Satu hal yang menjadi kendala kala saya berlibur di Gothenberg, Swedia beberapa waktu yang lalu adalah mencari makanan halal disana. Tentu saja kendala ini bukan hanya saya alami di Gothenberg namun juga di beberapa negara di Eropa yang saya kunjungi lainnya. Nah solusi saya selama disana agar makan tetap aman, nyaman dan yang terpenting halal yaitu dengan berbelanja di supermarket dan meracik sendiri menu sehari-hari. Ujung-ujungnya makanan yang bisa saya santap adalah aneka buah-buahan, salad, sandwich dan yogurt. Sandwich menjadi makanan favorit saya karena isinya bisa disesuaikan dengan isi kocek. Apalagi dengan harga roti dan keju yang termasuk murah jika dibandingkan dengan Indonesia, maka saya pun bisa sepuasnya mengisi sepotong besar sandwich yang terbuat dari whole meal bread dengan segunung serpihan keju feta, salami ayam atau kalkun, irisan tomat dan ketimun segar serta acar buah zaitun bersama guyuran yogurt Greek yang creamy. Rasanya luar biasa sedap, segar dan tentu saja tidak perlu menguras isi saku terlalu dalam. ^_^
|
Homemade sandwich dengan chicken salami, salad & Greek yogurt |
Mencuci mata di supermarket merupakan kegiatan yang paling saya sukai, apalagi dengan otak foodie seperti saya yang menit demi menit hanya berpikir mengenai makanan dan kapan saat makan tiba. Tidak heran jika saya bisa betah berjam-jam lamanya berjalan perlahan di setiap lorong supermarket memelototi aneka bumbu, sayuran, buah, makanan yang diawetkan, coklat, sosis, keju, kue-kue, roti dan bahan makanan lainnya yang mustahil untuk saya sebutkan satu persatu. Jenis keju dan olahan daging memang tak terhitung macamnya namun sayangnya saya tidak berhasil menemukan sosis sapi tanpa kandungan daging babi di dalamnya. Walau sosis dan salami yang terbuat dari ayam atau kalkun cukup lezat rasanya namun tak urung mulut ini ingin mencicipi sosis sapi di Eropa. Nah untungnya sebuah supermarket bernama Orienthus yang terletak agak jauh dari pusat Gothenberg menawarkan sejuta kelezatan yang semuanya dibandrol dengan kata halal! Letaknya cukup jauh dari pusat kota dan saya mencapainya dengan cara berjalan kaki selama dua jam. Walau terkesan konyol dua jam berjalan kaki demi sebuah supermarket namun waktu selama itu sama sekali tidak terasa ketika kiri kanan anda penuh dengan pemandangan indah dengan udara yang sejuk dan cuaca yang cerah.
|
Selai bunga jeruk |
Bagi penggila aneka bumbu dan bahan makanan seperti saya, maka Orienthus benar-benar seperti sebuah surga. Supermarket besar ini menyediakan aneka makanan khas Middle East, Turki dan India yang jenisnya luar biasa banyak. Aneka bumbu dan rempah kering tak terhitung macamnya dengan variasi merk yang akan membuat anda atau saya tepatnya, pusing menentukan pilihan. Tentu saja beberapa botol bumbu rempah yang sulit saya temukan di Jakarta - dan kalaupun ada pasti dengan harga yang super mahal - masuk ke keranjang belanja. Misalnya saja sumac (sejenis rempah berbentuk bubuk a la Middle East yang bewarna merah dan asam rasanya); sebotol racikan bumbu untuk memanggang daging atau ayam; bawang bombay kering dan sebotol smoked paprika bubuk. Bumbu terakhir yang saya sebutkan sebenarnya bisa ditemukan di Jakarta, hanya saja di Orienthus harganya sangat murah hanya dua puluh ribu rupiah dalam kemasan botol plastik yang lumayan besar ukurannya.
