~Zen Habits, Leo Babauta
Saya termasuk tipe yang mudah membuat satu keputusan. Ketika fakta dan data telah ada di depan mata maka memutuskannya bukanlah hal yang sulit. Perkara urusan nanti akan saya pikirkan belakangan. Namun akhir-akhir ini saya menjadi pribadi yang sangat labil, betapa mudahnya saya berubah pikiran dan betapa sulitnya saya memutuskan hal-hal penting dalam hidup. Sebagai contoh, saat ini saya sedang sibuk mencari hunian. Rumah Pete yang saat ini saya tempati adalah milik adik saya, Wiwin. Walau si baik hati itu tidak keberatan sama sekali saya menempati rumahnya dalam jangka panjang namun saat Lebaran kemarin Ibu dan Kakak saya memutuskan saya harus memiliki rumah sendiri. Rencana mulai dilakukan dan berhubung tabungan saya sangat minim maka penggalangan dana dimulai.
Pencarian pun dilakukan, dan karena area jelajahan saya adalah Jakarta Selatan, maka di seputar daerah itulah saya, Wiwin dan suaminya, Azy, melakukan riset dan survey. Dimulai dengan mengumpulkan data rumah dijual di internet, tentunya yang sesuai dengan budget, menelpon pihak marketing, dan akhirnya kami pun melakukan kunjungan di hari weekend. Ini adalah pengalaman pertama saya berhubungan dengan urusan pembelian properti rumah dan saat mengetahui fakta dan data di lapangan cukup membuat hati shocked. Betapa mahalnya sebuah rumah imut berukuran 60 M2 di Jakarta Selatan! Dan itu nun jauh disana di daerah Jagakarsa yang super macet dalam sebuah cluster kecil yang bahkan bangunannya sama sekali belum muncul di permukaan tanah.
Browsing berkali-kali, survey lokasi berulang-ulang, bahkan Ibu pun sempat kami ajak untuk melihat rumah-rumah di area Jagakarsa. Bukan ketenangan jiwa yang saya dapatkan tetapi justru rasa panik mendengar harga yang ditawarkan. Sebagai gambaran sebuah rumah dengan ukuran tanah sekitar 100 M2 sudah dihargai diatas 2 M! Dua milyar! Tobat! Seakan uang milyaran tidak ada artinya dan membuat kami menggeleng-gelengkan kepala. Pusing dengan landed house, saya pun lantas merubah target ke apartemen, kebetulan sebuah super block sedang dibangun di daerah Jakarta Timur dan lokasinya tidak jauh dari kantor. Memang salah satu syarat utama rumah yang ingin saya tempati adalah lokasinya harus cukup mudah diakses jika hendak ke kantor.
Walau masih inden dan proses serah terima masih tahun depan, unit apartemen ini sudah dibandrol tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga launching-nya di tahun 2013. Memandang contoh unit berukuran 34 M2 dengan dua kamar tidur, membuat nafas saya menjadi sesak, bagaimana mungkin saya bisa tinggal di unit seimut ini sementara selama ini saya berlega-lega di rumah Pete yang bisa dibuat bermain badminton? Saya pun melirik ukuran 42 M2 dengan tiga kamar tidur dan dibuat 'nyut-nyutan' dengan harganya yang hampir satu milyar. Semangat saya pun drop dan mulai putus asa.
Seperti biasa, kakak saya adalah tipe yang sama sekali tidak pernah menyerah. Zodiak Aries memang keras, persistent, driver dan jarang mengenal kata putus asa. Serentetan pesan di WA dikirimkan dari Batam berisi kata-kata motivasi sekaligus berbau kesal dengan sikap saya yang menurutnya mudah 'mutung' alias menyerah. "Baru dua hari survey kok kamu sudah menyerah sih Ndang? Cari rumah memang nggak gampang, butuh proses dan jodoh-jodohan. Tetapi kalau bukan sekarang kapan lagi? Harga properti makin lama makin naik! Ayo yang semangat! Yang mau bantu saja semangat masa kamunya malah drop begini." Terjengit dengan kata-kata itu, walau sebenarnya budget lebih memungkinkan saya memiliki unit dengan ukuran 34 M2, saya nekat mengajukan Kredit Pemilikan Apartemen untuk ukuran yang 42 m2.
