Dua hari libur yang berlalu dengan percuma.Weekend yang benar-benar tidak produktif tanpa ada satupun kegiatan bermanfaat yang saya lakukan. Kecuali kalau mau dianggap bahwa menonton film di atas kasur hingga pukul dua malam setiap harinya sebagai kegiatan yang membanggakan. Tumpukan baju kotor di ember yang sudah seperti gundukan es di Himalaya, dapur yang biasanya selalu kinclong dengan permukaan kompor bebas noda kini penuh dengan tetesan kuah makanan dan cipratan minyak. Perabotan berdebu yang memerlukan semprotan pembersih dan sehelai kain lap. Belum lagi tanaman dalam pot di halaman yang tampak sekarat mendambakan guyuran air bergalon-galon. Begitu banyak pekerjaan rumah tangga yang membuat kepala pening. Sejak Heni pergi maka rumah Pete kembali ke kondisi semula seperti sebelum asisten saya ini datang, kacau balau. ^_^
Saya suka memasak tapi bukan berarti saya mencintai pekerjaan rumah tangga. Demi Tuhan, salah satu pekerjaan yang selalu saya hindari sejak dahulu ketika masih tinggal bersama orang tua adalah membersihkan rumah. Setiap sore, ketika waktu membersihkan rumah dan halaman tiba maka kami akan menunggu siapa yang terlebih dulu memulai pekerjaan itu. Memiliki tiga anak perempuan bukan berarti lantas rumah orang tua saya berubah menjadi kinclong laksana pelataran masjid. Karena kami bertiga sama-sama tidak suka kegiatan menyapu, mengepel, dan mengelap perabot. Ketika teriakan Bapak terdengar hingga ke pintu belakang rumah barulah kami tunggang langgang mencari sapu dan aneka perlengkapan pembersih lainnya, dan mulai bekerja dengan mulut bersungut-sungut.
Hingga saya dewasa sifat malas membersihkan rumah ini masih tetap terbawa, dan ketika saya curhat ke adik saya, Wiwin, mengenai hal ini ternyata dia juga memiliki masalah yang sama. "Tapi untungnya aku sekarang punya Heni, dia rajin euy! Rumahku kinclong bebas debu"! Katanya sambil tertawa 'ngakak' meninggalkan saya yang hanya bisa menghela nafas pasrah. Sejak Septi, asisten rumah tangga Wiwin yang sebelumnya resign, maka Heni dengan terpaksa saya transfer ke rumah Wiwin karena adik saya ini lebih memerlukan asisten dibanding saya.
Saat mata ini sudah tak tahan dengan tampilan rumah yang seperti kapal pecah akhirnya saya pun melangkahkan kaki ke dapur. Gunungan baju kotor saya masukkan ke dalam mesin cuci dan selagi dia bekerja saya pun menggosok kompor hingga mengkilat kembali. Tumpukan perabot dapur yang telah dicuci bersih dikembalikan ke tempatnya masing-masing dan meja dapur pun dilap hingga bersinar. Saya sebenarnya masih mempunyai tugas melepaskan semua sprei di kamar dan menggantinya dengan yang bersih, menyapu lantai dan mengepelnya namun yang terjadi saya justru kembali ke depan laptop dan menyambung film yang tadi sempat terputus. Tobat!
Dan dua hari libur kemarin berlalu begitu saja, tanpa ada satupun masakan yang dipraktekkan walau daftar resep yang hendak dicoba telah dipersiapkan. Entah mengapa akhir-akhir ini semangat memasak saya sepertinya sedang terbang ke planet lain. Membayangkan harus mempersiapkan aneka bahan, mengolahnya dan mencuci tumpukan perabotan segunung membuat saya lebih memilih semakin membenamkan diri ke kasur empuk. Bahkan sebegitu malasnya saya sehingga ketika perut ini terasa lapar berat dan menjerit minta diisi, saya hanya memblender dua buah mangga arum manis, tomat dan sawi untuk mengisi perut. Semoga saja semangat memasak segera kembali karena sudah banyak sekali resep baru yang hendak dieksekusi, dan saya benar-benar memerlukan motivasi untuk membuatnya. ^_^
Nah resep terung balado dengan telur puyuh ini sebenarnya bukan resep baru, melainkan resep yang pernah saya hadirkan di buku kedua saya berjudul "30 Resep Masakan Rumahan". Terung dengan bumbu balado memang selalu mengundang kita untuk menyantapnya dengan nasi yang banyak. Salah satu masakan terung balado yang menjadi favorit saya adalah yang dijual di restoran Padang, terung utuh dibelah memanjang dan digoreng, kemudian disiram dengan sambal balado di atasnya. Nah berhubung terung goreng menyerap banyak minyak, maka saya lantas mengukusnya hingga lunak dan menatanya dipiring. Sambal balado yang bercampur dengan telur puyuh lantas disiramkan ke atasnya, jangan khawatir rasanya tak kalah dengan terung balado favorit di resto.
