Buka puasa kemarin, saya dan Sintya, teman saya, melewatinya dengan bersantap bersama di Radja Ketjil Restaurant yang terletak di rooftop Plaza Semanggi, Jl. Jend. Sudirman. Tepatnya di lantai sepuluh gedung tersebut. View-nya adalah gedung-gedung pencakar langit berwarna biru di sepanjang jalan Sudirman dan langit yang membentang indah. Ini adalah kali pertama saya makan di Sky Dinning (rooftop) Plaza Semanggi dan saya yang agak-agak phobia ketinggian awalnya keberatan ketika Sintya menyarankan untuk mencari seat di bagian luar restoran, langsung berada di samping pagar pembatas gedung. Ternyata ketakutan saya tidak beralasan, pagar pembatas yang di pasang di depan jajaran restoran yang berada di area Sky Dinning ini cukup jauh dari bagian tepi gedung, sehingga jalanan yang berada nun jauh di bawahnya tidak terlihat dari kursi yang kami duduki. Ditambah lagi, jajaran tanaman hias yang ditanam di sepanjang pagar pembatas menutupinya. Dibelai oleh angin senja yang sepoi-sepoi, suasananya benar-benar nyaman dan mengasyikkan.
Radja Ketjil sendiri terletak tidak terlalu jauh dari lift setelah kita melewati satu atau dua buah resto. Restoran ini mengambil konsep tempo doeloe terlihat dari pernak-pernik jadul seperti mangkuk-mangkuk seng yang dicat warna-warni mirip dengan yang pernah dipakai oleh nenek-nenek kita jaman dulu. Setidaknya mangkuk seperti itu lah yang dulu sering dipakai oleh Mbah saya di kampung saat saya masih kecil. Kalender tua bergambar artis Mandarin tergantung di dinding dan stoples dengan penutup kaca jaman jadul berisi kerupuk atau keripik. Suasana itu akan terasa jika anda mengambil seat di bagian dalam resto. Di luar resto, kursi-kursi dan meja kayu tua tertata rapi. Kapasitasnya mampu menampung sekitar 60 - 70 orang tamu, dan saat buka puasa kemarin luar biasa ramainya. Untungnya Sintya telah datang kesana lebih awal karena jarak kantornya yang lebih dekat sehingga kami bisa mendapatkan view yang terbaik.
View dari Ratja Ketjil |
Sesuai tag yang tertulis di pintu masuk restoran yaitu Cita Rasa Peranakan maka makanan di sini memang memiliki cita rasa Melayu, ini terlihat dari menu yang disajikan seperti Penang asam laksa, nasi hainan, aneka sayuran yang ditumis, aneka bubur yang terbuat dari nasi, masakan seafood dan dimsum. Kuliner Peranakan sendiri merupakan perpaduan dari kuliner China dan Melayu serta dipengaruhi oleh kuliner lainnya berbaur menjadi satu campuran yang unik. Peranakan adalah keturunan migran awal dari China yang menetap di Penang, Malaka, Indonesia dan Singapura, mereka umumnya menikah dengan orang Melayu lokal. Kata Melayu Tua, nonya (atau sering disebut nyonya), merupakan sebuah istilah penghormatan dan kasih sayang bagi perempuan yang memiliki status kedudukan menonjol di masyarakat (bisa memiliki arti "ibu" sekaligus "bibi").
Hakau |
Ciri khas utama masakan Peranakan adalah penggunaan rempah-rempah yang sering digunakan oleh warga Melayu atau Indonesia. Memiliki cita rasa tajam, aromatik, pedas dan herbal, dengan bahan-bahan utama yang meliputi jahe, bawang merah, santan, lengkuas, kemiri, daun kesum/daun laksa, daun pandan, air asam, terasi, daun jeruk, serai dan bahan makanan yang biasa dipakai misalnya beras diolah menjadi aneka masakan nasi dan bubur, mie telur, ikan goreng, udang dan aneka seafood lainnya.
Di Radja Ketjil menu masakan yang disajikan memiliki nama-nama yang unik yang akan membuat anda penasaran untuk mencicipinya. Misalnya saja Nasi Goreng Pingin Kawen, ini merupakan nasi goreng yang dicampur dengan potongan-potongan daging ikan asin. Mungkin nama ini diberikan karena seringkali cita rasa asin pada masakan oleh masyarakat diasosiasikan bahwa yang memasaknya sedang kebelet pingin kawin. Atau Nasi Goreng Bangun Pagi, yang ini nasi goreng dengan campuran daging ayam di dalamnya dan masih banyak variasi nasi goreng lainnya dengan nama yang unik. Lauknya juga memiliki nama yang lucu seperti Ayam Ibu Tiri, masakan ini berupa ayam goreng yang dimasak dengan cabai rawit dan biji kemiri, dan jika ditilik dari tampilan gambar di buku menu sepertinya hidangan ini pedas karena potongan ayam terlumuri oleh cabai rawit hijau yang dihaluskan.
