Perubahan musim memang menyakitkan karena banyak penyakit bermunculan, flu menjadi momok utama. Dimulai dari beberapa rekan kantor yang mulai batuk, pilek, demam, dan bertumbangan, maka minggu lalu perlahan namun pasti saya pun ikut tertular juga. Semakin usia bertambah sepertinya daya tahan tubuh semakin berkurang. Walau saya akui makanan yang saya santap termasuk sehat dan kaya akan vitamin karena banyak mengkonsumsi buah dan sayur, namun ternyata itu tak mampu juga menahan gempuran virus flu. Mungkin karena makanan sehat saja tidak akan pernah cukup, tetapi juga harus diimbangi dengan olah raga yang rutin. Nah kegiatan terakhir inilah yang jarang sekali saya lakukan.
Hari Kamis minggu lalu, tidur yang kurang pada malam sebelumnya membuat kondisi semakin memburuk dan kepala terasa melayang. Untungnya jalanan tidak terlalu macet membuat saya bisa segera tiba di rumah dengan cepat. Pukul enam sore saya telah mencapai rumah Pete dan langsung berjanji di dalam hati untuk segera membersihkan diri, menegak dua butir Procold dan naik ke atas tempat tidur. Tidur lelap dan panjang menanti.
Ide cemerlang itu ternyata harus tertunda ketika saya menemukan lampu di dapur mati. Celakanya lagi lemari es serta semua perabotan dapur yang terkoneksi dengan listrik ikut padam. Saya pun segera mengecek sekring yang terletak di dekat pintu masuk dan salah satu tombolnya (saluran yang mengalirkan listrik ke area dapur) dalam posisi turun. Berdasarkan pengalaman, ini berarti ada salah satu alat listrik yang konslet. Feeling saya adalah colokan lemari es yang dulu pernah bermasalah karena dipenuhi dengan rayap kini berulah kembali. Tebakan ini tidak meleset, ketika dilepas maka kepala colokan kulkas telah dipenuhi dengan lubang-lubang kecil menganga yang membuat saya ternganga sendiri. Betapa dahsyatnya makhluk mini bernama rayap! Bahkan plastik setebal kepala colokan kulkas mampu digasak dengan tuntas.
Tubuh letih, mata yang mengantuk dan kepala yang sulit menemukan fokus memang membuat emosi mudah memuncak. Sambil berjalan menuju ke Ace Hardware yang terletak tidak jauh dari rumah saya pun melampiaskan aneka sumpah serapah yang terlintas di kepala. Walau saya tahu memaki tidak akan mengurangi penderitaan di malam itu tapi setidaknya bisa sedikit mengurangi rasa sesak di dada. Mungkin. Sepertinya begitu. Entahlah.
Kembali ke rumah Pete, kali ini dengan sebuah obeng dan sebuah kepala colokan yang baru dibeli, saya pun duduk mendeprok di lantai dapur. Terus terang beraksi menjadi MacGyver amatiran sudah sering saya lakukan, namun urusan listrik dan tabung gas adalah dua hal yang paling saya takuti. Mengganti kepala colokan bukan lah pekerjaan susah, kalkulasi saya pekerjaan ini hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit saja. Nah agar emosi bisa mereda dan semangat lebih terpompa maka saya pun membayangkan diri berenang-renang di kasur empuk ditemani bed cover yang tebal. Khayalan ini membuat saya tersenyum-senyum sendiri, dan jemari pun semakin bersemangat melepaskan selubung plastik yang membalut kabel. Namun ketika kabel terbuka, isi di dalamnya cukup membuat otak saya seketika berhenti berputar dan terpaku cukup lama.
