23 Januari 2013

Ayam Goreng Bawang Putih: Beratnya perjuangan membuat ayam goreng idaman ^_^



Sejak mencicipi ayam goreng bawang putih di Batam dua bulan lalu, saya pun menjadi tergila-gila dengan masakan unik yang cukup terkenal di Batam ini. Gara-garanya selama tiga hari disana, kakak saya, Wulan, dan suaminya, Mas Moko - yang merupakan penggemar berat masakan ini - selalu memesan sepiring besar ayam ini kala kami makan di restoran di Batam. Ini merupakan kali pertama saya ke Batam dan bagi saya pengalaman paling berkesan selama disana adalah makanannya! Batam penuh bertabur restoran yang rata-rata menawarkan chinese food dengan bahan utama sea food yang sangat fresh dan dimasak dalam aneka jenis masakan yang sangat tasty. Beruntungnya lagi, kakak saya dan suaminya, sebagaimana anggota keluarga saya lainnya, sangat doyan makan dan tahu pasti restoran-restoran mana yang menyajikan santapan yang laziz. Menurut mereka, saat tahun pertama tinggal di kota ini yang mereka lakukan setiap malam adalah mencoba setiap restoran yang direkomendasikan oleh rekan kantor. Jadi bisa ditebak sayapun digiring ke restoran-restoran yang menawarkan makanan terlezat selama disana. ^_^



 Pertama kali saat potongan-potongan kecil ayam yang bertabur segunung bawang putih goreng di sodorkan di depan hidung, saya mengerutkan kening. Masa sih kita harus makan bawang begitu banyaknya? Belum lagi kulit-kulit bawang tampak bertumpukan di antara potongan ayam sehingga penampilannya mirip seperti sampah.  Namun saat saya mencomot sepotong ayam dan menggigitnya, hmm ayam terasa crispy, empuk, dan sangat gurih dengan rasa bawang yang kuat. Sedap! Saya pun teringat dengan ayam goreng crispy di restoran Gunung Mas yang pernah saya santap beberapa waktu yang lalu. Bedanya, ayam goreng di Batam ditaburi dengan bawang yang banyak sehingga aromanya lebih menggoda (bagi pecinta bawang tentunya). "Makan juga bawangnya, sedap loh", kata kakak saya, tanpa diperintah dua kalipun saya telah menggasak bawang putih hingga tandas. Terus terang baru kali ini saya menyantap potongan bawang utuh yang digoreng setengah kering dan saya akui rasanya membuat ketagihan. Bawang putih yang digoreng ini garing di luar, namun lembut di dalam, rasanya manis, gurih, asin. Yummy! Saya sampai menelan ludah sendiri membayangkannya.


Kalau melihat tampilan ayam gorengnya, sebenarnya tidak ada yang istimewa, mirip-mirip seperti ayam goreng ala rumahan yang biasa kita sajikan. Karena itu saya pun langsung tancap gas saja membeli ayam negeri di supermarket dan mulai praktek membuatnya kala tiba di Jakarta. Pikir saya apa sih susahnya membuat ayam goreng seperti ini? Ayam pun saya potong kecil-kecil, saya beri bumbu bawang putih, ketumbar, jahe, kunyit yang banyak, berharap si ayam akan menjelma menjadi ayam empuk nan crispy setelah digoreng. Untuk percobaan pertama ini saya menggunakan setengah ekor ayam. Saat keluar dari penggorengan panas ayam pun langsung saya sikat. Gubrak! Ayam keras dan alot seperti sandal jepit! Tidak ada tekstur renyah dan lembut seperti dalam bayangan. Batch berikutnya, saya goreng lebih lama dengan harapan hasilnya akan lebih renyah namun yang terjadi ayam justru gosong kehitaman dan semakin keras. Kali ini saya baru tersadar ternyata tidak mudah membuatnya. 


Gagal di percobaan pertama, saya pun mulai semangat mencari resepnya di internet. Segala macam kata kunci saya masukkan dan aneka tips ayam goreng renyah saya baca, tapi kebanyakan resep ayam goreng yang disajikan adalah ayam goreng berbalut tepung. Tidak putus asa, saya melakukan percobaan lagi yang kedua. Kali ini ayam saya ungkep terlebih dahulu dengan aneka bumbu, salah satunya saya menggunakan bumbu bubuk ngo-hiong atau  chinese five spices. Saya sendiri kurang jelas dari mana ilham menggunakan bubuk bumbu ini saya dapatkan, tapi saya memiliki bumbu ini di kulkas. Jadi bersama rempah lainnya ayam saya masak hingga empuk, kemudian saya goreng dalam minyak yang banyak. Hasilnya lebih parah dari percobaan pertama, ayam berwarna coklat kehitaman walau tidak gosong dan ada yang aneh dengan rasanya sehingga saya harus banyak-banyak mencocolkan saus sambal botolan kala menyantapnya. Sejujurnya? Hampir tidak layak makan. 

