Asem-asem buncis yang super mudah dibuat dengan rasa yang segar ini merupakan sayur kegemaran Ibu saya. Beberapa hari dalam satu minggu, masakan ini pasti hadir di rumah Paron, kediaman Ibu saya. Rasanya yang asam segar dengan sayuran yang crunchy memang membuat nafsu makan bertambah, bahkan hanya dengan ditemani lauk tempe, tahu dan ikan asin goreng saja. Ibu saya biasanya suka menambahkan potongan tahu atau tempe goreng ke dalam asem-asem, membuatnya lebih kaya dan padat gizi. Kalau sudah seperti itu maka cukup disantap dengan nasi panas saja sudah sedap, mudah dan irit. Nah itu moto Ibu saya, untungnya kami anak-anaknya termasuk pemakan segala, artinya disodorin dengan lauk apa saja tidak pernah ada penolakan. Walaupun saat ini, saya akui menjadi pemakan segala ternyata tidak untung juga, karena apapun terasa sedap di lidah, membuat susah untuk menjalankan program diet. Bagaimana mau mengerem nafsu makan, kalau nasi dengan sambal bawang saja sudah terasa seperti pesta? ^_^
Pages
▼
27 Juni 2013
Asem-Asem Buncis a la My Mom
Asem-asem buncis yang super mudah dibuat dengan rasa yang segar ini merupakan sayur kegemaran Ibu saya. Beberapa hari dalam satu minggu, masakan ini pasti hadir di rumah Paron, kediaman Ibu saya. Rasanya yang asam segar dengan sayuran yang crunchy memang membuat nafsu makan bertambah, bahkan hanya dengan ditemani lauk tempe, tahu dan ikan asin goreng saja. Ibu saya biasanya suka menambahkan potongan tahu atau tempe goreng ke dalam asem-asem, membuatnya lebih kaya dan padat gizi. Kalau sudah seperti itu maka cukup disantap dengan nasi panas saja sudah sedap, mudah dan irit. Nah itu moto Ibu saya, untungnya kami anak-anaknya termasuk pemakan segala, artinya disodorin dengan lauk apa saja tidak pernah ada penolakan. Walaupun saat ini, saya akui menjadi pemakan segala ternyata tidak untung juga, karena apapun terasa sedap di lidah, membuat susah untuk menjalankan program diet. Bagaimana mau mengerem nafsu makan, kalau nasi dengan sambal bawang saja sudah terasa seperti pesta? ^_^
25 Juni 2013
Obsesi Roti 30: Roti Abon Isi Tumis Ayam
Jika anda tinggal di Jakarta atau kota lainnya di Indonesia dimana BreadTalk, sebuah bakery yang cukup kondang berada, maka anda pasti pernah mencicipi roti abon-nya yang lezat. Saya berani katakan pasti karena roti abon BreadTalk memang cukup terkenal dan sering menjadi tujuan utama untuk dibeli jika kita singgah di salah satu tokonya. Rotinya sendiri sebenarnya tidaklah terlalu spesial atau terlalu jauh berbeda dengan roti manis umumnya yang juga banyak dijual di bakery lainnya, yang membuat si roti abon ini banyak penggemarnya karena taburan abon sapi yang banyak di permukaan si roti. Nah abon ini melekat dengan bantuan selapis tipis vla yang berasa unik dengan rasa yang lezat. Vla inilah yang membuatnya berbeda dan menjadikannya roti abon yang istimewa.
21 Juni 2013
Nasi Goreng Jamur (Shiitake, Tiram, Champignon, Enoki)
Masakan ini sebenarnya sudah lama dibuat, tetapi saya baru memiliki kesempatan untuk menampilkannya sekarang. Beberapa minggu lalu aneka jamur tiba-tiba membludak di All Fresh, salah satu toko buah yang menjadi langgangan saya di Mall Ambassador. Selain tampilannya yang masih fresh, harganya pun jauh lebih murah dibandingkan supermarket lainnya. Tidak membuang waktu saya langsung membeli beberapa pack aneka jamur yang tersedia di sana. Mulai dari shiitake yang berwarna kecoklatan dan berbau seperti jengkol, jamur tiram yang seputih salju, enoki yang kurus panjang dan jamur champignon yang bulat putih. Masing-masing saya masukkan ke dalam keranjang belanja, sambil isi kepala sibuk berpikir akan saya olah menjadi makanan apakah jamur-jamur ini.
