Saya dan Tedy punya satu aktifitas yang baru kami mulai Sabtu kemarin. Les renang! Yep! Saya tidak akan bergeming walau seandainya anda tertawa terbahak-bahak membacanya karena berbekal motivasi tinggi bahwa tahun 2012 harus hidup lebih sehat maka kami pun akan tetap maju terus pantang mundur. ^_^ Dalam keluarga inti saya tidak ada satupun yang bisa berenang, kecuali mungkin Alm. Bapak dan sejak kecil tidak ada satupun dari kami yang benar-benar belajar berenang kecuali mungkin saat masih kecil saya suka sekali mandi di sungai di dekat rumah dan tiba di rumah dengan muka pucat dan jantung dag-dig-dug. Bagaimana tidak? Bapak saya telah menanti di depan pintu rumah dengan tatapan angker dan sebuah ikat pinggang tentara yang super besar.
Mata pelajaran olah raga di SMP memang memasukkan renang di salah satu kurikulumnya namun yang teringat di benak saya hanya perintah Bapak Guru untuk berlatih gerakan meluncur tanpa diberitahu teknik meluncur yang benar seperti apa. Alhasil baru meluncur dua meter badan pun sudah tenggelam. Hal lain yang saya ingat adalah 'bermain' di kolam renang membuat perut terasa luar biasa lapar sehingga ketika pelajaran ini usai yang saya ingat hanya jajaran gerobak abang-abang penjual gorengan, mie ayam dan bakso yang banyak mangkal di sepanjang jalan menuju kolam renang. Intinya, setua ini kami tidak bisa berenang sama sekali dan baru sekarang saya termotivasi untuk memulainya. So, better late than never!
Ketika ide belajar renang tercetus, saya tidak lantas langsung memulainya. Semua saya awali dulu dengan mencari teman sependeritaan yang sama-sama hanya tahu gaya botol di dalam kolam. Korbannya tentu saja adalah adik saya, Tedy. Dimulai dengan mengajukan proposal yang berisi manfaat berenang, alternatif sekolah renang plus biayanya dan tentu saja review dari mereka yang pernah mempunyai pengalaman berlatih di sekolah renang tersebut, kamipun kemudian bersama-sama membahas kelebihan dan kekurangan masing-masing. Diskusi dan debat dengan Tedy seringkali melelahkan otak saya dan ujungnya saya menjadi naik darah sendiri. Saya memilih dilatih instruktur agar gerakan renangnya baik dan aman dari cedera sementara adik saya sibuk memberikan opsi gratisan dengan memberdayakan orang-orang di sekitar untuk mengajari kami. Akhirnya dengan kesal saya pun memberikan ultimatum, "Ya sudah biayanya aku yang cover. Mau atau nggak? Kalau nggak aku les sendiri", barulah saya mendapatkan partner berlatih yang tidak banyak cing-cong lagi.
Well, sekolah renang yang kami pilih letaknya tidak terlalu jauh dari rumah, di daerah Ragunan, biayanya terjangkau dan memiliki kolam renang sendiri. Walau memiliki kulit muka tebal tapi terus terang kami malu juga jika harus berlatih menggunakan kolam renang umum. Di website sekolah renang yang kami tuju ini, jelas-jelas tertera jika sekolah ini khusus untuk anak-anak, hanya saja instrukturnya bersedia melatih dua manusia dewasa seperti kami. Jadi di hari Sabtu yang diguyur hujan sejak pagi, di pukul setengah dua siang kamipun berjalan ke arah Ragunan dan tersasar hingga kemana-mana.