Tidak patah semangat, minggu kemarin saya mencoba lagi membuat ayam goreng bawang putih, kali ini saya menggunakan ayam kampung potong yang banyak dijual di supermarket. Bumbunya saya modifikasi berdasarkan hasil pengalaman-pengalaman sebelumnya. Hasilnya? Entah gara-gara saya menggunakan ayam kampung, atau karena saya yang sudah dalam taraf putus asa. Menurut saya rasanya mantap!

Berikut resep dan proses pembuatannya ya.  ^_^


Ayam Goreng Bawang Putih
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 1 ekor ayam

Bahan:
- 1 ekor ayam kampung muda (berat sekitar 700 gram), potong kecil-kecil. Saya menggunakan ayam kampung potong yang banyak dijual di supermarket.
- 3 bongkah bawang putih, pukul-pukul dengan kayu penggilas hingga memar tetapi tidak sampai hancur
- minyak yang banyak untuk menggoreng

Bumbu haluskan:
- 8 siung bawang putih
- 3 siung bawang merah
- 2 sendok teh ketumbar sangrai
- 2 ruas kunyit
- 1 sendok teh jahe parut 

Bumbu lainnya:  
- 1 sendok teh maizena
- 1 sendok makan saus tiram
- 1 sendok teh garam
- 2 sendok teh baking powder

Cara membuat:
Siapkan ayam, bubuhi dengan perasan air jeruk nipis dari 1/2 buah jeruk + 2 sendok teh garam, remas-remas. Biarkan selama 15 menit, cuci bersih dan tiriskan.

Siapkan mangkuk, masukkan semua bumbu halus, tepung maizena, garam, baking powder dan saus tiram, aduk hingga rata. Masukkan ayam, aduk rata dengan spatula. Diamkan selama 20 menit hingga bumbu meresap. 


Siapkan bawang putih yang telah dipukul-pukul hingga sebagian bawang terlepas dari kulitnya dan memar, tetapi jangan sampai hancur ya. Beri 1/2 sendok teh garam, taburi hingga rata.

Siapkan wajan (anti lengket lebih baik), tuangkan minyak yang banyak.  Panaskan minyak hingga benar-benar panas. Masukkan bawang putih dan goreng bawang putih hingga matang dan crispy, angkat dan tiriskan. Kita akan menggunakan minyak bekas menggoreng bawang untuk menggoreng ayam.  


Goreng ayam hingga seluruh permukaannya terendam minyak dan ayam berwarna coklat keemasan, balikkan ayam dan goreng sebelahnya lagi hingga matang. Jika minyak kurang banyak, goreng ayam dalam 2 atau 3 tahap. Angkat ayam dan tiriskan. 

Siapkan piring, alasi dengan tissue dapur. Letakkan ayam di atasnya dan taburi dengan bawang putih. Santap selagi ayam masih panas karena ketika telah mendingin ayam menjadi kurang crispy. Super yummy!

TESTIMONI PEMBACA

Intan Bayduri:
Sebagai penggemar bawang putih, masakan ini memuaskan selera banget. Gurih, renyah karena bumbunya diberi maizena sedikit. Dimakan pakai nasi panas, lalapan timun yg segar, dan tomat yg belum terlalu matang plus sambal bawang merah. Perfect! Sebentar langsung ludeess sama anak2.... Dan ibu nyaa. Resep diadaptasi Justtryandtaste Blogspotspot punya mb Endang, terima kasiiih mb Endang resep nya

 
  



53 komentar:

  1. olalaaa, saya jadi ingat mendiang mama saya. sepertinya masakan ini ga asing bagi saya karena mama saya jg kalau masak ayam goreng (bukan balado) selalu memasukkan bawang putih atau bawang merah di minyaknya. Yang berbeda, mama saya tidak mengangkat bawangnya keluar, jd ayam dimasukkan ketika bawangnya setengah matang, biar rasa bawangnya masuk langsung ke ayam, gt kata beliau.

