Anda masih ingat dengan Heni, asisten rumah tangga saya yang pernah bekerja selama beberapa bulan lamanya di rumah Pete, untuk kemudian saya transfer ke rumah adik saya, Wiwin di Mampang? Nah beberapa waktu yang lalu ketika sedang pergi ke acara kawinan di kampungnya maka mantan asisten saya ini mengalami kecelakaan, terjatuh dari sepeda motor. Akibatnya cukup parah, kini Heni tidak bisa kembali bekerja di rumah Wiwin karena harus beristirahat total selama dua hingga tiga bulan lamanya. Kejadian ini sebenarnya sangat disesalkan dan cukup membuat kami panik alang kepalang. Heni sudah menjadi bagian dalam keluarga, dan kehadirannya sangat dinantikan. Jadi ketika sebuah SMS berisi permintaan maaf (karena tidak bisa kembali tepat waktunya) tiba, Wiwin pun dibuat pusing tujuh keliling.
Masalah utama sebenarnya adalah kedua putra adik saya, Rafif dan Fatih yang masih kecil dan tidak bisa ditinggal sendiri di dalam rumah ketika salah satu dari mereka pulang sekolah. Ini adalah masalah klasik para orang tua yang keduanya bekerja di kantor seharian. Untungnya anak-anak memiliki schedule sekolah dan aneka les yang padat, sehingga waktu mereka pun tidak terlalu banyak dihabiskan di rumah. Jadi dengan sedikit perjuangan dan kreatifitas, adik saya mampu survived tanpa asisten selama satu bulan lamanya.
Berbicara tentang Heni maka memori saya selalu teringat dengan pohon cincau hijau yang tumbuh subur di pekarangan rumah Pete. Beberapa bulan yang lalu, Heni yang memperkenalkan saya dengan tanaman ini, "Bu, itu daun cincau! Di kampung, Heni
suka bikin sendiri cincau dari daun itu," tukasnya bersemangat membuat
saya memelototkan mata lebih lebar ke tanaman yang sama sekali tidak
saya kenal itu. "Bukannya pohon cincau merambat ya Hen? Ini kenapa kekar
begini pohonnya"? Komentar saya setengah bertanya dengan perasaan ragu. "Iya, ada yang merambat juga. Itu cincau rambat, yang ini cincau pohon
lebih enak dan bagus buat panas dalam. Kalau di bulan puasa Heni suka
minta ke tetangga di kampung," selagi Heni mengoceh kesana-kemari, saya
pun sibuk celingukan mencari pemilik rumah. Penasaran juga saya ingin
membuktikan bahwa tanaman ini benar-benar cincau seperti penjelasan
Heni.
Beberapa potong batangnya lantas kami tanam di pekarangan, sementara daun-daunnya yang telah cukup tua dipermak Heni menjadi cincau yang kami santap bersama. Jadi sebenarnya makanan ini sudah sangat lama dibuat dan jemari Heni yang sedang meremas dedaunan cincaulah yang saya abadikan dalam gambar-gambar yang kini di-sharing disini.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, stek pohon cincau yang
tadinya loyo hidup segan mati pun protes, kini akhirnya berdiri tegar,
subur dan memamerkan daun-daunnya yang hijau dan lebar. Beberapa kali daun-daun tersebut saya panen dan diproses menjadi minuman cincau yang menyegarkan. Karena lebih ditujukan untuk kesehatan maka cincau saya santap tanpa tambahan gula, santan dan lainnya. Nah pohon cincau sebenarnya ada banyak macam jenisnya, jadi jika di pekarangan rumah anda terdapat sebatang pohon cincau dengan tampilan yang berbeda dengan yang saya hadirkan disini, maka kemungkinan itu dari spesies yang berbeda.
Menurut Wikipedia, di Indonesia dikenal tiga jenis tanaman yang bisa diolah daunnya menjadi cincau. Platostoma palustre (Mesona palustris), atau biasa dikenal dengan nama Chinese mesona atau cincau hitam (black jelly), merupakan spesies tanaman yang termasuk ke dalam keluarga mint. Tampilannya menyerupai tanaman mint dengan tinggi tanaman sekitar 15 hingga 100 cm, memiliki batang dan daun berbulu. Tanaman ini biasanya dikenal dengan nama xiancao dalam bahasa China Mandarin. Di negara maju, daun-daun cincau hitam diolah menjadi serbuk instan yang mirip dengan bubuk jelly atau agar-agar sehingga praktis kala akan digunakan.
