Lebaran telah berlalu, aktifitas normal mulai kembali satu persatu dan menempati posisinya seperti semula. Walau singkat namun momen setahun sekali ini mampu menyisakan sejuta rasa yang masih membekas di jiwa dan raga. Rasa happy karena Lebaran mempertemukan saya, Ibu dan saudara-saudara yang memang jarang bersua satu sama lain. Rasa lelah, karena harus memasak aneka menu dalam partai besar serta mencuci piring yang tumpukannya seakan-akan tidak pernah ada habisnya. Rasa haru karena banyak masalah keluarga yang berusaha kami diskusikan dan selesaikan bersama, berbicara dari hati ke hati dengan lebih terbuka. Serta sejuta rasa lainnya yang mungkin hanya bisa kami rasakan setahun sekali hanya saat Lebaran tiba. Walau selalu terjadi setiap tahun, namun Lebaran kali ini terasa luar biasa spesial dan menyentuh relung hati yang paling dalam. ^_^
Daun puding (Grapthophyllum pictum) |
Jika anda bertanya-tanya menu apakah yang saya sajikan kala Hari Raya kemarin maka jawabannya mudah ditebak. Sebagaimana keluarga lainnya di Indonesia, menu ketupat, sayur berkuah santan, opor ayam dan rendang pun mendominasi meja makan kami. Sepertinya Labaran menjadi tidak sip markusip jika keempat menu diatas tidak hadir menemani santap kami di hari besar tersebut. Tahun ini, keluarga besar saya berkumpul di rumah Wiwin, adik saya, di Mampang. Berhubung karena Wiwin tidak mendapatkan cuti dan tetap harus masuk kerja hingga satu hari sebelum Lebaran maka saya lah yang bertanggungjawab di urusan masak-memasak ini.
Rendang daging telah saya buat dua hari sebelumnya di rumah Pete, dan sisa menu lainnya yaitu sayur godhog khas Betawi, opor ayam kegemaran Fatih, udang balado, puding dan aneka makanan lainnya akan saya eksekusi satu hari sebelum Lebaran di rumah Wiwin. Ibu saya mendapatkan tugas membuat ketupat sementara Bu Lik Harti membantu mengupas bawang dan merajang aneka bahan untuk sayur godhog. Sejak pagi saya pun berkutat di dapur dan ketika jam menunjukkan pukul tiga sore semua makanan pun telah matang, siap menjamu tamu-tamu yang akan datang pada keesokan harinya.
Nah berbicara mengenai rendang, hidangan spesial ini memang luar biasa sedap dan tidak pernah bosan untuk dijadikan lauk nasi hangat dalam momen apapun. Ibu saya memiliki resep rendang yang maknyus, namun seiring waktu saya sedikit demi sedikit memodifikasi resepnya supaya rasanya cukup mendekati rendang asli di restoran Padang. Sebagaimana postingan saya di resep rendang sebelumnya, anda bisa klik pada link disini, maka kunci rendang yang sedap adalah bumbu lengkap yang melimpah dan santan kental yang tidak pelit ditambahkan ke dalam rebusan daging. Untuk dua kilogram daging sapi yang saya gunakan di resep ini maka saya memerlukan empat butir kelapa tua yang hanya diperah santan kentalnya saja. Supaya bumbu terlihat lebih melimpah maka saya juga memasukkan kelapa sangrai (serundeng) yang di haluskan. Warna rendang pun menjadi kehitaman dan terlihat menggugah selera.
