Membuat tauto Pekalongan membuat saya bernostalgia dengan jaman kuliah di Jogya. Ini bukan karena saat kuliah saya sering menyantap soto khas kota Pekalongan tersebut, melainkan karena kota ini membuat saya teringat dengan teman-teman kuliah yang banyak berasal dari Pekalongan dan daerah sekitarnya. Kota Pekalongan terkenal dengan julukan kota batik, jadi wajar saja setiap kali membicarakan kota ini maka selalu diasosiasikan dengan batik. Batik Pekalongan terkenal berbeda dengan batik dari daerah Jawa lainnya, warnanya cerah, cantik dengan corak flora fauna yang lebih bervariasi. Terus terang saya lebih suka dengan batik Pekalongan yang ceria, dibandingkan dengan batik asal Solo atau Jogya yang terkesan resmi dan gelap.
Nah salah seorang teman saya bernama Rina, asli berasal dari Pekalongan. Apesnya jika berasal dari satu kota penghasil kerajinan atau makanan yang unik contohnya seperti Pekalongan ini, maka ketika pulang kampung sederet daftar titipan pun bermunculan. Mulai dari baju batik hingga bakpia Pekalongan yang memiliki ukuran jumbo dengan isi yang legit. Terkadang saya melihat wajah Rina yang sedikit kesal ketika titipan yang diterimanya berjibun namun karena sifat baik dan sabarnya yang luar biasa maka teman saya ini jarang menolak pesanan. Saya sendiri tidak pernah memesan batik, namun bakpia Pekalongan tidak pernah ketinggalan. Berhubung saat itu semangat memasak belum seperti sekarang maka tidak pernah terpikir di benak bahwa Pekalongan juga merupakan penghasil tauco yang sedap. Andai saja saya tahu, maka pasti Rina akan semakin kesal ketika tauco menjadi salah seribu barang pesanan lainnya yang harus dia bawakan. ^_^
Tauco asin |
Konon katanya, tauco Pekalongan memiliki cita rasa manis, berbeda dengan tauco Medan atau tauco yang umum dijual di pasar. Anda yang berasal dari kota batik ini pasti lebih tahu tentang tauco ini. Di supermarket terkadang saya menemukan juga jenis tauco manis namun sepertinya versi asinnya lebih nge-trend. Nah tauco Pekalongan yang terkenal sedap inilah yang menjadi bumbu dasar tauto Pekalongan yang terkenal. Bahkan katanya, tauto tanpa tauco Pekalongan maka bukan tauto namanya. Tauto sendiri sebenarnya adalah sejenis soto tetapi berbeda dengan soto umumnya di Indonesia maka tauto dibumbui dengan tauco sehingga memberikan rasa yang unik dan berbeda.
Pengalaman saya menyantap tauto tidaklah banyak, dan itu sudah beberapa tahun yang lalu ketika masih tinggal di Jogya. Waktu itu secara tidak sengaja saya dan beberapa teman menemukan sebuah warung tauto di tepian jalan. Namun pengalaman mencicipi suatu masakan memang susah hilang dari ingatan, apalagi jika makanan tersebut meninggalkan kesan. Untungnya warung tauto di tepi jalan itu cukup memberikan kesan, dan kebetulan saya memang sangat menyukai hidangan berkuah gurih seperti ini. Seringkali terpikir di dalam benak, jika rasa tauto di warung biasa yang saya temukan waktu itu sudah terasa sedap, bagaimana dengan tauto asli di Pekalongan ya? Pasti leker! Ah ngiler saya membayangkannya. ^_^
Bahan utama tauto adalah daging sapi atau kerbau dan jeroan sapi, namun jika anda bukan pengkonsumsi daging merah maka tauto yang terbuat dari daging ayam seperti yang saya buat kali ini pun tak kalah sedap dan segarnya. Nah untuk membuat tauto sebenarnya sangatlah mudah karena bumbunya mirip dengan bumbu soto umumnya. Berhubung karena saya tidak memiliki tauco khas Pekalongan yang tersohor maka saya menggunakan tauco Medan biasa yang saya beli di pasar blok A, terus terang tauco ini asinnya tobat. Untuk mengurangi kadar garamnya maka saya mencuci sebentar tauco di air mengalir. Tauco kemudian saya blender bersama semua bumbu-bumbu halus lainnya dan ditumis hingga matang. Warna kuah tauto sebenarnya coklat sedikit kemerahan, namun karena banyaknya cabai merah yang saya pakai maka kuah tauto saya menjadi merah membara! Jadi, jika kebetulan anda adalah warga Pekalongan dan membaca artikel ini, dan melihat foto tauto yang saya bagikan, dan kemudian protes berat maka saya bisa memakluminya. ^_^
Tauto biasanya disantap bersama lontong atau nasi, berhubung saya hanya menemukan ketupat di pasar maka saya menggunakan versi tauto ketupat. Walau menurut saya ketupat dan lontong setali tiga uang alias sama dalam tekstur dan rasa namun ternyata penggunaannya di dalam mendampingi masakan bisa berbeda-beda. Misalnya saja pada soto Banjar yang pernah saya posting sebelumnya, link resepnya bisa anda klik disini, makanan tersebut menggunakan ketupat sebagai pelengkap namun kala itu saya menggunakan lontong. Tak heran jika pembaca dari Kalimantan Selatan kemudian mengirimkan komentar opininya, "Soto banjar biasanya pakai ketupat ya Mba Endang." Saya hanya nyengir kuda saat membacanya dan berusaha mengingat-ingat kedepannya jika membuat soto banjar lagi.
