Entah kenapa walau ikan mujair selalu banyak tersedia di pasar dengan harga yang murah, saya tidak tertarik untuk membelinya. Membayangkan daging ikan yang tipis dan lebih sedikit porsinya dibandingkan dengan bagian duri, sirip dan kepala yang membuat saya malas mengolahnya. Ikan seperti ini hanya mantap jika digoreng kering dalam rendaman minyak panas yang banyak. Nah, menggoreng ikan hingga kering merupakan salah satu metode memasak ikan yang saya hindari karena membuat asam lemak omega 3 yang terkandung di ikan menjadi berkurang. Tetapi ketika terakhir kali saya mengunjungi Mba Yayuk, penjual ikan langganan, setumpuk mujair baru saja tiba dalam kondisi masih sangat fresh. Kali ini saya pun menyerah, tanpa pikir panjang lima ekor ikan masuk ke dalam timbangan. Si asisten Mba Yayuk dengan cekatan lantas menyiangi dan membelahnya memanjang hingga ikan menjadi pipih, terbelah sampai ke bagian kepalanya. Cara ini membuat ikan mudah kering kala di goreng.
Menyantap ikan mujair begitu saja dalam kondisi tergoreng kering sebenarnya sudah cukup lezat, namun dengan siraman sambal rica-rica yang merah membara dan pedas pasti akan lebih afdol. Apalagi jika ditambah dengan daun kemangi dan kucuran air jeruk nipis yang asem segar. Hmm, gebetan lewat pun tak terlihat, yang jadi masalah gebetan siapa yang lewat? Hiks. ^_^
Resep ini sangat simple, dan tentunya bisa diterapkan ke jenis protein lainnya. Ikan apapun oke digunakan, ayam goreng atau jenis seafood lainnya pun sedap. Kunci untuk masakan seperti ini (termasuk ketika anda membuat sambal balado atau sambal goreng lainnya) adalah menumis bumbu hingga benar-benar matang dan warnanya berubah menjadi tua, alias tidak pucat lagi. Ibu saya dulu sering mengingatkan jika saya membantunya di dapur. "Bumbu harus ditumis sampai wangi dan mateng, jadi rasa masakan nggak jebleh". Nah kata 'jebleh' ini jelas produk bahasa Jawa, dan bagi anda yang kebingungan, 'jebleh' berarti tidak ada rasa atau cemplang rasanya, digunakan untuk menjelaskan rasa suatu masakan. Untuk menghasilkan kondisi seperti ini maka bumbu yang telah dihaluskan harus ditumis dengan minyak panas terlebih dahulu, baru kemudian air dimasukkan ketika bumbu telah matang dan agak kering. Tapi sayangnya saya menggunakan blender untuk menghaluskan bumbu, dan mesin blender tentunya memerlukan air agar bisa berputar. Hasilnya tumisan bumbu tidak seperti yang saya harapkan dan jika Ibu saya yang mencicipinya, saya yakin masakan ini tidak lolos sensor alias failed bagi seleranya. ^_^
Ikan mujair sebenarnya memiliki rasa yang mirip-mirip dengan ikan gurami, bentuknya pun hampir mirip, kecuali ukurannya yang lebih kecil dan warna yang lebih hitam. Kalau dipikir-pikir, dengan makin banyaknya pedagang ikan menambahkan bahan kimia ini dan itu ke ikan yang dijual terutama pada ikan air laut agar tetap terjaga kesegarannya, maka membeli ikan air tawar yang masih hidup seperti gurami, mujair, ikan mas atau ikan lele, sepertinya pilihan yang lebih aman. Makin lama saya merasakan memang makin susah mendapatkan makanan (termasuk bahan makanan mentah) yang benar-benar bebas bahan kimia. Apalagi tidak semua penjual ikan di pasar memiliki tempat penyimpanan yang benar-benar higienis dengan suhu yang benar-benar terjaga. Dengan suhu panas dan lembab seperti Indonesia, ikan dan seafood lainnya mudah sekali menjadi rusak. Jadi, walaupun ikan air tawar memiliki kandungan asam lemak omega 3 tidak sebanyak ikan air laut namun tetap memiliki kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah, dan lebih besar kesempatan kita untuk mendapatkannya dalam kondisi yang benar-benar fresh.
Berikut resepnya ya.
Mujair Garing Siram Saus Rica-Rica
Resep hasil modifikasi sendiri
Bahan & bumbu mujair goreng:
- 3 ekor mujair, siangi belah membujur hingga melebar tipis
- 1/2 sendok teh kunyit bubuk
- 1 sendok teh ketumbar bubuk
- 1 sendok makan air jeruk nipis
- 2 sendok teh garam
- 1 siung bawang putih, cincang halus
Bahan & bumbu saus rica:
Bumbu dihaluskan:
- 15 buah cabai rawit merah
- 2 buah cabai merah besar
- 5 butir bawang merah
- 3 butir bawang putih
- 1 sendok teh terasi bakar
Bumbu lainnya:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 3 lembar daun jeruk purut, iris halus
- 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok makan gula pasir
- 1/2 sendok teh kaldu bubuk (optional), tambahkan garam jika tidak memakai kaldu bubuk
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 buah tomat merah, rajang tipis
- 1 batang daun bawang, rajang halus
- 1 sendok makan air jeruk nipis
- segenggam daun kemangi untuk taburan
Cara membuat:
Siangi ikan, belah membujur hingga ikan terbelah dari bagian kepala ke ekor. Lebarkan ikan dan cuci bersih. Masukkan ikan ke dalam mangkuk, tuangkan bumbu perendam ikan, lumuri hingga rata. Diamkan selama 15 menit.