Bumbu rendang utama biasanya adalah 'segambreng' cabai merah keriting, bawang merah, bawang putih dan dilengkapi dengan aneka rempah seperti jahe, lengkuas, serai, daun salam, daun jeruk purut, daun kunyit, kapulaga, ketumbar, kayu manis, jinten, merica, pala, cengkeh, kembang lawang (pekak), dan fuli (seludang buah pala yang berwarna oranye). Namun kali ini saya menambahkan satu jenis daun yang mungkin asing digunakan di rendang khas Padang yaitu daun puding atau Grapthophyllum pictum. Daun ini mungkin asing di negeri kita namun sama sekali tidak asing di negeri jiran, Malaysia. Disana daun yang berwarna ungu gelap ini biasa digunakan di dalam masakan rendang ayam khas Negeri Sembilan Malaysia. Saya juga pernah membuat rendang ayam dengan daun puding ini dan resepnya akan hadir di buku ketiga yang entah kapan akan terbit. ^_^
Daun puding merupakan sejenis tanaman hias perdu, berkayu dengan warna daun ungu gelap kemerahan, biasa di Indonesia di kenal dengan nama daun wungu. Jika anda hendak menggunakannya, maka pastikan anda mengenal tanaman ini dengan baik sesuai gambar yang saya berikan diatas karena ada jenis tanaman lainnya bernama daun wungu namun memiliki penampakan yang berbeda tidak bisa digunakan di dalam masakan. Pohon puding memiliki daun dengan warna merah gelap kehitaman dengan permukaan daun licin dan mengkilap. Tanaman ini memiliki bunga berwarna merah dengan ukuran sebesar biji kacang merah, cukup cantik sehingga sering dijadikan sebagai tanaman hias.
Biasanya daun puding dipakai di masakan rendang berbahan dasar daging ayam di Malaysia, namun di dalam rendang berbahan daging sapi pun sama sedapnya. Keunikan daun puding di rendang adalah walau dimasak dalam waktu yang lama namun tekstur daun tetap garing dan keras, dengan bentuk yang utuh alias tidak hancur sama sekali. Daun akan menyusut, berubah warna menjadi hitam, dan membuat warna rendang pun menjadi lebih gelap. Tambahan daun puding di rendang membuat masakan ini menjadi lebih harum dan sedap hingga adik ipar saya, Diar, berkali-kali meminta saya untuk berbagi resep rendang tersebut.
Sebenarnya perkenalan saya dengan daun puding sangat tidak disengaja, walau sering melihat tampilan tanamannya di tepian jalan dan pekarangan rumah tetangga namun tidak pernah terlintas bahwa tanaman hias berdaun gelap ini sangat sedap di masakan rendang. Tapi pada suatu hari ketika sedang browsing aneka gambar masakan di internet saya tertarik pada rendang ayam a la Negeri Sembilan, bukan pada resep rendangnya tetapi pada lembaran-lembaran gelap daun yang menghiasi masakan tersebut. Hasil pencarian membuat saya terdampar di aneka artikel mengenai daun puding yang langsung membuat saya menyeretkan kaki beserta partner in crime, Heni, ke sebuah tepian jalan tak jauh dari rumah Pete. Deretan pokok puding yang subur ditanam berjajar di tepian jalan sebagai tanaman hias. Beberapa dahan tua lantas saya potong dan tancapkan di halaman rumah Pete, dan sekitar empat bulan kemudian saya pun memanen daun-daunnya untuk rendang di hari Lebaran.
Ketika rendang dengan daun puding ini saya hadirkan di meja, semua anggota keluarga saya terheran-heran dengan tampilannya. Namun rasanya yang sedap dan berbeda dari rendang umumnya membuat masakan ini laris manis dan ludes dengan cepat, padahal saya membuatnya sewajan besar. Kakak saya, Wulan, bahkan meminta beberapa ranting tuanya untuk dibawa pulang ke Batam dan ditanam di rumahnya disana. Jadi jika anda kebetulan memiliki tanaman ini di pekarangan atau melihatnya somewhere out there, jangan sia-siakan begitu saja. Coba ambil segepok daunnya untuk ditambahkan di rendang yang anda buat di rumah, niscaya anda akan tergila-gila dengan rasanya yang unik dan spesial.
Berikut resep rendang daging sapi dengan daun puding yang sedap ini ya, dan jika anda tidak memiliki tanaman ini skip saja dari resep dan rendang ini tetap super sedap rasanya.
Rendang Daging Sapi Spesial
Siapkan wajan, panaskan minyak hingga benar-benar panas. Tumis bumbu halus hingga harum, warnanya berubah menjadi tua (tidak pucat). Aduk-aduk selama ditumis agar bumbu tidak hangus dan matang merata. Jika minyak kurang tambahkan sedikit, karena minyak diperlukan untuk membuat bumbu matang dengan baik.
