Bulan lalu, Anti, salah seorang pembaca JTT mengirimkan sebuah pesan ke fan page Facebook JTT, pesannya saya kutip di atas. Beliau meminta saya untuk mencoba masakan daerah Sidrap, singkatan dari Sidenreng Rappang, sebuah kabupaten di daerah Sulawesi Selatan, bernama Nasu Palekko. Nasu palekko berasal dari bahasa Bugis (suku Bugis merupakan penduduk asli wilayah Sidrap dan sekitarnya), nasu artinya masak dan palekko artinya periuk atau kuali tanah. Sebenarnya sebelum Anti memberikan ide tentang masakan ini, saya pernah membaca ulasan tentangnya kala saya sedang mencari-cari resep itik/bebek yang mudah dan taste-nya masuk ke lidah saya. Bahkan belum lama ini saya sempat mencicipi nasu palekko di salah satu restoran Manado di Mall Ambassador, hanya saja saat itu saya tidak tahu kalau makanan tersebut bernama nasu palekko. Ketika saya tanya, si penjual hanya menjelaskan masakan tersebut adalah itik cincang dengan cabai hijau. Rasanya super pedas, sedikit asam dan asin.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan saya pun balik bertanya apakah Anti memiliki resep original-nya. Gayungpun bersambut kala saya mendapatkan penjelasan dari Anti bahwa nasu palekko adalah makanan khas kampung halaman suaminya dan beliau pun dengan senang hati bersedia berbagi resepnya yang sangat simple dan mudah. Sesuai email Anti, masakan ini benar-benar mengandalkan kesederhanaan dan cita rasa lezat yang keluar dari lemak itik yang kita gunakan dalam masakan. Walau hanya berlumur cabai rawit hijau, bawang merah dan air asam, nasu palekko mampu membuat anda makan hingga berpiring-piring dan berpiring-piring, saya mengatakan demikian karena ini berdasarkan pengalaman pribadi. ^_^
Untuk membuat nasu palekko, anda membutuhkan itik muda sehingga dagingnya empuk dan tidak membutuhkan waktu lama untuk memasaknya. Menurut Anti, sebaiknya menggunakan itik dibandingkan bebek karena rasa daging itik lebih sedap. Namun jika itik sulit ditemukan maka anda bisa menggunakan bebek atau bahkan ayam, saran saya gunakan ayam kampung. Nah untuk urusan perunggasan ini, kebetulan seorang rekan kantor saya, Yenih, ayahnya adalah peternak itik dan bebek, jadi saya pun memesan itik yang telah dibersihkan dan siap untuk dimasak darinya. Terus terang, nasu palekko adalah resep pertama berbahan dasar itik yang pernah saya buat, dan ada rasa sedikit khawatir mengenai bau amis itik yang kuat menguar jika kita tidak tahu bagaimana menanganinya. Untungnya tips dari Anti dan dari hasil baca sana sini cukup membantu saya mengolah unggas yang satu ini. Hasilnya masakan itik saya ini bebas bau amis.
Resep aslinya rasa asam dihasilkan dari asam mangga, nah jenis asam yang ini tentu saja sulit ditemukan di Jakarta, karena itu saya menggantinya dengan air asam Jawa, mungkin perubahan ini sedikit mempengaruhi kelezatan si nasu palekko, karena saya yakin resep aslinya pasti jauh, jauh lebih sedap.
Jika selama ini dari daerah Sulawesi kita hanya mengenal sup konro, coto Makassar dan mie Titi, mungkin resep nasu palekko kali ini mampu membuka wawasan kita akan masakan dari daerah Sulawesi Selatan yang tak kalah sedapnya, jadi yuk kita lihat resep dan prosesnya.