Rasa tauto sendiri menurut saya sangat unik, tauco yang menjadi bumbu dasarnya memang memiliki taste yang strong dan mengubah rasa soto umumnya menjadi berbeda. Namun yang jelas tauto a la Pekalongan ini super lezat dan menjadi salah satu kuliner tanah air yang patut kita banggakan.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep Tauto Pekalongan a la Just Try & Taste
Untuk 5 porsi
Tertarik dengan resep hidangan berkuah lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Soto Daging Betawi a la Pak Kustandi
Soto Padang
Coto Makassar a la Mitzui
Bahan:
- 1 ekor ayam, saya menggunakan ayam negeri. Potong menjadi 4 bagian
- 1 sendok makan garam
- 1 butir jeruk nipis, peras airnya
Bumbu dihaluskan:
- 2 cm kunyit, dibakar
Bahan & bumbu lainnya:
- 4 lembar daun salam
- 1 1/2 sendok makan gula jawa, sisir halus
- 1/2 sendok makan garam
- 1 1/2 liter air kaldu daging atau air biasa
Pelengkap:
- 200 gram soun/bihun yang sudah direndam air panas hingga lunak dan matang
- ketupat/lontong secukupnya, potong-potong sesuai selera
- 1 batang daun bawang rajang halus
- 1 batang daun seledri, rajang halus
- bawang merah goreng
- irisan jeruk nipis
- sambal cabai rawit (rebus cabai rawit hingga empuk dan haluskan, kemudian encerkan dengan kuah tauto)
*) Tauco yang dijual di pasaran biasanya memiliki dua jenis yaitu manis dan asin. Tauco Pekalongan asli umumnya memiliki rasa yang manis sedangkan tauco Medan memiliki rasa asin. Keduanya bisa digunakan, hanya saja jika tauco yang digunakan sangat asin rasanya, maka hati-hati saat menambahkan garam di resep atau jangan gunakan air rendaman tauco, cukup ambil butiran kedelainya saja.
Cara membuat:
Siapkan wajan, panaskan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum dan warnanya tidak pucat, aduk sesekali agar bumbu tidak gosong. Jika bumbu terlihat kurang matang dan mudah gosong, tambahkan sedikit minyak.
Masukkan daun salam, daun jeruk purut, lengkuas, jahe dan serai, aduk dan tumis hingga rempah layu dan harum. Masukkan kecap manis, garam dan gula jawa, aduk rata.
Tambahkan potongan ayam, aduk rata dan masak hingga ayam mengeluarkan air dan berubah warnanya.Tuangkan air kaldu atau air biasa, masak dengan api kecil hingga ayam empuk dan matang. Cicipi rasa kuah, tambahkan gula dan garam untuk menyeimbangkan rasa.
Berhubung wajan saya tidak bisa menampung kuah yang banyak maka saya menuangkannya ke dalam panci.
Keluarkan potongan ayam dari dalam kuah, suwir-suwir menjadi potongan kecil. Sisihkan.
Siapkan piring saji, tata potongan ketupat, bihun/soun dan suwiran ayam. Siram dengan kuah tauto, taburi permukaannya dengan bawang merah goreng dan daun bawang. Sajikan panas-panas bersama kucuran air jeruk nipis dan sambal rawit jika suka. Yummy!