Note: gunakan santan kental yang mengapung di permukaan saja. Ambil dengan sendok sayur.
Masukkan serundeng yang dihaluskan, aduk rata dan masak dengan api kecil hingga rendang benar-benar kering. Angkat dan sajikan. Super yummy!
Mba, selamat Idul fitri ya,,, Mohon maaf lahir dan bathin.
BalasHapusMba, saya mau ngasi bocoran nih tentang pakem rendang ala nenek saya.
Ceritanya kan saya orang padang asli (hihihihi..)
kalo nenek bikin rendang, itu yg jadi patokannya jumlah daging en santan. bumbu lain bisa disesuaikan aja. Jadi kalo nenek bikin 1 kg rendang itu santannya dari 3 kelapa tua, yg diperas sekali aja pake air dari air kelapa itu sendiri. Nanti rendangnya jadi gurih bgt...
tapi kalo pake santan yg instan ato udah diperas (kalo di padang ada yg jual santan per kg) itu makenya buat 1 kg daging sekitar 800 gr - 1 kg santan...
Itu tuh yg bikin rendang padang mak nyus mbak endang. walo pun bumbu2 lainnya minimalis... Aku gk pake bumbu selengkap mbak endang, cukup cabe giling halus 1/4 kg utk 1 kg daging, bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, kunyit, pala sedikit (ato di skip palanya) en daun2 (kunyit, sereh, daun salam, daun jeruk), rasa rendangnya udah mak nyusss deh... hehehehe :) Sukses ya mbak..
Mbak Endang,...maaf ya Mbak,ikutan nimbrung...
HapusMbak Marinda, saya pernah dimasakin rendang oleh orang Solok, rendangnya pake kacang merah yang kecil-kecil, bumbunya hitam, kering sampai si kacangnya jadi kriuk-kriuk rasanya...yang mau saya tanyakan, apakah kalau rendang seperti itu apakah bumbunya sama dengan punya Mbak Marinda?...
trus masaknya berapa lama supaya jadi kering bumbunya?...(Barangkali Mbak Endang atau Mbak Marinda tahu)
Terimakasih sebelumnya ya....
Iya pernah dibawain teman dr payakumbuh... Kacangnya kriuk kriuk... Mb endang bikin dong....
HapusNurul - Banyuwangi
Misi Mbak Endang.. hihi jadi curcol di komentnya mba endang deh..
HapusMba Endah, kalo orang padang masak rendang isiannya macem2, bisa kacang merah, kacang putih ato ubi kayu dipotong petak2 dan digoreng kering...
Nah, kalo bumbu yg temennya mbak Endah, saya kurang tahu... soalnya bikin rendang ini macem2 komposisi bumbunya. Yang pasti, santan kental nya buanyak, trus cabenya digiling halus, kayak pasta, (ngga kliatan bijinya lagi). komposisi lain bumbu halus (bawang merah, putih, jahe, lengkuas dan kunyit), Daun2 segar (daun salam, jeruk, kunyit en sereh) dan rempah kering (pala, cengkeh, pekak, kapulaga, jintan, kulit manis, merica). Kalo saya rempah kering ini paling makenya pala en cengkeh aja, itu pun kalo ada, kalo ngga ada suka di skip..
Kita di padang kalo bikin rendang ngga instan mbak, makanya bikinnya skala banyak. dari berbentuk gulai, dibiarin hingga santannya kental kayak kalio, trus di stop dulu (kadang udah dimakanin... hihihi). besoknya disambung lagi hingga jadi rendang yg warna coklat, stop lagi, dimakan lagi kadang (hihihi), terusss bisa 3-4 hari baru deh jadi item gitu... dipanasin di api kecil banget, sambil diaduk2 sesekali biar gk gosong... kalo ngga pake istirahat2 gitu bumbunya nanti kurang meresap ke daging rendangnya...
Eh.. Mba Endang mana ya... lagi sibuk kayaknya.. hehehe misi ya mbak...
