05 Juli 2013

Obsesi Roti 31: Caterpillar Bread Isi Peanut Butter - Si Ulil Ulat nan Lucu!



Memang seru membuat aneka bentuk dari adonan roti, apalagi jika setelah dipanggang menghasilkan roti dengan bentuk yang lucu. Seringkali kita menduga proses membuatnya rumit, padahal sebenarnya aneka bentuk roti ini sangat mudah dibuat, yang anda perlukan hanyalah mengetahui step by step bagaimana menekuk, melipat dan memotongnya. Dengan sedikit kreatifitas maka anda pun bisa menghadirkan aneka roti dengan bentuk seperti yang banyak dijual di toko-toko roti yang tersebar di sudut kota. 

Anak-anak pun menyukainya. Jadi jika anda ingin mencari kegiatan untuk krucil-krucil di rumah selama liburan maka sepertinya membuat roti bisa anda masukkan ke dalam salah satu agenda. Jika selama ini liburan selalu diisi dengan berkeliling mall atau pergi ke taman bermain dan obyek wisata lainnya, maka sebenarnya dapur pun bisa menjadi ajang bermain yang menyenangkan. Selain membuat anak-anak belajar bagaimana rasanya menyiapkan makanan sendiri juga untuk belajar menyukai makanan buatan rumah. Lagipula membuat roti sendiri selain terjamin kualitas bahannya juga memuaskan dan mengenyangkan! ^_^


Sebenarnya saya pernah membuat caterpillar bread sebelumnya, anda bisa cek ke link disini untuk melihat versi lainnya. Saat itu saya membuat roti ulat bulu ini berisikan sosis dengan bentuk berbeda dengan versi yang sekarang saya tampilkan. Nah ternyata hasil googling saya mengantarkan ke tampilan lain yang tak kalah lucunya. Menurut saya, justru roti yang kali ini bentuknya lebih mirip dengan ulat bulu yang sesungguhnya, apalagi dengan tambahan dua butir cengkih sebagai matanya maka lengkaplah sudah tampilannya yang 'menggemaskan'. Untuk isinya, saya menggunakan selai kacang, selain karena selai kacang tidak meleleh kala dipanggang juga karena itu satu-satunya selai yang tersedia di kulkas.  

Jika anda ingin mengunakan selai sebagai isinya maka pastikan untuk menggunakan jenis selai yang teksturnya keras dan berserat sehingga tidak meleleh dan mengalir keluar dari sela-sela lipatan roti kala dipanggang. Contohnya seperti selai kacang tanah yang saya gunakan kali ini atau selai nanas buatan sendiri bisa menjadi alternatif. Hati-hati jika anda menggunakan selai botolan siap pakai yang banyak dijual di supermarket, teksturnya yang sangat halus dengan komposisi gula dan gelatin yang banyak akan membuatnya mencair kala dipanggang, sehingga selai akan belepotan keluar dan mengurangi tampilan cantik si roti.


Selain selai, roti ini sebenarnya lezat juga diisi dengan tumisan ayam, ikan tuna, daging cincang yang ditumis atau sosis. Nah jika anda ingin mengisinya dengan sosis, sebaiknya kerat-kerat terlebih dahulu sosis yang akan anda gunakan, tetapi pastikan jangan sampai sosis menjadi putus ya. Sosis yang dikerat-kerat akan membuat adonan roti menjadi mudah ditekuk dan dibentuk. Untuk isi tumis ayam anda bisa menggunakan resep roti abon isi tumis ayam yang pernah saya posting sebelumnya, silahkan klik di link disini untuk melihatnya. Resep adonan roti ini sebenarnya tidak terlalu istimewa, anda bisa menggunakan aneka jenis resep adonan roti lainnya yang pernah saya posting sebelumnya. Semua kembali ke selera anda masing-masing. Bahkan kalau mau lebih bervariasi, dengan satu resep adonan roti di bawah anda bisa menciptakan aneka jenis roti dengan isi dan rasa yang berbeda.


Tidak ada yang sulit untuk membuat caterpillar bread isi selai kacang ini, jadi mengapa tidak anda coba saja saat weekend ini di rumah? Jika jumlahnya berlebihan, anda bisa meyimpannya di dalam freezer dan panaskan saat diperlukan di microwave atau oven. Hmm, mungkin bisa menjadi alternatif sahur di rumah terutama bagi yang  suka malas mempersiapkan makan sahur seperti saya. ^_^

Berikut ini resep dan proses pembuatannya ya. 


