Dendeng ragi daging sapi, masakan yang telah lama tidak pernah saya cicipi kembali. Dulu makanan ini menjadi favorit kami sekeluarga, biasanya Ibu saya akan membuatnya hanya pada waktu-waktu tertentu. Ketika perekonomian orang tua saya sedikit membaik maka terkadang Ibu akan memasak rendang daging sapi dengan porsi kentang yang lebih banyak dari dagingnya, atau dendeng ragi dengan serundeng yang memenuhi wajan. Kentang dan parutan kelapa dengan porsi ekstra ini bukannya tanpa maksud, dengan anggota keluarga yang banyak maka Ibu harus memutar otak agar lauk yang dimasak bisa cukup dimakan oleh kami semua selama satu hari penuh, atau lebih bagus lagi jika bisa disimpan dan disantap untuk keeseokan harinya, dan keeseokan harinya. ^_^
Namun kini beliau sudah jarang membuat dendeng ragi, bahkan mungkin tidak pernah lagi. Alasannya karena proses memasaknya yang lumayan ribet dimana masakan harus selalu diaduk selama dimasak. Membayangkan Ibu harus berdiri lama didepan kompor, di usia yang sudah semakin tua, hanya demi sewajan dendeng ragi sepertinya bukan kegiatan yang menyenangkan. Alasan lainnya mungkin karena sudah tidak ada lagi kami, anak-anaknya yang akan menghabiskan masakan apapun yang beliau buat. Kami, lima bersaudara, telah menyebar dimana-mana dan tak ada satupun yang menetap di Paron.
Namun sebenarnya, jika berbicara tentang masakan bernama dendeng ragi maka ingatan saya tidak akan lari ke masakan Ibu, namun ke sebuah rumah makan di Paron. Pemiliknya bernama Ci Tin, dan kami selalu menyebutnya dengan rumah makan 'Ci Tin'. Menu andalan di warung ini adalah soto daging kerbau, dan nasi pecel berlaukkan dendeng ragi. Seingat saya, rumah makan ini sudah ada sejak saya masih duduk di bangku sekolah dasar dan hingga kini masih tetap eksis menjalankan bisnisnya disana. Warung Ci Tin terkenal karena porsinya yang jumbo, harga yang murah dan rasanya yang sedap (saat itu), terus terang saya sendiri kurang tahu apakah Ci Tin masih mempertahankan kualitas-kualitas tersebut saat ini.
Nah waktu kami masih bersekolah di Paron, maka setiap pagi buta, alm. Bapak akan pergi membeli berbungkus-bungkus nasi pecel Ci Tin. Sebungkus nasi berukuran besar ini berisikan sepotong tempe goreng, sedikit sayuran dengan siraman bumbu pecel yang pedas dan seiris tipis dendeng ragi dari daging kerbau. Favorit saya tentu saja dendeng raginya, dan sebenarnya hanya lauk inilah yang saya tunggu kala membuka bungkusan daun si nasi. Bagi perut kecil saya saat itu maka menghabiskan sebungkus besar nasi pecel memang cukup membuat nafas ini menjadi megap-megap, namun seiris kecil daging empuk bersalut kelapa serundeng adalah jackpot-nya. Setelah semua nasi tandas, si dendeng ragi akan saya santap perlahan, menikmati setiap detik momen ketika daging berbumbu manis itu dikunyah di dalam mulut.^_^
Saya akui dendeng ragi buatan Ci Tin memiliki cita rasa yang sedap, walau jujur saja kualitas kelapa serundeng yang digunakan bukanlah yang terbaik karena harum dan gurihnya santan kurang ditemukan disana. Termotivasi dari dendeng ragi Ci Tin, Ibu saya lantas bereksperimen di dapur untuk membuatnya sendiri. Hasilnya tidak mengecewakan, sedap. Namun satu hal yang saya kagumi dari dendeng ragi buatan Ci Tin adalah tekstur daging yang sangat empuk, lembut dan mampu mengikat kelapa dengan baik, sedangkan buatan Ibu saya biasanya ketika serundeng hampir matang dan mengering maka butiran kelapa parut itu seakan terlepas dan terpisah dari irisan dagingnya, membuat daging menjadi kurang moist. Hingga kini saya masih menganggap dendeng ragi buatan Ci Tin sebagai salah satu yang terbaik.
