Percakapan ringan di dalam keluarga jika diingat-ingat kembali sering membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Contohnya seperti beberapa waktu yang lalu ketika Ibu saya datang ke Jakarta dalam rangka menjenguk cucu kelimanya yang baru saja dilahirkan ke bumi pertiwi ini. Diar dan Tedy, adik saya, baru saja menambahkan satu lagi peserta perempuan di keluarga kami pada bulan Agustus lalu. Bayi mungil berpipi seperti bakpau dengan mata nan sipit itu bernama Aruna.
Dalam perjalanan dari Jakarta menuju ke rumah Tedy di Cilebut, Bogor, seperti biasa kami pun sibuk mengoceh tak keruan seputar apapun yang bisa dibicarakan. Ibu saya memiliki tiga anak perempuan dan dua anak lelaki, dan kedua jenis kelamin ini sungguh berbeda dalam karakter dan sifat. Kami, anak perempuan, memiliki sifat lebih cerewet, dominan, emosional dengan karakter yang keras (Wiwin sedikit lebih sabar), sementara dua anak lelaki yang lahir belakangan lebih kalem, luar biasa sabar, tenang dan seingat saya jarang sekali marah. Jadi bisa dibayangkan ketika kami semua bertemu maka ruangan seakan meledak oleh suara dan tawa riuh kami yang menggelegar. ^_^
"Tedy kemarin memuji masakan Mama lho. Katanya enak sekali Ma masakannya, boleh minta resepnya dong," cerita Ibu saya memulai satu topik, nada suaranya terdengar bangga dan happy mendapat pujian dari anak lelaki kesayangan. "Masakan Mama yang mana"? Tanya saya berminat sambil berusaha menebak-nebak beberapa lauk di meja Wiwin sehari sebelumnya. "Itu, masakan kepala ikan kakap dicampur dengan sisa sambal nasi kebuli yang dibeli Wiwin, campur sambal balado ikan tongkol kemarin, campur sisa ikan goreng yang tinggal sedikit di meja makan, campur dengan sisa acar ketimun." Saya mengerutkan dahi berusaha mengingat-ingat urutan resep yang cukup ruwet untuk diingat, sementara Wiwin yang duduk di depan langsung meledakkan tawanya. "Masakan Mama campur aduk gak karuan, gimana mau ngasih resepnya ke Tedy? Coba kamu masukkan ke blog Just Try & Taste resepnya Ndang, pasti yang baca akan pusing tujuh keliling," kami semua yang ada di dalam mobil ikut ngakak mendengarnya.
"Itu benar-benar resep Asam Pedas Kepala Ikan a la My Mom, yang butuh perjuangan banget untuk diwujudkan. Pertama-tama sebelum memasak maka anda harus pergi ke restoran nasi kebuli, beli paket nasinya beberapa porsi. Jika ada sambal tersisa maka masukkan ke dalam resep, jika tidak maka skip saja dari resep. Kemudian jika ada sisa acar atau sisa sambal balado atau sisa-sisa lauk lainnya di meja makan, akan lebih baik, tetapi jika tidak ada juga tidak apa-apa," ujar saya sambil membayangkan kata demi kata yang akan diketikkan di instruksi pembuatan masakan tersebut di blog. Sambil terpingkal-pingkal menahan geli di perut, kami pun saling mengolok dan menggoda Ibu saya yang juga terbahak-bahak. "Tapi yang penting kan rasanya enak! Buktinya Tedy saja bilang begitu ke Mama, makannya juga sampai nambah-nambah," tangkis Ibu saya tetap berusaha bertahan. "Iya, tapi kalau Mama diminta memasak ulang dengan rasa yang sama persis pasti nggak akan bisa lagi kan." ^_^
Hingga kini, setiap kali mengingat percakapan tersebut selalu berhasil membuat saya tersenyum, dan rasa ingin 'ngakak' pun terpaksa ditahan jika berada di lokasi yang tidak memungkinkan. Banyak sekali tentunya percakapan sepele sehari-hari antar keluarga atau antar teman yang membuat kita sering merasa geli jika mengingatnya. Bagi saya memori lucu seperti ini memang membuat hati menjadi terasa hangat dan mood yang buthek pun berubah menjadi sedikit lebih jernih. Nah mood saya akhir-akhir ini memang terasa kurang baik dengan banyaknya masalah di kantor, ditambah lagi pada weekend kemarin laptop tua kesayangan di rumah jatuh gubrak ke lantai dari atas tempat tidur. Hard disk-nya rusak dan datanya terkunci, membuat saya harus mengeluarkan ekstra uang untuk kecerobohan tersebut. Untungnya hari ini si tua sudah berhasil diperbaiki dan semua datanya berhasil di restore kembali berkat bantuan Dr. Laptop di Mall Ambassador. ^_^
