Adik saya, Wiwin, sedang menjalankan program diet. Program ini dia lakukan sejak melahirkan anak pertama, hasilnya adalah berat badan kadang turun tetapi lebih sering naik dengan diet ala yoyo yang dilakukannya. Diet pun berlanjut dan berhenti karena kehadiran anak kedua dan sekarang program berlanjut lagi. Nah, keponakan saya yang kedua ini sekarang telah berusia lebih dari lima tahun dan program penurunan berat badan yang dilakukan adik saya pun belum memuaskan. Belum? Tepatnya tidak memuaskan.
Ketika ke Jakarta minggu lalu, begitu adik saya mencicipi wheat bran muffin yang saya buat, dia langsung tertarik ketika saya jelaskan bahan-bahan si muffin yang sehat dan kaya serat.
Wheat Bran |
Adik saya yang agak-agak kecanduan tepung dan camilan ini pun request, "Bisa nggak kalau wheat bran dibuat menjadi roti? Kalau bisa, aku mau belajar buat supaya nanti di rumah Duri bisa bikin camilan sehat sendiri". "Tentu bisa", jawab saya yakin. Apalagi peralatan membuat cake dan roti yang dimiliki adik saya tergolong lengkap, bahkan mixer Bosch - yang menjadi incaran dan idaman saya dan hingga kini belum terwujud karena mahal harganya - telah dimilikinya sejak lama. "Tapi aku gagal terus kalau bikin cake atau roti, belum pernah berhasil satupun" lanjutnya. "Masa sih"? Balas saya tidak percaya. "Kalau bikin cake, pakai baking powder ini dong, pasti berhasil", lanjut saya sambil menunjukkan Hercules, merk baking powder andalan. "Udah, pakai itu kok tapi tetap saja bantat. Sudah pakai mixer mahal-mahal tetap gagal". Saya bingung juga, "Bikin cake apa"? tanya saya. "Oh bukan cake kok, aku bikin roti", jawabnya enteng dan saya pun bengong, speechless.
Sebagaimana roti lainnya maka untuk membuat wheat bran bread ini tentu saja yang anda perlukan adalah ragi atau yeast dan bukan baking powder seperti adik saya di atas. Pastikan ragi yang anda gunakan masih berfungsi dengan baik, pertama tentu saja anda harus cek tanggal kedaluarsa di kemasan si ragi, jika anda ragu bisa ditest dengan mencampur 2 sendok teh ragi + 1 sendok teh tepung + 1 sendok teh gula, aduk rata dengan 50 ml air hangat dan biarkan selama + 1 jam di suhu ruang, jika mengeluarkan busa dan berbau harum khas ragi yang aktif maka ragi boleh anda gunakan.
Seperti yang pernah saya ulas sebelumnya di artikel mengenai wheat bran dan wheat bran muffin, anda bisa klik di Apa yang Anda Ketahui Tentang Wheat Bran? dan di Wheat Bran Muffin-Muffin Sehat Kaya Serat, jika anda menggunakan wheat bran maka tambahkan air dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan jika anda membuat roti atau muffin tanpanya. Wheat bran yang berbentuk seperti kepingan-kepingan kecil ini sangat menyerap air, sedangkan ragi sendiri untuk dapat bekerja maksimal juga membutuhkan air yang cukup agar roti yang dihasilkan mampu mengembang dengan baik dan teksturnya pun lembut. Karena itu adonan roti yang saya tampilkan ini tidak kenyal dan liat tetapi lembut dan agak lembek.
Uleni adonan dengan tangan yang terlumuri dengan tepung terigu, sentuh adonan menggunakan ujung-ujung jari dengan sentuhan yang lembut saja alias tidak berlebihan karena adonan agak lengket. Tidak seperti halnya adonan roti yang harus anda uleni hingga menguras tenaga maka wheat bran bread ini relatif simple dan ringan. Biarkan ragi bekerja sendiri membantu anda untuk membentuk adonan yang lembut dan lentur. Saya bahkan hanya membalik-balikkan adonan dengan ujung spatula kemudian saya diamkan adonan hingga mengembang, setelah mengembang saya uleni adonan sebentar dengan membalik-balikkan adonan dengan ujung jari. Saat ini kondisi adonan terasa lemas dan lembut sehingga mudah diajak kerjasama.
Sesuai permintaan Wiwin, adik saya, maka selain menggunakan wheat bran, roti ini juga menggunakan tepung gandum utuh, kismis, kacang-kacangan, minus gula. Minyak yang saya gunakan adalah minyak zaitun, bisa menggunakan minyak sayur biasa ya. Roti yang dihasilkan empuk, cukup lembut dan gurih karena menggunakan kacang almond dan rasa manis yang pas dari kismis.
Nah, jika anda berminat berikut ini resepnya ya.
Untuk 2 buah loyang loaf
- 170 gram tepung terigu protein tinggi
- 270 gram tepung gandum utuh
- 2 sendok teh ragi instant, saya pakai merk Fermipan
- 1 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok makan susu bubuk
- 40 gram wheat bran
Siapkan mangkuk besar, masukkan tepung terigu, tepung gandum utuh dan ragi instan. Aduk rata. Tambahkan garam dan aduk kembali (pastikan tepung dan ragi tercampur rata sebelum anda menambahkan garam). Tambahkan susu bubuk, aduk kemudian masukkan wheat bran ke dalam tepung, aduk hingga bahan tercampur baik.