Cukup sulit menemukan literatur mengenai dendeng ragi di internet, setahu saya masakan ini berasal dari daerah Jawa Timur. Dendeng ragi sering dibuat di jaman dahulu karena teksturnya yang kering membuat masakan ini tahan hingga berhari-hari lamanya, menjadikanya sangat sesuai untuk bekal lauk bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan jauh. Selain parutan kelapa yang dimasak hingga menjadi serundeng, maka ciri khas lainnya adalah irisan daging yang dibuat tipis seperti dendeng.Tak heran namanya pun mengandung kata 'dendeng' di dalamnya.
Dendeng ragi tidak sulit dibuat, bahkan
bisa dibilang sangat mudah. Bumbu halus beserta bumbu pelengkap lainnya
cukup ditumis hingga benar-benar matang. Anda mungkin akan menemukan
aneka variasi bumbu dendeng ragi di internet namun Ibu saya selalu
menambahkan kayu manis, jinten, kapulaga, dan kembang lawang ke dalam masakan. Rempah-rempah ini akan membuat
aromanya menjadi lebih mantap. Karena masakan ini perlu diproses hingga kering, tidak berkuah, tidak lembab, maka sedikit lemak di daging akan mempertahankan tekstur daging tetap moist dan lembut, jadi pilihlah daging yang sedikit mengandung lemak, biasa disebut dengan daging sandung lamur. Sayangnya daging yang saya miliki di freezer adalah jenis has dalam yang tidak berlemak, membuat dendeng ragi yang saya hasilkan cenderung kurang moist.
Daging perlu diiris hingga tipis, tujuannya supaya daging mampu kering dengan baik dan membuatnya menjadi tahan lama. Irisan daging ini lantas dimasak bersama bumbu-bumbu dan santan hingga kuah mengering, baru kemudian kelapa parut dimasukkan. Masakan perlu dimasak dengan api kecil dan harus diaduk secara konstan untuk mencegah kelapa gosong di bagian dasarnya. Awalnya saya memasak menggunakan wajan, namun ketika kelapa dimasukkan dan butiran kelapa parut mulai berserakan ketika masakan diaduk, akhirnya saya mengganti wajan dengan panci teflon. Keputusan saya ternyata tepat, karena dengan panci teflon selain membuat kelapa tidak mudah gosong, juga membuat serundeng tidak lengket di dasar panci dan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.
Karena kelapa memegang peranan penting di dendeng ragi maka pemilihannya harus tepat. Gunakan kelapa yang tidak terlalu tua namun juga jangan terlalu muda. Kelapa tua akan membuat serundeng terasa keras, namun terlalu muda membuat teksturnya lembek dan menggumpal. Jika anda membelinya di pasar tradisional maka mintalah si penjual kelapa untuk memarutnya dengan ukuran yang panjang dan besar, biasanya jenis parutan yang demikian diperuntukkan untuk membuat serundeng atau campuran kue, dan bukan untuk disantan. Masak dendeng ragi dengan api kecil, dan aduklah secara teratur selama dimasak agar warna dan kematangan serundeng merata. Dendeng ragi dikatakan matang jika serundeng yang terbentuk berwarna kecoklatan, kering dan tercerai berai satu dengan lainnya. Masakan ini sedap disantap bersama nasi hangat, bersama siraman sambal pecel dan tempe goreng, dan saat menyantapnya saya pun serasa bernostalgia di masa puluhan tahun lalu kala menyantap sebungkus nasi pecel buatan Ci Tin. ^_^
Wokeh berikut resep dan prosesnya, dan bagi anda yang saat perayaaan Idul Adha nanti menerima banyak daging kurban maka resep dendeng ragi a la Ibu saya ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengolahnya. Selamat Hari Raya Idul Adha!