Berbeda dengan kabel pada alat elektronik lain yang pernah saya permak sebelumnya dimana didalamnya terdapat dua kabel kecil, maka kabel lemari es ini ternyata tersusun atas tiga buah kabel kecil berwarna hitam, coklat dan kuning dengan garis hijau. "Bagaimana caranya memasang tiga kabel di colokan yang hanya memiliki dua kaki"?! Lolong saya sendiri di dapur yang sunyi. Oke, ini memang pengalaman baru sekaligus tantangan, tapi terus terang pengalaman dan tantangan ini sudah dalam taraf tidak mengasyikkan. Malam itu, rasa-rasanya saya sudah benar-benar ingin berteriak dan menangis sekencang-kencangnya. "Emaaaak"!! Betapa beratnya menjadi single fighter! ^_^
Disaat kritis, internet selalu menjadi penyelamat. Saya pun lari ke depan laptop, mengetikkan kata kunci 'cara memasang colokan dengan tiga kabel' di YouTube. Ah dalam beberapa menit saya telah kembali duduk di lantai dapur namun kali ini dengan rasa percaya diri yang lebih meningkat. Sebuah instruksi singkat di video telah mengajarkan saya cara memasang colokan tiga kabel dengan mudah dan dalam beberapa menit kulkas pun telah menyala kembali. Nafas lega saya hembuskan dan puja-puji syukur saya panjatkan. Terus terang jika bukan berurusan dengan kulkas yang penuh dengan aneka makanan mentah beku maka saya lebih memilih menunggu weekend tiba dan meminta tukang listrik untuk mengerjakannya.
Kembali ke sakit flu, hari Minggu kemarin akhirnya menjadi puncaknya. Terkapar di tempat tidur dengan tubuh panas demam, membuat saya akhirnya absen dari kantor selama dua hari. Flu memang datang dan pergi dengan cepat namun ketika dia berkunjung rasanya dunia menjadi runtuh. Mood apapun lenyap. Jangankan mood memasak, bahkan mood makan pun hilang musnah. Mulut yang terasa pahit memang membuat nafsu memamah biak menjadi drop. Tapi walau begitu saya tetap memaksakan diri untuk menyantap makanan apapun yang ada di rumah yang bisa saya santap. Untungnya minggu lalu freezer telah saya isi penuh dengan ayam kampung dan di Sabtu pagi saya telah membuat sepanci besar sup ayam bersama dengan kubis dan wortel. Sup ayam itu habis dalam empat hari. ^_^
Bihun goreng adalah makanan favorit saya, dan lebih saya pilih dibandingkan versi rebusnya. Dulu ketika kami masih kecil, makanan ini sering menjadi penyelamat Ibu saya ketika kehabisan ide memasak. Saat hujan turun deras di Paron, dengan angin kencang yang menampar-nampar dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu, dan senja temaram yang mulai turun membuat suhu menjadi dingin, maka sewajan besar bihun goreng atau rebus akan menjadi rebutan hingga terkadang harus dibagi ke masing-masing piring dengan takaran yang presisi agar sama ratanya. Waktu itu seingat saya, sepiring selalu kurang, hingga Ibu selalu berjanji akan membuatnya kembali keesokan harinya.
Sebagaimana masakan Szhecuan lainnya maka ciri utamanya adalah rasa yang pedas dan biasanya dengan menggunakan banyak cabai merah kering ke dalam bumbunya. Cabai merah kering ini bisa digantikan dengan cabai merah besar, cabai merah keriting atau cabai rawit biasa. Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep Bihun Pedas dengan Ayam Cincang a la Szhecuan
Tertarik dengan masakan a la Szhecuan lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Buncis a la Szhecuan
30 Menit Ayam Kung Pao
Sup Ayam Asam Pedas
Bahan:
- 130 gram bihun kering
- 150 gram daging ayam atau daging sapi cincang
Bumbu:
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
- 5 siung bawang putih, cincang halus
- 8 buah cabai merah kering, rajang tipis, buang sebagian bijinya
- 3 buah cabai merah keriting, cincang halus
- 5 buah cabai rawit merah, rajang halus
- 2 sendok makan kecap asin
- 2 sendok makan kecap manis
- 1 1/2 sendok makan saus tiram
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh garam, jika kurang asin
- 50 - 100 ml air
Cara membuat:
Siapkan panci, masukkan sekitar 1 liter air dan masak hingga mendidih. Masukkan bihun, masak selama 1 menit hingga bihun lemas tetapi tidak terlalu empuk. Matikan api kompor, biarkan terendam di air panas selama 3 menit. Tiriskan segera.
