Berniat untuk hidup sehat dan bugar di tahun 2012, di hari Sabtu pagi yang kelabu dan mendung saya telah siap dengan sepatu kets, celana pendek sedengkul dan kaus oblong di depan rumah. Pukul setengah enam kurang, jalanan di depan ruman Pete terlihat lengang dan temaram. Baguslah! Karena hari ini saya akan jogging berkeliling kompleks, mencari udara segar, keringat dan tentu saja tujuannya untuk membakar kalori. Sebelum berangkat sebenarnya saya telah menggedor pintu kamar Tedy, kamar adik saya ini terdengar hening pertanda penghuninya masih lelap tertidur.
Tiga kali gedoran dan satu kali teriakan memanggil namanya, Tedy keluar dari kamar dengan mata menyipit dan rambut awut-awutan. "Lari pagi yuk!" ajak saya antusias berusaha mencari teman. Tedy mendelik seakan tak percaya mendengar ajakan saya, "Apa? Nggak lihat di luar masih gelap begini"? ujarnya. Saya tahu di luar memang masih setengah gelap tapi seakan dihipnotis saya menoleh juga keluar jendela. "Udah terang ah, habis lari mampir ke pasar Blok A sekalian belanja". Motivasi belanja rupanya tidak nendang juga di kepala adik saya ini. "Nggak ah, aku mau cuci mobil". Saya pun keluar rumah sambil bersungut-sungut dan tak habis pikir sendiri, apa hubungannya cuci mobil dengan lari pagi ya? Sementara si pemilik mobilnya saja kembali molor di atas kasur.
Anyway busway, niat mulia lari pagi ternyata tidak direstui Yang Maha Kuasa, baru lari ringan satu putaran kompleks, hujan rintik-rintik pun turun. Waak! Saya pun mempercepat kayuhan menuju ke pasar. Pagi hari seperti ini bahan makanan di pasar tampak terlihat segar dan membuat di dalam kepala saya bersliweran aneka masakan yang ingin dibuat. Namun kali ini saya memilih untuk membuat ikan woku daun saja, masakan yang telah lama saya incar untuk dicoba. Saya pernah posting mengenai masakan bernama woku sebelumnya, anda bisa klik di Ayam Woku Belanga, pada artikel tersebut saya sempat menyebutkan bahwa masakan woku yang berasal dari Manado ini terdiri atas dua jenis, yaitu woku daun dan woku belanga. Biasanya bahan makanan yang digunakan untuk memasak hidangan woku ini adalah daging ayam, ikan atau seafood.
Woku belanga sebagaimana namanya di masak di panci/belanga dan berkuah sedangkan woku daun mirip dengan pepes di Sunda. Setelah bumbu-bumbu ditumis di wajan ikan, ayam atau seafood lantas dimasukkan ke dalam tumisan bumbu dan dimasak setengah matang. Woku lantas dibungkus dengan daun pisang dan dibakar hingga matang. Walau berbeda dalam cara pengolahan namun bumbu-bumbu yang digunakan di kedua masakan ini sama.
Nah, woku daun yang kali ini saya buat menggunakan ikan mujair yang membludak di pasar Blok A. Selama ini ikan air tawar ini hanya saya olah dengan cara digoreng kering hingga tulang dan kepalanya bisa disantap juga. Karena saya sedang mengurangi konsumsi minyak maka masakan yang dikukus, rebus, tim atau panggang lebih menjadi pilihan utama yang saya terapkan di rumah. Pilihan saya ternyata tepat, ikan mujair masak woku ini memang sangat lezat karena bumbunya meresap hingga ke dalam daging ikan. Anda tentu saja bisa menggunakan jenis ikan lainnya, seperti tongkol, kembung atau tuna. Atau bahan lainnya seperti ayam, cumi-cumi dan udang untuk diolah dengan cara demikian. Jika menggunakan ayam, maka pastikan ayam matang hingga ke bagian dalamnya saat dimasak dalam bumbu, baru kemudian ayam dibungkus dan dibakar.
Berikut resepnya ya.
Untuk 4 -5 porsi
Bahan:
- 2 batang daun bawang, rajang kasar
- 1 sendok makan minyak untuk menumis bumbu
Bumbu:
- 1 lembar daun pandan, potong sepanjang 5 cm
- 5 lembar daun jeruk purut, sobek kasar
- 1 lembar daun kunyit, cuci bersih dan rajang halus
- 8 butir bawang merah, iris tipis
Bumbu, dihaluskan:
- 10 butir cabai rawit merah
- 1 ruas kunyit
- 2 ruas jahe
- 4 butir kemiri
- 1/2 sendok teh merica butiran
- 2 sendok teh gula pasir
- 1 sendok teh kaldu bubuk (optional)
Cara membuat:
Siapkan wajan, beri minyak dan panaskan. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan daun pandan, daun jeruk dan daun kunyit, aduk rata. Tambahkan garam, gula dan kaldu bubuk. Aduk rata.
Masukkan tomat, daun bawang dan ikan, lumuri bumbu hingga merata ke seluruh badan ikan, dan masak hingga ikan setengah matang. Cicipi rasanya, masukkan daun kemangi dan aduk rata. Matikan api kompor.
Membungkus ikan
Bagi ikan dan bumbu menjadi 3 bagian yang sama. Dengan menggunakan sendok, beri dua sendok bumbu ikan di permukaan daun dan letakkan ikan mujair di atasnya. Tutup dengan bumbu dan ratakan.
Lipat daun pisang hingga menutupi ikan, seperti membungkus pepes. Semat bagian ujungnya dengan lidi atau steples. Lakukan hingga semua ikan habis terbungkus.
Kompas.com - Woku Daun dan Woku Belanga oleh Bondan Winarno
mbak, mau coba resep ini besok, tp d sini sptnya susah cari daun kunyit, klo diskip pengaruh ke rasa ga ya?
BalasHapusika fitriani-surabaya
hai Mba Ika, skip saja mba, gak papa kok
HapusMba endang, daun pisang itu dibersihin gmn caranya sih sblm dipakai buat pepes ato bikin resep ini. Apa daun pisangnya dicuci? (Maap,pertanyaan yg sllu dibenak stiap bikin pepes ikan, lontong)
BalasHapus*Risma*
Hai Mba Risma, saya biasanya dilap pakai kain serbet basah ya. Kalau mau lebih bersih lagi, siram di bawah keran air, baru di lap dengan kain serbet kering. Daun dilemaskan dengan cara dimasukkan ke kukusan panas sebentar saja.
Hapus