Resep Dendeng Ragi a la My Mom
Resep diadaptasikan dari Ibu saya
Untuk 10 porsi
Tertarik dengan resep a la Ibu saya lainnya? Silahkan cek link di bawah ini ya:
Bahan:
- 700 gram daging sapi sandung lamur, iris setipis mungkin (saya pakai has dalam)
- 1 1/2 butir kelapa yang tidak terlalu tua, parut memanjang
- 65 ml santan kental instan kemasan
- 500 ml air untuk merebus daging hingga empuk
Bumbu dihaluskan:
- 150 gram cabai merah keriting (kurangi jika tidak suka pedas)
- 8 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 2 cm kunyit segar
- 2 cm jahe
- 5 butir kemiri sangrai
- 1 sendok makan ketumbar sangrai
- 1/4 sendok teh bubuk jintan
Bumbu lainnya:
- 1 batang kayu manis
- 3 butir kapulaga
- 2 butir kembang lawang
- 4 lembar daun salam
- 4 lembar daun jeruk
- 2 batang serai memarkan
- 3 cm lengkuas, belah dua pipihkan
- 2 sendok makan air asam jawa
- 2 - 3 sendok makan gula jawa sisir halus
- 2 sendok teh garam
- 3 sendok makan minyak untuk menumis
Cara membuat:
Siapkan kelapa parut, gunakan kelapa yang sedang (jangan terlalu tua dan jangan juga terlalu muda). Parut memanjang. Sisihkan.
Siapkan daging sapi, sandung lamur lebih baik, tapi saya menggunakan jenis has dalam. Iris daging sapi tipis-tipis memotong serat, untuk memudahkannya maka masukkan daging di freezer hingga setengah beku. Kondisi ini membuat daging mudah diiris dan tidak berlari-lari ke seputar talenan. Cuci daging dan tiriskan.
Siapakan wajan, atau jika anda memiliki panci teflon maka gunakan panci ini karena akan membuat proses menjadi lebih mudah (serundeng tidak berceceran kemana-mana ketika masakan diaduk). Panaskan sekitar 3 - 4 sendok makan minyak, tumis bumbu halus hingga harum dan matang. Tambahkan minyak jika bumbu cepat gosong dan kering. Bumbu yang matang tampak berwarna lebih gelap dan sedikit kering.
Masukkan kayu manis, kembang lawang, kapulaga, daun salam, daun jeruk, serai dan lengkuas. Aduk dan tumis hingga daun bumbu layu.
Masukkan irisan daging, aduk rata dan masak dengan api sedang hingga daging berubah warna dan kuah daging menyusut.
Tuangkan air, aduk dan masak dengan api kecil hingga daging empuk dan kuah sedikit menyusut. Jika daging belum empuk, tambahkan air dan masak hingga daging benar-benar empuk. Masukkan santan kental, air asam Jawa, gula, garam, aduk rata dan masak hingga kuah habis.
Cicipi rasanya, tambahkan gula dan garam sesuai selera, masakan harus terasa sedikit manis. Bagian mencicipi pada tahapan ini penting karena memudahkan anda untuk menambahkan gula dan garam dibandingkan ketika masakan telah bercampur dengan kelapa.
Tambahkan kelapa parut, aduk rata. Masak dengan api kecil sambil masakan diaduk-aduk terus agar tidak gosong. Masak hingga kelapa tampak berwarna coklat gelap, kering dan tercerai-berai satu dengan lainnya. Cicipi rasanya kembali, angkat dan sajikan dengan nasi panas. Super yummy!
Mba Endaang....dendeng raginya terlihat sedaaap..! jadi membayangkan nasi pecel Madiun nih... Dendeng ragi dulu di Madiun adalah pelengkap wajib untuk nasi pecel, mungkin di Ngawi juga sama ya mba Endang.... Nasi pecel rasanya jadi khas dan makin sedap dengan adanya dendeng ragi yang sedikit manis. Sayangnya sekarang penjual nasi pecel di Madiun hanya satu dua yang masih menambahkan dendeng ragi. Entah kenapa pelengkap yang bikin khas rasa nasi pecel tersebut dihilangkan...
BalasHapushai Mba Ertianna, thanks ya, yep memang sedap disantap bersama pecel yaa. Daging mahal Mba, jadi itu yang membuat pedagang nasi pecel gak jualan lagi hehehe.
HapusEhm...pas banget momennya...bisa praktek besok...makasih ya mba...