Booking fee ditransfer dan proses jual beli mulai dilakukan. Sialnya dua hari kemudian pihak Bank telah memberikan kabar. Semua pengajuan KPA untuk bangunan yang masih inden ditolak karena situasi ekonomi saat ini yang kurang kondusif. Oh my God! Kenapa harus sekarang saat saya melakukan pengajuan? Jerit hati saya. Semangat kembali drop, dan adik saya, Wiwin, memberikan nasehat, "Udahlah Ndang, beli saja yang dua kamar, kita bisa bayar cash nggak perlu cicilan lagi. Nyicil KPA tiap bulan dalam jumlah besar bisa bikin stress juga. Nanti kita renovasi interiornya pakai arsitek yang bagus. Bikin dapur yang besar jadi unitnya terasa lega." Pride saya yang terkadang stupid, tidak bisa menerima saran itu. Kalau saya harus tinggal di apartemen setidaknya apartemen itu ukurannya tidak terlalu kecil. "Aku nggak bisa hidup di unit kecil seperti itu Win, perabotanku kan banyak banget," ketakutan akan gambaran masa depan yang belum terjadi telah membuat saya buta dengan kondisi ekonomi yang dimiliki.
Saya pun melakukan browsing kembali sana dan sini, mencari second unit yang banyak dijual di internet tapi sayangnya unit di tower yang saya inginkan sulit ditemukan. Saya lantas beralih ke tower lainnya namun hati ini ragu dengan posisinya yang kurang strategis. Dilema, kebingungan dan sulit memutuskan unit mana yang diinginkan membuat saya tak kunjung membuat pilihan hingga akhirnya Wulan mulai memberikan nasehat panjang lebar di WA yang walau sedikit membuat hati saya terluka namun mampu membuat mata saya terbuka. Saya tidak bisa memaksakan kehendak sendiri.
"Pikirkan positifnya dengan membeli unit kecil, kamu bisa membeli cash, tidak terbebani hutang sehingga bisa menabung untuk keperluan lainnya. Jangan pikirkan nanti akan seperti apa, jangan pikirkan juga mengenai harga jual ke depan. Ini toh baru rumah pertamamu. Sekarang fokus untuk rumah tinggal. Kamu perlu rumah! Nanti bikin interiornya secantik mungkin yang membuat kamu betah tinggal disana." Kata-kata itu berdenging-denging di dalam telinga dan membuat saya sulit memejamkan mata kala malam tiba. Akhirnya kesadaran pelan-pelan merambat dibenak, keluarga saya sangat care bahkan dengan senang hati bersedia untuk membantu pembelian rumah pertama ini. Betapa tidak tahu dirinya saya jika tetap memaksakan keinginan memiliki yang diluar kemampuan. Mungkin dengan sedikit kreatifitas dan design interior yang oke maka unit mungil ini bisa disulap menjadi hunian yang membuat saya betah disana. Akhirnya dengan lapang dada saya pun melepaskan unit ukuran 42 M2 yang telah terlanjur di booking.
Ah hidup memang penuh lika-liku dan misteri, terkadang kita tidak tahu kemana dia akan membawa. Yang perlu kita lakukan adalah tetap semangat, tabah, sabar dan bersyukur atas semua yang telah diberikan oleh Nya, apapun itu bentuknya. Nah sekarang kembali ke resep bakso ikan dengan kuah a la Thailand yang segar ini. Saya pernah membuat bakso ikan sebelumnya, anda bisa klik link resep lainnya disini. Nah bakso yang ini pun sebenarnya tidaklah terlalu berbeda hanya saja kali ini saya menceburkannya ke dalam kuah segar yang pedas ini.
Membuat bakso ikan sendiri di rumah bukanlah pekerjaan susah, seperti postingan saya sebelumnya tentang resep bakso maka hal utama untuk membuat bakso adalah alat yang dipergunakan. Anda harus memiliki alat penggiling yang mampu melumatkan setiap serat daging menjadi kompak, dan smooth seperti pasta yang pekat. Untuk itu saya menggunakan chopper atau food processor. Namun jika blender anda cukup powerful maka proses penggilingan juga bisa dilakukan dengan blender. Untuk chopper dan food processor, saya menggunakan merk Philips. Chopper Philips yang memiliki mangkuk agak kecil biasanya melekat pada blender tipe HR2115N, HR2116N, harganya relatif terjangkau dan sangat praktis digunakan untuk memproses daging hingga smooth untuk membuat bakso, pempek, siomay atau aneka makanan lainnya yang menggunakan daging yang dihaluskan. Anda bisa klik link ke website Bhinneka disini untuk melihat tampilan dan harganya.
