Jika dilihat dari tampilannya mungkin anda akan terkecoh dan mengira masakan ini adalah rawon. Warnanya yang kehitaman memang dikarenakan menggunakan salah satu bumbu yang sama dengan rawon yaitu kluwek. Perbedaannya dengan rawon adalah kuah nasi pindang menggunakan santan dan saat disajikan dilengkapi dengan daun melinjo dan bukan tauge. Untuk resep rawon yang lezat, anda bisa klik diresep yang pernah saya tampilkan sebelumnya di Rawon Ngawi Nendang' ala My Mom dan jika anda belum pernah menggunakan kluwek dalam masakan mungkin sebaiknya anda baca dulu tips dari saya untuk memilih kluwek yang baik, anda bisa klik tipsnya di postingan saya sebelumnya di Kluwek: Tentang, Tips Memilih dan Menggunakannya.
Nasi pindang, makanan khas dari daerah Kudus, merupakan masakan berkuah persilangan antara soto dan rawon dengan bumbu yang kaya dengan aroma ketumbar dan jinten serta santan yang gurih. Sangat sedap. Di daerah asalnya karena daging sapi sulit untuk ditemukan maka masakan ini umumnya terbuat dari daging kerbau, selain dagingnya jeroan kerbau pun turut dimasukkan ke dalamnya. Ciri khas lainnya pada nasi pindang yang tidak boleh sampai terlewatkan adalah penggunaan daun melinjo atau daun so, sesaat sebelum disajikan daun melinjo muda dimasukkan ke dalam kuah yang panas untuk kemudian disiramkan ke atas nasi. Nasi pindang umumnya di santap bersama dengan kerupuk kulit, tempe, tahu atau paru goreng.
Nah, nasi pindang yang sajikan kali ini tidak memasukkan jeroan sebagai salah satu bahannya, saya hanya menggunakan daging sapi dengan sedikit lemak dan disantap bersama dengan nasi merah. Sajian ini menjadi menu berbuka puasa saya dan Tedy di weekend ini.
Berikut resepnya ya.
Nasi Pindang a la Kudus
Resep diadaptasikan dari buku 500 Resep Masakan Terfavorit by Sisca Soewitomo
Untuk 4 porsi
Bahan:
- 1/2 kg daging sapi, potong dadu 2 x 2 cm
- 2 genggam daun melinjo, ambil daunnya saja, rebus sebentar, tiriskan dan peras
- 500 ml santan dengan kekentalan sedang
- 500 ml air
Bumbu, dihaluskan:
- 3 - 4 butir kluwek, cicipi dulu sebelum digunakan, pilih yang tidak pahit. Jika keras rendam dengan air panas terlebih dahulu
- 5 butir bawang merah
- 4 butir bawang putih
- 1 sendok teh terasi goreng/bakar
- 1 sendok makan ketumbar, sangrai
- 1/4 sendok teh jinten, sangrai
- 1 sendok makan gula Jawa, sisir
- 2 sendok teh garam
- 1/4 sendok teh merica butiran
- 1 sendok teh kaldu bubuk
Bumbu lainnya:
- 4 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 2 ruas lengkuas, pipihkan
- 2 batang serai, memarkan
- 1 ruas jahe, pipihkan
- 2 sendok makan air asam Jawa
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
Pelengkap:
- Kerupuk kulit
- Bawang putih goreng untuk taburan
- Sambal kecap
Cara membuat:
Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu halus hingga harum, masukkan bumbu lainnya (jahe, lengkuas, daun salam, daun jeruk, serai, air asam Jawa), aduk rata dan masak hingga daun bumbu layu dan bumbu matang.
Masukkan daging, aduk. Tambahkan garam, gula dan kaldu bubuk. Aduk rata dan masak hingga daging agak empuk. Pindahkan tumisan ke panci, tambahkan santan dan air. Terus masak hingga daging empuk dan matang. Cicipi rasanya dan angkat.
Penyajian:
Siapkan piring saji, beri nasi dan tata daun melinjo secukupnya diatasnya. Siram dengan kuah pindang. Santap dengan sambal kecap dan kerupuk. Mantap!
Sources:
Buku 500 Resep Masakan Terfavorit oleh Sisca Soewitomo
hmmmm jadi pengen praktik sendiri, kalau mau nyobain rasanya. yummmyyyy
BalasHapusYuk ikutan Kuliner Hop, untuk saling berbagi info2 kuliner antar sesama web kuliner.
Mbak....kalau daun melinjo gk ada, bisa diganti dengan apa ya?
BalasHapusskip saja mba, karena susah mencari penggantinya ya
Hapus