BalasHapussama2 mba Indah, moga suka ya
HapusMba Endang,masukin kelapanya setelah kuah benar2 kering ya??
Hapusyep, sampai kuah habis ya mb, masih basah2 dikit gak papa ya, gak usah terlalu kering.
HapusHallo mbak Endang, dendeng ragi juga ada di Magelang, Jateng. Dulu waktu saya kecil, nenek saya selalu membuat ini saat lebaran. Orang2 di kampung juga rata2 punya menu ini. Di daerah lereng gunung merapi juga begitu, menu istimewa saat hari raya.
BalasHapushai mba Emine, iya sepertinya jawa timur jawa tengah ya masakan ini berasal ya
HapusSalah satu menu kesukaanku nih Mbak Endang,habis enak bangeett..hehehe..
BalasHapusSerundeng dendeng ragi ini berjodoh dengan banyak masakan ya mbak,jadi temannya nasi pecel,nasi kuning,nasi uduk,dll..pokoknya hasil akhirnya sama semua,uenaakk tenan..^^
Ditunggu resep berikutnya ya mbak..
Thx
Thanks Mba Ria sharingnya ya, memang dendeng ragi sedap dengan aneka nasi berlemak ya, mantap hehhe
HapusMba, aku mau tanya soal bikin kue ni...
BalasHapusGmn caranya agar adonan tidak bantat utk kue yg kita bikin dlm jumlah bnyk. Contohnya kyk kue cubit. Adonan yg kelamaan nunggu buat dipanggang agak bantat. Solusinya gmn ya mba biar gk bantat. Tq mba atas jawabannya...��
hai mba, kalau saya pakai BP double acting ya, walau antri tetep bs kembang, banyak yang kasih saran ketika akan dipanggang ditabur baking soda lagi,.
Hapushoo baru denger nama dendeng 'ragi'. Pas baca judulnya saya kira pakai ragi yang untuk bikin roti hee., ternyata bukan.
BalasHapusSelamat idul adha juga Mbak Endang :)
thanks ya Mba, met idul adha juga ya, moga suka dengan resepnya yaa
HapusHmm...sepertinya enak sekali mb...
BalasHapusJadi pengen nyoba bikin..
Kebetulan juga ini adalah masakan yg selalu ada di hari raya idul adha di rumah mertua saya.
hai Mba, silahkan ya, moga suka yaaa
Hapusmbak....istriku korban resep mbak endang...tiap hari ngomongin JTT, tp suwer...masakannya eiiiidan enak habis, pastinya copas resepnya :), sukses selalu buat mbak
BalasHapusHai Mas Tiyok, thanks sharingnya ya, senang sekali resep JTT disuka dan membantu istri memasak dirumah, sukses yaa
Hapussama-sama mbak
HapusDefinetely will give a try soon..looks yum..
BalasHapussilahkan Mba, moga suka yaa
HapusHalo mb endang,saya dari jawa timur.
BalasHapusKalau di keluarga saya biar dagingnya empuk dan moist pas merebusnya pakai air kelapa mbakk.mungkin bisa dicoba.
hai Mba Ary, wah makasih tipsnya ya, saya pernah dengar juga ttentang itu tapi lupa dicoba wkakak, makasih ya
Hapusudah saya coba mbak dendeng raginya . mantabbb rasanya . oiya mbak ada resep bika ambon gk mbak . trima kasih mbak...
BalasHapusthanks ya Mba Dhikka, senang resepnya disuka ya. Bika ambon belum ada ya hehhehe
HapusMbak Endang....dendeng raginya sdh sy eksekusi rasanya enak bgt terima kasih resepnya ya Mbakk :)
BalasHapushai Mba Yurike, thanks ya sharingnya, senang sekali resepya disuka ^_^
HapusMb Endang..kelapa nya sebelum masuk bersama daging gak perlu di gongseng dulu ya mb..pengen cepet2 eksekusi nih soalnya yg biasa sy bikin kelapanya di gongseng dulu..thanks mb Endang ...salam Anie
BalasHapuslangsung masuk bersama dagig ya mba, tidak disangrai terpisah ya
HapusMbak endang, cari kapulaganya itu dimana ya mbak?