    kalau ayam kampung, emang lebih enak yang muda mba, soalnya kalau yang tua itu alot luar biasa, apalagi kalau ayam kampungnya ayam jantan haha (dulu waktu kecil pelihara ayam kampung di rumah hehehe). dan menurut saya, orang2 di jawa jarang punya makanan kampung berbahan ayam kampung. kalau di kampung saya, ketika disajikan gulai ayam kampung, itu artinya makanan mewah loh mba, karena rasanya yang enak luar biasa, ga bisa digantiin ama ayam buras (negeri). hehe, udah pernah nyicip gulai ayam kampung mba? di dalam gulainya ada dimasukkan kelapa sangrai yang digiling hingga berminyak, ini yang bikin kuahnya luar biasa laziz. ^^

    ngomong2 ttg ayam goreng muda, mungkin salah satu rekomendasi nya adalah ayam tangkap (dari Aceh). menurut saya, ini adalah ayam goreng terenak di dunia hahahaha. karena ini dari ayam kampung muda, yang dogoreng kering, dengan daun apa gt yah, saya lupa. saya makan itu waktu ke aceh tahun 2007. Aceh negeri yang kaya kuliner, kalau kesana jangan lupa coba masakan ikan dan seafoodnya, dijamin ga mau balik hihihihi..

    aduh jadi cerita kemana2..insyaAllah kapan saya ke batam saya coba ini juga ah ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Anggi, hahahha sebenarnya saya juga nguplek2 ayam tangkap Aceh, kepengen bikin juga Mba hehehhe, pake daun salam koja, daun pandan yang digoreng kering ya, aromanya harum keknya, saya sendiri belum pernah makan hiiks. Aceh jagonya bumbu ya, masakannya medhok dan nendang banget hehehhe.

      Nah, tadinya saya juga begitu Mba, saat ayam digoreng setengah matang nah bawangnya saya masukkan, supaya rasa ayamnya lebih oke. Lah bawangnya belum kering, ayamnya keburu gosong wakakakkak. AKhirnya saya pisahkan saja.

      Gulai ayam kampung memang top markotop, kalo lebaran Ibu saya juga suka buat, cuman gak pernah pakai kelapa sangrai,wah kayanya ide itu harus dicoba deh hahah.

      Makasih ya Mba Anggi, thanks atas sharingnya yang seru. Sukses ya! ^_^

      Hapus
    2. hihihhihi, iya mbaaa, Aceh emang medhok bumbunya, saya lebih suka masakan aceh ketimbang masakan padang loh, lebih gimanaa gt, ada namanya sayur daun apa gt yah, campuran daun melinjo, daun singkong, kincung (kecombarang), sama apa gt yah di sayur (semacam gulai juga) pakai kelapa sangrai yang digiling. enak banget mbaaaaa...kakakakaka, kyknya kita bisa heboh kalau ketemu dan ngobrol makanan :))

      iya mbaaa, cobain bikin ayam tangkap mba, nanti posting lagi yaa hehehe...
      mba tau ikan baung? ikan sungai gt...

      Hapus
    3. Hi Mba Anggia, waduh saya ngiler berat ngebayangin sayur gulai itu,saya yakin pastiiiiii enakkkk dan pedas ya huaaa, maniak banget sama sayuran sejenis ini. Saya paling semangat ngobrolin makanan hahhahaha, kita cocok kayanya.

      Iya nih pengen bikin ayam tangkap, daun2nya kebetulan ada di sekitar (punya tetangga maksudnya heheheh)

      yep saya tahu ikan baung, di pekanbaru, Duri, ada resto terkenal yang menyajikan ikan baung asam pade, enakkkkk bangetttt. Ikannya gedhe2 dan bumbu asam padenya medhok san super pedas, mantep. Disini susah cari ikan baung, kalau pakai patin saya gak tahan baunya, tobat.