Nah kembali ke resep yang kali ini saya sharing, berhubung karena sudah beberapa hari tidak melakukan posting karena semua gambar masakan tersimpan di laptop maka hari ini saya berbagi resep sayur asam yang sedikit ekslusif bahan pengisinya yaitu udang dan jamur merang. File gambar resep ini sudah ada di draft blog sejak berbulan-bulan yang lalu. Resep ini tentu saja bukan masakan campur aduk a la Ibu saya, namun memang sedikit dimodifikasi dari sayur goreng asam a la Tante saya yang pernah di posting sebelumnya. Link resep sayur goreng asam bisa di klik disini ya.
Cuaca Jakarta yang super panas, pengap dan sedikit berasap seperti sekarang ini sepertinya pas untuk menyantap si sayur asam yang terasa asam dan segar. Hidangan ini paling pas dinikmati ketika masih panas mengepul, bersama sepiring nasi putih hangat atau disantap begitu saja juga mantap. Bahan pengisinya tidak harus udang dan jamur merang, walau terus terang kedua bahan ini sepertinya kolaborasi yang pas di dalam kuah yang asam segar seperti halnya di masakan tom yum goong. Anda bisa menggunakan cumi-cumi, potongan ayam, fillet ikan atau seafood lainnya dan selain jamur merang maka jenis jamur lain seperti jamur kancing dan champignon juga mantap sebagai pengganti.
Jika ingin rasa yang lebih pedas dan warna kuah yang membara maka cabai rawit atau cabai merah keriting yang dihaluskan juga bisa ditambahkan ke dalam tumisan bumbu. Menghindari minyak? Rebus saja semua bumbu ke dalam kuah tanpa perlu menumisnya terlebih dahulu, rasanya akan tetap sedap dan segar.
Berikut resep dan proses pembuatannya yang super mudah ya.
Sayur Asam Udang, Jamur dan Cabai Hijau
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 3 porsi
Tertarik dengan hidangan berkuah asam pedas lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Resep Bakso Ikan Homemade dengan Kuah a la Thai
Lempah Kuning Khas Bangka
Tom Yam Seafood (Sup Seafood Asam Pedas ala Thailand)
Bahan:
- 250 gram udang jerbung, buang kepalanya, biarkan kulitnya dan belah punggungnya
- 10 buah jamur merang ukuran besar, belah menjadi 4 bagian (20 buah jamur jika berukuran kecil)
- 5 buah cabai hijau keriting, potong menjadi 2 bagian
- 5 buah cabai rawit hijau, belah memanjang menjadi 2 bagian
- 700 ml air kaldu ayam (atau air biasa)
Bumbu:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 3 siung bawang merah, rajang setipis mungkin
- 3 cm lengkuas, belah memanjang, memarkan
- 3 lembar daun salam
- 2 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
Bumbu dihaluskan:
- 1 cm kunyit segar
- 3 butir kemiri di sangrai
- 3 butir bawang merah
Bumbu lainnya:
- 2 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok makan gula pasir
- 2 sendok makan air asam jawa atau air perasan jeruk nipis atau 1 1/2 sendok teh cuka masak
Cara membuat:
Siapkan bahan-bahan. Jangan cuci jamur merang karena akan membuat rasa dan aroma umaminya keluar. Cukup bersihkan permukaan jamur dengan tisu dapur dan buang pangkal jamur yang berwarna kehitaman dan kasar. Belah jamur menjadi 2 atau 4 bagian tergantung besar kecilnya jamur yang digunakan. Sisihkan.