HapusOmelet Enak
saya beli di psar tradisional, biasanya dalam bungkusan kecil harga 2 rb an ya., isinya dah banyak bs untuk masak berkali2 atau di supermarket besar juga ada, cari di bumbu kering ya.
HapusMb resepnya baru selesai sy eksekusi,niatnya utk bsk sarapan pagi, ternyata ga nyampe sarapan, malam ini sdh berkurang setengah nya, suami dan anak2 gak sabar mau nyicipin soalnya saat msh dimasak harumnya sdh memenuhi seisi rumah, Alhamdulillah semua suka plus dapat pujian dari suami dan anak2, mereka biasanya gak suka lauk yg mengandung kelapa lho mb,,matursuwun nggih mb,,jiannn uenak tenan ... salam, Anie
BalasHapusHai Mba Anie, thanks sharingnya yaa, senang sekali resepnya disuka yaa. yep adik saya juga gak suka makanan mengandung kelapa tapi khusus untuk yang ini dia bilang enak hahhahah.
Hapusenak mb resep nya,,q dah coba hasilnya ga manis tp mantep hahaha soalnya q masaknya suka2 hati ngikutin resep tapi ga saklek,,klo masakan suka jadinya enak biarpun kadang2 bikin resep sendiri alias ngawur tp klo bikin kue di jamin ancur hahaha (kayaknya ga bakat ma kue2 an)
BalasHapushalo mba, thanks sharingnya ya, senang resepnya disuka ya. Ayo dicoba lagi bikin kuenya, kalau pelan2 dicobanya pasti bs kok hehhehe
HapusMantep banget mbak resepnya. Btw, buka kursus masak offline nggak yah? hehe
BalasHapusthanks ya mba Nettik
Hapussaya tidak membuka kursus mba, semua ilmunya sudah saya bagikan di JTT hehhehe
Mba endang, masakan ini bisa tahan lama gak ya??terus bisa dipanasin berkali kali gak??
BalasHapussaya mau nyetok banyak skalian kalo bisa..abisnya enak banget...
_nana_
hai mba Nana di suhu ruang sekitar 3 -4 hari, dan kondisinya kelapa kudu benar2 kering disangrai (bukan lembab).
HapusKalo di kulkas mba endang bisa ga?
Hapusbisa tahan lama dikulkas mba (chiller) bs sampai 1 bulan ya
HapusMeskipun di toples hanya bisa3-4 hari ya?
Hapussama saja, selama disuhu ruang tdk akan lama. tp saya tdk pernah menyimpan makanan berdaging disuhu ruang mba, selalu masuk kulkas
HapusManteb resepnya mba endang!!! Berhasil dalam sekali coba.. 😆😆😆
BalasHapusHalo Mba Aldila, thanks sharingnya ya! Senang resep JTT disuka, sukses yaaa.
HapusMba Endang, dendeng ragi adalah masakan kebangsaan di rumah mamaku. tiap minggu pasti hadir bersama lodeh tempe yg super duper pedas. Paduan yg cocok sekali di lidahku. Aku lagi berpikir untuk membuat dendeng ragi tapi pakai daging cincang. Taruh toples sehingga selalu tersedia di meja makan, seperti abon gitu. Gimana menurut Mbak Endang, bisa gak dendeng ragi pake daging cincang? Terima kasih, Salam dari Dina
BalasHapushai mba Dina, thanks sharingnya ya,
Hapusmenurut saya sih oke2 saja mba dina kalau pakai daging cincang, asalkan dimasak sampai kering saja jadi bs awet ya.
Tiap kali liat judul reseo JTT ada tulisan ~Ala My Mom rasanya sy harus coba deh Mbak, soalnya bbrp kali masak pake resep Ibunya Mbak selalu jd favorit keluarga sy heehehhe.
BalasHapusMbak mau nanya, kl misalnya kita mau naro ditoples gt kira-kira kuat brp lama ya Mbak?
Makasi jawaban n sharing resepnya ya Mbak. Semoga sehat selalu ya :)
~Arum
Thanks Mba Arum sharingnya, hahhahha yep Ibu saya memang jago masak dan tastenya mantap, membuat saya kepengen share semua ilmunya.