Tips agar membuat terung balado hasilnya maksimal dan tampilannya tetap cantik adalah biarkan terong tetap utuh bersama kulit dan pangkal batangnya. Terung juga perlu dikukus hingga
benar-benar lunak dan matang, karena rasa sedap terung baru maksimal terasa ketika teksturnya benar-benar lunak. Untuk menghindari telur puyuh
meletus kala digoreng maka buat sayatan di permukaan telur rebus dengan
pisau tajam. Dan supaya bumbu matang sempurna dan tidak gosong maka bumbu balado perlu ditumis dengan minyak yang banyak, bumbu yang matang dengan baik selain memberikan rasa yang lebih kuat dan tidak pahit juga membuatnya lebih tahan lama. Tips dari Ibu saya agar warna sambal sedikit lebih gelap dan rasanya lezar adalah menambahkan sedikit kecap manis ke dalam tumisan bumbu.
Nah berikut resep dan prosesnya ya.
Terung Balado dengan Telur Puyuh
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 5 porsi
Tertarik dengan resep terung lainnya? Silahkan klik pada link di bawah ini:
Gulai Terung a la My Mom
Massaman Curry - Kari a la Thai
Khoresh Bademjan & Chicken
Bahan:
- 5 buah terung ukuran sedang, jangan kupas kulitnya,
biarkan utuh. Belah tengah memanjang jangan sampai putus.
- 15 butir telur puyuh rebus dan kupas kulitnya. Buat sayatan atau goresan di
kulitnya dengan pisau tajam
Bumbu dihaluskan:
- 15 buah cabai merah keriting
- 5 buah cabai merah besar
- 8 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
Bumbu lainnya:
- 1 sendok makan gula pasir
- ½ sendok makan garam
- 2 ruas jari jahe memarkan
- 3 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 2 ruas jari lengkuas
- 1 sendok makan kecap manis (optional)
- minyak untuk menumis dan goreng
Cara membuat:
Siapkan terung, biarkan utuh dan jangan kupas kulitnya. Belah terung memanjang dari ujung ke pangkal batang, jaga jangan sampai putus. Kukus terung hingga empuk dan matang. Angkat dan tata di atas piring
saji, sisihkan.
Siapkan wajan, goreng telur puyuh hingga permukaannya
kuning kecoklatan. Angkat dan tiriskan.
Siapkan wajan, panaskan kira-kira 3 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus
hingga harum dan berubah warna tidak pucat lagi. Tambahkan bumbu lainnya aduk
rata dan tumis hingga daun bumbu menjadi layu. Anda perlu menambahkan minyak
jika tampak minyak kurang untuk menumis. Aduk-aduk selama proses penumisan agar
bumbu tidak gosong.
Masukkan telur puyuh goreng, aduk rata. Cicipi rasanya. Angkat. Siramkan bumbu
tumis ke permukaan terung yang telah dikukus sebelumnya. Sajikan dengan nasi
putih hangat.
Malam mbak endang...
BalasHapusSy penggemar resep mbak loh...
Udah super banyak resep yg sy coba&semuanya berhasil...
Top deh..
Mbak,mau nanya,sy kl masak cabe halus,kok ga bisa tanek yah??mateng bener maksudnya..
Rasanya ky masih mentah..
Kl masaknya lama,di wajannya gosong gt,jdnya lgsg diangkat deh..
Bagi tipsnya yah...
Oh iya,mbak endang punya resep nasi goreng yg mantep ga?
Selama ini bnyk resep berseliweran tp pas dicoba rasanya biasa aja..
Thank mbak...
Mbak, problem menumis bumbu halus juga saya alami dan terselesaikan dengan...mengganti wajan biasa/aluminium dengan wajan teflon...wah bener2 sakti deh, bumbu bisa ditumis sampe mateng betul, agak2 garing dan wanginya sedep...
Hapushai mba, thanks sharingnya ya, yep wajan teflon memang lebih oke untuk menumis ya.