Masukkan madu, minyak zaitun dan air hangat. Aduk hingga rata menggunakan spatula, balik-balikkan adonan dengan menggerakkan spatula menyusuri dinding mangkuk dari samping ke dasar mangkuk kemudian angkat adonan keatas, lakukan gerakan ini terus menerus hingga adonan menjadi tercampur baik. Putar-putar mangkuk dengan tangan kiri sehingga semua sudut adonan bisa tercampur baik.
Tambahkan kacang dan kismis, aduk kembali dengan cara seperti yang saya jelaskan diatas. Jika telah tercampur dengan baik, tutup mangkuk menggunakan kain bersih dan istirahatkan selama + 1 jam atau hingga adonan mengembang lebih dari dua kali lipat.
Siapkan oven, panaskan oven di suhu 190'C, letakkan rak di tengah oven. Siapkan dua buah loyang loaf. Saya menggunakan loyang teflon anti lengket dan loyang kaca tahan panas. Jika menggunakan loyang kaca, oleskan sedikit mergarin dan taburan tepung ya, karena roti agak lengket di loyang kaca sehingga sulit dibalik ketika matang.
Setelah adonan mengembang, kempiskan adonan dengan cara meninjunya, kemudian dengan menggunakan ujung-ujung jari dan sisi telapak tangan yang berlumur tepung terigu, balik-balikkan adonan seperti saat kita mengaduknya menggunakan spatula, lakukan selama 5 menit.
Kemudian bagi adonan menjadi dua bagian, letakkan masing-masing adonan di atas meja datar bertabur tepung, tepuk-tepuk ringan adonan sehingga menjadi berbentuk segi empat panjang seukuran loyang. Lumuri tangan anda dengan tepung jika lengket.
Masukkan adonan ke dalam masing-masing loyang, tutup dengan kain bersih dan istirahatkan kembali selama 1/2 jam atau hingga adonan mengembang 2 kali lipat.
Panggang roti selama 35 -40 menit hingga permukaan roti kecoklatan dan ketika di tepuk bagian dasarnya akan berbunyi seperti kosong. Keluarkan dari oven, diamkan sejenak di loang kemudian dinginkan roti di rak kawat.
Roti wheat bran siap disajikan.
mbaaa hehe numpan g tanya ... tepung gandum utuh itu.... yg mana ya.. yg merek cap sauh itu yaa? saya tanya di daerah saya..pada nga ada .eheheheh katanya tpung terigu malahan hahahah thanks ya
BalasHapusHalo Mba Des, tepung gandum utuh ini memang susah banget di carinya. Di Jakarta saya bahkan gak nemu di supermarket besar sekalipun, saya hanya menemukannya di Titan, toko bahan kue langganan dan ada satu toko juga, saya lupa namanya, teman saya bilang dia suka beli disana. Selama ini beli gak ada merknya, hanya nama Titan tertera disana. Tepung ini lebih kasar, warnanya kecoklatan, berbeda dengan terigu yang halus dan putih.Ide saya kalau mau roti berserat coba tambahkan oatmeal atau serbuk bekatul yang sekarang banyak dijual dalam kemasan. Moga membantu ya.
HapusWah, keknya sehat & cocok tuk diet (over weight 10kg nih hehehe). Mau nanya nih, klu tepung terigu-nya dihilangkan, ganti dengan tepung gandum seluruhnya... gimana pengaruhnya ? tanpa mempertimbangkan rasa dan tekstur ya (khan lg diet hehehe)Tuk menghindari karbohidrat sederhana niy :) Thanks yaa
BalasHapusSaya juga overweight 10 kilo wakakaka, pusing banget Mba, semua celana kerja sesaaaakkk
Hapusoverweight ngitungnya drmana? tinggi badan - 110 kah ? saya membuang 10 kg dg rajin minum green tea biasa yg daun/bukan celup & BUKAN TEH DIET (sehari 4-5 gelas, hangat & tanpa gula) Makan & ngemil tetap sedahsyat biasanya....Wanna try ?
HapusHalo, yep tinggi badan -110, hehehe. Target nggak harus 10 kilo sih wakaka, ngeles. Iya sudah banyak yang kasih saran ke saya minum green tea banyak2, saya sampai koleksi aneka green tea wakkakak, koleksinya semangat, minumnya payah. Yep keknya akan sya coba kembali tipsnya, thanks ya!!! ^_^
HapusWah menraik sekali dan cocok tuk diet pastinya :)
BalasHapusMau nanya nih, klo tepung terigu diganti dg tepung gandum seluruhnya, bisakah ? Bagaimana pengaruhnya ?Tanpa memperhatikan rasa dan tampilannya (khan lagi diet :D)
Thanks
Halo Mba Elly, yep tepung gandum bisa dipakai 100% menggantikan terigu, untuk itu takaran airnya harus lebih banyak ya MBa, karena gandum cenderung menyerap air dan keras. Buat adonanya agak lembek supaya roti empuk. Paling mudah memang dibuat no knead bread seperti ini, jadi gak perlu pakai ulenan karena kandungan air tinggi sulit untuk diuleni.
HapusMba, kalau tepyng gandum utuh diganti oatmeal yg diblender halus apakah boleh?
BalasHapuskurang tahu apakah bs elastis dan mengembang, karena gandum utuh tetap mengandung gluten yang penting buat roti, sedangkan oat kan zero gluten.
Hapus