:)
@Mb Marinda, wah makasih ya atas tips dan resepnya, sudah lama saya banget saya pengen dapat resep otentik rendang langsung dari expertnya yang berasal dari Padang wakakak, ternyata itu rahasianya yaaaa. Suka curiga ada bumbu rahasia apakah gerangan hehehheh.
HapusSaya kalau masak rendang karena lama dimasak dengan santan maka daging jdi hancur gak berbentuk, padahal saya pengen dagingnya masih utuh supaya cantik. Apakah santanya dimasak bersama bumbu hingga berminyak dulu, baru daging masuk dan dimasak hingga empuk ya?
Kalau rendang dengan kacang merah sampai kering saya belum pernah cicip hahahha. Jadi penasaran juga huaaa.
Thanks yaaaa Mb Miranda, suka banget dengan tipsnya! Sukses dan sehat selalu ya mba.
Dear Mba Endang, Setahu saya kalo di restoran2 besar mereka makenya daging kerbau, jadi dagingnya ga gampang hancur. ada pula yg memasak denga cara santan dimasak dengan bumbu2 sampai jadi rendang coklat, trus daging di presto dengan bumbu2 juga sampai empuk, trus disatuin deh. Tapi kalo saya caranya gini, kalo dagingnya has dalam/ has (daging yg gampang hancur) santan dan bumbu dimasak (gak pake tumis) hingga meletup2, baru masukin daging. tapi kalo make daging betis or daging yg rada2 alot, dagingnya dimasukkan diawal, selesai menumis bumbu, dibiarkan sebentar baru masukin santan, trus disiasatin dengan proses pengadukannya, gak usah terlalu diaduk2, cukup digoyang2 aja sendoknya ke dasar wajannya, dengan tujuan biar si rendang ngga lengket en hangus, diawal pake api sedang selanjutnya pake api kecil, en pake proses istirahat, (jangan dipaksa masak sehari langsung jadi rendang, tp lewatin step2 kalio, rendang yang coklat dulu) biar minyak di santannya keluar, en rasanya gurih... apalagi ditambah isian macam2... kentang, kacang, ubi kayu... hmmm.. pake bumbunya aja bisa abis nasi secentong... Gampil lo mbak bikin rendang itu... hehehehe...
HapusGood luck!
Waaaak, makasih banget atas tips2nya yaaa, sangat membantu sekali. Next time saya membuat rendang akan saya ikuti saran2nya. Berharap hasil rendang akan jauh lebih maknyus hehheheh, mantap mba!
Hapusthanks yaaa
Happy Ied Mubarak Mba Endang......
BalasHapusDaun puding itu fungsinya untuk apa ya mba? Bumbu rempah saja atau sbg campuran?
Mohon maaf lahir batin juga ya mb Estika,
Hapusdaun puding hanya campuran saja mba, variasi, skip saja jika tidak ada.
assalamualaikum, Mbak Endang,minal aidzin wal faidzin. Sudah kembali mengudara (posting posting lagi) ternyata. Rendang ternyata banyak pernik bumbu ' yang gak biasa', maklum seringnya saya memakai yang instan atau bumbu sekomplit komplitnya ' yang tetep seadanya juga'. Dan butuh momen spesial atau request berulang ulang untuk bikin menu yang satu ini, soalnya, wah, waktu masaknya gak tanggung tanggung, berjam jam. kalau bikin sedikit bisa tamat sbelum benar benar masak sempurna.
BalasHapusOh,ya, akhirnya saya tahu dimana letak Paron, kota asal Mbak Endang, hehehe, pas mudik kemarin, kami naik kereta dari madiun ke Solo, dan melintasi Paron. ' Oh ini to Paron...' ( walau cuma lihat Paron yang dilintasi jalur kereta), tempatnya asri, masih banyak sawah... Pemandangan yang jarang ditemukan lagi di Cikarang, termasuk hal baru buat anak saya yang masih kecil.
Walaikumsalam Mba Inge, mohon maaf lahir batin juga ya mba,
Hapusbelum full mengudara mba, masih males2 wakaka, baru 1 posting kemudian diam lama. Masih belum on.
yep, memasak rendang memang kudu dalam jumlah banyak sekalian karena lama dan bumbunya segambreng hehhehe. Lebaran kemarin masak rendang sampai pegal banget kudu ngaduk terus menerus.
