, untuk cake yang saya buat ini saya tambahkan telur ke dalam adonannya. Jika anda tertarik dengan resep aslinya, anda cukup klik di link yang saya sertakan di bawah.
Berikut ini resep dan cara pembuatannya.
Untuk 1 loyang cake diameter 22 cm
Bahan:
- 1/4 sendok teh vanili bubuk
Cara membuat
Siapkan oven, set di suhu 175'C. Letakkan oven di tengah rak. Siapkan loyang diameter 22 cm. Alasi permukaannya dengan kertas baking atau olesi mentega dan taburi tepung. Sisihkan.
Ayak tepung terigu bersama baking powder dan vanili bubuk, sisihkan.
Dalam mangkuk besar masukkan puree mangga, gula pasir, minyak, garam dan telur. Aduk rata menggunakan spatula balon. Masukkan tepung terigu yang diayak bersama baking powder, aduk perlahan hingga tercampur baik.
Masukkan adonan ke dalam loyang yang telah disiapkan, ratakan permukaannya. Panggang selama 40 menit atau hingga permukaannya kecoklatan. Test dengan lidi jika tidak ada adonan yang menempel maka cake berarti telah matang.
Keluarkan dari oven, biarkan sebentar + 10 menit, balikkan di rak kawat dan dinginkan. Taburi permukaannya dengan gula halus, jika suka. Potong-potong dan sajikan.
Source:
Chef In You - Egg less Mango Cake
Hallo Mbak Endang.. Salam kenal.. Saya suka sekali mengunjungi blog Mbak karena resep-resep (terutama resep-resep cake-nya) yang ditampilkan simpel, praktis, dan hemat. Cocok untuk pemula seperti saya.. :D Favorit saya adalah cake coklat kukus-nya karena itu adalah cake pertama yang sukses saya buat. Itu benar-benar berarti buat newbie seperti saya. Tadi saya coba resep cake mangga ini, tapi manggangnya di rice cooker yang kebetulan ada fungsi cake-nya(belom punya oven, hehe). Teksturnya agak padat tapi empuk seperti yang Mbak gambarkan. Tapi tampilannya tidak secantik dan se-mengembang seperti punya Mbak Endang. Lain kali saya akan coba lagi tapi mau mengganti BP-nya dengan yang double acting BP dan pakai mangga yang lebih ranum dan masak pohon. Nevertheless, my hubby loves it, and that's enough for me for now.. Hehehe.. Thanks atas sharing resepnya ya, Mbak.. ^_^
BalasHapusSalam,
Yunita Supriadi
Halo Mba Yunita, salam kenal ya dan thanks atas komentar dan sharingnya. Saya sangat senang membacanya. Cake mangga memang agak padat jika dibandingkan cake lainnya seperti pisang tapi teksturnya lembut. Next time coba versi pisangnya mba, yummy juga loh ^_^
HapusKebetulan di kotaku lagi musim mangga nih. Cari2 variasi resep di blog Mbak Endang, ada cake mangga ini. Tapi masalahnya adalaaaaaaaaaah......kenapa saya tidak pernah berhasil bikin cake yg bahan dasarnya minyak sayur dan adonannya tidak ada yg dimixer? Selalu teksturnys seperti bantat, rasanya pun keras spt makan ban karet :( ; pernah jg coba resep donut muffin yg pake minyak sayur dan sukses....gagalnya :D ayo Mbaaaaaaaaak....bantu aku!
BalasHapusTekstur cake ini juga semi bantat ya, karena padat tapi nggak keras, biasanya cake tanpa mikser memag seperti itu. Pakai BP double acting ya untuk cake2 tanpa mikser, hasilnya akan mengembang dgn baik
Hapussalam kenal mbak endang...aku penggemar blog ini krena lengkap plus ada gambar2nya...aku sdh coba cakenya, trs d oven pake loyang bulet diameter 22...jadinya pendek ya gak tinggi trs knap cakenya agak basah ya...apakah cake mangga mmg basah ya mbak...
BalasHapusHai Mba Ervin, yep, cake ini memang semi bantat dan basah ya. Dan memang tidak terlalu mengembang.
Hapuspengen nyobain ^^
BalasHapusSila Mba Ovie, moga suka ya
HapusMba endang cakenya bisa versi kukus gak?
BalasHapusSepertinya akan basah hasilnya ya, karena cake ini walau saya panggang hasilnya tetap agak basah. Pastikan BP nya double acting Mba, supaya kembang maksimal
HapusMba Endang, i really love ur blog!! Terima kasih berbagi resep2 nya ya mba.. i really appreciate that. #hug
BalasHapusHai Mba Naomi, thanks ya Mba, senang JTT disuka ^_^
HapusKlo BP diganti TBM bsa g mbak.?
BalasHapusmungkin bisa ya mba, hanya saja cake ini cenderung agak padat dan basah, jadi mungkin butuh pengembang yang strong yaa
Hapussalam kenal mba endang..aku salah satu penggemar blog ini, sangat mudah banget belajar masak bagi pemula seperti saya, apalagi caranya sangat detail banget..suka banget dehhh
BalasHapusHai Mba Ayu, salam kenal juga dan thanks sharingnya disini ya. Senang sekali JTT berguna untuk belajar di dapur. Sukses selalu yaaa
HapusHello mb endang ... Apa resepnya ini bisa dikukus?
BalasHapusbisa dikukus, tapi cake ini cenderung basah jadi walau dipanggang saja kurang bs kering, jadi kalau dikukus menurut saya akan lembek
Hapus