Minggu lalu karena masih terbayang-bayang dengan lezatnya rendang daging yang saya santap di rumah kakak saya di Batam, maka saya pun bermaksud membuat rendang versi saya sendiri. Kali ini supaya Heni tetap bisa menikmatinya maka saya pun membuat versi rendang tanpa daging. Bahannya apalagi kalau bukan nangka muda yang murah meriah harganya. Nah rendang nangka ini sudah terkenal lezatnya di keluarga saya. Di waktu-waktu yang lampau saat Ibu membuatnya, pasti selalu laris diserbu oleh anggota keluarga lainnya. Jadi bagi anda yang mengalami kasus seperti Heni, atau memang sedang menghindar mengkonsumsi daging hewan berkaki empat maka rendang yang satu ini patut anda coba. Rasanya benar-benar 'nampol' sedapnya! ^_^
Nangka muda sebelum direbus |
Nangka muda setelah direbus |
Di waktu kami masih kecil mengkonsumsi ayam atau daging sapi dan kambing hanya bisa dilakukan setahun sekali. Tepatnya saat lebaran tiba. Saat itu Nenek akan menyembelih dua ekor ayam kampung - biasanya ayam jago super tua atau ayam betina yang sudah stop bertelur - yang dipeliharanya di dapur, memotongnya menjadi ukuran yang imut dan memasaknya menjadi opor dengan kuah sewajan. Tujuannya apalagi jika bukan supaya bisa disantap oleh seluruh keluarga yang 'segambreng' jumlahnya dan rata-rata 'doyan' makan semua. Saya masih ingat betapa sengit dan ketatnya perjuangan untuk mendapatkan potongan ayam terbaik, yaitu bagian paha dan dada. Dengan dua saudara perempuan yang sama kuat makannya seperti saya, plus Mbah-Mbah, Bapak dan saudara-saudara lainnya maka kecil kemungkinan untuk bisa mendapatkan 'the best parts' tersebut. Di antara kami semua, mungkin hanya Ibu saya saja yang selalu sabar dan tidak terlalu peduli dengan makanan atau lauk yang akan disantap. Beliau selalu mengalah dan mendahulukan suami dan anak-anaknya yang 'jrumbo' (kurang lebih jika diterjemahkan artinya adalah rakus), dan terkadang cukup puas hanya dengan kuah opor plus nasi dan tempe goreng saja. Hingga kini beliau masih seperti itu.
Terkadang, jika Pak Lik dan Bu Lik (sebutan untuk Paman dan Bibi dalam bahasa Jawa) yang waktu itu tinggal di Jakarta datang ke Paron, maka Mbah Lanang alias kakek akan memotong seekor kambing muda yang dibelinya di pasar Legi di depan rumah. Kesempatan ini tentunya sangat langka dan sangat jarang sehingga ketika momen itu tiba saya pun tidak menyia-nyiakan anugerah itu. Mulai dari prosesi penyembelihan hingga makanan itu matang maka saya pasti selalu berada di setiap kegiatan tersebut, memastikan diri untuk mendapatkan porsi terbesar yang bisa saya perjuangkan. ^_^
Nah karena jarangnya kesempatan untuk menikmati lezatnya daging terutama rendang daging, maka Ibu saya pun tidak kehabisan akal. Rendang nangka yang terjangkau harganya menjadi solusi yang cukup memuaskan. Nangka muda di Paron sangat murah harganya dan dengan bumbu racikan tangan beliau maka buah ini berubah menjadi rendang yang 'nendang' rasanya. Cara ini terbukti manjur untuk mengobati kerinduan kami atas rendang a la Padang yang sangat mudah di temukan di Tanjung Pinang tapi hampir tak pernah terlihat di Paron saat itu.
Rendang Daging Sapi & Kentang
Tips dari Ibu saya, untuk membuat nangka muda terasa lezat dan menyerap bumbu maka nangka harus direbus terlebih dahulu hingga empuk dan matang. Kemudian air rebusannya yang mengandung getah dan terasa tidak nyaman di masakan harus dibuang. Dengan cara ini maka tekstur nangka akan menjadi lembut dan rasa bumbu pun akan menyerap hingga ke dalam seratnya. Merebus nangka muda sebelum digunakan bukan hanya perlu anda lakukan saat akan membuat masakan ini saja, tetapi di dalam setiap masakan lainnya yang menggunakan nangka muda seperti gulai atau sayur asam a la Jakarta.
