Photo courtesy of Itsna Arifah R. |
Salah satu hobi baru saya sejak beberapa bulan ini (atau tahun ya?) adalah membuka dan membaca blognya mbak Endang. Selain dapat menumbuhkan gairah dan semangat untuk memasak (walaupun ujung-ujungnya nggak jadi masak karena malas datang melanda lagi, hehehe), baca blognya mbak Endang itu bisa nambah pengetahuan seputar masak-memasak dan baking. Banyak sekali tips-tips dan pengetahuan baru yang saya dapat setelahnya. Ditambah lagi dengan komentar-komentar dari para pembaca yang lain yang sudah mencoba resepnya dan tak ragu untuk berbagi tips anti gagal.
Selain itu mata dan pikiran saya juga menjadi lebih fresh kala membuka blog ini. Kenapa? Karena mbak Endang bukan saja menampilkan resep yang mantap dan step-by-step yang bisa memudahkan kita untuk mengikuti, tapi juga tak jarang diikuti dengan cerita-cerita lucu dan menarik dan pastinya disertai dengan foto-foto yang tidak kalah menarik yang selalu menggoda iman saya untuk akhirnya mencoba resep itu. Refreshing abis deh pokoknya untuk mata dan pikiran saya. Jadi, walaupun terkadang setelah membaca blog ini berjam-jam tapi ujung-ujungnya nggak jadi masak karena malas melanda lagi, setidaknya saya tidak rugi banyak. Setidaknya mata dan otak saya sudah mendapatkan manfaat dari hobi baru saya ini. Hehehe. Ngeles.
Nah pernah suatu ketika saya terhipnotis dengan resep Beetroot Chocolate Cake (link resep disini). Awalnya tertarik dengan beetroot ini sendiri. Penasaran seperti apa sih rasa dan wujudnya. Dan juga gara-gara foto hasil jadi cake ini begitu menarik hati membuat saya ingin mencobanya. Lagi-lagi keinginan saya harus tertunda karena selama ini saya belum pernah menemukan buah (atau umbi?) ini sehingga membuat saya bingung harus mencari dimana. Sampai akhirnya keinginan saya ini terlupakan. Hehehe. Beberapa hari atau beberapa minggu kemudian (entahlah saya lupa), saya diajak kakak saya ke Carrefour. Kakak saya tiba-tiba kepengen membuat daging burger sendiri. Karena di rumah juga sedang tidak tersedia bahan yang dibutuhkan, alhasil harus berburu bahan dulu. Hmm.. Bolehlah ikut. Itung-itung refreshing.
Muter-muter di supermarket besar layaknya Carrefour ini juga merupakan salah satu kegemaran saya. Melihat satu persatu produk di sana memberikan kita pengetahuan tambahan tersendiri. Jadi walaupun terkadang saya hanya butuh beli satu bahan saja, yang tentunya tidak membutuhkan waktu lama untuk mencarinya, ujung-ujungnya saya akan tetap berlama-lama di supermarket itu muterin setiap lorongnya. Hehehe. Siapa tahu ketemu barang yang selama ini kita butuhkan. Nah kesempatan ini tidak saya lewatkan begitu saja. Tiba-tiba saya teringat dengan resep Beetroot Chocolate Cake-nya mbak Endang. Akhirnya, ketika kakak saya sedang sibuk mencari barang yang dia butuhkan, saya pun nyelonong pergi mencari buah beetroot. Siapa tahu ketemu. Dan ternyata pucuk dicinta ulam pun tiba. Saya berhasil menemukannya. Yeay! Akhirnya saya mengambil satu bungkus beetroot yang sudah ditimbang dan menaruh dalam keranjang belanja kakak saya. Dengan sedikit rayuan dan rengekan, saya berhasil membujuk kakak saya untuk membayari barang saya dulu karena dompet saya tertinggal di rumah. Hehehe.
Sesampainya di rumah tidak serta merta saya bersemangat untuk membuat cake ini. Karena ternyata ada beberapa bahan penting untuk membuat cake ini yang tidak saya punya. Ampun dah. Saya pikir bahan di rumah masih ada, tapi ternyata perkiraan saya salah. Akhirnya beetroot ini harus bertengger di kulkas dulu. Dan lagi-lagi malas melanda. Padahal tinggal pergi ke toko bahan kue, beli, selesai, tinggal eksekusi. Tapi membayangkan toko bahan kue langganan saya yang amat sangat ramai dan harus mengantre, membuat saya malas untuk pergi. Niat untuk membuat cake ini pun tertunda lagi sampai beberapa hari. Sampai akhirnya saya kasihan melihat beetroot ini berlama-lama nongkrong di kulkas. Saya juga sudah mendapat peringatan dari Ibu saya untuk segera mengolah buah ini, takut busuk kalau lama tidak digunakan.
