Resep Otak-Otak Ikan & Cumi-Cumi

Minggu lalu seorang teman di kantor tiba-tiba beralih profesi menjadi tukang jualan ikan untuk satu hari saja. Ini gara-gara tetangga di depan rumahnya meminta bantuan untuk menawarkan fillet ikan gindara beku yang melimpah ruah stock-nya (yang entah darimana datangnya). Seperti biasa, para wanita dan mayoritas ibu-ibu rumah tangga tidak tahan untuk tidak membeli tawaran sale murah meriah seperti ini, termasuk saya tentunya. Kami pun lantas berebutan antri mendaftar dan berkilo-kilo fillet ikan beku langsung diantarkan keesokan harinya ke kantor. 

Nah, penyakit berikutnya adalah saya kebingungan sendiri dengan dua kilo fillet gindara yang susah payah saya tenteng pulang ke rumah. Terus terang ini adalah gindara pertama saya, walaupun saya telah sering melihatnya di supermarket namun belum pernah tertarik untuk mencoba membelinya. Hmm, ternyata saudara-saudara, ikan gindara ini bau amisnya sungguh luar biasa bahkan bagi saya yang mengklaim diri sendiri memiliki indra penciuman mati rasa kalau berhubungan sama bau ikan. Jadi, sayapun sibuk memutar akal dan kemudian tenggelam di kelilingi aneka buku masakan, mencari dan mencari resep yang mampu meminimalisir bau amis ini. Otak-otak dengan aneka rempah ini salah satu solusinya. ^_^

Awalnya, saya mencoba memasukannya ke dalam menu andalan dan favorit saya, sup ikan asam pedas. Berbeda dengan ikan tuna dan jenis ikan lainnya yang sedap-sedap saja diolah dengan cara ini, si gindara dengan bau khasnya ini membuat perut saya justru menjadi mual. Jadi saya pun berganti ke resep kedua, saya menggorengnya menggunakan tepung bumbu instant aneka merk yang saya koleksi di kulkas. Di batch pertama, saya dan Tedy berebutan menyikatnya, walaupun ikan masih terasa panas menggigit karena baru keluar dari penggorengan. Dicocol saus sambal sedap juga, dan kami pun ber uhh  ahh sambil mengacungkan jempol, enak. Batch kedua, sepiring besar gindara goreng boro-boro ada yang bersedia menyentuhnya, meliriknya pun enggan. Sementara area dapur dan seisi rumah Pete seakan berselubung dengan bau amis, bahkan telah tercium sejak membuka pintu depan rumah yang jaraknya cukup jauh dari dapur. Waduh, saya tahu saya nanti harus bekerja ekstra keras dengan kain pel, Wipol dan segala pernak-pernik pembersihnya, namun kepalang tanggung semua sudah terlanjur bau jadi saya pun lanjut dengan eksperimen berikutnya, pempek dan otak-otak. ^_^

Ikan gindara atau nama lainnya adalah sablefish merupakan sejenis ikan laut yang umumnya ditemukan di dasar laut bagian dalam berlumpur dan memiliki daging berwarna putih. Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki peranan penting di Jepang. Dagingnya yang berwarna putih memiliki tekstur remah, lembut dan empuk dan dianggap merupakan makanan  yang lezat di banyak negara. Ikan gindara memiliki kandungan minyak yang sangat tinggi dan umumnya diolah dengan cara digoreng, dibakar, diasap atau disajikan sebagai sushi. Karena kandungan minyaknya yang tinggi ini wajar saja jika gindara memiliki bau amis yang menusuk dan mengingatkan saya dengan ikan salmon. Tidak heran, karena kandungan asam lemak omega 3, EPA dan DHA gindara ini ternyata hampir setara tingginya dengan salmon liar. Oke lah kalau begitu, demi asam lemak omega 3, EPA dan DHA yang sangat bermanfaat bagi tubuh ini sayapun kemudian ikhlas jika harus berkubang dengan aroma amisnya yang serasa menempel di sekujur tubuh. No pain no gain...

Berikut resep otak-otak ikan dan cumi-cumi yang resepnya saya ambil dari buku 500 Resep Masakan Terfavorit Sisca Soewitomo. Sebenarnya mirip dengan otak-otak ikan Tanjung Pinang yang pernah saya posting sebelumnya disini dan disini. Silahkan klik untuk melihat artikelnya ya. 

Otak-Otak Ikan & Cumi-Cumi

Resep diadaptasikan dari buku 500 Resep Masakan Terfavorit Sisca Soewitomo -- Otak-Otak Cumi

Untuk sekitar 30 buah otak-otak 

Bahan:

- 370 gram daging cumi-cumi (sekitar 3 - 4 ekor cumi-cumi ukuran sedang)
- 150 gram daging ikan gindara atau ikan lainnya dengan daging putih (tengiri, kembung, kakap, tuna)
- 100 gram tepung sagu
- 1 butir telur (resep asli putihnya saja)
- 1 batang daun bawang, rajang halus
- 50 ml santan kental (sekitar 3 -4 sendok makan santan Kara)
- 2 lembar daun jeruk, iris halus
- minyak untuk menumis
- Daun pisang atau janur kelapa untuk membungkus

Bumbu, dihaluskan:
- 6 butir bawang merah (resep asli 8 butir)
- 4 butir bawang putih
- 2 ruas jahe (resep asli tidak pakai)
- 1 sendok teh terasi, bakar
- 6 buah cabai merah keriting
- 6 buah cabai rawit (resep asli tidak pakai)
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 ruas serai, ambil bagian putihnya (resep asli tidak pakai)
- 1 sendok makan gula pasir
- 1 1/2 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh kaldu bubuk (optional)


Cara membuat: 
Cincang daging cumi-cumi dan ikan hingga halus, jika anda memiliki food processor maka masukkan saja ikan, cumi-cumi dan bumbu ke dalamnya dan proses hingga halus.

Masukkan cincangan daging ikan dan cumi-cumi beserta bumbu yang dihaluskan ke mangkuk besar, aduk rata. Tambahkan daun jeruk, daun bawang, tepung sagu dan telur. Aduk hingga rata. Cicipi rasanya. 

Siapkan daun pisang atau janur kelapa. Bersihkan dengan mengelapnya menggunakan serbet. Potong-potong daun pisang sepanjang 20 cm. Layukan sebentar dengan memasukkannya ke dalam dandang kukusan berisi air mendidih.

Letakkan selembar daun di meja, sisi daun yang buram menghadap ke atas. Beri 1 sendok makan adonan ikan, tipiskan adonan memanjang. Tekuk bagian sisi kiri dan kanan daun hingga isi tertutup daun. Semat kedua ujungnya dengan lidi atau paling praktis dengan menggunakan stapler. Rapikan ujung-ujung daun dengan gunting.

Lakukan hingga semua adonan habis terbungkus. Kukus selama 20 menit hingga otak-otak matang. Keluarkan dari kukusan dan panggang sebentar di wajan atau pemanggang kawat di kompor hingga daun terlihat kecoklatan terbakar. Otak-otak siap disajikan dengan nasi panas atau dimakan begitu saja juga oke. Yummy! 

Sources:
Buku 500 Resep Masakan Terfavorit Sisca Soewitomo -- Otak-Otak Cumi
Wikipedia -  Sablefish