      Hapus
    4. hai mba, salam kenal aku putri dari aceh....sayur itu namanya gulai plik u (plik u = batarana) terbuat dari kelapa tua yang dfermentasikan (dibusukkan :D)

      Hapus
    5. hai mba putri, thanks ya atas infonya, yep saya pernah baca di kompas, mengenai sayur ini, waduh lihat gambarnya perut saya langsung keroncongannnn gak tahan, sayangnya kelapa fermentasi itu susah carinya hahhahah

      Hapus
  2. Hi mbak, kebetulan saya domisili batam dan setiap ada temen ato sodara yg dateng saya pasti bawa mrk makan ini. Yg paling terkenal di baloi mas ya. Berkat resep seorang teman, saya udah bisa menyajikannya di rumah dan jadi favorit anak2 saya di rmh. Ayam yg dipotong kecil2 (potong sop istilahnya) lgsg saya campur dgn banyak2 bawang putih yg digeprek, maizena 3-4 sdm biar garing, merica, garam....dan telur sebutir. Bahan2 tsb diaduk trus didiamkan kurleb 15menit, trus digoreng dgn minyak yg banyak. Selama digoreng boleh diaduk spy ga melekat satu sama lain. Sedaaap!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, yeppp saya makan di baloi mas hahahha, nendang banget ayamnya, sampai ngiler2 nih. Saya dah nyari resepnya susah banget. Thanks resepnya ya Mba, saya akan coba versi yang ini hahahha. Sukses selalu ya ^_^

      Hapus
  3. emang yummy mba ayam bawang itu...., saya pun kalo pulkam pasti suka bawa oleh2 ayam bawang yang di baloi mas itu ... coz makanan yang satu ini menu favorit keluarga saya jadi kalo pulang mereka minta oleh2nya ayam bawang ama otak2 yang dekat ocbc nisp batam center.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Tika, yep setujuuuu banget. saya juga tergila2 berat sama makanan ini, kalau ke Batam maunya pesan banyak2 hehehhe. kalau otak2, favorit kakak saya otak2 shiang-shiang, warungnya nyempil masuk ke dalam. otak2nya mantepppp bangettt. saya dah coba bebrapa disana, gak ada yang semantep shiang-shiang.

      Hapus
  4. Wah ini modifikasi yang mantep banget, pakai daging sapi hahhah. harusnya saya minta fotonya Mba, supaya saya bisa share di blog hihihi. Thanks sharingnya ya Mba Mey, saya yakin pasti hasilnya nendang. salam ^_^

    BalasHapus
  5. Yep, saya juga penggemar bawang tingkat tinggi, kalau dimasak begini makin menjadi2 dahhh heheheh, thanks ya.

    BalasHapus
  6. wah..aku dari batam lo mbak endang. hehe. kemarin pernah cari resep kue basah trus ketemu blog ini. uda coba byk resep dari mbak, emang mantap2 ya. senang jg tnyt ada ulasan dikit ttg kuliner di batam. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Rita, waaah ayam goreng bawang putih khas Batam itu membuat saya penasaraaannn, di jakarta gak ada yang jual, akhirnya mengira2 resepnya sendiri wakakka. thanks sharingnya ya Mba

      Hapus
  7. Halo mba Endang, saya salut dengan blognya...useful banget. Kayanya apa2 yang sulit jadi mudah deh dimasak mba Endang. Mba mau Tanya, kalau misalnya ayamnya diungkep dl kira2 rasanya tetap mirip gak ya mba. Saya suka kurang PD kalau goreng ayam mentah, takut dalamnya masih merah. makasih mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, kuncinya supaya ayam matang ke dalam walau tanpa proses ungkep adalah ayam dipotong kecil2 dan direndam bumbu agak lama. baru goreng kering dalam minyak panas yang banyak, dijamin ayam akan matang sampai ke tulang/.

      Hapus
  8. Mbak Endang,
    Ayam kampung tanpa diungkep langsung digoreng nggak keras ya? Saya pengkonsumsi rutin ayam kampung, tapi belum pernah masak ayam kampung mentah langsung digoreng...
    Tengkyu mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Jane, pakai ayam kampung muda yang ukruannya kecil2 ya, jadi cepat matang dan empuk kala digoreng. Goreng sampai kering. Kalau pakai ayam kampung jumbo sebaiknya diungkep dulu mba, soalnya keras banget dagingnya.

      Hapus
  9. Haloo mba.. lihat tampilan masakan ini jadi inget makan belut goreng di surabaya. Jd belut dan bawang putih geprek digoreng dgn kulitny si bawang tea smp matang. Tekstur belutnya garing diluar dn lembut didlm. Sy jg lht cr masaknya. Sebelum digoreng, belut direndam dgn bumbu2. Bumbunya simple seperti bikin pecel lele. Makannya disajikan dgn sambel yg sangat2 pedaaasss.. *jd ngeceesss cess cess
    mskpn blm prnh mkn ini tp sy pikir rasanya ga jauh beda dgn belut goreng bwng putih surabaya. Renyah, gurih dan wangi aroma bwng putih yg harrruuumm.. he hee
    *Rizi - Jkt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Rizi, thanks sharingnya yaaa, wah saya jadi ngeces membayangkan belut goreng garing pakai bawang putih pasti maknyss banget dimakan dengan sambal dan nasi hangat. Lapeeerrr hehhehe