Caterpillar Bread Isi Peanut Butter
Resep adonan roti diadaptasikan dari blog Fresh from The Oven - Caterpillar Bread

Untuk 15 - 20 buah roti

Bahan roti:
- 7 gram ragi instan, sekitar 2 1/4 sendok teh (pastikan fresh dan cek masa kedaluarsanya)
- 300 ml air hangat suam kuku
- 480 gram tepung terigu protein tinggi
- 120 gram tepung terigu serba guna 
- 8 sendok makan gula pasir
- 4 sendok makan susu bubuk
- 1 sendok teh garam
- 1 butir telur + 1 butir kuning telur, kocok lepas
- 60 gram mentega/margarine (sekitar 4 sendok makan)

Bahan lainnya:
- selai kacang/peanut butter secukupnya untuk isi roti
- beberapa butir cengkeh untuk mata ulat
- susu cair atau kocokan telur untuk olesan roti

Cara membuat:


Siapkan mangkuk kecil, masukkan ragi, air hangat dan 2 sendok makan gula pasir. Aduk hingga rata dan biarkan selama 15 menit hingga muncul gelembung busa di permukaan air. 

Siapkan mangkuk besar, masukkan tepung terigu, sisa gula pasir, garam, dan susu bubuk. Aduk hingga rata. Tuangkan larutan ragi dan telur kocok, aduk dengan spatula hingga menjadi adonan yang lembab dan kasar. Tambahkan mentega/margarine, aduk rata. 


Siapkan meja datar, taburkan tepung terigu pada permukaan meja. Tuangkan adonan ke atasnya. Lumuri permukaan tangan anda dengan tepung dan mulailah menguleni adonan hingga menjadi kalis. Adonan tidak terlalu lembek dan lengket jadi tahan diri anda untuk terlalu banyak menuangkan tepung terigu. 

Jika adonan tidak menempel lagi di meja dan tangan anda, terasa lembut dan elastis, bulatkan adonan. Lumuri permukaan mangkuk bekas mengaduk adonan dengan minyak goreng secara merata. Letakkan bola adonan di tengah mangkuk, tutupi permukaannya dengan kain. Diamkan adonan selama minimal 1 jam hingga mengembang minimal dua kali lipat. Kempiskan adonan dengan meninjunya.


Bentuk adonan menjadi batang panjang, potong-potong adonan menjadi 15 atau 20 bagian yang sama besarnya. Jika ingin ukuran roti yang sama, timbang masing-masing potongan. Bulatkan masing-masing adonan. Tata bulatan adonan di permukaan meja datar atau wadah datar, tutupi permukaannya dengan kain, diamkan hingga mengembang dua kali lipat. 


Taburi permukaan meja dengan sedikit tepung, ambil sebuah bola adonan, jangan dikempiskan. Gilas adonan hingga menjadi bulat sedikit memanjang. Diameter adonan sekitar 15 cm. Letakkan selai kacang agak di tengah adonan, banyaknya selai kacang tergantung selera anda. Gulung adonan sehingga selai kacang tertutup adonan, tekan sedikit adonan hingga menempel agar selai tidak mengalir keluar. 


Iris-iris sisa adonan dengan ketebalan 1 - 1 1/2 cm, tebalnya irisan tergantung selera anda, makin tipis irisan maka guratan ulat yang anda hasilkan akan semakin banyak. Tarik irisan ke tengah hingga menutupi adonan tempat selai kacang berada. Atur agar rapi, kemudian tekan-tekan sisinya sehingga irisan tertekuk di bawah roti dan menempel.


Tekuk adonan roti yang telah berhasil anda buat sehingga menyerupai lekukan ulat. Gunakan kreatifitas anda untuk membuat bentuknya cantik. Tusukkan dua buah cengkeh di salah satu ujung adonan sebagai mata si ulat. Tata roti di atas permukaan loyang datar yang telah dialasi kertas baking sebelumnya. Beri jarak antar roti.


Panaskan oven disuhu 170'C. Letakkan rak pemanggang di tengah oven.
 
Tutup roti dengan kain bersih hingga mengembang, selama 15 - 20 menit. Olesi permukaan roti dengan susu cair atau kocokan telur. Panggang selama 15 - 20 menit dengan api atas bawah hingga permukaannya mejadi kecoklatan. Keluarkan dari oven, dinginkan di rak kawat dan siap disantap! Yummy! 