Jenis
tanaman cincau lainnya adalah Melastoma polyanthum atau lebih dikenal
dengan nama Cincau perdu. Nah dedaunan cincau yang saya pergunakan pada
resep kali ini termasuk dalam golongan ini. Tanaman
cincau ini memiliki ketinggian sekitar 2 hingga 4 meter, batangnya cukup
kekar berkayu dan memiliki daun-daun lebar yang semakin tua akan
semakin menebal. Jika batang telah cukup tua maka di ruas-ruasnya akan
muncul akar gantung yang bergelayutan membuat tanaman ini sangat mudah
diperbanyak dengan stek. Karena perdu maka cincau jenis ini hidup
menahun, selama air dan matahari cukup maka tanaman akan semakin
membesar dan kuat.
Jenis cincau ketiga adalah Cyclea barbata, lebih dikenal dengan nama Cincau hijau rambat atau green grass jelly. Tanaman ini mungkin umum dikenal di masyarakat kita karena dulu saya pernah melihatnya tumbuh subur di pekarangan seorang sahabat di Paron. Cincau hijau memiliki bentuk daun seperti hati mirip dengan daun sirih, bedanya jika daun sirih terlihat mengkilap permukaannya maka daun cincau hijau terlihat kusam. Batangnya kecil merambat dan terlihat ringkih menopang dedaunan lebat nan rimbun.
Wokeh sekarang ke khasiatnya. Masyarakat kita telah lama mengenal dan mengkonsumsi cincau, entah itu jenis cincau hitam atau hijau. Secara tradisional, cincau apapun jenis spesiesnya memiliki banyak khasiat, dan yang paling sering kita dengar adalah kemampuannya untuk menurunkan panas di dalam tubuh, menghilangkan demam, mencegah sembelit dan menurunkan tekanan darah tinggi. Menurut Wikipedia, karena tingginya kandungan estrogen di dalam akar Mesona maka minuman cincau menjadi populer di kalangan wanita Vietnam karena dipercaya mampu meningkatkan kesuburan. Bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan maka cincau yang memiliki serat tinggi, bebas lemak, dan minim kalori ini bisa menjadi santapan yang tepat, tentu saja dengan catatan cincau tidak dicampur dengan gula, santan dan bahan-bahan lainnya ketika dikonsumsi. Dalam 330 gram cincau hitam tanpa tambahan bahan lainnya, terkandung 184 kalori.
Beberapa penelitian lainnya menunjukkan bahwa daun cincau hijau mengandung senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida, zat ini bermanfaat untuk mengendurkan otot. Senyawa lainnya isokandodendrin dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas. Cincau juga mengandung senyawa alkaloid bisbenzilsokuinolin dan s-tetandrin yang berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, antiradang dan menurunkan tekanan darah tinggi. Cincau hijau juga dipastikan mengandung klorofil, banyak literatur yang menyebutkan bahwa zat hijau daun ini mampu berfungsi sebagai antioksidan, antiperadangan dan antikanker.
Melihat manfaatnya yang sangat banyak maka tak heran membuat kita bersemangat untuk mengkonsumsinya. Nah jika anda bermaksud untuk mulai memasukkan makanan ini ke dalam list makanan harian maka saran saya buatlah cincau sendiri dari daun-daun cincau segar yang asli tanpa ada tambahan bahan apapun, membuatnya sendiri tentu saja lebih higienis dan menggunakan air matang yang jelas. Berhati-hatilah jika anda membeli cincau di luaran, karena dicurigai banyak cincau yang dijual telah di campur dengan bahan-bahan berbahaya seperti boraks (untuk membuatnya kenyal dan tahan lama), bahan pengawet lain, serta pewarna sintetis yang tidak jelas sumbernya. Alih-alih tubuh sehat yang kita dapatkan, justru aneka penyakit mulai menjangkiti jika bahan-bahan berbahaya ini dikonsumsi dalam jumlah besar dan waktu yang lama.
Supermarket All Fresh setahu saya selalu menyediakan cincau hijau dalam kemasan gelas plastik bersama sebungkus kecil air gula, cincaunya saya jamin asli karena memiliki masa expired yang pendek. Dalam dua atau tiga hari cincau menjadi berubah warna dan mengeluarkan air yang banyak jika disimpan di chiller kulkas. Sayangnya harganya sangat mahal dan cukup membuat kantung menjerit, walau demi kesehatan terkadang segala sesuatu tidak bisa diukur dengan uang.