Kami baru sampai di lokasi pukul setengah tiga. "Hari ini hanya setengah jam saja ya, karena jam tiga sudah ada kelas berikutnya", pemberitahuan dari si instruktur membuat saya kagum juga, sekolah ini walau kecil namun schedule-nya padat. Jauh-jauh datang, tersasar dan hujan, setengah jam bagi kami bukan masalah. "Okeh! Ayo langsung mulai saja, argonya jalan neh", kata Tedy bersemangat. Setelah berganti baju kamipun menceburkan diri ke kolam. Setengah jam berlalu sangat cepat dan hanya diisi dengan saya yang tertawa terbahak-bahak menyaksikan kami berdua yang berlatih gerakan meluncur dan gerakan kaki dengan menggunakan papan luncur. Bagaimana tidak? Kami menggerakkan kaki sekuat tenaga berharap bisa mencapai seberang dengan cepat namun yang terjadi hanya gerakan di tempat tanpa posisi tubuh bergeser semeterpun.
Setengah jam pun usai dan mulailah berdatangan murid-murid di kelas berikutnya. Bocah-bocah kecil usia enam hingga sepuluh tahun yang datang diantar oleh orang tua mereka. Tatapan heran dan takjub di mata mereka tidak membuat kami gentar. Kepalang basah, pikir saya, kami pun lanjut mempraktekkan gerakan meluncur di setengah jam berikutnya tanpa dibantu instruktur. Di akhir sesi hari pertama ini, sementara di sekitar kami bersliweran anak-anak kecil yang berenang lincah bagaikan dolphin mempraktekkan gaya punggung, kami, dua ekor kuda nil, sibuk dengan papan luncur yang sering tenggelam terkena beban saya dan Tedy, mempraktekkan gaya meluncur sesekali gerakan kaki dengan gaya gajah panik yang tercebur ke dalam air. Bisa anda bayangkan sendiri kan ya?
Hari pertama yang menurut saya berjalan mulus ini ternyata diakhiri dengan Tedy yang terpeleset di kamar mandi saat berganti pakaian. Suara jatuh adik saya yang seberat 110 kg membuat saya yang berada di kamar mandi kaget bukan kepalang, sementara di luar instruktur berteriak panik. Satu luka di tangan kanan yang memerlukan perawatan dokter membuat latihan renang sesi kedua yang harusnya jatuh di Minggu sore tertunda hingga Sabtu depan lagi. Hehh... (keluh). Pulang dari latihan renang dengan perut lapar dan badan pegal-pegal maka isi kepala kami berdua hanyalah mengisi perut. Sementara Tedy ke dokter umum yang praktek di sebelah rumah Pete, saya pun beraksi di dapur membuat cap cay sayuran dan perkedel tempe yang yummy ini. Hidup sehat, selain dengan olah raga juga harus diimbangi dengan makanan yang sehat bukan? Berikut resepnya ya. ^_^
Untuk 4 porsi
Bahan cap cay:
- 2 ruas jahe, cincang halus
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
Bahan & bumbu perkedel tempe:
- Minyak untuk menggoreng
Cara membuat:
Membuat cap cay
Siapkan wajan, beri minyak dan panaskan. Tumis bawang putih dan jahe hingga harum, masukkan ayam, aduk-aduk dan masak hingga ayam berubah warna. Tambahkan otak-otak ikan, aduk sebentar.
Masukkan air, merica, kaldu bubuk, kecap ikan, garam dan minyak wijen, aduk rata dan tunggu hingga air mendidih. Masukkan wortel, batang sawi hijau, batang sawi putih, masak hingga setengah empuk. Tambahkan ketimun, daun sawi hijau, daun sawi putih dan daun bawang. Aduk-aduk dan masak hingga semua bahan matang.
Tuangkan larutan maizena, aduk hingga kental. Cicipi rasanya dan angkat.
Membuat perkedel tempe
Tumbuk tempe hingga setengah hancur, tidak perlu sampai halus. Masukkan semua bahan lainnya. Aduk rata hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk dan dikepal.
Ambil sekitar 1 sendok makan adonan tempe, bentuk bulat pipih seperti piringan kecil dengan diameter 5 cm. Goreng dalam minyak panas hingga permukaannya kuning kecoklatan. Angkat dan tiriskan.