Food processor Philips merupakan alat dengan ukuran lebih besar dan lebih lengkap dibandingkan chopper-nya. Saya sendiri sekarang jarang menggunakannya karena lebih 'ribet' dan lebih banyak alat yang harus dipasang, belum lagi cincangan daging yang masuk ke dalam mesin sehingga harus ekstra tenaga untuk membersihkannya. Untuk blender, pengalaman saya menggiling daging dengan blender dry mill (gelas kecil) yang biasa dipakai untuk menggiling biji dan bumbu, hasilnya kurang maksimal. Mata pisau sulit untuk berputar dan membuat mesin menjadi terasa panas. Saya bahkan pernah membuat sebuah blender konslet dengan sukses ketika nekat menggiling kacang kedelai dalam jumlah banyak. Blender yang tepat untuk proses menggiling daging adalah jenis power blender seperti Mitzui, itupun dengan jumlah daging terbatas sesuai dengan resep yang disertakan di bukunya, takaran lebih dari itu akan membuat mesin menjadi panas karena dipaksa bekerja esktra keras.
Untuk membuat bakso ikan sangat mudah, anda bisa menggunakan full ikan atau dengan tambahan udang. Gunakan ikan berdaging putih karena jenis ikan ini memiliki protein aktin dan myosin yang akan membuat bakso menjadi kenyal dan elastis. Saya juga menambahkan baking powder double acting ke dalam adonan untuk membuat bakso lebih keras dan kenyal. Jika tidak ada baking powder, maka bisa digantikan dengan baking soda dengan takaran yang sama. Bakso ikan sebaiknya dimakan saat itu juga saat masih fresh, atau simpan dalam wadah tertutup rapat di chiller untuk beberapa hari saja. Pengalaman membekukan bakso ikan/udang di freezer membuat bakso menjadi mengkerut, menyusut dan kehilangan kelenturannya.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Bakso Ikan Homemade dengan Kuah a la Thai
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 30 butir bakso
Tertarik dengan resep bakso lainnya? Silahkan klik link di bawah ini ya:
Tahu Bakso Spesial
Homemade Bakso Daging Sapi
Membuat Bakso Daging Ayam yang Kenyal
Bahan bakso:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 3 siung bawang merah dicincang halus
- 5 buah cabai hijau keriting, belah memanjang ditengah
- 3 buah cabai merah kering atau cabai merah keriting, rajang halus
- 1 liter kaldu ikan
- 2 sendok teh gula pasir
- 1/2 buah wortel, rajang korek api
Pelengkap:
- irisan jeruk nipis
Cara membuat:
Siapkan ikan, karena saya menggunakan ikan utuh maka ikan saya fillet dari bagian ekor hingga kepala. Kerok daging ikan dengan menggunakan sendok hingga semua daging yang melekat di kulit dan tulang di bagian tengah mampu terlepas. Kumpulkan daging ikan dan masukkan ke dalam mangkuk, sisihkan.
Masukkan tulang dan bagian kepala ikan ke panci. Tambahkan 1 liter air, rebus dengan api kecil hingga mendidih dan terbentuk kaldu. Saring rebusan ikan, ambil airnya dan buang ampas tulang dan kepalanya. Tuangkan air kaldu ikan kembali ke panci. Sisihkan.
Masukkan daging ikan dan semua bahan bakso lainnya ke dalam mangkuk chopper, proses hingga terbentuk pasta kental, pekat dan smooth. Semua serat-serat ikan harus hancur dan adonan terlihat kompak.
Keluarkan adonan ikan dari chopper, rebus secuil adonan untuk mencicipi rasanya. Tambahkan garam jika kurang asin.
Panaskan air kaldu ikan di panci hingga mendidih, matikan api kompor.