Wadooooh... Ngiler sore2. Saya kok interest sama penggorengan nya, ya... #tutupmuka
BalasHapuswakakaka mba emilia, ada2 saja, itu penggorengan besi biasa mba, udah tua lagi, bentuknya kacau. maluuuu ahh
Hapuswah beneran ini bikin ngiler mba, kebetulan saya dari pemalang tetanggaan sama pekalongan, di kota ini juga sama sotonya tauto, jadi setiap mudik pasti harus nyicip makanan yang satu ini, kalo mba mampir ke pemalang cobain juga ya sate losso nya, dijamin ketagihan....
BalasHapuswaaah, mantap, andai saja dekat saya pasti bakalan wisata kuliner kesana mba. Aduh sate loso saya langsung googling mba, dan asli ngecesss huaaa
HapusHalo mbak, apa kabar? Saya walaupun sering lewat Pekalongan tapi belum juga kesampaian makan Tauto. Setelah membaca cerita mbak Endang, saya bertekad mudik nanti harus bisa makan Tauto di Pekalongan:) Sala, Heni
BalasHapushai Mba Heni, kabar saya baik mba, thanks yaa.
Hapuswaah saya kalau dekatan sama pekalongan akan saya sempatkan wisata kuliner di sana, pasti tauto pekalongan asli bakalan sedap banget rasanya hiiksss. Ayuk mba disempetin ntar kasih tahu saya rasanya yaaa hehhehe
Waahhhh aku seneng bgt makanan favoritku masuk nongol di jtt. Aku asli pekalongan mba.tauto paling enak dimakan pake tempe yg digoreng krispi. Aku udah biasa makan soto tauto yang rasanya strong, jadi ga suka kl disuruh makan soto biasa yg kuahnya kuning. Jadi ga brasa gitu. Kl liat di foto, penampakan tauconya beda dr tauco pekalongan. Kl tauco pekalongan lebih kaya pasta dengan bongkahan kedelai dan ga ada airnya. Makasih ya mba, udah memperkenalkan makanan pekalongan ke pembaca
BalasHapusHalo mba, thanks sharingnya ya, saya yakin pasti tauto asli pekalongan enak mantap rasanya, jadi ngiler hahhahha
Hapusiya, di jakarta susah cari tauco pekalongan jadi pakai tauco medan yang banyak disupermarket hehhehe
Wah, sy asli pekalongan loh mbk endang.... Tauto pekalongan emanh endes abis mbk, sama kaya mbk diatas jd g berasa kalo suruh makan soto yg light jd kaya makan sop, hehe... Mbk endang wajib coba tuh mbk
BalasHapusRizka
hai mba Rizka, seandainya ada penjual tauto asli di jakarta pasti saya akan coba heheheh, sayangnya jauh banget ya mesti ke pekalongan hehehe
HapusAda Soto pekalongan di depan PSPT (pasar Tebet Timur) mb..nggak seenak di Pekl sih tapi lumayan buat tombo kangen:)
HapusMakasih resepnya!
wah jadi pengen meluncur kesana hehehe, thanks infonya ya
HapusOya mbk maaf ada resep saus asam manis gak?
BalasHapusRizka
saus asam manis belum ada mba, jadi pengen coba hehehe
HapusMb End sy cm pnya tauco merk Kokita n warnax agak kecoklatan, bisa dipake g mb? Kykx tauco pny mb End wrnax agak merah, sy jarang masak pake tauco soalx mb jd g ngerti hehehe...
BalasHapusbisa ya mba Nita, tauco yang saya pakai juga bukan yang tauco manis asli pekalongan, kalau terlalu asin cuci saja sebentar dan pakai jangan terlalu banyak
Hapusmba endang...salam kenal..mertua sy dulu lama tinggal di pekalongan,dan sy belajar masak tauto dr beliau,krn tauto ini salah satu fav suami,oh ya bicara ttg tauco pekalongan,sy suka beli tauco tersebut di purimas bakery,tp purimas bakery yg di hayam wuruk kota,nah disana jual tauco pekalongan,udah agak lama sy ga ke sana..moga masih jual yaa
BalasHapushai mba Leony, salam kenal juga ya, wah thanks infonya yaa, sayang sekali saya jarang banget ke pekalongan, penasaran juga dengan tauco-ya yang terkenal.
Hapus