Proses pembuatan cincau sebenarnya sangat mudah. Apabila anda atau tetangga sebelah yang baik hati, memiliki pohon cincau (baik perdu atau rambat), maka ada baiknya untuk mulai dicoba. Jika menggunakaan daun cincau perdu (pengalaman saya terbatas hanya jenis cincau yang ini), maka gunakan daun yang lebar dan cukup tua namun jangan terlalu tua karena rasa cincau akan sedikit getir (yang dalam kasus saya bukan masalah besar ^_^). Daun terasa masih lemas ketika disentuh, permukaannya tampak mengkilap, dengan warna yang hijau gelap. Cuci bersih dedaunan ini, biasanya untuk 1 mangkuk cincau (sekali santap), saya menggunakan 15 - 20 lembar daun cincau yang saya hancurkan bersama sekitar 500 ml air matang. Daun perlu diremas sekitar 5 menit hingga hancur dan air mengental menjadi seperti jelly. Jangan terlalu lama diremas hingga jelly mengeras karena akan menyulitkan anda untuk menyaringnya. Jadi jika jelly mulai terbentuk dan serat-serat daun berubah menjadi berwarna hijau keputihan segera hentikan kegiatan ini dan saring cincau menggunakan saringan kawat.
Biasanya cincau alami membutuhkan waktu agak lama untuk mengeras, sekitar 3 s/d 4 jam dan tidak terlalu padat/kenyal selayaknya cincau di pasaran. Heni menyarankan untuk menambahkan air rendaman abu gosok, sekitar beberapa sendok makan ke dalam jelly. Air rendaman abu yang memiliki pH alkali memang bisa membuat tekstur cincau menjadi kenyal dan keras. Cara ini tidak saya lakukan karena tekstur cincau bukanlah hal penting yang utama, namun khasiat dan kandungannya lah yang ingin saya dapatkan.
"Repot
amat! Kenapa tidak diblender saja"? Mungkin begitu komentar yang akan
muncul. Well bisa dicoba, namun masalah terbesar adalah jelly yang
terbentuk sulit disaring sehingga serat daun cincau perdu yang
kasar akan tetap berada di sana. Akibatnya, cincau harus dikonsumsi bersama
ampasnya. Tidak masalah jika 'super fiber' cincau yang menjadi tujuan,
namun rasa dan aromanya menjadi super strong, yang akan membuat anda
enggan untuk menyantapnya. Hm, Ibu saya sudah membuktikannya. Jadi
remaslah daun-daun itu dengan jemari tangan, dan hanya membutuhkan waktu lima menit saja. ^_^
Next question, "Saya biasanya mengkonsumi cincau yang dibeli di pedagang. Bagaimana membedakan cincau yang berkualitas baik dengan yang tidak"? Cincau alami, tanpa campuran bahan kimia apapun akan berbau seperti daun, ini wajar karena kandungan klorofilnya yang tinggi. Cincau ketika disentuh dan dipegang tidak akan menimbulkan bekas warna apapun di tangan, dan biasanya hanya tahan 1 hari saja di suhu ruang atau 2 atau 3 hari di chiller, selebihnya cincau akan mengeluarkan air sangat banyak dan berubah warnanya. Sedangkan cincau tidak alami biasanya memiliki tekstur sangat keras, padat, kenyal dan memiliki aroma harum seperti pandan. Masa simpan lebih lama dan tidak mudah mencair. Jika terkena tangan maka warnanya akan meninggalkan bekas karena mengandung pewarna. Jadi waspadalah ketika membeli es cincau di pasaran.
Wokeh saya rasa ulasan diatas cukup untuk membahas mengenai cincau, dan jika anda bertanya "Apakah saya bisa membeli bibitnya? Dimana saya bisa mendapatkan bibit cincau hijau? Apakah Mbak menjual bibit"? Dan pertanyaan-pertanyaan seputar itu, maka saya jawab, "Saya tidak menjualnya, anda mungkin harus mengeceknya ke penjual bibit. Atau buka mata lebar-lebar di sekitar lingkungan rumah, mungkin pohon cincau tanpa disadari telah bertahun-tahun ada disana." Berikut resep homemade cincau hijau yang super mudah.