|
Sosis Turki: Halal dan yummy! |
Nah kembali ke sosis, di supermarket Orienthus inilah saya menemukan sosis sapi khas Turki yang lezat rasanya. Sosis gendut berwarna kemerahan ini dikemas rapi di dalam kotaknya yang tembus pandang, salah satu merknya yang terkenal adalah Sucuk. Semua sosis ini telah matang dan bisa langsung dimakan begitu saja tanpa perlu dimasak terlebih dahulu, namun menumisnya sebentar hingga harum membuat rasanya menjadi lebih nendang. Kelebihan lainnya, sosis sapi a la Turki ini telah dibumbui dengan aneka rempah khas Turki yang sedap dan bahkan tersedia versi super pedasnya yang saya akui memang benar-benar pedas. Beberapa kotak sosis pun masuk ke dalam kantung belanja sebagai oleh-oleh sambil tentu saja jantung ini ber-dagdigdug ria: Akankah petugas bandara mengijinkan makanan ini terbang ke Jakarta? ^_^
|
Aneka acar sayuran dalam kemasan - Hanya salah satu sudut kecil saja |
|
Zaitun! |
Jika anda penggemar acar maka hampir seluruh supermarket di Eropa menawarkan makanan yang diasinkan di dalam botol atau kaleng. Ketimun, cabai, wortel, kembang kol, bawang putih dan aneka bawang lainnya, bit merah, paprika, tomat, terung, zaitun, pear, apel merupakan sayuran dan buah yang umum diawetkan disana. Harganya murah, jauh dan jauh lebih murah dibandingkan dengan acar yang dijual di supermarket di Indonesia. Orienthus pun tak kalah dengan supermarket lainnya, deretan botol mulai dari ukuran imut hingga jumbo berisikan awetan buah dan sayuran memenuhi rak-rak panjang disana membuat tangan saya pun gatal dan sulit untuk tidak meraih sebotol acar cabai dan sun dried tomatoes dalam awetan minyak zaitun, yang membuat air liur saya kontan menetes. Penggemar buah zaitun? Disini anda bisa memilih aneka acar zaitun mulai dari yang dikemas dalam botol buatan Turki, Spanyol atau Yunani hingga zaitun kiloan dengan aneka bumbu rempah dan rasa. Dua ons acar zaitun hijau pedas dalam gelimangan cabai dan rempah pun berpindah ke tangan saya. Rasanya super pedas dan sedap disantap bersama pasta dan sandwich. ^_^
|
Aneka baklava - Super manis! |
Berbicara tentang makanan Middle East maka tentu saja tak bisa dipisahkan dengan kacang. Disini anda bisa menemukan aneka jenis kacang-kacangan, entah dalam bentuk kering maupun basah di dalam kaleng seperti white kidney beans atau lima beans, chickpea alias kacang Arab, lentil, kacang polong ada dua jenis warna kuning dan hijau, pinto bean, kidney beans alias kacang merah, dan aneka jenis kacang lainnya yang mungkin bisa juga anda temukan di Jakarta namun dengan harga yang luar biasa mahal. Nah berhubung sudah lama sekali saya memiliki keinginan untuk membuat falafel (gorengan khas Timur Tengah yang terbuat dari chickpea yang dihaluskan) maka sekantung kacang Arab pun masuk ke dalam daftar belanja saya bersama sekotak couscous yang sebenarnya di Jakarta harganya tidak terlalu mahal.
Sebagai penggemar kudapan manis, mata saya pun melotot memandang jajaran baklava di depan mata. Baklava merupakan kue khas Turki yang terbuat dari phyllo pastry - sejenis kulit pastry yang super tipis - yang disusun berlapis-lapis dan membungkus bagian dalam atau isi baklava yang biasanya terbuat dari cincangan kacang walnut, pistachio, dan hazelnut. Setelah melalui proses pemanggangan maka baklava kemudian disiram dengan sirup yang terbuat dari madu, air mawar, atau air bunga jeruk dan dibiarkan terendam dalam cairan manis itu. Rasanya sedap dan gurih. Satu potong mungkin akan menggiring anda untuk menyantap potongan lainnya namun setelah potongan kedua saya yakin anda tidak akan berniat untuk mencobanya lagi karena rasanya yang super manis! ^_^
|
Daun anggur dalam kemasan |
|
Dolmeh/Dolma/Sarma |
Di Orienthus, anda juga bisa menemukan daun anggur yang diawetkan di dalam air garam dan dikemas di dalam botol. Daun anggur merupakan salah satu komponen utama pembuatan dolma atau dolmeh atau sarma, makanan khas Middle East dan Turki yang terbuat dari daging domba atau ayam cincang, sayuran dan rempah yang dibungkus dengan daun ini. Saya sempat menyantap makanan ini kala makan siang di sebuah restoran Persia di Koln, Jerman, walau rasanya kurang begitu nendang namun saya sangat penasaran untuk mencoba membuatnya sendiri. Terbayang di dalam benak, pohon anggur milik tetangga yang kerap kali saya jumpai menjuntai ke luar pagar. Hmm...Sepertinya bisa dimanfaatkan!