Siapkan wajan, panaskan 1 sendok makan minyak. Tumis bawang putih hingga harum dan matang. Masukkan cabai, tumis hingga cabai layu. Masukkan ayam cincang, aduk dan tumis hingga ayam berubah tidak pink lagi warnanya.
Tambahkan kecap asin, kecap manis, saus tiram dan merica, aduk rata dan tumis selama 5 detik. Masukkan air, masak hingga mendidih.
Masukkan bihun, matikan api kompor. Aduk bihun hingga tercampur rata dengan tumisan ayam. Hidupkan kompor kemudian masak hingga matang, cicipi rasanya, tambahkan garam jika kurang asin. Angkat.
Bihun ini sedikit basah, jadi jangan memasaknya hingga benar-benar kehilangan air kuahnya. Siap disajikan hangat. Super yummy!
bikin ngeces ngeces nih mba Endang,hehehe. Btw, suami saya ga suka bihun tapi mba, kalau diganti mie cocok kah?
BalasHapusthanks mba herlina, pakai mie juga sedap mba ^_^
HapusAssalamualaikum wr wb, lama gak mampir kesini, semoga mb endang selalu sehat. Enak sekali bihunnya mb, kalau sy bikin yang tidak pedas spy anak sy yg kecil bisa ikut makan, tapi saat makan sy beri sambal atau cabai rawit yg banyak mb he he..
BalasHapuswalaikumsalam mba, thanks ya, yep skip saja cabainya mba hheheh
HapusWaduh enak nya. Mau yach mbak endang resepnya.
BalasHapusthanks mba adelina, moga suka ya
HapusMbak endang,,,sesekali update tentang cupcake dong,,resep nya yg simple aj tpi mnhasilkan cake yg moist,,salam knal
BalasHapuscupcake basicnya adalah adonan cake yang dicetak di cup, jadi sebenarnya bs pakai resep cake manapun ya
HapusHi mb Endang, sy dah masak bihun ni, tp versinya sy ubah dikit dengan tambahan sayuran n cabenya saya ganti dg cabe keriting ijo n cabe rawit kering...asli uenak...makasih udh shared ya,..Tini
BalasHapusthanks mba Tini sharingnya, senang resepnya disuka ya, sukses selalu! ^_^
HapusMba endang kemarin malam aku udah eksekusi, berhubung ga punya bihun aku ganti pake mi telur. . Wuih nikmeh, aku makan sama kaka ku bibir langsung jontor karna kepedesan. . Hehe enak bgt di makan saat hujan2 mba. . Makasih ya mba endang ^_^
BalasHapusthanks ya mba sharingnya, senang resepnya disuka yaa, sukses selalu
Hapuswah enak sekali keliatannya...
BalasHapusthanks ya mba Kania
HapusKeren mba!! Ternyata selain jago masak, jago ngoprek juga kagak Mc Gyver iih, salut2 :)
BalasHapushiiiiksss, ini karena terpaksa mbaaa, keadaan yang memaksa huaaaa. kok jadi curhat hehhehe
Hapushehehe dulu q sering masak ini mbak waktu jadi babu di taiwan....mbak request mie sapi(niuro mien)hujan hujan gini kan enakkkkkkkkkkkkkk makan yang berkuah dan anget2
BalasHapusah ya taiwan spicy beef noodle yaa, enak itu, ntar dicari dulu resepnya yang paling mudah ya hehhehhe
HapusSalam kenal mb Endang, aku kl mau masak ngintip resep mb Endang dulu lho. Terapin Food Combining aja mb, dijamin sehat luar dalam..