Gurame Siangseng Muda |
Selain ayam, masakan yang terbuat dari ikan gurame sepertinya menjadi andalan resto ini. Aneka olahan ikan gurame misalnya ikan gurame yang dimasak dengan cara stim beserta kuah yang asin bernama Gurame Panjang Umur. Atau Gurame Siangseng Muda, saya sempat memotret masakan ini di meja sebelah kala pelayan baru saja meletakkannya, kebetulan si pemesan belum tiba di meja. Masakan ini berupa ikan gurame yang digoreng kering dan disiram dengan saus dengan potongan buah mangga muda di atasnya. Terlihat yummy! Selain itu aneka masakan seafood dan dimsum lezat juga tersedia, seperti hakau (dumpling udang), cakar ayam tausi dan siomay.
Pesanan kami |
Makanan yang kami pesan tiba mendekati buka puasa sesuai dengan yang kami harapkan. Pelayanannya menurut saya cukup cepat dan tiba tepat waktu mengingat kesibukannya. Maklum saja, hampir semua tamu yang berkunjung memesan untuk berbuka. Ketika bedug berbunyi dan suara adzan terdengar, kami mengawalinya dengan tajil berupa semangkuk kecil kolak singkong pisang yang dibagikan gratis. Kemudian saya dan Sintya langsung menyerbu hakau (dumpling udang) yang dalam satu porsi berisi 4 buah hakau. Rasanya mantap! Kulit dumplingnya empuk dengan kekenyalan yang pas dan isinya berupa potongan udang dalam jumlah cukup banyak dengan taste yang lezat. Selanjutnya, kami merambah Nasi Goreng Pingin Kawin. Nasi goreng dengan potongan daging ikan asin dan kacang polong ini rasanya pas dengan selera kami berdua namun porsinya terlalu kecil. Jadi jika anda hanya memesan nasi goreng saja tanpa tambahan lauk, sayur dan snack lainnya mungkin akan sedikit kurang puas. Untungnya walaupun kami memesan satu porsi nasi saja namun setelah ditambah aneka lauk dan masakan lainnya maka perut kami pun seakan meledak kekenyangan.
Gurame Bulan Purnama |
Nah, menu yang saya rekomendasikan untuk anda coba jika kesana adalah masakan guramenya, kami memesan Gurame Bulan Purnama. Hidangan ini berupa satu ekor ikan gurame yang dagingnya di-fillet, dibalur tepung dan digoreng hingga kering. Kemudian ikan ditata di wadah lebar dan di siram dengan sausnya yang asam dan manis. Saus asam manis ini berwarna oranye dengan cita rasa unik, sedikit berbeda dengan saus asam manis pada masakan gurame umumnya. Ikan dan sausnya memiliki taste yang lezat serta porsinya pun mantap! Udang Kungpao, lauk berikutnya yang kami pesan. Sebagaimana masakan kungpao umumnya maka Udang Kungpao dimasak dalam saus pedas yang manis, asin, pedas bersama dengan potongan cabai merah kering dan kacang mete. Udang kungpaonya layak untuk anda coba. Bumbunya terasa pas di lidah dan walaupun tampak bergelimang cabai kering, masakan ini tidak terlau pedas. Sayuran pelengkap santap kami adalah Buncis Sapi Szechuan, buncis muda yang bergelimang tumisan daging cincang dan cabai merah ini dimasak setengah matang sehingga masih terasa crunchy. Porsinya pun cukup banyak dan bisa dimakan untuk berempat. Menu yang ini juga saya rekomendasikan untuk anda coba.
Buncis Sapi Szechuan |
Untuk menemani santap berbuka kami memesan China Tea, teh tawar dengan taburan daun teh ini disajikan dalam teko kecil dan dilengkapi dengan cup yang terlihat tua. Segar dan pas untuk bersanding dengan makanan yang berat. Sayangnya pesanan yang lain yaitu dimsum favorit saya, cakar ayam bumbu tausi, tidak kunjung tiba, bahkan hingga kami berjalan ke meja kasir untuk melakukan pembayaran. Entah karena kesibukan yang sangat tinggi karena pesanan makanan yang datang bersamaan di jam berbuka puasa atau karena terlupa, yang jelas meskipun berkali-kali kami komplain ke pelayan yang bersliweran si cakar ayam tak kunjung datang. Secara keseluruhan menu yang disajikan rasanya mantap dengan variasi cukup banyak, harganya berkisar antara lima belas ribu hingga delapan puluh ribu rupiah.
Radja Ketjil menurut saya adalah restoran yang layak untuk anda kunjungi bersama teman atau keluarga. Selain makanannya yang sedap dengan taste yang sangat Melayu dan murah bumbu, komposisi garam dan gulanya juga saya jamin sesuai dengan lidah kita. Plus, suasana restorannya yang mantap. View dari rooftop menambah seru santap anda membuat serasa kita bukan berada di Jakarta. Hmm, saya sepertinya harus mengajak Tedy dan krucil-krucil keponakan saya kesini untuk merasakannya ^_^. Bagaimana dengan anda? Punya pengalaman bersantap di Radja Ketjil juga?
Cita Rasa Peranakan
Plaza Semanggi Sky Dinning Lt. 10
Telp. 021-25539898
Source:
Wikipedia - Peranakan Cuisine
Mantap Mba... Sering-sering post rekomendasi tempat makan kayak gini ya :D
BalasHapusthanks ya, sayangnya akhir2 ini jarang makan diluar hiiksss.
Hapus