Sources:
Blog Fresh from The Oven - Caterpillar Bread
JTT - Caterpillar Bread
JTT - Roti Abon Isi Tumis Ayam
 



26 komentar:

  1. Saya udah pernah bikin ini mba, sayang ga sempet kefoto. Anak2 suka banget, lucuuuu bentuknya..., saya pake meses aja isiannya dan choco chip utk matanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Anna, yepp lucu bentuknya bisa jadi ajang masak bareng anak2 juga. Meses dan choco chips pasti maknyuss! ^_^

      Hapus
  2. Nampak sungguh enak ya roti. Cara buatnya pun nampak tidak sesukar mana. Boleh buat sendiri di rumah. Thanks ya for sharing.

    BalasHapus
  3. hidup nguleniii!!! ngeliat bentukx kudu semangat nguleni ini mbak hihihi.. kudu bikin masuk list trial lg wkwkwk.. mksh mbak endang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Shinta, tenang, nguleninya gak berat kok hehehhehe

      Hapus
  4. hay mba Endang...
    ini aku mau nanya mba...
    iya sih, kalo membuat roti itu ada berbagai metode, yang aku tahu ada yang metode water roux dan metode yang di postingan mba ini.
    nah, yang jadi pertanyaan, diantara dua metode tadi, manakah yang hasil akhirnya lebih bagus dan metode mana yang tidak terlalu berat menguleninya. karena aku baru sekali bikin yang water roux dan beberapa kali pakai metode biasa. tapi dirasa-rasa, hasilnya gak jauh beda. apa mungkin aku yang kurang teliti..

    hehehe... panjang amat yah mba...

    makasih banyak mbakyu sayang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba Lina, sebenarnya metode water roux/taizhong memberikan hasil roti lebih lembut dan empuk dibandingkan dengan adonan biasa. Tapi jika adonan roti sudah mulai ditambahkan bahan2 lain, misal kuning telur atau butter dengan kadar yang lebih banyak (misal di resep roti unyil), maka hasilnya memang menjadi mirip2 saja.

      Metode water roux, kandungan air tinggi, adonan lebih lembek, sehingga sedikit lengket sana sini, tapi lebih ringan menguleninya. Tantangannya jangan menambahkan terigu kalau lembek, karena roti akan keras nantinya, jadi percuma juga pakai metode ini ^_^

      Hapus
  5. halo mbak endang,,,biasanya mbak endang nguleninya berapa lama hingga adonan kalis?lalu adakah tekhnik menguleni yang benar?aku mau belajar bikin roti mbak,dag dig dug:-) oy..aku dah pernah coba resep brownies klasik,pempek dos sama martabak ....hasilnya?hmm lezatos,...terimaksih tengkiu ya mbak endang,,,blognya membantu sekali apalagi buat pemula seperti aku....
    2 tumb 4 u mbak... ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, nggak lama kok, sekitar 10 menit nguleni dengan gerakan santai saja gak usah terlalu ngoyo wakakak. Tidak ada teknik menguleni dengan tepat kok asal adonan di lipat, remas dan ditekan, bukan dipotong2 pasti benar.

      Coba baca link ini Mba, buat nambah2 ilmu hehehhe: http://www.justtryandtaste.com/2012/06/buatlah-roti-anda-sekarang-i-roti.html

      Hapus
  6. Haloo, Mbak klo nggak ada susu bubuk (disini susah cari susu bubuk, adanya susu cair, maklum tinggal di negeri org yg nggak ngenal susu bubuk), bisa diganti susu cair nggak ya?
    caranya gmn? bisa nggak air hangatnya diganti susu hangat? kan klo nggak dikasih susu kurang gurih:)
    Makasih ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba, air hangatnya diganti dengan susu hangat saja ya, gak masalah kok. Disini justru susu bubuk ngetrend ya wakakkaka

      Hapus
  7. Hi Mbak Endang, mau tnya nih, kl pake otang cara mengira2 suhunya gmna ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, harus pakai termometer baking, beli terpisah. Itupun suhunya diatur, jadi oven dipanaskan sampai suhu tercapai baru kemudian api dikecilkan hingga suhu stabil. Kalau gak pakai termometer maka harus dikira2 sendiri. Sebaiknya oven dipanaskan dulu dnegan api sedang hingga benar2 panas, baru kue masuk, dan besar api disesuaikan sambil melihat kondisi makanan di dalam.

      Hapus
  8. Hallo mb endang.. Untuk olesannya kan menggunakan susu cair, yg dimaksud itu susu bubuk dicairkan pake air anget ato susu kental manis ya?? Hehe bingung
    Makasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mba desy, susu cair bukan SKM ya, tpi bisa dibuat dari SKm/susu bubuk yg dicairkan dengan air. Bisa dibuat kental atau cair, hanya untuk mengolesi roti saja supaya warnanya gak pucat saat telah matang.