Siapkan wajan, masukkan minyak agak banyak, kira-kira hingga ikan terendam minyak. Panaskan minyak hingga benar-benar panas. Goreng ikan hingga kering di satu sisi, balikkan ikan dan goreng sisi sebelahnya hingga kering kecoklatan. Angkat dan tiriskan. Tata ikan di atas piring saji.
Tuangkan minyak bekas menggoreng ikan di wajan ke wadah lainnya, ambil sekitar 2 - 3 sendok makan minyak. Panaskan dan tumis bumbu halus dan daun jeruk hingga harum baunya, warnanya berubah menjadi tua dan tidak pucat lagi. Tambahkan 200 ml air, aduk dan masak hingga saus menjadi mendidih.
Tambahkan garam, gula, kaldu bubuk (jika pakai), dan merica bubuk, aduk rata. Masukkan irisan tomat dan daun bawang, masak hingga tomat dan daun bawang layu. Masukkan air jeruk nipis, aduk rata. Cicipi rasanya dan angkat.
Siramkan saus ke atas ikan mujair yang telah digoreng. Taburi dengan daun kemangi segar. Siap disantap dengan nasi panas mengebul. Yummy!
Menurut saya, kalo kurang mantep menumisnya bukan jebleh tapi langu (apa ya bhs Ind nya 'langu'?)dan......pantang banget tuh bumbu mau ditumis kok dikasi air???Jangankan bunda yg pandai masak, daku yg newbie ini juga ngerasa...yuck....
BalasHapusWakakak iya, langu yaaaa, itu maksudnya hahahha. Iya pantang pakai air, ini gara2 males nguleg, pakainya blender waakakkak. Waduh gak lolos sensor nih resep ^_^
Hapuskalo saya, ngalusin bumbu tumisan di blender pake minyak goreng, bukan air. tips dari mama mertua, menurut saya hasil nya ga jebleh. Slm, rin
HapusIya hahaha, gak pernah kepikiran kalau blender pakai minyak wakakkaka. Thanks ya Mba Rin.
HapusMbak....share alat2 masaknya dooonk, terutama knifenya....(yg buat masak semangat itu dari pisaunya)..... :D
BalasHapusHuaaa, alat2 masak ya, hiikss jadi malu. Perabotan saya kacau balau, jadul dan anchur2an, sampai sekarang belum punya panci layak, sering gosong ditinggal tidur wakakkak.
Hapushahay... Bener mba, mujair itu mahal di kepalanya doang...
BalasHapusHehehe...
Kalo resep macam ini, sendirian juga nasinya bs habis sebakul mba....
Lha, doyyan apa kelaparan yak????
Saya mau mengaku dosa Mba Lina, ini mujair saya makan sendiri semua dengan nasi 1 rice cooker waaaak tobat dah!!wakakkkaka
Hapusbukan doyan, bukan kelaparan...tapii kesurupan...wkwkwkwk...
Hapuswakakkaka, setuju banget!
Hapusmbak bisa buatkan resep es mambo??
BalasHapusWah belum pernah coba non, tapi saya coba buka2 resep dulu ya ^_^
Hapusdear endang,
BalasHapusaduh ngilernya, apa lg lg hujan disini :)
endang, kalau gak pake ketumbar jd pengaruh ke rasa ? soalnya minyaknya jd kotor .... lg mau ngirit biar itu minyak bisa dipake lg. maklum lg krisis disini heheh. aku jg gak bakal pake mujair, gak ada sih disini
oh ya, ndang kalau boleh minta tlg, apa bisa dibagi reesp buat mie telor (bukan pasta or udon). aku coba2 nyari semua pake air abu. gak bisa nemu disini... tks alot ya .
btw, aku berharap resep2 endang bisa segera dibukukan.
slm dari bld
Halo Widiya, gak papa gak pakai ketumbar ya, nggak terlalu ngaruh di rasa karena ikan nanti kita siram dengan saus rica-nya. Yep, memang membuat minyak jadi kotor ya hehehhe.
HapusResep homemade mie telur sudah saya posting yaaaa, hehehhe.
Thanks doanya, iya semoga suatu saat bisa dibukukan.Amin. ^_^
Mbak Endang,
BalasHapusSaya setuju banget mengenai kadar fresh ikan tawar dan laut. Saya juga penggemar berat ikan laut dan karena bidang kerja saya mengharuskan saya sering traveling ke Raja Ampat dan Bitung, Sulawesi Utara, lidah ini jadi sensitif dengan kadar fresh ikan laut yang dijual di Jakarta.
Jadi, serupa dengan Mbak Endang, ujung2nya saya lebih sering mengkonsumsi ikan air tawar fresh dibanding ikan laut frozen.
Ini seringkali betul2 jadi hal yang bikin saya frustasi....*tepokjidat*
- Fara -
hai mba Fara, thanks sharingnya ya Mba. Waduh kapan saya bisa travelling ke Raja Ampat dan belitung yaa, hiiksss disana pasti ikannya nendang banget rasanya, jadi ngiler banget nihhhh hehehhe
HapusSalam kenal mb endang...aq suka deeeh JTT,slalu jelas langkah2nya....Aq udah bolak balik recook mujair rica2nya mb endang...cabenya slalu aq tambahin....nampooooolll abbiiiiisss
BalasHapusThanks ya mbak...sylvie
hai mba Sylvie, salam kenal dan thanks sharingnya, senang resep rica2 mujairnya disuka, sukses yaa
Hapus