Dengan menggunakan dua buah sendok, bentuk adonan menjadi bulatan bakso yang smooth agar tidak ada retakan di permukaannya ketika direbus. Masukkan bulatan adonan bakso ke air kaldu yang masih panas. Bentuk semua adonan menjadi bulatan bakso dan masukkan ke dalam air kaldu.
Aduk perlahan bakso hingga mengapung ke permukaan kuah. Jika bakso telah mengapung, hidupkan kompor dan rebus bakso dengan api kecil hingga matang. Cek kematangan bakso dengan membelah satu butir bakso, jika bagian tengahnya masih berwarna pink maka lanjutkan merebus hingga matang. Angkat bakso dari kuah, sisihkan. Biarkan kuah sisa merebus bakso tetap berada di panci.
Siapkan wajan, beri 2 sendok makan minyak, panaskan minyak hingga benar-benar panas. Tumis bawang merah, bawang putih, jahe, daun jeruk dan serai, hingga harum. Tambahkan cabai hijau dan cabai merah kering, aduk rata dan tumis hingga cabai layu. Matikan kompor.
Tuangkan tumisan ke air kaldu sisa merebus bakso yang terdapat di panci. Rebus dengan api kecil hingga mendidih, masukkan wortel dan sisa bumbu kuah lainnya. Aduk rata dan masak hingga wortel matang. Tambahkan air panas jika kuah kurang. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asin dan asamnya. Angkat.
Siapkan mangkuk saji, tata daun selada di dalam mangkuk. Tambahkan bakso dan kuah panas ke mangkuk. Siap disajikan panas-panas. Super yummy!
Semangat mbak endang!. Kenyamanan bukan dari apa yang kita inginkan dan kenyamanan tidak akan bisa selalu mengikuti keinginan kita. Tetapi kitanya lah yang harus memposisikan, kita bisa merasakan adanya kenyamanan walaupun tidak sesuai dengan keinginan kita, dengan cara mengubah suatu hal yang awalnya gak nyaman menjadi nyaman. Yaaa bisa dibilang pandai2nya kita mengubah ketidaknyamanan itu, kan yang tau diri kita enaknya gimana kita sendiri heheh. Sori mbak panjang lebar hehe...itupun juga semata2 untuk menyemangati saya pribadi hehe.
BalasHapusOh ya mbak mau tanya nih di luar resep. Mbak endang pake oven listrik merk apa mbak kalo boleh tau dan yang berapa liter? :D
Terus kalo oven listrik yang 9L apa bener mbak panasnya gak merata? Jadi kalo bikin kuker harus rajin geser2 loyang gitu...
Minta sharingnya ya mbak, makasih banyak mbak. Anti
Halo Mba Anti, waaah makasih banget atas kata2 motivasinya ya! Yepp betul sekali, dan kenyamanan itu sebenarnya karena kebiasaan yaa, kalau terbiasa ya nyaman2 saja hehehhe.
HapusSaya pakai otrik merk Sico ya, ukuran 9 L kalau gak salah, sisi kiri lebih panas jadi saya suka putar2 loyang supaya merata matangnya dan cake tidak tinggi sebelah
Jgn putus asa mba.. aq dlu sebelum pindah k cileungsi ini nyari rmh yg pas udh kyk apaan tau deh.. stiap hr libur psti survey lokasi yg memakan waktu 3jam perjalanan untuk perginya, pulangnya jg 3jam, jd pegel di jln dh, mana naik motor wktu itu blm pnya mobil, kebayang kan gmn tersiksanya.. hehe
BalasHapusTp mau gmn mba, harus dapet rumah, krn stelah bbrp hr merid dpt musibah kebakaran dan jdnya ngekos selama setaun. Paling enak rmh sndiri dh, mskipun kecil drpd ngekos byk yg gak enaknya.. ngekospun aq pindah2 mba ^^
Sempet batalin booking fee krn lokasinya yg gak sreg.. tp akhrnya dapet jg mski rmhnya kecil, lama2 nyaman jg lho mskipun awalnya takut gak betah..
Mgkn krn aq udh ngerasain gak enaknya ngekos kali ya.. heheh
Biar nyaman n betah aq dibeliin fasilitas2 perdapuran, alias berbagai macam alat baking dan kawan2.. wkwkwk
Jd betah deh ngoprek2 resep jtt..