Mengolah jamur bukan pekerjaan susah, rasanya yang lezat dan teksturnya yang lembut membuatnya pas digunakan untuk mempersedap aneka masakan. Biasanya saya menggunakannya untuk campuran sup atau tim ikan, atau paling 'mentok tembok gubrak' adalah dengan menumisnya. Tapi kali ini saya sangat tergoda untuk mencoba mencampur keempatnya dalam nasi merah dan menyulapnya menjadi nasi goreng jamur dengan bumbu sederhana. Rasanya hmm.... sungguh mantap!
Dari kiri ke kanan: Shiitake, Tiram, Enoki, Champignon |
20 Juni 2013
Klepon
Salah satu pembaca JTT pernah menanyakan ke saya beberapa waktu yang lalu, mengapa klepon yang dibuatnya retak-retak kala di pulung menjadi bulatan kecil. Saya yang sudah lama sekali tidak pernah membuat klepon menjadi berpikir dan berusaha mengingat-ngingat pengalaman membuatnya waktu lalu. Waktu lalu ini berarti tempo doeloe, jaman antah berantah kala keberanian membuat kue baru terbatas pada kue-kue tradisional yang mudah diperoleh bahan-bahannya dan hanya mengandalkan kukusan atau penggorengan untuk memasaknya. Seingat saya waktu itu adonan tidak pecah atau retak tetapi alot dan luar biasa elastis kala dikunyah. ^_^
19 Juni 2013
Chicken Katsu Don a la JTT
Ingin makan makanan Jepang yang yummy? Tidak usah jauh-jauh pergi ke restoran atau 'warjep' alias warung Jepang pinggir jalan, anda cukup jalan saja ke dapur dan membuatnya sendiri. Bahannya mudah dan rasanya tidak kalah mantap dengan buatan chef a la resto. Bahkan buatan sendiri akan terasa lebih sedap di lidah keluarga karena dibuat dengan penuh perhatian, kasih sayang, cinta dan tentu saja terjaga kebersihan dan kesegaran bahannya. Terdengar berlebihan tetapi sebenarnya tidak. Memasak bukan lah hal yang sangat sulit, karena yang anda perlukan hanyalah niat dan sedikit usaha untuk mewujudkannya. Percayalah begitu anda menemukan momen betapa indahnya meluangkan waktu saat menyiapkan makanan di dapur, saya jamin anda akan ketagihan untuk melakukan, dan mengulanginya lagi. Setidaknya itu yang saya rasakan. ^_^
17 Juni 2013
Sup Wonton dengan Jamur Shiitake
Pagi-pagi telah disambut dengan hujan deras yang mengguyur seakan enggan berhenti. Kalau tidak ingat betapa banyak pekerjaan yang akan menanti di hari Senin mau rasanya saya balik badan dan kembali pulang ke rumah. Untungnya atau apesnya, setelah sempat terkena guyuran hujan selama lima menit di pinggir jalan di depan pasar Blok A, taksi pun akhirnya saya dapatkan. Bisa ditebak, jalanan macet dan tersendat membuat saya memerlukan waktu satu jam lamanya untuk bisa mencapai kantor. Cuaca semakin aneh akhir-akhir ini, musim hujan seakan betah berlama-lama bahkan saat ini turunnya hujan mulai bergeser ke pagi hari.
Nah kalau sudah seperti ini memang paling sedap membayangkan makanan yang berkuah panas dan segar, wonton sup alias pangsit kuah dan bakso menjadi alternatif yang paling dicari. Ditemani dengan segelas wedhang jahe yang manis dan legit, badan pun menjadi hangat. Membuat pangsit kuah sendiri sebenarnya sangat mudah, untuk kulit pangsitnya gunakan saja kulit pangsit siap pakai yang banyak dijual di pasar. Tentu saja, jika anda memiliki waktu panjang, maka anda bisa membuatnya sendiri di rumah. Untuk isi pangsit paling mudah dan murah adalah dengan menggunakan daging ayam cincang. Nah, supaya si pangsit kuah lebih sehat tambahkan potongan sawi segar dan jamur shiitake seperti yang saya posting kali ini. Hmm, mantap dan mengenyangkan!