Sajikan nasi putih hangat dengan cap cay dan perkedel tempe. Mantap!
thanks infonya, ayank ane mo nyoba "resep" ini.
BalasHapusHalo Mas Fadli, sip silahkan di coba dan moga suka dengan resepnya. ^_^
Hapuswhat a wonderfull recipe.... thanks ya buat sharing ilmunya ^^
BalasHapusAloha Mba Allin, sipp semoga membantu ya ^_^
HapusSalam kenal mbk..seneng banget liatin koleksi resepnya,komentator2 nya pun meyakinkan tekad saya utk mulai mencoba^^ *semogaberhasilll*
BalasHapusPengen dongg mbk,dibanyakin resep/menu komplitnya kyk gini..biar sy gabingung2 mikir "menu apa yaa hari ini" heuheu,
Trs berkarya mbk,trutama soal request an sy td huehehe
Halo Non, salam kenal juga ya. Thanks ya atas komentarnya. Yep, kepengennya juga bisa menampilkan resep yang kumplit karena memang bikin mumet ya kalau mikirin menu harian hahaha. Sukses selalu juga ya ^_^
HapusSy uda praktek in td mlm utk mkn mlm keluarga, alhasil mba... Kata anak sy 5thn "mama jempol.. Enak ih masakannya" anakny emank bawel :-). Di tambah lg Cap-caynya sy kombinasikann ama bakso ayam asli kenyal(diambil dr resep Jtt jg ; bakso sapi homemade) semmuanya pd suka. Mkasih bnyk ya Mba .. Semoga sukses dan selalu dlm keberuntungan. ( saya jd ketagihan ama JTT)
BalasHapusHalo Mba Dewi, wah mantep banget, jadi ngilerrrrr, capcaynya homemade semua nih bahannya hehehe. Wah krucilnya gemesin banget Mba, jadi pengen cium, beruntungnya Mba Dewi. Sukses juga untuk Mba ya, sehat selalu ^_^
HapusHalo mbak Endang..
BalasHapusGeli juga baca kisah mbak Endang yang latihan renang di usia dewasa.Soalnya miriiiip banget ama kisahku.Taun kemaren, sekitar bulan Oktober juga aku ma suamiku bertekad untuk les renang.Yahh...memulai hidup sehat , critanya.Itung-itung juga biar nanti bisa nglatih anak-anak renang tanpa harus pake pelatih lagi.Awal2 juga gitu, ga bisa berjalan badannya, padahal udah sekuat tenaga, seolah2 serasa udah jauuuuhh..gitu ya renangnya, ternyata masih disitu2 aja.Suami yang lebih parah, awalnya nyelupin kepala ke air juga masih takut.Sekarang malah udah berhenti latihannya, gara2 tiap hari Sabtu pasti ada aja acara,padahal udah bayar lunas..malah mungkin udah lupa deh gerakannya.Susah banget gaya katak, perasaan udah bener gerakannya, tapi masih aja disalahin ma pelatih.Tapi katanya, kalo udah dewasa emang agak susah untuk latihan renang, cos badan dah kaku ..yowis..nasib..diusia 37 tahun baru terbersit keinginan untuk latihan renang siihh...hehehe..sorri ya mbak, malah jadi curhat..mbak Endang gimana, sekarang masih aktif latihan ga??udah bisa belum???(sekali-kali ga ngomentari tentang masakan gpp ya mbakk...)sukses untuk mbak Endang..
Halo Mba, wakakkka komentarnya menghibur dan menemani makan siang nih jadi snyum2 sendiri dan teringat belajar renang waktu itu. Hehehhe, saya sekarang suka takjub kenapa saya ngoyo banget waktu itu ya pengen banget bisa renang. Dibela2in nyebur kolam sama balita juga dijabanin. Pertama kali bekajar emang waduh susah banget rasanya, berat banget diair, tenggelam saja bawaannya. Cuman saya emang modal nekat sama ngoyo, mimpi bisa langsing sama six pack wakakkak. Sekarang saya sudah bisa berenang Mba. Hore!! Saya belajar gaya bebas, malah sekarag jago gaya katak. Sekarang dimana ada kolam renang gak tahann, bawaannya mau nyebur! Ayo Mba, dicoba lagi, pasti bisa wakkaka.
