Ibu saya selalu memasak makanan dengan hati dan cinta, tak heran semua hasil masakannya selalu terasa lezat dan pas di lidah kami. Namun karena memasak dengan hati dan cinta inilah maka takarannya pun sulit untuk diikuti secara akurat porsinya. Gula dan garam seringkali dimasukkan menggunakan 'jumputan' jemari tangan. Walau seakan terlihat asal cemplung sana-sini namun rasanya selalu konsisten dan tidak pernah membuat kami kecewa. Pendapat ini mungkin tidak fair, mengingat semua anak yang dibesarkan dengan masakan Ibu-nya biasaya akan menganggap masakan Ibu mereka paling sedap sedunia. ^_^
Tentu saja menu yang dimasak Ibu saya terbatas. Beliau bukan maniac pencoba resep seperti saya yang selalu gatal ingin segera lari ke dapur ketika melihat satu resep 'moncer' di buku atau internet. Tapi menurut para orang tua, jika anak gadis sudah berhasil membuat sambal terasi yang sedap maka sudah waktunya untuk dikawinkan. Artinya sudah jago memasak dan bisa menyediakan hidangan yang enak untuk suami. Nah sambal terasi buatan Ibu saya hingga kini belum ada tandingannya, bukan berarti Ibu saya layak untuk menikah kembali, tetapi masakan beliau memang benar-benar nendang rasanya! ^_^
Lucunya, kalau ini bisa dianggap lucu - walau berulangkali kami selalu memuji masakan beliau dengan kata-kata, "Wah Mama jago banget masak. Masakannya enak banget"! Tetap saja beliau sepertinya kurang pe-de jika disebut cukup jago dibidang ini. Buktinya saya pernah secara tidak sengaja mendengar percakapan beliau dengan adik saya, Wiwin, seperti ini, "Si Endang ini belajar masak darimana ya? Kok sekarang bisa masak macam-macam. Mama sampai heran." Adik saya lantas menjawab, "Ya dari Mama lah." Terdengar suara halaman buku yang dibolak-balik, "Masa dari Mama? Ini di bukunya sih dibilang Mama yang ngajarin masak, tapi Mama mana bisa masak yang model begini."
Sepertinya beliau lupa, bahwa saya adalah putri beliau satu-satunya yang suka nongkrong di dapur menemani memasak sejak kecil. Sementara kedua saudara perempuan saya lainnya sepertinya alergi menginjakkan kaki kesana. Beliau sepertinya juga lupa, telah mengajari saya bagaimana menyiangi ikan dan aneka seafood, menyiangi aneka sayuran, belajar merajang dan memotong bumbu, mengenali setiap aneka rempah, membedakan antara kencur dan temu kunci atau menyeimbangkan rasa asin dan manis pada satu masakan. Beliau mengajarkan saya basic memasak, dan itu merupakan elemen yang paling penting dalam semua proses belajar memasak. Saya tak akan bisa mengembangkan basic itu atau mencoba ratusan resep lainnya tanpa pondasi yang kuat. "So Mom, you are my Guru and inspirations! I can't say thank you enough"!
Nah salah satu menu masakan khas beliau yang saya suka, diantara semua masakan beliau yang semuanya saya suka, adalah acar ikan. Mungkin karena rasanya asam, asin, dan manis, tiga elemen rasa yang saya suka pada satu masakan. Selain itu acar ikan menggunakan ketimun, wortel dan nanas yang membuat rasanya menjadi lebih segar. Ibu saya biasanya menggunakan aneka ikan laut atau ikan bandeng segar, namun dengan bandeng presto atau ikan pindang pun rasanya tetap nendang. Masakan ini mungkin mirip dengan pesmol a la Betawi, bedanya pesmol biasanya berwarna lebih kuning karena porsi kunyit yang lebih banyak. Saya sendiri lebih suka menyebutnya dengan acar karena cabai lebih mendominasi sehingga warnanya menjadi lebih jingga.
Banyak pembaca JTT yang komplain berat ke saya karena hampir semua masakan yang saya buat selalu pedas atau super pedas, "Mbok ya dibanyakin resep sayur yang nggak pedas dong Mba. Anak saya baru umur empat tahun, jadi nggak bisa makan masakan pedas." Sejujurnya saya akui, lidah saya ini sudah mati rasa dengan rasa pedas, sehingga berapapun cabai yang dimasukkan saya masih santai saja menyantapnya, sementara Heni, asisten rumah saya, sudah berlari ke dispenser meneguk air sebanyak-banyaknya. Jadi untuk rasa pedas, asin, manis, asam, saya kembalikan ke selera masing-masing, karena takaran tersebut bisa kita atur sendiri sesuai kesukaan.
Poin penting membuat acar bandeng ini adalah saat menumis bumbu. Walau saya benci memasukkan minyak banyak-banyak saat menumis karena 1 sendok makan minyak sekitar 14 gram mengandung 119 kcal, dan itu lebih tinggi dari 1 buah pisang ambon ukuran besar, namun harus bagaimana lagi? Untuk menumis bumbu seperti ini atau bumbu lainnya seperti balado maka kita harus menggunakan minyak yang agak banyak agar bumbu matang, tidak mudah gosong, memiliki warna yang cantik dan terasa lebih sedap. Jadi jika saat menumis dirasa minyak kurang mampu mematangkan bumbu maka tambahkan sedikit minyak lagi ya sayang. ^_^
Untuk sayuran atau buah yang bisa anda masukkan sebenarnya cukup bervariasi. Disini saya menggunakan ketimun, wortel, belimbing wuluh, dan nanas. Namun kedondong (yep kedondong!), mangga muda, kembang kol, paprika, juga sedap dan mantap. Selain itu saya juga suka menggunakan cabai rawit dan bawang merah utuh, bahkan dulu saya selalu request ke Ibu untuk dimasukkan banyak-banyak bawang merah ke dalamnya. Rasa bawang merah yang manis dengan tekstur lembut memang tiada duanya jika disantap bersama bumbu acar yang terasa nano-nano. Skip jika anda tidak menyukainya ya.