Gulai Nangka dan Kacang Panjang a la My Mom - Super Tasty!
Selain nangka muda maka anda bisa menggunakan sayuran lain, misalnya saja keluwih (buah yang mirip sukun/nangka yang banyak ditemukan di Jawa namun jarang terlihat di Jakarta). Sayuran ini memiliki tekstur mirip nangka, berserat dan tak mudah hancur kala harus dimasak dalam waktu yang lama.
Rendang ini akan memberikan rasa yang terbaik jika disantap pada keesokan harinya, pada saat itu bumbu telah meresap ke dalam setiap serat nangka. Biasanya, pada esok harinya saya akan menghangatkan rendang sekali lagi hingga kuah benar-benar lenyap dan nangka sedikit tidak berbentuk potongan yang kaku. Rendang tahan selama 1 minggu lamanya di dalam chiller kulkas, dalam wadah tertutup rapat. Saya tidak yakin apakah masakan ini akan bertahan lama di suhu ruang biasa, mengingat rendang nangka tidak mengandung banyak minyak dan lemak selayaknya rendang daging atau ayam.
Berikut resep dan prosesnya ya!
Gulai Nangka dan Kacang Panjang a la My Mom
Rendang Daging Sapi dan Kentang
Kalio Daging Sapi
- 5 lembar daun jeruk purut, rajang halus
Bumbu perasa:
Note: Merasa asing dengan aneka bumbu rempah di atas? Mungkin artikel 'Yuk Mengenal Bumbu Dapur' ini bisa membantu. Silahkan klik disini.
Siapkan panci cukup besar, isi dengan air yang kira-kira cukup untuk merendam nangka saat direbus. Masak air hingga mendidih, dan masukkan potongan nangka ke dalamnya. Rebus hingga nangka matang dan empuk. Tes dengan menusukkan ujung garpu ke nangka, jika garpu melesak dengan mudah maka nangka sudah cukup matangnya.
Tiriskan nangka, buang air rebusannya, dan sisihkan.
Masukkan 1/2 bagian santan, aduk rata dan masak hingga santan mendidih. Masukkan nangka dan bumbu perasa, aduk rata. Masak dengan api sedang hingga santan mengering kemudian masukkan sisa santan lainnya.
Note. Rendang nangka akan memberikan hasil terbaiknya jika disantap keesokan harinya, Jadi panaskan kembali rendang keesokan harinya hingga potongan nangka tidak terlalu kaku.
Aduuuh...mbak Endang bikin perut saya lapaaar, kebetulan kami sekeluarga apalagi bapak saya suka sekali dengan olahan nangka untuk sayur jadi harus buat walaupun pasti program diet saya bakal beranyakan,soalnya pasti nasi sepiring tdk cukup aduuuh...eh hampir lupa sy mau tanya mbak Endang apa bisa lemon diganti dengan jeruk nipis atau jeruk purut untuk adonan cake soalnya di sini lemon susah. Terima kasih sebelumnya mbak Endang
BalasHapusHalo Mba Wati, wah sama kaya saya mba, maniak banget dengan olahan nangka. Sejak kecil dah dijejalin ini sayuran wakakkaka, Yep jeruk nipis bisa dipakai menggantikan lemon ya mba.
Hapusthanks sharingnya yaaa
yang dimasak ala bumbu orang jawa, namanya 'jangan tewel' mbak, kalo dimakan keesokan hari atau bahkan besoknya besook...namanya ganti menjadi 'blendrang tewel'. tapi memang enaak mbak, jadi boros beras kalo makan pake blendrang tewel. heheheee.....
BalasHapushaloow mba Mukaromah, yeppp jangan tewel a la mbah saya mantep buangettt, di enget2 bolak balik makin mantep wakakkak, kayanya selera kita samaaa, thanks sharingnya ya mba
Hapusheheheee....kampung mbah-nya mbak Endang mengingatkan kami, lebaran 2 tahun silam, kami kesasar di daerah Paron mbak, tapi ternyata itu memberi kesan indah dalam perjalanan mudik balik keluarga kami ke Trenggalek. Ups, kok saya jadi curcol ya....hihiii.. Hayuk semangat berkreasi lagi mbak, saya tunggu postingan menu barunya yaaa....