Hapuswekekekekkk.... haduuh...sy ngekek2 baca cerita mb endang :D sy tu niatnya mo nyari resep capcay mbak..eh..bonusnya cerita kocak kayak gini, haha... lg2 karena pngin masak capcay yg enak kayak di kaki lima langganan :) wokeh, dicoba resepnya mbak. smoga hasilnya semenggiurkan punya mbak endang. tengkyu ya mbak buat ceritanya, eh resepnya jg :D
BalasHapus-nur-
haloow Mba Nur, weits senangnya saya sudah bisa menghibur satu teman sampai ngakak, hehehhe. Apalagi besok libur ya, makin happy saja. Moga suka resepnya yaaa ^_^
HapusAsli lucu ceritanya....gw sampek ngakak.......hahahaa. Saya hobby baca resep masakan mbak Endang, walaupun belom pernah dicoba. Saya cuman hobby baca doang :)
BalasHapushai mba Viksy, gara2 komentar ini saya jadi baca ulang postingan saya dan ngakak2 sendiri wakkakak. Membayangkan les renang saat itu saya jadi terkagum2 sendiri betapa nekatnya saya waktu itu yaaa hehehheh
Hapusmbak makasih atas resepnya.. baru kali ni nyoba resep cap cay yang dari baunya udah harum bikin ngiler.. tadi aq udah praktekin .. rasanya enakkk... :)
BalasHapushai mba murti, thanks sharingnya ya, senang resepnya disuka yaa
HapusHai mba endang, perkedel tempe ini rasanya sip lho. Cuma tadi saya lupa ksh daun bwg. Banyakin resep lauk kyk gini ya mbak, buat menu harian. Suka bingung mau masak apa. Matur nuwun mbak. Aster
BalasHapusHai Mba Aster, thanks ya Mba, kayanya semua lauk di JTT kebaykan menu lauk harian, jadi mungkin tinggal di matching-in saja ya mba,
HapusMbaa..barusan nyoba resep capcaynya...kata suami rasanya mantap,,..gak kalah sama penjual capcay langganan.hihi...Apalagi jogja pas ujan mba, sewajan langsung ludes..:D..Thanks resepnya ya mbak..#PelukDariJogja
BalasHapushalo mba reyna, wah thanks atas sharingnya ya mba, senang sekali resepnya disuka, salah satu makanan favorit saya juga wkaakak
HapusMba itu perkedel tempenya kl dskip tepung panir/rotinya boleh gak
BalasHapusboleh, skip saja ya mba
HapusHallo mba
BalasHapusmau tanya, capcay itu boleh di panaskan gak yaa
saya biasanya masuk microwave mba, kalau mau dipanaskan dikompor boleh2 saja kok.
HapusMba Endang, untuk kaldu bubuk dan bumbu kari pakai brand apa mbak?
BalasHapushai mba, saya pakai kaldu merk royco rasa sapi dan bubuk kari merk melati ya
HapusMba klo kebanyakan minyak wijen gimana ya perbaikinnya ? Trims
BalasHapusTp BTW suami blg enak Mba hhe.. katanya Kaya capcay goreng xixi
Hapustambah air sedikit saja mba putri, untuk menyamarkan rasa minyak wijen, memag aromanya kuat dan gak semua oang suka ya
HapusMbaaa endaaang, sayang sekali nggak ada resep perkedel kentang :( :(
BalasHapusMbaaa, saya sudah coba berkali2 masak perkedel kentang. Tapi saat digoreng malah hancur :( bagi tips dari mba endang dong :) supaya nggak hancur
Maaf ya mba, saya jadi curcol :D
hai mba, coba cek di resep soto banjar ini ya, ada resep perkedel kentang anti hancur ya:
Hapushttp://www.justtryandtaste.com/2015/05/soto-banjar.html
Mba endang bsok mau eksekusi resep ini nih.. tapi kalau minyak wijen dan kecap asinnya di skip pengaruh banget gak ya?