Untuk ikannya, seperti yang saya sebutkan di atas, jenis ikan apapun oke untuk digunakan, dan tidak harus dipresto seperti ini. Ikan air laut seperti tengiri, tuna, tongkol, kembung, kakap, kerapu atau air tawar seperti ikan mas, gurame, bandeng, bawal, mujair mantap untuk dicoba. Siangi ikan dan bumbui terlebih dahulu dengan garam, bawang putih, kunyit dan ketumbar yang dihaluskan, baru goreng hingga kering.
Nah berikut resep dan prosesnya yang mudah.
Acar Bandeng Presto
Untuk 6 porsi
Tertarik dengan resep a la Ibu saya lainnya? Silahkan klik link di bawah ini ya:
Sambal Pecel Ngawi a la My Mom
Opor Ayam a la My Mom
Ungkep Daging Sapi a la My Mom
Bahan:
- 5 -7 buah belimbing wuluh, potong memanjang seperti korek api (skip jika tidak ada)
- 1 batang serai, memarkan
- 50 - 100 ml air
Siapkan ikan bandeng presto, goreng hingga kering. Angkat dan tiriskan.Tata bandeng di sebuah piring saji. Sisihkan.
Siapkan wajan, masukkan dan panaskan minyak untuk menumis. Masukkan bumbu halus, tumis bumbu hingga matang, harum, berubah warnanya menjadi lebih gelap dan tidak pucat. Masukkan semua bumbu lainnya kecuali air jeruk nipis. Aduk rata dan tumis hingga harum dan daun rempah layu. Tambahkan 50 ml air, banyaknya air tergantung dari kekentalan bumbu yang anda inginkan jadi tambahkan porsinya jika kurang. Aduk dan masak hingga mendidih.
Masukkan potongan sayuran. Aduk rata.
Masak hingga sayuran layu dan empuk, aduk selama dimasak agar tidak gosong. Tumisan akan mengeluarkan air dari sayuran yang dimasak, jadi jangan menambahkan air terlalu banyak. Masukkan air jeruk nipis atau cuka, aduk rata dan cicipi rasanya sesuaikan gula, garam dan air jeruk nipis/cuka.
Tuangkan bumbu tumisan ke permukaan bandeng presto yang telah digoreng. Sajikan hangat bersama nasi putih. Super yummy!
Akhirnyaaaa ada versi ikan lain selain gurame yummmyy. Semalem habis bikin acar guramenya mbak endang, mantab enak mbak, bumbunya berlimpah. Saking enaknya jadi bingung juga karna pingin nyoba ikan selain gurame dan mau aja tanya sama mbak endang....ehh buka webnya mbak langsung muncul si acar bandeng deh, yiiipiii hahaha. Cusss beli ikan dul....makasih mbak resepnya, salam buat mommynya sehat selalu..kiss...kiss
BalasHapusSalam Mosya
Halo Mba Mosya, thanks sharingnya ya. Senang sekali resep acarnya ikan gurame nya disuka ya, sebenarny resep itu juga bs dipakai untuk aneka jenis ikan lainnya ya, gak harus gurame. thanks yaaa. sukses selalu!
HapusMataku ampe berkaca kaca membaca kisah mba endang dengan ibu. Jadi ingat ibuku.... ibu memang the best koki dirumah ya mba :-) from : nana
BalasHapushalo mba Nana, thanks yaa, wah ibunya Mba Nana pasti juga jago masak yaaa. Sukses dan sehat selalu!
Hapushai mbk..salam kenal, aq baru subscribe web ini, semua posting mbk mengingatkanku pada suasana rumah.hehe
BalasHapustrimakasi sudah memposting banyak masakan enak, tetep semangat nulis ya mbk. ;-)
halo mba Dian, thanks yaa sudah bersedia subscribed disini, thanks yaa sudah menyukai resep2 JTT. Sukses dan sehat selalu untuk mba dan keluarga ya! ^_^
HapusBaru baca resepnya aja perut udh keroncongan mbak xixixixixiixxixii...makasih yaa ^_^ siap dieksekusi bsk nih mumpung libur
BalasHapushai mba Lely, thanks yaa, sippp monggo dieksekusi resepnya yaa, moga suka hehehhe
HapusWaaaaah menarik niy mba...belum pernah coba pake bandeng presto. Makasih ya mba sharing resep resepnya yg mantap...
BalasHapusHai Mb Hesti, thanks ya mba, moga suka resepnya yaa. Sukses selalu!
HapusResep mbk Endang selalu sukses bikin ngecesss abisss.... hehehe
BalasHapusga sabar nunggu buku baru mbk Endang rilis dan semoga requeat es dawet buat buka puasa bisa direalisasikan... ^^
Hai MBa Oka, thanks ya mba, senang sekali resepnya disuka yaa, Wkakk, iya es dawet yaa, okeh saya coba serius cari resepnya nih hehehheh
HapusMb mau tny. Itu di resep pakai serai kah? Krn di gambar kok kelihatan ada serainya. Mksh
BalasHapuswah iya Mba Nita, pakai serai 1 batang yaaa, thanks, akan saya koreksi resepnya
Hapus