      Hapus
  10. Halo mbak, mau nanya. Kalo pake presto dulu, ayam dipresto dengan bumbu halusnya ya? Lalu bgmn dg maiZena,baking powder dan saus tiram? Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, saya tidak rekomendasikan ayam di presto ya, karena hasilnya gak akan sama. Tepung maizena di resep berfungsi untuk membuat ayam menjadi empuk, karena itu gunakan ayam muda dan potong kecil2 ayamnya.

      tapi kalau mau dipersto, presto saja langsung bersama semua bumbu ya baru digoreng.

      Hapus
  11. wah saya jadi penasaran, mau ikutan nyoba juga ah. mumpung ayam dan bawang belum 'naik daun ' menjelang puasa( pokoknya azas ngirit tetap berlaku).
    pelengkapnya apa ya, Mbak? sambel, lalapan?atau didampingi rebusan sayur? hehe, gak rela banget kalo anak anak dan suami 'mengskip' sayuran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Mba Inge, saya trial membuat ayam ini berkali2 sampai hasilnya sedikit mirip dengan yang dijual di resto di batam wakkakk. habisnya penasaran banget. Tapi memang harus disantap kala masih panas ya supaya empuk dan juicy.

      pakai lalapan, sambl terasi atau tumis kangkung belacan enak mba heheheh

      Hapus
  12. Salam kenal mbak endang, resep mbak itu semua top markotop... aku sudah nyobain beberapa dari resep mbak. gini mbak, aku adanya ayam dada fillet, kira2 bisa dipakai gak ya? takutnya keras tuh.. thanks ya atas tips dan balasannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal ya mba, thanks yaaa sharingnya, senang sekali resep2nya disuka. Bisa pakai ayam dada fillet ya, makanan ini hrus dimakan sat itu juga alis masih panas supaya terasa lebih mantap hehehhe

      Hapus
  13. saya nyoba dengan setengah kilo ayam, Mbak, cuma marinade nya agak lama, semalaman saya simpen di kulkas, pagi baru saya goreng buat sarapan. bawang yang saya pakai jenis kating, jadi saya kira kira saja, segenggam lebih. anak anak dengan telaten milihi potongan ayam yang gak jauh beda ukuran sama besarnya bawang, kalau salah ngambil dibalikin lagi, akhirnya saya yang kenyang makan bawangnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hari ini masih menemukan sisa ayam di kulkas, tidak seberapa banyak, tapi lumayan buat makan malam selepas tarawih. resepnya saya modif sesuai ketersedian dapur. saus tiram saya ganti minyak wijen ( tinggal dikit soalnya, dan sepertinya sebulan lagi expired). bawang putih saya potong potong, dengan kulit dikupas, tambahan lain bawang merah, sedikit pala bubuk, garam, origano ( ini juga mau kadaluarsa, sebulan lagi, haduhhh...), dicampur dengan maizena lalu ditaruh di kulkas, pulang tarawih, siap goreng dan makan. alhamdulillah, bersih sebawang bawangnya.

      ohya, Mbak, saya mau tanya. beberapa bumbu kering, ( dedaunan, macam oregano dkk nya), seringkali masih banyak saat mendekati masa kadaluarsa, tapi secara fisik masih bagus, aromanya juga terjaga, kira kira itu masih boleh digunakan gak si, Mbak?

      Hapus
    2. hai mba inge, thanks sharingnya yaa, mantap kayayanya ayamnya hahahhaha

      saya selalu simpan rempah2 kering di chiller kulkas supaya aromanya tetap oke, dan so far walau tanggal kedaluarsa dah lewat jauuuuuh masih tetap oke dan baik2 saja dijadikan bumbu heheheheh. sayang kalau dibuang, selama gak berjamur dan baunya tetap oke gak masalah kok

      Hapus
  14. kalau pakai ayam negeri bisa mba? rasanya akan berbeda gak dengan menggunakan ayam kampung?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba, cari yang ukurannya kecil atau ayam pejantan, jdi ketika digoreng sebentar saja sudah empuk dan garing ya