Makin nyaman stelah pnya mobil, jd gak cape klo pergi k jkt ^^
Wah jd curhat sndiri nh.. wkwk.. intinya, jgn takut k dpn akan sperti apa, sesuai kemampuan aja dlu, kenyamanan bs dibuat sndiri koq.. yg pnting pnya tempat tinggal n gak pusing mikirin cicilan mba ^^ klo ada lebihnya kan bs dibuat apa gitu yg bkin mba seneng.. hehe
Bella
Halo Mba Bella, thanks ya sharing dan motivasinya, jadi tenang sekarang mau memutuskan yang mana.
Hapusmemang mumet juga kalau harus memikirkan hutang ya, saya juga berat membayangkan 5 atau 10 tahun cicilan huaa.
thanks yaaa
Mba kalau haluskan dagingnya pakai hand blender bisa?
BalasHapushai Mba Ervin, kayanya nggak bs ya, walau saya belum pernah coba. Sepertinya hasilnya kurang maksimal.
Hapusmb en .. mksh udh sharing pengalamannya
BalasHapuskalau soal resepnya jangan ditanya pasti sukses dan enak deh .... hehehe
hai Mba Lulu, makasih ya mba, thanks ya sudah menyukai resep JTT. Sukses yaaa
HapusMba endang I feel you hihihi.. pengalaman nyari rumah. Dgn budget mepet akhirnya menerima kenyataan klo cuma bisa beli apartemen. Ga tengah2 bgt tp msh terjangkau lah. Tetep semangat yaa.. btw resepnya aku mau coba ahh ^^
BalasHapusThanks ya Mb Harsi sharingnya, yeppp akhirnya apartemen lah pilihan untuk budget mepet seperti saya juga mba hehehe. Tetap harus disyukuri yaaa ^_^
HapusSemua masakannya mba' Endang memang nendang.. hehe... btw,, selamat menempati rumah baru mba', insyaAllah nyaman kok,, apalagi kalau dah pakai design interior.. hehe,,, oh ya,, bakso ala thai ini patut di coba,,, masakan yang dah pernah di coba di JTT dah banyaak,, mulai dari cookies,, kue salju, nastar, kastangel,,sampai masakan ayam, woku, ikan asam pedas dan sup ikan tongkol,,,, benerrr,, semuanya belajar dari sini.. daan ...semuanya berhasil,,, alhamdulillah, thanks berat buat mba' (amal jariyahnya banyak,,, 😊),,, so mba' endang jangan takut,, karena orang yang baik pasti dibalas kebaikan juga sama Allah... hehe,,, oh ya,,, suami saya semaaakinn sayang,, karena katanya istrinya jago banget masak,,,, hehe.. padahal belajarnya dari mba' endang.... sekali lagi... jazakillah khaer,, thank you very much, arigato gosaimas..... 😄😄
BalasHapusHai Mba Ratna, thanks sharingnya ya dan amiin atas doanya. Senang sekali resep2 JTT disuka, dan semoga resep yang ini cocok pula yaaa.
HapusSukses selalu!
Tetap semangat mbak endang. Bener kata wiwin klo gak skrg kapan lg n harga property emang naik terus. Klo dinikmati pasti akan nyaman jg koq mbak lagian walaupun agak kecil tp gak pusing mikirin cicilan tiap bulan.
BalasHapusBisa dimulai jg mbak beli yg nyicil walaupun agak jauh sdkt tp lebih luas bakal investasi kedepannya.
Lha knp malah jd ngomongin rumah ya?
Anyway congrats ya mbak dg hunian barunya. Enjoy dan tetap semangat !!!! (Imel)
Hi Mba Imel, thanks yaaa motivasinya! Yep sepertnya dimulai dari yang kecil juga tetapi bebas cicilan, mungkin next jika ada rejeki bisa melirik landed house hehehhe. Thanks yaaa
HapusMba endang i feel u banget..sy nyari rumah juga sampe setaun mba..hihihi..semoga enjoy ya mba dg hunian barunya..