|
Sudut di Orienthus |
Sayangnya waktu saya sangat terbatas di Orienthus, walau mata ini belum puas dan kaki ini masih sanggup melangkah untuk menyusuri setiap sudutnya, namun dengan terpaksa saya akhiri kunjungan saya disana. Dengan langkah berat menuju kasir - teringat dengan kartu kredit yang harus digesek dan jalan panjang kembali ke pusat kota Gothenberg! - saya pun menolehkan kepala menatap lorong-lorong Orienthus sambil dalam hati bertanya, "Kapankah saya bisa kembali ke Orienthus"? I love this supermarket! ^_^
Hmmm...keren. Aku suka nih liputan kayak gini, apalagi klo di JEPANG. Ayo...mbak kpn ke Jepang biar bisa nulis liputan kayak gini. Ditunggu yaaa.... #Emma#
BalasHapusHai Mba Emma. thanks yaaa, Jepang yaaa waah nunggu tabungannya cukup dulu ya supaya bisa kesana hehehheh
Hapuswah mbak endang lagi di gothenburg? saya tinggal dsn mba.. tempat tinggal saya cuma 8 menit dari orienthus naik bis :) sampe kapan di gothenburg? btw saya silent reader blog mba sejak sebulan lalu.. suka banget sama resep2nya ^^
BalasHapusHai Mba Dery, waaahhh kalau tahu hehehheh. Saya jalan kaki 2 jam gara2 temen saya gak tahu jurusan bus kesana, daripada nyasar wakakkaka. Di gothenberg hanya seminggu mba, dan sekarang sudah balik ke Jakarta hehehe.
Hapusyaaahhh coba mbak Endang ngasitau kalo mau ke Gtb ya.. aku juga follower blognya mbak Endang, kaget banget pas liat Orienthus nongol disini.. soalnya aku alumni Gothenburg juga, 5 tahun tinggal disana, dan berkawan akrab sama si Orienthus ini :D
Hapusdiantar Said ya mbak? hehe. kapan-kapan kalo ke Gothenburg lagi kabar2 ke Iie (Dery) yang di atas aja mbak. pasti langsung dibajak sama mahasiswa2 untuk ngasih cooking class :)
btw Mbak, ngomong-ngomong tentang daun anggur... ibu-ibu Indonesia yang tinggal di Gothenburg biasanya memanfaatkan daun anggur sebagai ganti daun singkong untuk dibuat gulai... tapi, sebelum dimasak gulai, harus direbus dan diperas berulang2 biar rasa asemnya hilang dan teksturnya nggak terlalu alot. kalo udah jadi, rasanya miriiiipp banget sama gulai singkong beneran :D *balada gak ada daun singkong di Gothenburg hehe*
HapusHaloow Mba Riana, waah top markotop banget infonya, jadi makin semangat nanam pohon anggur di depan rumah wakakka. saya lagi pengen banget bikin dolmeh, cuman daun anggurnya ini loh tobat susahnya di jakarta. Thanks informasinya ya Mba. Mantap!
HapusSucuk (dibaca: sujuk) di Turki bukan merek mbak, tp jenis sosis yg besar.
BalasHapusAda perbedaan antara sarma dan dolma. Sarma dibungkus dgn cara digulung (wrapped), sedangkan dolma dibungkus dgn cara isinya diisikan (stuffed). Kalo di Turki, bahan isiannya biasanya beras atau bulgur atau bisa jg dicampur dgn daging cincang.
Sy jg tdk suka baklava mbak, krn manis dan bikin negh. Tp setelah sy membuat sendiri, ternyata sy jd suka, krn tdk bikin negh. Dan kadar sirup gulanya bisa dikurangi.
Salam dr Istanbul, emine
Halo Mba Emine, waak thanks atas koreksi dan penjelasanya ya. Saya pikir sucuk itu merk hahahhah. Saya suka banget sama ini sosis, soalnya bumbunya kerasa banget.
HapusSayangnya kalau mau membuat baklava sendiri di jakarta susah, kendalanya ada di phyllo pastrynya, gak ada disini hiiksss.
thanks yaaa.
Mbak Endang..... posting resep Cronut dong mbak... cara masukin cream vanila nya gimana itu? Makasih mbak Endang...
BalasHapusHai Mba Lia, wakakka, iya nihhh saya lagi cari2 waktu buat nyobain cronut. Ditunggu saja yaaaa
HapusMba, disana ada beli greek yogurt donk?
BalasHapushehehe, iyaa, murah soalnya dan dapat 1 pint gede. creammy banget kaya es krim ^_^
Hapus