Terima kasih untuk J. Adriawanti Rusdi (Anti) atas kiriman resepnya yang mantap. ^_^
Nasu Palekko (Masak Palekko)
Resep diadaptasikan dari resep keluarga J. Adriawanti Rusdi - Nasu Palekko
Bahan:
- 1 ekor itik yang masih muda, bisa diganti bebek atau ayam kampung
- 1/2 buah jeruk lemon atau 1 buah jeruk nipis
- 10 siung bawang merah, haluskan
- 30 butir cabai rawit muda, berwarna hijau (sesuaikan dengan tingkat kepedasan yang anda inginkan), haluskan
- segenggam asam Jawa, rendam dengan 200 ml air atau segenggam asam mangga, rendam dengan 100 ml air
- 1 sendok teh kunyit bubuk
- 2 1/2 sendok teh garam, tambahkan jika kurang asin
- 3 sendok makan minyak goreng
- penyedap rasa secukupnya (optional), saya pakai 1 sendok teh kaldu bubuk
Cara membuat:
Siapkan itik/bebek. Gosok bersih permukaan kulit itik dengan garam kasar dan air jeruk lemon/jeruk nipis (gunakan juga kulit jeruknya), hingga kulit ari itik yang berwarna kekuningan lepas dan itik menjadi kesat dan kinclong. Gosok juga bagian rongga dalam itik dengan garam. Buang bagian pembuangan itik, saya juga membuang bagian yang bernama brutu karena disini terdapat lemak kekuningan yang membuat masakan menjadi amis. Cuci bersih hingga seluruh garam hilang.
Lap permukaan itik dengan tissue dapur hingga kering, kemudian bakar sebentar itik di atas api kompor hingga kulitnya kesat, bulu-bulu hilang. Jika anda kesulitan memegangnya, masukkan gagang spatula ke dalam rongga itik, pegang bagian kepalanya dan bakar sebentar di atas kompor.
Letakkan itik di atas talenan dan lepaskan kulitnya. Pisahkan antara kulit dan daging itik. Potong-potong daging itik dalam ukuran kecil, kira-kira sepanjang satu ruas jari, sedangkan untuk kulit itik iris kecil-kecil.
Lumuri potongan daging itik dengan setengah bagian air asam, 1 sendok teh garam dan sedikit penyedap rasa, jika pakai. Remas-remas dan diamkan.
Siapkan wajan, panaskan wajan hingga benar-benar panas. Masukkan kulit itik yang dipotong kecil-kecil, sangrai
kulit itik dengan api besar hingga minyak alami dari kulit itik keluar
(jika tidak begitu banyak minyak yg dihasilkan bisa ditambahkan 3 sendok makan minyak
goreng).
Kurangi nyala api, gunakan api sedang saja dan masukkan potongan
itik beserta bumbu perendamnya. Goreng hingga daging itik empuk.
Masukkan sisa air asam, kunyit bubuk, bawang merah, cabai yg sudah di haluskan, dan kaldu bubuk/penyedap rasa. Aduk aduk dan masak hingga air makin sedikit. Tambahkan garam jika rasanya kurang pas. Jika daging itik belum empuk tambahkan air dan masak hingga itik empuk dan air mengering.
Jadi deh si nasu palekko. Siap dihidangkan dengan nasi panas dan tentu saja segelas air putih sebagai penyelamat lidah yang terbakar.
Harus saya akui masakan ini sangat lezat dan saat ini kala saya mengetik artikelnya air liur saya masih menetes membayangkan nasu palekko yang saya masak seminggu yang lalu. ^_^
Sources:
Resep keluarga J. Adriawanti Rusdi - Nasu Palekko
assalamualaikum mb endang....