Hapustidak tahan terlalu lama mba, mungkin sekitar 3 -4 hari ya, pastikan serundeng benar2 garing ya.
Hallo mbak Endang, dendeng ragi di Magelang juga ada lho mbak. Bu lik saya selalu bikin ini saat lebaran. menu ini jadi menu istimewa saat hari raya.
BalasHapusenak bange pokoknya :)
thanks sharingnya ya, yep sepertinya dendeng ragi umum di jatim dan jateng ya
Hapusterimakasih banyak Mbak Endang, semua resepnya Mantab, setelah 3 resep saya coba, setelahnya saya dan suami rebutan mau cobain yang mana duluan :) :)
BalasHapusthanks mba Ningrum, senang sekali resep JTT disuka, sukses yaaa
HapusMbak, mau tanya, memotong serat apakah maksudnya memotong serah serat daging atau berlawanan dengan serat daging. Terima kasih sebelumnya ya.
BalasHapusmemotong daging ada 2 cara mba, searah serat, atau memotong serat. Untuk rendang kadang ada yang searah serat supaya daging tidak hancur krn dimasak lama, tapi ada juga yang memotong serat supaya lbh mudah empuk dan mudah dikunyah. menurut saya tergantung jenis dagingnya, kalau mudah empuk potong searah serat saja supaya tdk mudah hancur
HapusMbak Endang.kalau mau bikin rendang ragi tanpa cabai bisa gak ya . Bumbunya mau ditambah apa lagi ya . Rencananya mau masak untuk si kecil balita. Trimakasih sebelumnya
BalasHapusskip saja cabainya mba, bumbu lainya sama saja tidak perlu dirubah ya
Hapuskalo liat dendeng itu jadi inget sama nenek, dlu waktu kecil sering bgt dimasakin tuh makanan.. tapi skrg berhubungan jarak sudah memisahkan :') jadi jarang lagi deh
BalasHapussaya juga selalu ingat masa kecil, kalau skrg jaraaang banget makan ini ya, soalnya bikinnya ribet dan lamaaa hehhehe. thanks sharingnya ya mba! ^_^
Hapusngelihat fotonya saja sudah ngiler, masakan yang ini merupakan salah satu yang saya sukai, rasanya begitu lezat
Hapussip, moga suka jika sudah dicoba ya
HapusWah mantap, dari fotonya adah udah keliatan maknyuss,makasih resepnya, siap dipraktekkan nih,hehe
BalasHapusthannks mba Media, moga suka resepnya setelah dicoba ya.
HapusSuka banget sama food photography-nya mbak. :D
BalasHapusthanks ya
HapusMbak, untuk lauk olahan daging yang tahan lbh lama lagi ada ga ya? Misalkan bisa untuk seminggu atau lebih..
BalasHapusTerimakasih
setahu saya cuman abon atau dendeng, saya tdk ada resepnya mba, makanan berdaging lainnya harus masuk kulkas ya
HapusMbak ini proses sampai kering nya berapa lama yaa.. ini saya buat kok ga garing2 ya?.. apa ada yg salah?
BalasHapuslamaaa, tidak mengukur waktu mba, yang jelas sampai jadi seperti serundeng yang kering
Hapuspertama kali denger nama dendeng ragi disini..kucari2 sepanjang resep kirain beneran pake ragi ahahaha..
BalasHapuswakkakak, sampai sekarang juga masih bingung kenapa namanya ada raginya
HapusHai mbak endang saya masih di paron, dendeng ragi cik tin dan sotonya masih enak dan populer ....tekstur dagingnya empuk dan warnanya cantik.ayo mampir
BalasHapuswakakka, udah lama buanget gak makan di Cik Tin, mantep memang itu warung
HapusHai mba endang, saya mau tanya. Kalau misal pakai daging bagian paha apa bakal lama ya proses memasaknya? Soalnya full daging gag ada lemaknya. Terima kasih.
BalasHapusumumnya sih lama kalau paha mb
HapusHai mb endang
BalasHapusKalo dibikin ga pedas sama sekali apa pemakaian cabe merah keritingnya dihilangkan? Ngefek ke rasanya ga ya?
bisa mba, pakai cabai merah besar buang bijinya, gak ngefek ke rasa
Hapus