Homemade Cincau Hijau
Resep dari Heni
Untuk 3 - 4 porsi
Tertarik dengan info tanaman berkhasiat lainya? Silahkan klik pada link di bawah ini:
Daun Gedi, Sayuran Khas Manado
Manfaat Daun Kari/Salam Koja
Kemangi, Si Pengharum Masakan
Bahan:
- 25 lembar daun cincau hijau yang telah cukup tua
- 700- 800 ml air matang
- 2 sendok makan air bening rendaman abu (saya tidak pakai)
Kuah (optional):
- 500 ml santan encer
- 150 - 200 gram gula pasir
- 2 ruas jari jahe bakar, memarkan
- 2 lembar daun pandan, disimpulkan
Siapkan daun cincau perdu, pilih daun yang telah cukup dewasa namun jangan terlalu tua. Tandanya daun tampak lebar, gelap kehijauan, tidak terlalu kaku, dan permukaannya tampak mengkilap. Untuk 1 liter air, anda memerlukan sekitar 30 - 40 lembar daun cincau. Cuci daun hingga bersih dan keringkan dengan tissue atau serbet.
Siapkan mangkuk besar, masukkan daun cincau yang telah dicuci, tuangkan semua air yang digunakan. Remas-remas daun cincau dengan jemari tangan hingga daun hancur. Teruskan meremas hingga air terasa kental, pekat dan berat.
Ketika jelly mulai terbentuk, segera saring ekstrak cincau di sebuah loyang. Jangan terlalu lama meremasnya hingga jelly mengeras dan susah untuk disaring. Diamkan jelly hingga cincau mengeras di suhu ruang, sekitar 3 - 4 jam. Anda juga bisa memasukkan jelly ke dalam gelas-gelas cup yang memiliki tutup dan simpan di chiller. Cincau hanya tahan 2 hari lamanya di chiller.
Membuat kuah
Masukkan semua bahan kuah ke dalam panci, rebus dengan api sedang sambil terus diaduk-aduk agar santan tidak pecah dan kuah mendidih. Angkat dan dinginkan.
waooo,,dr dulu saya penasaran kyk apa bikin cincau hijau sendiri,,
BalasHapushehe,,cuma sayang,,saya gak tau pohon cincau kek apa penampakannya,,kucari ke mbah gugel wess,,
thanks resepnya mbaakk ;)
pohon cincau seperti gambar saya diatas hehehe, kek pohon srikaya tapi batangnya panjang2 dan daunnya lebar
HapusJadi itu cincaunya tidak perlu direbus ya mbak...?
BalasHapustidak ya, karena itu pkai air matang ya
HapusIbuku sering bikin mba hihi, seger adem di tenggorokan. Tapi sekarang jarang jarang yang nanem daunny
BalasHapusdi jakarta selatan ternyata banyak yang nanem phonnya mba, setelah tahu itu pohon cincau saya jadi sering banget lihat ditanam di pekarangan orang hehehhe
HapusMbk, bolehkah saya minta bibitnya mbk, di daerah saya (batang jateng) langka alias jarang ada, bila di perbolehkan alhamdulilah, ini email saya. ujungnegoro@gmail.com, terimakasih
Hapuscek ke tokopedia saja, banyak yang jual kok
Hapussalam kenal mba, haduhh beberapa hari ini memang sempet mencari es cincau ini, namun agak kesulitan mendapatkannya. tidak sengaja melihat postingan mba ini, ternyata pembuatannya cukup mudah. thanks infonya mba... next huntingnya jdi 2, es cincau dan pohonnya heee...
BalasHapushai Mba Yanti, salam kenal juga ya, thanks sharingnya ya, semoga ketemu phon cincaunya yaaa, karena membuatnya super mudah jadi pasti sukses heheh
Hapusbeberapa waktu lalu aku pernah bikin sendiri cincau hijau ini mbak Endang, tapi nggak sukses, terlalu keras dan tidak bisa halus karena bikinnya nggak pakai takaran.
BalasHapuslain kali nyoba bikin lagi, terimakasih resepnya ya mbak, barakallah
hai mba Dwee, thanks sharingnya ya, moga next time hasilnya lebih oke ya, terkadang saya juga gak pakai takaran, cuman kebanyakan justru berakhir lembek wakkakak. Saya minum saja kaya minum jamu huaaa
Hapushai mba, baru minggu lalu mama sy buat cincau ini. kebetulan kami punya tanamannya di rumah tp jenis yg rambat. hehehe kalau rambat daunnya tidak sebesar yg perdu ya, tp rasa ttap sama kok.
