Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H dan mohon maaf lahir dan batin! Ah, walau terlambat sekian lama namun tidak menghalangi niat tulus saya mengucapkan kalimat yang sangat dinanti umat muslim di belahan dunia manapun setiap tahunnya. Setelah 'beristirahat', tepatnya bermalas-malasan selama hampir satu bulan lamanya, akhirnya gatal juga jemari tangan saya untuk mulai mengetikkan bait dan kata di JTT. Bagi anda yang bertanya-tanya kemana sajakah saya gerangan sekian waktu lamanya menghilang dari peredaran maka dengan ini saya nyatakan kondisi saya baik-baik saja, sehat walafiat, tanpa kurang satu apapun juga. Terima kasih atas beberapa email dan komentar di fanpage JTT yang menanyakan kabar saya, perhatian dari rekan-rekan semua sangat-sangat saya hargai. ^_^
Sebenarnya, koleksi gambar hasil eksperimen di dapur telah 'berjibun' banyaknya mengendap di kamera saya, namun terus terang saya dilanda kebingungan hendak memulai dari resep yang mana untuk ditampilkan. Beberapa resep kue kering terpaksa saya kesampingkan terlebih dahulu karena waktunya yang kurang tepat (Hey, Lebaran telah usai!). Tidak terlalu banyak kue kering, karena resolusi kami saat Lebaran ini adalah: "Jangan menaikkan berat badan yang telah turun selama puasa Ndang! Dan jangan masak yang macam-macam". Dengan ancaman super serius seperti itu, apalagi ditambah dengan gagang panci yang diayun-ayunkan dengan semangat di depan muka saya membuat saya pun mengurungkan niat untuk mencoba sederet resep di buku Ny. Liem yang sebenarnya membuat saya penasaran. Beberapa akhirnya lolos juga seperti nastar keju dan kaastengel (resep menyusul ya). Tentu saja hasil eksperimen dengan riang gembira masuk ke dalam tas koper besar Ibu saya - yang akhirnya berhasil kami bujuk untuk datang ke Jakarta - dan menjadi oleh-oleh di kampung.
Nah berbicara tentang resep yang saat ini saya posting. Iga panggang ini saya buat dua hari sebelum Lebaran, bekukan di freezer dan saat takbir bergema di malam hari, saya keluarkan dari freezer untuk dipanggang sebentar di oven. Keesokan harinya saat selesai sholat Id, menjadi santapan kami sekeluarga, tentu saja bersama ketupat, sayur godog, sambal goreng hati, opor ayam, dan lain sebagainya, dan lain sebagainya. Sebenarnya, tidak ada rencana untuk membuat makanan ini sebelumnya. Ide tercetus gara-gara kunjungan singkat saya ke sebuah supermarket, membuat saya terdampar bersama ibu-ibu lainnya di area daging dan bahan basah. Iga daging membludak disana dengan harga yang diobral lebih murah dari biasanya. Ini kali pertama saya mencoba iga panggang, selama ini iga selalu saya olah menjadi asem-asem atau sop iga saja, namun tentu saja saya sudah tahu iga panggang seperti apa yang ingin saya ciptakan. Daging iga harus super empuk dan lepas dari tulangnya, bumbu yang bercita rasa manis, asin, gurih dan meresap ke setiap serat dagingnya. Permukaannya cukup kering namun bagian dalamnya moist dan lembut. Hmm, terdengar super yummy!
Demi mewujudkan impian saya, mulailah saya meracik bahan dan mengira-ngira bumbunya. Tantangan memasak iga adalah memastikan dagingnya empuk dan mudah terlepas dari tulang tengahnya. Saya menghindar menggunakan panci tekanan tinggi (pressure cooker) karena ukurannya yang besar dan berat. Jadi iga lantas saya lumuri dengan lumatan buah kiwi yang terkenal ampuh dan ajaib untuk mengempukkan daging. Iga saya diamkan selama 1 jam, baru kemudian saya rendam dengan bumbu perendamnya, kemudian iga saya rebus di wajan jumbo untuk membuatnya empuk dan matang. Perkiraan saya salah besar saudara-saudara! Setelah hampir 2 jam saya merebus iga, dan kompor serta dinding dapur telah penuh dengan cipratan kuah bumbu yang kecoklatan, iga tak kunjung melunak. Dengan sangat-sangat terpaksa akhirnya saya tuangkan juga masakan setengah jadi ini ke dalam panci tekanan tinggi, dan rebus selama 30 menit. Hasilnya adalah iga super empuk sesuai harapan. Sayangnya tampilannya tidak secantik iga panggang a la restoran, karena semua tulang terlepas dari dagingnya. Next time sepertinya saya harus mengurangi waktu merebus di panci tekanan tingginya.