Buang kepala udang, belah punggungnya dengan pisau tajam atau gunting. Buang saluran kotoran berbentuk selaput hitam memanjang seperti benang. Cuci bersih, sisihkan.
Siapkan wajan atau panci, beri 1 sendok makan minyak goreng. Tumis bawang merah, lengkuas, serai dan daun salam hingga harum dan rempah menjadi layu. Aduk-aduk selama ditumis dan gunakan api kecil saja supaya bumbu tidak gosong. Tambahkan cabai dan tumis selama beberapa detik saja.
Masukkan bumbu yang dihaluskan, dan tumis hingga bumbu matang, berubah menjadi lebih tua warnanya dan berbau harum. Tambahkan sedikit minyak jika bumbu cepat gosong. Tuangkan air kaldu/air biasa, dan masak hingga mendidih.
Masukkan udang dan jamur, garam, gula dan air asam. Masak dengan api kecil hingga jamur matang dan udang berubah warnanya menjadi pink kemerahan. Jangan memasak terlalu lama agar jamur tidak menciut dan udang menjadi keras. Cicipi rasanya, sesuaikan asin, asam dan manisnya. Angkat dan sajikan panas-panas dengan nasi hangat. Super yummy!
Waaah keliatannya enak mba :D. Coba dieksekusi weekend ini ah. Oya mba saya mau tanya, untuk daun jeruk yang biasa dipake buat masak itu dari jenis jeruk apa mba? dikebun JTT ada tanaman daun jeruk gtu ga mba? Bisa kasih tips cara nanamnya? Saya pengen coba tanam dipot biar klo saat butuh bisa langsung petik,hehe..
BalasHapusMohon dijawab ya mba :). Terima kasih atas sharingnya ya mba endang yg baik hati :)
daun jeruk purut ya mba, bukan daun jeruk lainnya. Bentuk daun jeruk purut berbeda dr umumnya, biasanya daun bagian atas dan bawahnya hampir sama besarya,
Hapussaya beli bibitnya di tukang tanaman, saya tanam di pot besar seperti tanaman lainnya, gak ada perwatan khusus mba, hanya siram biasa saja, tumbuh subur kok. memang enak kalau nanam tanaman ini sendiri heheheh, secara saya sangat suka pakai di masakan.
Haii mba endang... Hehe pas baca judul bingung kok sayur asam pake udang(?) tp sepertinya layak dicoba... Pengganti jamur kira2 enak ga yah mba kalo pake sayuran spt wortel ato apa yah kira2? Salam bwt keluarga yah mba... :))
BalasHapuspenggantinya sama seperti sayur asam lainnya saja mba, kacang panjang, nangka muda, daun tangkil/melinjo mantep keknya.
HapusMba, kalo pake nangka muda, direbus terpisah dulu atau langsung dicampur? Blm pernah masak pake nangka muda soalnya, hehe
HapusHai Mba Dwi, rebus dulu nangkanya sampai matang dan empuk mba, baru dimasukkan ke masakan ya
HapusLooks like tom yam goong...seger pas ujan ujan, bisa di tambah dengan cumi gak mba? Cuminya di apain dulu ya? enak nih sayur seperti ini, sekali masak tp jadi 2 makanan, sayur + lauk. Cocok utk yg males kaya saya mba. Sukses ya mba and jangan kelamaan bad mood nya, hehe ^_^
BalasHapusthanks ya mba dea, yeppp enak hujan2 atau panas2 wakkakakk. bisa tambah cumi mba, remas2 cuminya dengan air asam dan garam supaya gak amis, cuci bersih dan gunakan di sayur. moga gak lama bad moodnya ya wakkakak
Hapusmba bagi tips buat jamur merang biar ga cepat hitam dong mbak :)
BalasHapusthanks ya mbak :)
susah mba yulia, saya dah coba berbagai macam memang jamur ini mudah rusak di kulkas. Biasanya saya kukus dulu mba, baru saya simpan di chiller atau dibekukan, kalau mentah susah simpannya
Hapus