      Hapus
  15. mbaaaak. aku barusan bikin inii. tapi aku kasi tambah merica.
    trus di adonan maizena nya aku kasi telur.
    renyah banget hasilnya. empukkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba Indyunita, wah thanks sharingnya yaa, next time pengen coba lagi dengan tips tsb, thanks ya

      Hapus
  16. Halo Mba Endang, ini dengan Melissa (lagi) hehe
    Resep ini saya langsung eksekusi didapur karena dominan bawang putih, kesukaan suami meski saya kurang suka bawang putih *eh curhat hehe..
    Hasilnya enak. (tetapi ko hasil masakan2 Mel g seheboh temen lain hasilnya, terkadang kurang asin atau gurih hehe) Tapi semua resep mba Endang sukses bikin Mel semangat untuk masak! ^^

    Mba mohon masukannnya ya, untuk bawang putihnya setelah digeprek perlu dipotong kecil lagi ? Karena yang Mel masih berasa kurang crispy. Dan bawang putihnya ko berasa sedikit pahit ? Atau memang begitu ya rasanya ? Hehehe..

    Panjang deeeeh sharing Mel. Makasih ya Mba
    Tetap semangat untuk posting Masakan2 Enaknya yaaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Melissa, thanks sharingnya ya.

      Takaran gula, garam di resep sebenarnya hanya guidance dalam arti taste kembali ke selera masing2, karena namanya manis dan asin selera orang bs beda2 ya. saran saya tetap cicipi masakannya dan seusaikan asin/manisnya sesuaii selera

      ayam ini harus digoreng dalam minyak banyak, dengan begitu bwangnya akan crispy. Aslinya bawang hanya digeprek sesuai resto di Batam, kalau mau diiris2 kembali ke selera yaaaa

      Hapus
  17. Mbaa resep ayam goreng bawang putih nya enaaak...keluarga pada suka semua..minta dibuatin lagi..hehee.. Thanks mba endang,,,
    Mau nanya dong mba.. Gunanya dikasi baking powder apa ya mba? Maklum aq newbie nih soal masak memasak...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mb Ingga, baking powder membuat ayam menjadi crispy dan renyah ya, saya sudah trial berkali2 dan sebelumnya gak pakai BP, hasilnya gak oke, acuan saya ayam goreng bawang putih di Batam, hehhehe

      Hapus
  18. Terimakasih resepnya, sudah saya coba enak..tapi bawangnya agak pahit, tidak seperti di Batam. Supaya tidak pahit gimana ya? Apa jenis bawangnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya kurang tahu mengenai jenis bawang, hanya saja bawang putih kalau berlebihan di gorengnya memang bs pahit rasanya ya

      Hapus
  19. Mbak Endang yg baik, resepnya sdh sy coba , memang enak banget mbak, makasih ya sdh sharing resepnya, selain reseo ini sy juga pernah coba resep Soto Susu nya, asli enak banget, jd andalan sy jg mbak di rumah, next time mau coba resep Sup Ikan Batam nya mbak Endang ah.. makasih banyak ya mbak sdh berbagi kebahagiaan melalui resep masakan GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Vivi, . Thanks sharingnya ya, senang resep JTT disuka. Sukses selalu ya! GBU too yaa

      Hapus
  20. Makasih ya mbaa resepnya sangat ngebantu bgt��

    BalasHapus
  21. mba Endang, bawangnya itu dipukul bersama kulitnya ya mba? pengen nyobai ^^ makasih mba

    BalasHapus
  22. Jadi ngo hiongnya ga dipake ya mb?

    BalasHapus
  23. Demen banget liat blog nya mbk endang ni... sebelum baca resep nya baca cerita nya dulu, jadi semangat masak nya 😀😀 . Baca resep ini aq penasaran, kebetulan aq pecinta bawang2 an, hehehhh.. lngsung eksekusi lah besok, maksih resepnya mbk endang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thnaks mba Lilly sharingnya ya, resep ini wajib dicoba karena enak ^_^

      Hapus
  24. Mb.endang..

    Saya menggoreng bawang sesuai resep, tapi rasa bawang gorengnya kok pait luar biasa dan gk gurih. Jadi gk bisa di makan... padahal gk gosong...huhuhuhu gimana ini?
    😥😥

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin jenis bawangnya, saya biasanya malah suka agak gosong hehhee, agak pahit2 sih tapi kriuk2

      Hapus
  25. mba endang, ini klu di goreng di air fryer bisa enak ngga ya? niat mau mengurangi konsumsi minyak nih...

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...