BalasHapusskip saja gak papa mba safira, tetap enak kok, maaf balasnya kelamaan yaaa
HapusEnak mbaa end, uda aku coba tanpa minyak wijen, kecap asin..
BalasHapusMakasiih :)
thanks ya mba Suci sharingnya, senang resepnya disuka yaa
HapusMbk,bumbu kari bubuk saya tdk lny,krn susah nyari dsini,kl di skip pengaruh ke rasa enggak?
BalasHapusskip sja mba kalau nggak ada, tetap enak kok
HapusMba kalau mau ditambahin kuah yg agak banyak bumbunya di double ya mba? Maaf msh pemula nih mba. Tks mba endang
BalasHapus-kusuma-
Kalau berkuah banyak sebaiknya memang bumbunya juga ditambah ya mba, supaya rasanya lebih oke. tdk harus double, yang penting dilebihkan ya
HapusBuakakakakakak..ya ampun mb Endamg ak ngakak bgt baca kisah pembuka ttg berenangnya..wkwkwkek..itu brpa lama mb les renangnya? Trus bsanya setrlah brpa bulan?
BalasHapusAk pas sd dlu ikut les renang..pas itu lumayan bsa sih mba..tp semenjak SMP pas puber2nya ( ceileh ) mulai mayes..eh g pernah renang..dan..skrg kok jd g bsa renang ya wkwkwkwkw
Pengen sih les.tp kok ga yakin bakal bsa ya..Kwkww.yg ptg tekad dulu ya mba
Oya untuk resepnya ak serimg coba meski ada bumbu yg ke skip soale g ada..tp enak bgt mirip2 kaya yg dijual hehe
hai mba Savina, saya nekat belajar renang tapi worth to try hahaahaha, sekarang sudah mahir caileee sombong hehehhe. Belajar intensif 3 bulan, trus coba2 sendiri intensif di kolam umum 3 bulan, selanjutnya terus pakai kolam umum sesekali. Skrg udah bisa. Modal nekat dan gak malu saja wakakkak. Tapi adik saya cowok, belajr 1 minggu dah bisa wakkakak
HapusHi mba Endang.. Thanks ya resep capcay nya berhasil setelah modifikasi beberapa bahan yg ready di kulkas. Berkat JTT gw makin PD masak sayur (tadinya ga doyan sayur jadi kalo masak sayur rasanya acak kadut wakakka). Demi hidup sehat, gw bakal browsing resep sayur lain buat dicoba :)
BalasHapusSemoga mba Endang makin semangat membagi ilmunya.. Gbu
thanks Mba Roria sharingnya, senang resepnya disuka, sukses yaa
HapusSy sdh bikin ..Enak mbak..Wkwk..Yaa 11 : 12 lah kayak Yg Biasa beli pas ada Tamu...mksihh mb endang...
BalasHapusThanks Mba Menik sharingnya ya senang resepnya disuka, sukses yaa
HapusBela belain cari resep mbk endang yg dl bgt pernah ta baca. Cuma gara gara pengen baca pengalaman mbk endang waktu belajar renang. Yesss...mbk sy jg lg niat belajar renang setelah usian sekian ini. Semoga bisa renang...sukur sukur kurusan...he he . Makasih mbk...motivasinya..
BalasHapusWakakakka, usia bukan masalah Mba, yang penting niat mulia. Kalau sudah bisa, kaya naik sepeda, walau gak renang berbulan2 tetap bs. sukses yaaa
HapusIya..mbk. sekarang klo liat kolam pengin nya nyemplung.....wakkakkakka
BalasHapuswakkaka, samaaaa, udah pede yaa
Hapus