BalasHapusThanks mba Febri, memang urusan mencari rumah ini bikin pusing tujuh keliling yaaa. Saya akhirnya menjatuhkan diri ke apartemen saja yang imut wakkaka, moga nyaman nantinya disana,
HapusMba Endang tetap semangat ya Mba.. Tuhan pasti sayang orang yang baik banget seperti mba Endang.. Semoga mba Endang selalu bahagia, amin.. Seperti saya yang selalu bahagia membaca resep Mba.. Saya sangat beruntung bisa belajar masak masakan yang rasanya seperti masakan Ibu sendiri, walaupun Ibu saya sudah tidak ada, lewat JTT ini Mba.. Terima kasih banyak ya Mba Endang...
BalasHapusHalo Mba, thanks ya semangat dan motivasinya, amiin atas doanya ya. Senang sekali resep JTT disuka ya Mba. Sukses dan sehat selalu yaa ^_^
Hapusmaaf mb,diawal cerita td tak kira susah ambil keputusan diantara 2 pilihan cowok,ternyata tentang rumah(dieng..). Kalo pengalamanku kemaren tahun 2008 habis nikah beli tanah dari hasil penjualan 2 unit motor,itupun tanah yg didapet ukuran 5x17m2. Awale ngrasa payah karena setelah beli tanah jd gag ada kendaraan bwt kerja suami apalagi ngrasa kok tanahnya kecil tp sekarang setelah jd rumah&dihuni malah ngrasa rumahnya gede banget kalo lagi bersih2. jadi mb Endang ndak usah mikir yang ruwet2karena lebih ruwet lagi kalo mikrin hutang. Hidup paling nyaman dan tenang kalo kita gag punya hutang...salam evi choirul.
BalasHapusWakakka Mba Evi, ini bukan tentang cowok (andainyaaaa), ini tentang rumah dan semua akhirnya kepentok dengan budget hehehe.
Hapusthanks motivasi, semangat dan sharingnya ya Mb. Benar kata Mba, ngapain saya mikir yang ruwet yaa, yang penting gak berhutang ^_^
Assalamu alaikum mbak endang...
BalasHapusSemoga setiap urusannya diberi kemudahan dan kelancaran ya, selamat menghuni calon apartemen baru hehehe
Setelah mencoba resep dari mbak endang melalui JTT, salah satu bakalan menu favorit di rumah buat ayah dan anak2nya kayaknya bakso ikan kuah thai ini mbak, kemarin pas wiken udah nyoba...Alhamdulillah semua suka, sayang emaknya cuma bikin adonan 2 resep, karena semua pada minta lagi dan lagiii hehhe. Musim hujan dan cocok banget buat yang memang rada2 flu...segerrrr maknyusss (udah setor penampakannya via fb jtt juga hahahaha)
Terima kasih mb endang atas resepnya
Walaikumsalam Mba Kartika,
HapusAmiin atas doanya ya.
Thanks sharingnya ya, senang sekali resepnya disuka. Yep, saya sudah lihat di FB hasilnya, looks yummy! hehheheh
sukses yaa
mba endang galaunya sama nih.,. boleh tau apartemen mana mba? :)
BalasHapussaya sudah coba resep ayam panggang spycy, nugget ayam, semuanya enak,, ayam panggangnya udah beberapakali dibuat. mau coba resep ini juga liat potonya seger banget rasanya...
tiara
hai mba Tiara, saya beli di Bassura City Mba, di jalan basuki rahmat, kebetulan gak terlalu jauh dari kantor heheh
Hapusthanks sharingnya ya, senang sekali resepnya disuka, moga bakso ikannya juga sukses yaaa
Daan saat saya membuat bakso ikan ini, sungguh saya ingin berkata "I LOVE YOU MY CHOPPER AND JTT". . .
BalasHapusSekarang jadi ketauan kenapa dulu si tahu bakso itu lembek mulu, yaaa iyaa lah wong cuma cincangan daging sapi, diulek-ulek sama bahan lainnya trus dicetak.. . wkwkwkwk
Waktu kemarin bikin ini pakai chopper bener-bener kerasa beda adonannya, next time, mau coba nugget nya pakai chopper juga biar lebih kenyal hehe
Oh yaa mba, aku sukses juga bikin pempek Dos pakai chopper uleninnya. . .