12 Juni 2013
Nasi Bakmoy
Nasi bakmoy, dari namanya kita sudah bisa menebak makanan ini mendapatkan pengaruh kuliner Chinese. Menurut Wikipedia, asal makanan ini dari Jawa Tengah. Tidak banyak literatur yang meyebutkan mengenai kuliner yang satu ini, hanya disebutkan masakan ini terdiri atas nasi yang ditaburi dengan potongan tahu goreng, ayam dan telur rebus yang disiram dengan kuah kaldu ayam yang dibumbui dengan kecap manis. Walaupun penampilannya terlihat ribet, ternyata membuat nasi bakmoy sangat mudah. Jadi jangan terburu-buru untuk enggan mencobanya. Memang cukup banyak pernak-pernik yang harus anda persiapkan, seperti nasi, tumisan ayam dan tahu, gorengan udang (saya ganti dengan ayam), dan kuah. Tapi semua perlengkapan nasi bakmoy tersebut tidak memerlukan bumbu yang sulit dan mudah untuk dipersiapkan. Untuk rasanya, hmm.... segar dan mantap! ^_^
11 Juni 2013
Tempura
Weekend kemarin, selama dua hari saya menghabiskan waktu dengan berdiam di rumah. Hujan deras disertai angin super kencang melanda daerah Jakarta Selatan dan selalu dimulai pada pukul tiga sore. Untungnya di pagi hari cuaca sangat cerah bahkan sinar matahari terasa terik menyengat, membuat saya bisa keluar rumah sejenak untuk berbelanja dan mengisi kulkas yang melompong. Walau di luar angin super kencang membuat pohon belimbing di depan rumah Pete bergoyang-goyang dengan dahsyatnya, di dalam rumah suara-suara ribut tersebut nyaris tak terdengar. Sesekali saja keheningan rumah terpecahkan oleh suara daun-daun jendela rumah yang bergetar.
Nah, kalau hujan seperti ini paling sedap mengudap yang renyah-renyah, gurih dan garing. Ingatan saya langsung tertuju ke tempura sayuran dan seafood yang resepnya baru saja saya temukan beberapa waktu lalu. Bahan-bahannya sederhana, sehingga membuat saya sempat meragukan apakah hasilnya akan serenyah tempura di restoran Jepang yang selama ini saya cicipi. Namun begitu gorengan batch pertama keluar dari minyak yang panas, saya langung mencomotnya dan menggigitnya - tak perduli dengan ujung jari dan ujung lidah yang tersengat minyak panas - alis saya langsung terangkat naik dan mulut pun bergumam, "Hmm... mantap"!
10 Juni 2013
Sup Krim Ayam Jagung
Makanan apa yang mengenyangkan, lezat, segar, sangat mudah dibuat dengan kalori yang cukup redah? Bagi saya deskripsi tersebut mengacu ke sup, makanan sejuta umat yang siapapun pasti mengenalnya. Begitu mudahnya dibuat sehingga seringkali menjadikannya pilihan pertama bagi mereka yang ingin mulai belajar memasak. Setidaknya itu yang saya lakukan dulu, ketika pertama kali belajar membuatnya. Hmm, kira-kira ketika saya masih berusia sebelas tahun, masih duduk di SD dan sangat bersemangat bermain masak-masakan yang bukan hanya sekedar iris-iris dan rajang-rajang aneka dedaunan yang jelas-jelas tidak bisa dimakan, tetapi benar-benar memasak di atas api dengan aneka bumbu dan bahan.