HapusHalo Mba, waak sempet kesasar ke paron yaa, paron sepi2 wae ya Mba hehehhe. Saya sendiri jarang banget ke Paron, mungkin sekarang udah berubah hahahha
HapusWidiiihhhh mantab bgt resepnya...kebetulan suamiqu pencinta olahan nangka muda mbak...kalo dijawa kami biasa masak nangka muda yg disebut "jangan gori" kalo maem pake jangan gori bisa habis nasi 2 piring...kebetulan beliau juga pencinta rendang...jadi kalo saya bisa nyulap si nangka ini jadi rendang,mungkin suamiqu bisa habis nasi 4 piring mbak wkwkwkwkwkwkk....makasih ya mbak resepnya
BalasHapushaloow mba Lely, waah itu klop banget rendang dan gori, dua sejoli yang bisa membuat makan 1 panci rice cooker wakakk. Thanks yaa
HapusWaaah mbak Endang, saya nyesel ga baca postingan ini tadi.. siang2 udah masak si rendang nangka tapi pakai bumbu instant, krn ga ad waktu... Cuma coba2 gimana rasa rendang nangka (berhubung saya sejenis vegetarian) ... Yg kerasa cm pedas aja, bumbu kurang menyelimuti.hihihi... Makasih ya sharingnya... Soal serundeng itu ide bagus, selalu suuukaaaa JTT...
BalasHapushalo mba dian, wah rasa rendang terbaik jika di buat dari bumbu racikan sendiri yang segambreng itu, rasanya mantepp banget. kalau pakai bumbu instan saya suka tambahkan lagi bumbu uleknya sipaya lenih nendang hehheheh
HapusYang serundeng itu jadi keingetan dulu pas masih SD si papa bikin rendang juga gitu mbak, warnanya jadi item dan keroso bener bumbunya hehee
BalasHapusyep mba Mutiara, jadi lebih nendang memang kalau pakai kelapa serundeng, cuman bikin serundengnya suka malas, lama wkakakka
HapusKebetulan banget kemarin saya dikasih tetangga nangka muda 1 biji dan lumayan gede, keknya mo langsung eksekusi nih resepnya.... makasih mbk resepnya dan terus berkarya ya...
BalasHapusHalo Mba Yuni, siip silahkan dicoba yaa, moga suka yaa
HapusMbak rendang ini apakah bisa tahan lama spt rendang kering ?
BalasHapuskurang tahan seperti rendang kering, kalau mau tahan lama biasanya rendang dimasak hingga kering, kemudian daging diambil dan digoreng lgi dengan minyak yang banyak. perlu banyak minyak agar tahan lama ya ^_^
HapusKalau lumayan tahan lama kan enak mbak maklum calon anak kos mbak hihihi. Dan ga ada kulkas
Hapuswakkaka, bs kalau setiap hari dipanaskan di kompor ya, karena ini terbuat dr nangka dan ada santan juga jadi harus masuk kulkas atau dihangatkan terus2an
HapusMbk endang, kmrin saya beli rempah di pasar tradisional spt kembang lawang dll, krn minimal pembelian 1 ons, kata penjualnya mending beli bumbu rendang bubuk, isinya rempah, yg saya tanyakan rempah maksudnya apa saja dlm bumbu rendang, jd saya bs tambah bumbu yg lain yg blm termasuk di dlmnya, mkce ya mbk
BalasHapusPengen eksekusi pas libur bsk
hai mba yenin, saya kurang tahu bumbu rendang bubuk yang dibuat si penjual sudah mencakup semua bumbu diatas atau belum ya.
HapusMbak, maaf pertanyaan newbie... kalo santannya diganti santan instan bisa? Ukurannya jadi berapa? Trus masukin santannya kapan? Makasi mbak...
BalasHapusbisa ya mba, lihat saja instruksi kemasan santan untuk membuat santan kental harus dicairkan dengan berapa ml air mba
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswah mba Ratna, ini masakan fav saya bahkan melebihi rendang daging hehehe. Sedap dan makin dihangatkan bolak balik makin mantap!
Hapusyep, bs masuk slow cooker ya
Hapus