Akhirnya dengan mengumpulkan segenap niat dan semangat, bahan-bahan yang lain berhasil saya beli. Alhamdulillah. Waktunya eksekusi resep. Hore! Setelah membaca lagi resepnya sepertinya tidak ada kesulitan yang berarti. Hanya saja memang sedikit lebih ribet dibanding dengan pembuatan cake biasa. Tapi disitu asiknya. Mencoba resep baru yang sebelumnya belum pernah kita coba. Rasa cemas pun melanda, takut eksekusi resep ini gagal. Tak jarang resep yang saya coba untuk pertama kali berakhir gagal, tidak sesuai harapan saya. Walaupun resep itu terlihat mudah, ada saja yang salah atau terlewat, biasanya. Semoga saja resep ini berhasil saya eksekusi. Namun di sisi lain, rasa penasaran juga datang, akan seperti apa jadinya cake ini nanti. Apakah seenak tampilannya atau bagaimana. Let’s see.
Photo courtesy of Itsna Arifah R. |
Saya betul-betul mencermati setiap langkah yang dilakukan mbak Endang dalam blog. Takut ada yang terlewat. Bahan-bahan saya timbang dengan baik. Sejauh ini tidak ada kendala berarti. Sampai akhirnya tibalah pada bagian mengocok putih telur. Well, bagian ini adalah salah satu bagian yang saya cemaskan, mengocok putih telur sampai mengembang dan mencampurnya ke dalam adonan dengan teknik aduk balik. Bukan apa-apa, saya takut kocokan putih telurnya overmixing. Tapi, Alhamdulillah, semua berjalan mulus. Pencampuran putih telur ke adonan juga mulus. Tiba saatnya untuk ditaruh ke loyang dan masuk ke dalam oven. Oven sudah saya panaskan dulu sebelumnya, Berhubung oven saya hanyalah oven tangkring, jadi saya harus berkali-kali mengecek cake saya ini, apakah sudah matang atau belum, dan juga menjaga suhu si oven agar tidak terlampau panas. Ini juga salah satu seni dalam baking. Hehehe. Ahh tambah penasaran saya dengan hasilnya.
Setelah beberapa melongok ke dalam oven sambil saya lakukan tes tusuk, feeling saya mengatakan cake ini sudah matang. Yeay! Tampilan atasnya tidak sekering cake nya mbak Endang di blog sih, tapi menurut tes tusuk cake ini sudah matang. Ya sudahlah, anggap saja sudah matang. Hehehe. Padahal aslinya udah ngebet pengen nyoba. Hahaha. Sambil menunggu cake saya dingin, saya menyiapkan beberapa properti untuk foto. Saat itu saya memang lagi doyan memotret hasil makanan buatan saya. Walaupun cuma pakai kamera handphone. Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Cake sudah dingin, properti foto pun telah siap. Sambil memotong cake, saya comot satu buah untuk saya makan, udah nggak tahan sih. Dan, woow.. Rasanya sesuai ekspektasi saya. Padat, moist, dan lembuutt. Enaak.
Tak terasa satu potong cake telah habis, saya ambil lagi satu, saya tambahkan selai stroberi di atasnya. Aaakk jadi lebih enak. Perpaduan coklat dengan stroberi memang pas. Slurp! Kalau saja saya tidak ingat dengan berat badan, saya bakal nyomot lagi tuh satu potong. Hehehe. Sekarang saatnya pemotretan (ceilah bahasanya). Tampilan cake memang saya buat mirip kayak punya mbak Endang, dari cara pemotongan cake dan juga topping di atasnya. Setelah beberapa kali take dan beberapa kali ganti posisi, kelar juga ini pemotretan.
Akhirnyaa.. Benar kata orang-orang, kadang untuk memulai memasak atau sesuatu apapun, rasanya maleess minta ampun. Dibutuhkan semangat dan niat yang besar untuk memulai. Tapi begitu sudah mulai, semua terasa ringan, mengalir begitu saja, malah terkadang bakal ketagihan. Hehehe. Yang jelas hari ini saya senaang sekali. Resep bisa dieksekusi dengan cukup baik dan hasilnya pun cukup memuaskan. Hari ini ditutup dengan senyum manis dari saya, semanis cake bikinan saya. Hahaha. Terima kasih JTT.
Resep pada cerita diatas mengacu pada artikel Beetroot Chocolate Cake di JTT, pada link disini.
Uwaaa....mba itsna sm kayak aku, seneng cooking and baking tp malessss mulainya. Aku juga gitu mba abis mencermati blog nya mba endang semangat mau eksekusi resep. Pas mau mulai, hadeuh males banget ngeluarin "alat-alat perang" kue, yg akhirnya tertunda sampai beberapa hari. Sering juga tuh bahan-bahannya mejeng lama di kulkas ^_^. Mba endang kan udah sering share tips and tricks utk cooking dan baking, skrg share tips supaya gak males ke dapurnya donk mba, hehehe ^_^
BalasHapusmbak gimana caranya saya bisa mendapatkan buku JTT? tiap hari ribet dengan resep mbak endang...wehhhhhh, pingin surprise aja buat istri mbak:)
BalasHapushahhaha, stock saya sayangnya habis mas tiyok, tapi bs pesan langsung ke penerbit kawan pustaka ya, Mba Ida di 0813 1489 9585 atau di 0815 9288456
Hapusmereka masih punya ke 3 bukunya
tapi gak ada ttd saya dan buku bukan dikirim dr saya ya.
Mba gak berniat untuk membuat video resep di youtube?
BalasHapusberniat, tapi belum ada waktunya hehehhehe
Hapus