Iyaa, paron masih banyak sawah dan pepohonan, tetapi mayan panas juga suhunya hehehhe. Thanks sharingnya yaaa
Hai Mba Endang, mau tanya tapi ngga ada hubungan sama resep boleh ya Mba.. Jadi kan kalo beauty blogger itu biasanya dapat endorse produk berupa lipstik bedak dll gitu ya.. Kalo sebagai food blogger, apa biasanya ada juga yang meng-endorse kaya gitu Mba? Oh ya salam kenal juga ya, Mba :)
BalasHapushai mba amalia, salam kenal ya. so far jadi food bloggers tidak banyak yang menawarkan produk, lagi pula mereka menawarkn produk tetapi dengan embel2 saya harus menulis produk mereka di blog, jadi semi promo, itu saya agak enggan karena kalu produknya saya gak suka gimana? saya gak mau boong sama pembaca JTT hehehheh
HapusWaaah baru tau daun puding bisa d campur ke rendang hehehe... klo d tempatku (cianjur) di sebutnya daun handeuleum biasanya bermanfaat utk obat wasir...
BalasHapusMba endang resep puding d banyakin lg dooong hehehe
hai mba Annie, wah iya saya baca2 katanya untuk obat wasir juga cuman saya ragu apakah ini jenis daun yang sama, sering disebut daun wungu ya. Cuman ada jenis tanaman lain juga yang disebut daun wungu tapi beda tampilan hehehe
Hapusthanks sharingnya yaa
Met Idul Fitri, mohon maap lahir bathin ya Mb Endah...
BalasHapusBener itu Mb Annie,di tempat saya disebutnya daun wungu utk obat wasir...jadi sekalian menyantap rendang sekalian mengobati ya Mb Endah :)
@Unni Fries. Met idul fitri juga ya, mohon maaf lahir batin mba.
Hapusthanks sharingnya ya mba, kemarin waktu saya masak ini semua keluarga suka dengan rasa daun puding ini. Obat dan lauk ya hehehhe
Maap Mb salah maksudnya Mb Endang :) maap ya Mb...
Hapusit's okay ya mba ^_^
HapusAssalamualaikum mbak endang,
BalasHapusBismillah saya coba resep mbak endang dan mbak marinda. Karena saya asli jawa nikah dgn org sumbar disuruh buat masakan padang pusing 7 keliling saya
Hai Mb Siti, silahkan dicoba ya Mba, moga suka dan sukses yaaa. Pasti bisa kok heheheh
HapusMba Endang,
BalasHapusResep rendang yg ini (tanpa daun puding) dgn resep rendang sebelumnya enakan yg mana ya?
Enak yang ini ya mba, skip saja daun pudingnya. Kalau bisa bumu rempah (kapulaga, cengkeh, pekak/kembng lawang, kayu manis) dimasukkan di blender dry mill dan diproses halus. Rasa rempah di rendangnya menajdi lebih nendang ^_^
Hapushalo mba.. udah pernah bikin paru goreng renyah kayak yg ada di resto padang belum? kalau udah share donk resepnya..
BalasHapusoya, byk resep yg udah sy cobain lho mba, karage, naget, kaki naga, chicken katsu, tasty chicken wings, ayam ungkep bumbu kuning, gulai nangka muda kcg pjg, tumis kangkung belacan, tumis cumi pedas, nasi goreng kencur, tumis tahu tauge soy sauce, dan msh byk ampe lupaa..dan semuaaa ennnnnaaaaaaak! asli, nggak ada yg gagal lhoo.. mksh ya mbaa.. sukses slalu (mamanya Arjanta)
Halo Mamanya Arjanta, sayangnya belum pernah bikin paru goreng hehehe. Thanks sharingnya ya dan senang sekali resep2 JTT disuka, sukses yaaa
Hapushai mba.. mau nanya mba, maksudnya 4 buah fuli, seludang buah pala kering itu gmn ya mbaa?
BalasHapusfuli warnanya merah mba, memiliki pola seperti sarang, kalau tdk ada skip saja gak papa kok.
Hapus