BalasHapusproses membuatnya jg sama sperti mama lakukan, yaitu di remas dengan campuran air, lalu saring spy bersih lalu diamkan spy jd jelly. rasanya yummy! mencegah panas dalam~ ^^
lbh maknyus lg cincau hitam, lalu buat es buah pakai cincau hitam, rasanya maknyus mba hehehe
hai Mba Raisa, thanks sharingnya ya, iya cincau hitam kayanya lebih kenyal ya, cuman cari pohonnya susah wakakka.
HapusDi bogor banyak nih mba yg jualan pikulan gt... Ada yg hasil kerjasama dng IPB... Jd terpercaya... Murah lg... Hehe jd promosi...
BalasHapusPohonnya coba jg difoto mba...
wah enak tuh mba Ridha, tinggal beli saja gak usah susah payah meremas daun wakkakak, kadang males juga neh bagian kotor2nya walau lebih terjamin higienitasnya sih.
Hapuswarna hijaunya jadi inget daun daluman di bali mbak hehehe
BalasHapussaya ikut simpati atas kejadian yg dialami mbak heni, semoga lekas pulih dan sembuh
thanks ya Mas Rafidan, nah daun daluman itu saya googling ternyata sebutan di bali untuk cincau perdu, jdi sebenarnya sama kali ya heheheh
HapusHi Endang,
BalasHapusGood & informative article.. Thank you for sharing.
Kalau mau bikin cincau rasa pandan, apakah sebaiknya kita merebus air tsb dg daun pandan sebelum airnya dipakai untuk meremas daun cincau?
Salam.
~Tuty
Halo Mb Tuty, thanks sharingnya ya. Kalau air pandan direbus menurut saya akan terpisah antara klorofil dan airnya, baiknya ketika bikin ekstrak daun pandan pakai air matang saja mba, jadi gak perlu direbus lagi ya. Nah ekstrak pandan bs dipakai untuk meresmas2 daun cincau ya.
Hapussalam
Jadi inget masa2 kecil saya Mba, sekitar kelas 3 sd, deket rumah ada pohon cincau, sering bikin sama temen2 pas lagi main, tapi seringkali tidak kita makan, takut beracun karna bikinnya asal hahahha bener2 dapet pencerahan baca postingan mba Endang kali ini,, jadi pengen nostalgia hihihii thanks Mba.
BalasHapuswaaak mba Rida, sayang tuh hasil cincau buatannya hehehhe, diminum bisa menghilangkan panas dalam wakkaka, promosi banget saya yaaa.
Hapusthanks sharingnya yaaa
Hai mba Endang, salam kenal. Dulu ibu saya juga sering bikin cincau hijau sendiri pakai daun cincau yang merambat. Kalau ibu bikin biasanya daun cincau diremas dengan irisan jeruk nipis, katanya biar cepat mengental. jadi kalo sudah jadi jelly ada aroma jeruk nipisnya, bikin tambah segeerr...
BalasHapushai Mba Isna, wah gud idea yaa, dikasih irisan jeruk nipis pasti aromanya jdi lebih segar, next time akan saya coba mba hehhehe.
Hapusthanks sharingnya yaaa
Aih mba Endang, jadi inget masa kecil dulu sekitar kelas 4 SD di kampung dulu, suka bikin cingcau hijau atau kalau di daerahku di Purwokerto namanya cau, dulu di halaman rumah ada pohonnya, bareng almarhum nenek suka bikin ini :)
BalasHapusHalo Mba Lys, wah menyenangkan sekali pengalaman masa kecilnya, di kampung saya dulu saya belum pernah coba walau banyak yang nanam. Kebanyakan yang tipe rambat.
Hapusthanks sharingnya yaaa
Wah... resep yg sy tunggu2. Kebetulan di blkg rmh sy tanam di pot sejenis yg mbak endang tanam, wkt itu bibit minta dr temen.
BalasHapusPernah coba bikin pake blender dan taraaa GaGaL krn kebanyakan air ^_^ .... kali kedua bikin lg berhasil dan dinikmati dg ice coffee :) cuma rasa daunnya emang melekat banget ya ? Jd smp skrg blm dibikin lg krn mau cari referensi cara menghilangkan baunya (alasan ) soalnya sy pernah minum es cincau di sebuah cafe x bau cincaunya gak kerasa (cincau kw??)
Tp stlh baca postingan mbak endang sy jd semangat lg mau bikin walaupun bau daunnya kerasa yg penting khasiatnya ya :).