Kala bosan bermain 'pasaran' yang itu-itu saja, bersama teman masa kecil kami akhirnya mencoba membuat tungku kecil-kecilan dari batu bata, menggunakan panci terjelek yang dimiliki Ibu saya dan mulai mencoba memasak sayur betulan. Percobaan pertama adalah sup kubis, kemudian dilanjutkan dengan sayur asem. Seru juga menyantap masakan hasil buatan sendiri yang di masak di alam bebas - tepatnya di kerimbunan kebun pisang nenek saya di belakang rumah - cekikian ketika masakan terasa luar biasa asin atau luar biasa pedas karena segunung merica yang dimasukkan. Namun apapun bentuknya, saat itu semua terasa lezat rasanya. ^_^
07 Juni 2013
Obsesi Roti 29: Amatir Cooking Class dengan Sintya - Caterpillar Bread
Kamis kemarin, mengisi waktu libur satu hari yang terjepit, saya mengundang Sintya untuk datang ke rumah Pete. Sudah lama tidak bertemu - lebih dari satu bulan teman dekat saya ini mengalami sakit pencernaan yang cukup parah dan harus bed rest di rumah - senang juga saat saya telepon minggu lalu kondisinya sudah jauh lebih baik. Bahkan sudah bisa menyantap beberapa jenis makanan. Tersentuh dengan berat badannya yang turun hingga lima kilogram (Sintya sangat kurus dan imut), saya pun mengajaknya ber-cooking ria bersama sambil tentu saja menaikkan berat badan Sintya (sedikit) dan membengkakkan badan saya yang memang sudah bengkak dari sananya. ^_^
"Oke Mba, tapi jangan masakan yang pedas dan asam ya", jawabnya. "Sip! Kita bikin roti saja ya Sin, aman dan mengenyangkan", saran saya. Sebenarnya saran ini bukan tanpa alasan dan tujuan, sudah lama saya ingin membuat caterpillar bread yang lucu ini namun kesempatannya yang belum kunjung tiba. Nah sekarang dengan ditemani teman yang menyenangkan, membuat saya menjadi lebih bersemangat untuk mencobanya. ^_^
05 Juni 2013
Yachaejeon: Pancake Sayuran dan Seafood a la Korea
Makanan yang setipe dengan bakwan sayuran memang banyak, namanya pun beraneka ragam, di Indonesia sendiri selain kata bakwan kita mengenalnya dengan nama pia-pia, atau ote-ote, sedangkan di luar negeri potongan sayuran dalam tepung yang digoreng ini dikenal dengan sebutan vegetable pancake dan fritters. Sebenarnya semua sama, semua mirip yang membedakan mungkin dari komposisi takaran tepung dan bumbu yang digunakan. Umumnya bakwan a la Indonesia menggunakan komposisi tepung yang lebih banyak dibandingkan dengan sayuran, menghasilkan makanan yang lebih padat dan mengenyangkan.
Terus terang saya lebih suka dengan bakwan dengan komposisi sayur yang lebih banyak dibandingkan tepungnya dan ketika bulan lalu saya mencicipi pancake sayuran di salah satu restoran Korea di dekat rumah, saya pun menjadi ketagihan. Pancake berisi sayuran dan seafood dengan ukuran sebesar piring makan ini digoreng dengan ketebalan 1 cm, permukaannya kering namun bagian dalamnya lembut dengan tekstur sayuran yang crunchy. Pancake lebar ini disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil dan disantap dalam cocolan saus yang terbuat dari soy sauce dan vinegar. Hmm, super yummy!
03 Juni 2013
Traditional Pound Cake dengan Selai Jeruk: Cake tanpa baking powder dan baking soda
Seorang pembaca JTT mengirimkan pesan di salah satu artikel yang saya posting, meminta saya untuk menuliskan resep cake yang tidak memakai bahan tambahan makanan seperti baking powder dan baking soda sama sekali. Balitanya yang baru berumur 14 bulan sangat gemar mengudap cake. Hmm, awalnya saya berpikir apakah itu mungkin? Mengingat semua cake yang saya buat pasti mengandung bahan pengembang. Hingga saya kemudian teringat dengan cake bernama pound cake.
Pound cake merupakan jenis cake tradisional yang menggunakan takaran yang sama untuk semua bahan-bahan yang digunakan, apakah tepung terigu, mentega, gula, dan telur. Semua bahan memiliki berat 1 pound atau sekitar 435 gram. Pada masa lalu proses pembuatan cake belum melibatkan bahan-bahan pengembang seperti baking powder, baking soda dan emulsifier. Kuncinya untuk membuat cake yang dibuat mengembang adalah dengan melakukan pengocokan mentega dan gula hingga kembang, ringan dan putih. Walau tanpa bahan tambahan pangan namun cake yang dihasilkan sama sekali tidak mengecewakan: lembut, moist, creamy dan buttery. Yummy!