HapusSedapnya mba ,, pagi2 liat terong balado,, jadi buat perut kroncongan,, yukkk ke dapur kita eksekusi terongnya
BalasHapusthanks Mba Fitria, silahkan dicoba yaa, moga sukaa yaaa
Hapuswaaaa....barusan kemarin masak terong balado gini. Nyam-nyam, jadi pingin bikin lagiiiii.....
BalasHapusthanks mba Rina, memang terong balado gak ada matinya yaa
HapusWaaawww, terung balado juga favorit di keluarga saya mba. Lihat postingan ini jadi bayangin, terus jadi ileran, hahaaa.. Kalo resep ibuku dan akhirnya yang aku tiru juga, terungnya dibakar mba. Karena dirumahku ga ada panggangan, aku bakarnya diatas kompor aja. Hahaaa.. ada bau gosong eksotis, yang bikin makannya nambah-nambah. Belum lagi kalo sambel baladonya pedes.. Sluuurp, lap iler lagi deh.
BalasHapusSalam,
Cindera-Yogya
hai mba Cindera, thanks sharingnya ya, wah mantap tipsnya ya, yep memang bau gosong membuat masakan jadi sedap! heheheh
HapusMba, ini dieksekusi tadi pagi. . .
BalasHapusTapi, kok warna terung saya setelah dikukus ungu kehitam-hitaman, saya kukus selama 30 menit. Itu kelamaan apa kurang lama ya mba?
hai Mba Risa, memang kalau terong ungu jadnya berubah wrna ungu kehitaman hehehe. Kukus sampai empuk mba, kalau 30 menit sudh empuk berati cukup ya
HapusSemangat mba endang ..
BalasHapusSaya selalu menanti resep mba endang ..
thanks ya Mba Ria, sukses yaa
HapusKl saya lagi malas menggoreng, terongnya biasanya saya panggang pakai oven. Praktis dan rasanya ga jauh beda dengan yang digoreng.
BalasHapusthanks tipsnya Mba Dian, yep panggang pakai oven juga sedap ya
HapusToss dulu mbaa sama2 ga doyan beberes wkwkwk.. mending disuruh bikin kue ato masak lah.. aku suka terong balado. Biasanya ta ksh cabe yg banyak jd puedessss hehehe
BalasHapuswakakak sama Mba Harsi, nyerah deh kalau urusan beberes yaa
HapusJadi pengen makan terong balado nehhh hehhehe
Mba, kalo terongnya di rebus bakal berubah rasa enggak ya? Belum pernah masak terong soalnya, dikosan gakk ada buat ngukus.. Hehe
BalasHapusAbis baca review, kynya terong balada dr mba enak banget jd pengen nyoba bikin hehe
Hi Mba Inna, terungnya akan menyerap air terlalu banyak hehheheh. Digoreng saja mba, ini cara yg umum. Atau dipotong kecil2 dan dimasukkan ke tumisan bumbu, masak sampai matang
HapusMba endang lebih enak mana ya resep ini sm balado pete&teri?ku lihat beda mba bumbunya.hehe
BalasHapuswakakka, sama saja, sama enaknya wakakka
HapusMba, maaf oot nih, dulu bukannya mba wiwin ada asisten namanya yuk kati ya? Kemana beliau sekarang? Maaf kepo mba ^^
BalasHapusRinty
hai mba Rinty, yep dulu ada mba, tapi yuk kati udah lama resign pulang kampung mengurus cucunya hehehe
HapusMba mau tnya nih,, kalo terongnya langsung di tumis sama bumbunya gpp ta???
BalasHapusMakasih
yep, gak papa ya
HapusMba endang mau tanya klo saya cuman bikin telur puyuh balado aja ga pke terong nya bisa kan .. maksudnya resepnya masih sama cuman terongnya aja dihilangkan?
BalasHapusyep bisa ya, gunakan telur puyuh saja atau telur ayam biasa yang digoreng sebentar agar permukaan kulitnya sedikit keriput supaya bumbunya mau menempel ke telur
HapusHalo Mba Endang. Makasih banget saya sangat terbantu dengan resep resep mba Endang. Mau tanya untuk resep terong balado ini kok saya masak cabenya jadi kayak menggumpal begitu ya? Itu kenapa ya Mba?
BalasHapusKurang minyak mba, minyak yang banyak membuat sambal tercerai berai, kalau menghindari minyak banyak terpaksa tambah air ya, hanya saja sambal balado biasanya memang pakai minyak banyak
Hapus