Thanks mbak endang resepnya & salam buat mbak heny cepat sembuh & ada lg gak yg spt mbak heny? Sy mau dong hehehee (imeL)
Halo Mba Imel, yang buatan saya juga terasa daun banget wakakka, tapi yang penting khasiatnya kan. Katanya diaksih irisan jeruk nipis mba, jadi ada aroma jeruk atau pakai ekstrak pandan supaya wangi pandan.
Hapusyang kaya heny memang langka, huaaa, saya seumur hidup baru nemu 1 ini mba, itupun sekarang gak bs kembali kerja hiiksss
Jualan alm. Ibu aku waktu dulu punya warung mba. Kebagian tugas meremas2 daun cincau pas sd. Dulu klo di bali suka dimakan dengan santan segar, es batu dan sirup gula jawa. Segarrrr.. jadi inget ibu huhuhu.. maaf ya mba jd curhat hihihi..
BalasHapusthanks mba harsi sharingnya, wah berarti dah sangat2 expert banget membuat cincau nih hahahha. pakai gula jawa dan santan memang maknyusss yaaa
HapusWah, Mba, ikut simpati atas musibah yang dialami Mba Heni, Semoga cepat sembuh.. Kalo ada kloningan Mba Heni, saya mau dong Mba, ikut daftar.. Wkwkwk..
BalasHapusthanks ya mba joyce, wwakkakak, ini sampai sekarang heni juga gak jelas kapan baliknya mba, adik saya udah gak berharap hehheheh
HapusMbak..kok yg dijual sm abang2 itu trlihat muluuuusss kilat bgt cincauny. Beda dgn hasil mbak. Ap ada cara lain dlm proses pmbuatanny?? ataukah yg dijual bkn cincau alami?
BalasHapusmemang tidak mba, homemade lebih berbusa2 dan teksturnya kurang keras dan kenyal. kemungkinan pakai air Khi atau atau rendaman abu gosok atau mungkin ada obat pengenyal lainnya.
HapusMba Endang, saya sudah bikin lo Cincau nya. Siang diremas dan sore ini sudah jadi.. saya blm bikin santen dan gula merah nya rencana besok itu juga kalo belum kadung habis dicemilin seger sih, hehehehe.. oia dulu inget kalo beli di Abang-Abang penjual Cincau ini biasa dikasi santen, gula merah dan perasan jeruk nipis sedikit rasanyajadi manis gurih seger deh.
BalasHapushai mba Lili, thanks ya sharingnya, senang resepnya disuka, sukses selalu yaa
Hapuswaa, cincau hijau...klo di pekanbaru ada yg seperti ini dijual, tapi namanya aia aka...bisa diminum pake santan plus gula merah namanya aia aka santan ato pake perasan jeruk nipis dan gula merah namanya aia aka asam.....jd kangeeeen, biasa diminum pas bulan puasa...
BalasHapuswah mba winda, saya ngeces bacanya, keknya enak yang pakai jeruk nipis yaa, hmm bakalan buat lagi ntar hahhaha
Hapusmba beli bibit daun cincau dimana ya?
BalasHapussaya tidak beli ya mba, di jakarta banyak pekarangan yang nanam ini. Tapi mungkin bs dicari di toko bibit online shop ya
HapusHi Puan Endang, saya baru cuba buat menggunakan blender, 20 helai daun ditambah 1 litre air. Teksture nya agak lembut. Soalan saya jika cincau tidak mahu mengeras atau terlalu lembut, apa yang perlu saya lakukan? Terima kasih
BalasHapushai mba Ida, saya tdk pernah blender daun cincau ya, karena susah disaring, kecuali kalau mau dimakan beserta serat daunnya. 1 liter air untuk 20 lembar daun menurut saya terlalu banyak airnya, cincau akan lembek. semakin banyak daun akan semakin keras. Kataya ditambah air abu (air rendaman abu gosok) beberapa sendok makan bs membuat teksturnya keras, saya sendri belum pernah coba
Hapuswahh ini saya kadang2 buat mbak pakai kuah santan atau kuah susu dinikmati saat dingin hemm yummy.. punya tanamannya didepan rumah, tanamannya cepat sekali berkembang dan mudah menanamya
BalasHapusyep betul banget mba, daunnya sebentar saja dah rimbun yaa, saya sampai kewalahan, tiap 3 bulan dipangkas hiiks.
Hapusdi rumah ada pohon cincau, tapi saya selalu gagal bikin, encer terus tidak membentuk jelly, heu..heu.. ntar sy coba deh resep mbak endang ini...
BalasHapus