Iga yang telah matang dan empuk, siap anda susun di atas permukaan loyang datar, beri sedikit margarine di permukaan iga dan panggang di oven selama 15 menit, hingga iga terlihat kering. Ah bagaimana dengan rasanya? Untuk itu saya pun menyodorkan sepiring nasi putih hangat dan dua potong iga ke Rafif, keponakan saya yang picky eater dan memiliki selera tinggi dalam menilai makanan. Komentarnya? "Hmm, enak! Terima kasih Tante Endang". Sama-sama Bang! ^_^
Yuk, kita lihat resep dan prosesnya yang mudah.
Iga Panggang a la Just Try & Taste
Resep hasil modifikasi sendiri
Resep iga lainnya:
Sop Iga: Untuk yang sedang flu berat
Sop Iga
Membuat Sup Konro
Untuk 3 kg iga sapi
Bahan:
- 2 sendok makan puree tomat
- 1 sendok makan saus tiram
- 2 ruas lengkuas muda
- 2 butir buah kiwi untuk mengempukkan iga (optional)
- air secukupnya untuk merebus iga
Siapkan iga sapi, lumuri permukaan iga dengan buah kiwi yang telah dihancurkan hingga seluruh permukaan iga terlumuri dengan baik. Diamkan di dalam kulkas selama minimal 1 jam.
Note: Buah kiwi memiliki khasiat seperti getah pepaya, memiliki enzym yang mampu untuk mengempukkan daging. Untuk 1 kg daging gunakan 1/2 buah kiwi. Terlalu berlebihan dalam menggunakan buah kiwi akan membuat daging menjadi terlalu empuk dan mudah hancur.
Siapkan semua bumbu rendaman dan bumbu yang dihaluskan ke dalam mangkuk. Aduk rata.
Masukkan iga yang telah direndam kiwi ke dalam bumbu rendaman. Tidak perlu membersihkan buah kiwi yang melekat. Aduk hingga semua bumbu rendaman terlumuri dengan baik di permukaan iga. Tutup wadah iga dengan plastik wrap dan diamkan di kulkas selama minimal 2 jam.
Tuangkan iga ke dalam wajan, tambahkan daun jeruk dan rebus hingga iga menjadi empuk. Tuangkan air sedikit demi sedikit jika air dalam rebusan iga habis dan iga belum empuk.
Jika anda menggunakan panci bertekanan tinggi:
Masukkan iga ke dalam panci, tuangkan air hingga iga terendam air. Jangan terlalu banyak menambahkan air, hanya agar iga tertutup air saja. Aduk rata hingga semua bumbu larut. Tutup panci dengan benar sesuai dengan instruksi di buku petunjuk penggunaan panci anda.
Rebus dengan api besar hingga terdengar suara desisan uap keluar dari panci. Kecilkan api kompor dan lanjutkan merebus selama 30 menit. Angkat panci dan biarkan hingga semua uap habis, terdengar bunyi klik tanda penutup panci bisa diangkat. Buka panci dan keluarkan iga.
Siapkan loyang datar untuk memanggang kue kering atau cake. Letakkan 1 sendok margarine di beberapa titik di permukaan loyang. Tata iga di atas loyang dan beri seujung sendok teh margarine di masing-masing permukaan iga.
Panggang di oven dengan suhu 170'C selama 15 menit. Atau hingga iga terlihat mengering permukaannya. Balik-balikkan iga selama proses pemanggangan, agar seluruh bagian terpanggang dengan baik.
Anda juga bisa membakarnya di atas permukaan arang atau kompor dengan menggunakan pemanggang daging. Tidak memerlukan waktu lama untuk memanggangnya, tujuan pemanggangan hanya untuk membuat permukaan iga kering dan mengeluarkan aroma terpanggang atau terbakar.