      Hapus
  9. Hallo Mba Endang... Aku mau nanya dunk Mba... Itu perkiraan suhu oven awal nya di kisaran brp dan berapa lama yah Mba untuk baked nya...?
    Makasih dan salam knal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mas Puji, salam kenal juga ya. Suhu oven 170'C, panaskan minimal 15 menit sebelumnya ya. Waktu memanggang 20 menitan, terlalu lama roti akan kering. Keterangan ini ada di bagian proses membuat roti bagian paling terakhir.

      Hapus
  10. Mbak Endang, hari ini aku bikin roti ini dan sukses mbaaa, enak, lembut, udah gitu bentuknya lucu. Kebetulan aku lagi seneng-senengnya belajar mbentuk roti dan blog-nya mbak endang ini membantu banget karena step by step nya jelas, disertai tips-tips juga. Aku kalo mbentuk roti pake panduan dari home-baking.net malah seringnya gag berhasil mbak, hehe. Saking senengnya karena caterpillarku berhasil aku foto-foto mbak. Aku kirim via email ya mbak fotonya, hehehe..
    Makasih banyak mbak endang, terus berkarya dan menginspirasi banyak orang ya mbaaakk :*
    -amel-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloow Non Amel, wah saya ikutan senang hehehe, saya sudah lihat fotonya di email. Mantepp! bagus ya matanya pakai kismis, lebih kelihatan. Senang sekali menerima sharingya. Sukses ya! ^_^

      Hapus
  11. salam kenal.., saya&suami suka ngemil roti, tapi anak saya cuma mau ngemil kalo buatan sendiri. jadi kalo kami beli roti, apapun, dia pasti g mau sentuh. selama ini saya lebih sering buat cake atau camilan lain. cari2, nemu blog ini, seneng banget. saya udah cobain (3X), tp isinya dg bahan yg ada di rumah aja (coklat, keju, selai). alhamdulillah sukses. jadi bisa lebih hemat, plus, ternyata anak saya mau. kata dia, kalo rotinya buatan ibu sendiri aku mau, kalo yang beli g mau. seneng banget deh. makasih banyak ya mbak. blognya bantu banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Wulan, makasih atas sharingnya disini dan salam kenal juga ya. Yep, jika sudah berhasil membuat roti sendiri maka membeli roti terasa males dan merugikan wakkakak. Sukses untuk Mba ya!

      Hapus
  12. Wah,..kayaknya isengku mendarat di roti ini nih
    Mba kemaren aq kan bikin bingka pandan yak,..kok pas dingin bau telur yak,kalo biar ndak bau telur dikasih apa ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mba, pakai vanila ekstrak ya, biasanya kue2 dengan banyak telor suka amis, atau pakai pasta pandan yang tokcer.

      Hapus
  13. mba, kalo mau pake bread improver dalam resep ini kira2 takarannya bgmn ya mba? :)

    BalasHapus

PEDOMAN BERKOMENTAR DI JTT:

Halo, terima kasih telah berkunjung di Just Try and Taste. Saya sangat menghargai feedback yang anda berikan, terutama mengenai eksperimen dalam mencoba resep-resep yang saya tampilkan.

Komentar yang anda tuliskan tidak secara otomatis ditampilkan karena harus menunggu persetujuan saya. Jadi jika komentar anda belum muncul tidak perlu menulis komentar baru yang sama sehingga akhirnya double/triple masuknya ke blog.

Saya akan menghapus komentar yang mengandung iklan, promosi jasa dan penjualan produk serta link hidup ke blog anda atau blog/website lain yang anda rekomendasikan yang menurut saya tidak relevan dengan isi artikel. Saya juga akan menghapus komentar yang menggunakan ID promosi.

Untuk menghindari komentar/pertanyaan yang sama atau hal yang sebenarnya sudah tercantum di artikel maka dimohon agar membaca artikel dengan seksama, tuntas dan secara keseluruhan, bukan hanya sepotong berisi resep dan bahan saja. Ada banyak info dan tips yang saya bagikan di paragraph pembuka dan jawaban di komentar-komentar sebelumnya.

Satu hal lagi, berikan tanda tanya cukup 1 (satu) saja diakhir pertanyaan, tidak perlu hingga dua atau puluhan tanda tanya, saya cukup mengerti dengan pertanyaan yang diajukan.

Untuk mendapatkan update rutin setiap kali saya memposting artikel baru anda bisa mendaftarkan email anda di Dapatkan Update Via Email. Atau kunjungi Facebook fan page Just Try and Taste; Twitter @justtryandtaste dan Instagram @justtryandtaste.

Semoga anda menikmati berselancar resep di Just Try & Taste. ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...