BalasHapusartikelnya mb endang mang T.O.P B.G.T
OIA jangan2 anti ini temen aq,heheh
iya mb nasu pallekko itu rasanya mang mantapffff mb,, enak sngatt,,,soalnya aq jg sering buat klo lagi ngumpul ma temen2 lama,,tapi lebih enak klo pake itik di banding peke ayam rasanya beda,,,
oia mb klo dikmpung aku sich di Pinrang ( tetangganya Sidrap),orng2 suka nambahin merica dan bawang putih,,dan rasanya jauhh lebih enk ,, gimana gitu,,Jadi ngiler dan ingat nasu palekkonya Mama ,,,,,mama juga kalo buat suka pake merica dan bawang putih,,,
heheh
Asalamualaikum juga, wah bisa jadi temenan sama Mba Anti ya, soalnya bertetangga, hahhaha. Senang sekali membaca sharingnya disini. Yep, memang masakan ini mantapppp banget, gak nyangka bumbu sederhana bisa menghasilkan masakan luar biasa. Wah, lain kali saya tambahkan merica dan bawang putih, pasti rasanya lebih mantap. Sukses ya. ^_^
HapusAssalamualaikum Hehehe... sdkit tmbahan, lebih enak klu sudah habis airx di tmbah minyak sdkit msak hingga berubah warna jdi merah, cappu maneng lollong buku2 mugarappuki, resep baru dari awang2..
HapusHalo, sip, thanks tipsnya ya, next time kalau memasak ini lagi saya coba praktekkan. Makasih ya.
Hapussaya pikir ini masakan bugis secara umum. ternyata khas Sidrap. kemarin pas pulang kampung saya sempat mencoba masakan ini. saya habis 1 ekor bebek dalam sehari. pedasnya ampuunnn.. keringat sampai bercucuran.. tapi ga kapok!!
BalasHapusWaduh jadi ngiler dengernya, 1 ekor bebek hehehhe. Mantep! Pakai nasi panas, sampai meler, perut mules dan keringat meleleh tapi tetep nambah dan nambah lagi wakakkak. Thanks sharingnya ya. ^_^
HapusSiderap gitu lohhh....
BalasHapusAsli budayanya.
Kan itu makanan faforit saya..!!!
Kebetulan saya lgi mkn nasu palekko. Hehe..
By: warfhuzk community
Wah.. pagi2 makan nasu palekko.. (lebih tepatnya dini hari) mata langsung melek karena pedes.. hehe
Hapushahahha, iya, mantep banget, dan bikin makan segambreng huaaa
HapusMba endang,aq pengen nyobain ini nih
BalasHapusTapi bebek bukannya empuknya lama ya mbak,itu brp lama ya mba biar empuk,
Terima kasih sebelumnya
pakai bebek muda Mba, jadi masaknya gak lama. tambahkan air dan rebus terus sampai bebek empuk, waktunya bisa berbeda2 tergantung bebek yang dipakai ya.
HapusMba endang! Saya pernah mencicipi bebek palekko ini di perjalanan makassar-toraja. Enaaak sekali. Di kedai itu bebek disediakan dengan kuah bening sebagai pendamping. Aduh ingin sekali makan bebek ini tapi setelah saya tanya beberapa kawan yang orang bugis mereka kebanyakan tidak tahu. Trimakasih ya Mba selalu berbagi ilmu. Semoga berkah deh ilmunya :)
BalasHapusHalo Mba Dinia, thanks sharingnya ya. Wah beruntung banget bisa mencicipi langsung nasu palekko dari daerah asalnya, pengeeennnn. Ini makanan memang sedep banget dan bikin nafsu makan menyala2 wakkakaka
HapusAss....
BalasHapusItik palekko emang mantap, pa lagi rasa pedasx yang terasa sampe k ubun2.
Btw, share sedikit tentang masakan nie biasa klo yang sya buat (orang bugis soppeng ;-) ) sya pake bw merah,bw putih, merica, dg tambahan sereh yang agak byak dan dtumbuk halus bersama bumbu lainx. Mungkin itulah yang membuat bau amis itik hilang.
hai mba Lienda, thanks sharingnya ya. wah mantap kayanya resepnya, bisa dicoba next time memasak bebek lagi. memang kendalanya bau amisnya itu ya mba hehhehe
HapusEksekusi Minggu. . .
BalasHapusKarena daging itik susah jadinya diganti daging ayam aja. . .
Mantaaap mbak. . .
Mbaak, request makanan daerah lainnya. . .
hihihih
hai mba risa, thanks sharingnya ya, memang masakan ini mantap bnget heheh. thanks sarannya ya, akan lebih diperbanyak resep daerah
Hapusmasakan lezat hrs dilestarikan
BalasHapus