Santap iga dengan nasi putih hangat dan sambal terasi. Super yummy!
dengan melihatnya perut mendadak lapar, sepertinya rasanya weeenak banget lho. garing diluar sangat lembut dagingnya. mantap banget mbak kreasinya. ijin contek resep ya mbak
BalasHapusHai Mba Sarah, silahkan dicoba ya. Moga suka, iga panggang kalau beli di luar mahal banget, bikin sendiri murah dan enak. kalau mau lebih lezat memang di grill di bara api ya ^_^
HapusBoleh dicoba nihhh..
BalasHapusSip, silahkan Mba ^_^
Hapusmbak, brarti harus punya presto ya. kalau gak punya presto gimana ya? dioven gak bisa ya?
BalasHapustetap bisa kok, rebus saja iganya seperti biasa hingga empuk. butuh waktu lama tapi bisa kok.
HapusH-1 lebaran dpt oleh2 iga dari kakak ipar... suami request untuk dibuatkan iga panggang dan saya setuju... tapi karena mulai cape mempersiapkan menu2 wajib lebaran yang salah satunya gulai daging, saya gabung saja tu iga jadi gulai... dasar pemalas hehe.... next time dicoba ah, buat ngobatin kecewanya suami...
BalasHapusHai Mba Nur, memang saat lebaran keknya banyak banget menu yang mau dimasak ya, gak tahunya capek melanda dan ujung2nya kelenger sendiri wakakak. saya juga begitu, tadinya mau bikin ikan bakar, akhirnya jadi ikan goreng. thanks sharingnya yaa ^_^
Hapuswaaakkkk....saya juga udah merindukan postingan baru dari mb endang...sepinya hidup ini tanpa resep2 baru JTT....xixixi...lebay dotcom
BalasHapusWakakka, sedang diusahakan untuk kembali rajin nih walau kadang rasa malas menyerang hiiks
HapusLalu mbak,.... resep kaastengelnya kapan disusulkan? Hihihihi....kutungguuu.
BalasHapusHuaa iya, itu pe-er banget dah lama saya janji2 surga hiiiks, belum ada waktu huaaa
HapusSudah mencoba resep ini tiga kali. Komentar dari suami selalu sama. Enak banget :-) Makasih Mbak Endang...
BalasHapusHai Bunda Ghania, thanks ya mba, senang sekali resepnya disuka. thanks sharingnya ya.
HapusMlm mba maaf gak sabar ingin kasih tau sore tadi aku bikin iga bakar sesuai resep mba cuma bedanya aku pake nanas untk perendamnya dan hasilnya thaks god suamiku smpe nambah n bilang ini dapt beli bukan buatan aku saking enak nya :) makasih ya mba resep - resep nya sangat membantu buat aku yang pemula, salam
BalasHapusHai Mba, thanks sharingnya yaa, senang sekali resepnya disuka. yepp idenya memakai resep mantap tuh, memang bisa membuat iga cepat empuk. Senang sekali resepnya disuka hehhehe
HapusKalau cara menghilangkan bau sapi nya bagaimana ya mba? Saya sudah coba, tapi bau sapinya kok masih nempel ya? Hik
BalasHapushalo Mba, coba rebus iga sampai air mendidih, buang airnya dan cuci bersih iga. Baru masak sesuai resep diatas. merebusnya sebentar untuk membuang sisa darah dan kotoran
HapusHalo mbak Endang, puree tomat itu cara buatnya bagaimana ya mbak?
BalasHapusjalo Mba, kaya bikin saus tomat. Tomat rebus dengan aneka bumbu (tampa tambahhan air), diblender, kemudian dipanggang di oven sampai airnya habis dan mennjadi pekat. Kalau saya beli saja Mba.
Hapusmbak saya coba buat tapi hasilnya kurang memuaskan. Bumbu rendaman di campur dengan bumbu halus lalu di celup iga di wadah yang sama? setelah presto, lunak tapi bumbunya kurang melekat. Apa bumbu halus di tumis dulu baru di tambah air untuk presto?
BalasHapuskebanyakan kali ketika memmasukkan air di panci presto. atau air rebusan iga dimasak lagi sampai kental dan pakai buat olesan iga ketika dipanggang
Hapus