Sekarang jadi bingung, bulan depan perlu gak yaa beli Foodpro atau diganti sama slow cooker aja yaa. . . heheheh
Makasiii loh mba resepnya. .:D
Kalau menurut saya, chopper saj sudah cukup wakakkak. Saya punya food pro juga dan gak pernah saya pakai, karena chopper lebih praktis dan mudah digunakan.
Hapusmemang kuncinya adalah saat memproses dagingnya ya, harus sampai lumat dan smooth.
thanks sharingnya ya mba ^_^
Hiiiii mba endang.. membaca cerita pengantar khususnya bagian nasehat mba wulan untuk mba endang mengingatkan saya pada nasehat yg saya dan suami saya sampaikan kepada adik saya.
BalasHapusSItuasinya mirip dgn adik saya. Budget terbatas tp kepingin banget beli rmh di tengah kota jakarta agar dekat dgn kantor. Sampai kami berdua pegel mulut ksh nasehat. Alhamdulillah skrg dia sdh beli rrmh (lebih tepatnya mau) di jakarta coret dengan akses yg cukup baik. 200m dr tol jorr tdk macet, dekat stasiun kereta, tidak banjir dgn alternatif jalan yg cukup banyak.
Mungkin sama seperti mba endang, jgn2 adik saya jg sedikit terluka hatinya tp saya pikir saya hrs agak keras krn kami hanya 2 bersaudara. Di usia yg cukup matang sudah seharusnya adik saya memiliki rumah. Masa iya mau nge kos seumur hidup ya, mba??? ^○^
Dan sekali lagi ntuk menghemat biaya kami "paksa" adik untuk membuat kitchen set sendiri. Meskipun awalnya dia berkeinginan menggunakan jasa pro. Kebetulan suami senang mendesain dan kami jg punya tukang bangunan merangkap tukang kayu yg mumpuni. Jadi... untuk membuat kitchen set kami hanya perlu beli bahan2 yg diperlukan.
Waahhh.. maaf ya mbaa.. ceritanya jadi panjang bangeeettt... tetep semangat ya mbaa.. bener kt mba wulan, msh rumah pertama, jauhkan diri dari hutang, yang terpenting punya rumah sendiri dulu dst dst.. ^_^
Rizi
Hola Mba Rizi, thanks sharingnya ya Mba. Yep, memang terkadang butuh waktu bagi seorang adik untuk mencerna kata2 dan nasehat kakaknya hehhehe, tapi nantinya akan sadar bahwa sang kakak melakukan semua karena sayang, cinta dan care. Hiiksss jadi terharu dan menyesal waktu itu saya sempat berantem2 sama kakak saya, huaaaa.
HapusNah iyaa, sekarang juga saya lagi mumet buat mendekor apartemen hahha, nabung dikit2 dulu hehhehe.
thanks sharing dan ceritanya yaa, saya yakin adik Mba Rizi merasa sangat beruntung dan terberkahi punya kakak seperti Mba ^_^
sukses selalu yaaa
Amiinn.. terima kasih ya mba... sukses selalu juga untuk mba endang.. didoain spy kerasan tinggal di apartemen barunya ^_^
HapusO iya Mba.. saya baru baca komen tmn2 diatas, ternyata apartemennya mba endang di Basura City yaa... tiap hari saya lewat situ lho mbaa.. baik berangkat maupun pulang kantor. Baik lwt tol (kelihatan lhooo apartemennya dr tol rawamangun) maupun non tol.. kayaknya mba endang perlu ngadain kopi darat dengan para penggemar jtt wilayah jaktim dn jakpus dengan radius kilometer sejauh 5 km dr basura city... hehe heee... Insya Allah bs hadir... kabar kabari ya mbaaa..
iya mba, di bassura heheheh, masih lama mungkin ya menempatimya, gedungnya belum jadi hikkkss.
Hapusmbk,beda hasil resep ini sama yg sebelumnya(tanpa bp,pakai maizena)apa y?ak lg pengen buat bakso ikan dan lg mempelajari resep mbk endang..;-)
BalasHapusrasa lebih enak sebelumnya, tapi proses lebih mudah yang ini karena gak perlu dibanting2 ya.
Hapusokok..makasih mbk..:-)
Hapus(uki)