Bagi saya, bulan Oktober ini memang benar-benar bulan yang penuh dengan kesibukan, bahkan di hari Sabtu-Minggu pun yang notabene merupakan hari merdeka dan bersantai ria ternyata tak lepas dari kegiatan kantor yang mati-matian saya lupakan jika sedang liburan. Kesibukan ini semakin diperparah dengan jalanan di sepanjang Sudirman menuju Blok M yang macet berat karena pemerintah DKI sedang mengerjakan proyek pembuatan saluran air yang menghabiskan separuh space di jalur lambat. Pagi hari saat berangkat dan sore hari kala pulang menjadi sedikit bencana karena jalur cepat pun terkena imbas mobil-mobil yang sedang berderet antri hendak menuju ke jalur lambat. Ditambah hujan yang mengguyur lebat, sempurnalah hari-hari warga Jakarta. Yah, beginilah nasib menjadi kuli di Jakarta. Eits, saya tidak mengeluh, sama sekali tidak berniat untuk itu, saya hanya ingin berbagi secuil curhat dan segentong uneg-uneg yang seakan tidak pernah ada habisnya ^_^
Ahh, lupakan sejenak cerita mengenai kemacetan, karena 90% warga Jakarta setuju dengan semboyan "Jika tidak macet maka bukan Jakarta namanya", saya kembali dengan menu yang saya posting kali ini. Hujan lebat, cuaca mendung dan suhu yang dingin, jika sudah seperti ini maka otak saya seakan-akan telah dikontrol untuk teringat ke makanan yang berkuah panas. Sepertinya bukan hanya saya yang mengalami hal tersebut, karena beberapa kali bersantap siang dengan teman-teman kantor, hampir rata-rata dari mereka memilih soto atau sup daging. Saya sendiri termasuk penggemar berat dua hidangan berkuah tersebut hanya saja membuat soto lumayan ribet dan walaupun sup daging mudah dan lezat saat ini saya sedang berusaha mengurangi konsumsi daging sapi. Tapi sup tuna asam pedas dengan potongan-potongan nanas yang berenang di kuahnya yang segar sangat mudah dibuat dan sulit untuk ditolak. Jadi kemarin sepulang kantor saya pun membuatnya di rumah. Dari saya dan untuk saya ^_^.
Berikut resepnya ya.
Untuk 2 - 3 porsi
Bahan:
Bumbu (bisa dihaluskan atau diiris tipis):
- 3 butir bawang putih
- 1 ruas jahe
- 1 1/2 sendok makan gula pasir
- 1/2 sendok makan garam
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 1/2 sendok teh merica bubuk
Bumbu lainnya, rajang kasar:
- 2 buah tomat merah
- 2 batang daun bawang
- 5 - 8 buah belimbing wuluh, belah dua (bisa diganti dengan air jeruk nipis/cuka masak)
- 5 lembar daun jeruk purut, sobek
Cara membuat:
Siapkan panci, masukkan air dan rebus hingga mendidih. Masukkan cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, daun jeruk. Masak hingga semua bahan layu.
Tambahkan tuna, nanas, garam, gula, kaldu bubuk, merica bubuk dan belimbing wuluh. Masak hingga daging tuna matang (tidak memakan waktu lama). Masukkan daun bawang dan tomat, aduk rata. Cicipi rasanya dan angkat.
Hidangkan masakan ini selagi panas. So yummy!
Tumben belum ada yang komen mbak.
BalasHapusMbak endang, mau tanya, belimbing wuluhnya di resep dua kali tapi masukinnya sekaligus ya 10 buah itu? Kalau diganti air jeruk nipis/cuka, takarannya berapa ya? Oya, ikannya bs diganti dgn kakap fillet kah?
Hai Mba Erma, thanks koreksinya, sudah saya betulkan resepnya. pakai sekali saja Mba, tapi saya sendiri suka pakai banyak, karena belimbing wuluh kurang asem kalau direbus. jadi sekitar 5 - 8 butir oke kok.
Hapus