BalasHapusNovie
hai mba novie, salam kenal juga dn thanks sarannya ya, sukses selalu
Hapusassalamu'allaikum mbakk...semoga sehat selalu dan sukses yaa dan semoga posting ini bisa masuk. Karena setiap mw posting selalu gatot heheee...
BalasHapussilent reader sih mbak..cuman alhamdulillah selalu curi2 resep trus dieksekusi dan whoilaaaa hasilnya selalu memuaskan..makasi ya mbakkk dan berkarya terusss...
walaikumsalam mba, thanks ya sharingnya, senang resepnya disuka,, sukses yaa
HapusSetelah sukses bikin chocolate banana ice cream dan cake cokelat kukus walaupun di dua resep itu terasa pahitnya cokelat. Mungkin karena bubuk cokelat yang saya pakai ga high level kayak Mba Endang. Ga ada yang jual Bensdorp di sini Mba. Supermarket gede di sini juga ga lengkap. Walaupun begitu, cake saya tetap mengembang dan lembut saat dandangnya dibuka meskipun saya ga pake double-acting baking powder hoho #bangga Thank you sooooooo much Mba Endang :* Saya yang dulunya cuma bisa masak tumisan sayur yang hambar dan mie goreng ala kecap manis pedas ABC, sekarang sudah bisa bikin kue dan es krim. Cake cokelat kukus nanti akan saya bikin pas Idul Fitri hihi Oke, sekian curhat saya.
BalasHapusSetelah sukses bikin kue, sekarang pengen nyoba resep JTT yang lain. Pas nemu bihun, saya pengen bikin nih. Soalnya dulu pas masih nge-kost, bikin bihun goreng dengan kecap manis pedas dan wortel kok rasanya hambar :( Semoga resep bihun yang ini berhasil nih.
Halo Mba, thanks ya sharingnya. Senang sekali resep JTT disuka. Moga sukses dengan bihunnya yaaa. GBU!
HapusHalo mba, saya mau tanya maksud dari 11/2 sendok makan itu bagaimana ya mengukurnya?
BalasHapuspakai sendok makan biasa saja mba, masukkan 1 sendok kemudian tambahkan 1/2 sendok lagi atau pakai sendok ukur baking yang punya beragam ukuran
HapusHai mba endang slm kenal..saya sdh coba resep ini dan mantapp rasanya..sedikit tips mba hehehe stlh bihun direbus dn ditiriskan saya mengaduknya dg kecap manis dn diberi sdkt margarin. Margarin akan meleleh krn bihun msh panas. Ini mnmbh rasa gurih dan spy meratakan wrn saja saat dicmpur diwajan dg bahan lain,krn kalau buat dlm jmlh bnyk kewalahn jg mengaduk bihun dg bhn lain smp wrnanya rata hehe. Terima kasih atas resepnya yg maknyuss mba
BalasHapussalam kenal Mb Hannah, yep teknik ini sering dilakukan oleh2 Ibu2 yang bikin mie goreng untuk selamatan di kampung saya mba. Kalau saya pribadi lebih suka kecap terkena panas wajan dan ditumis dulu supaya matang dan menjadi karamel, aroma dan rasanya menurut saya lebih sedap ya.
Hapusthanks sharingnya ya
Mba..kalo nggak ada cabe kering gmn mba? Diganti dg apa atau mungkin diskip saja?
BalasHapusskip saja mba Fahmi, atau ganti dengan cabai merah besar buang biji atau cabai merah keriting ya
HapusHalo Mbak Endang. Saya udah belasan kali masak resep ini. Sekali dalam sebulan resep ini tersaji di meja makan saya. Habis enak sih. Adek, Bapak, sepupu2 kecilku dan tanteku suka. Kalo versi saya suka saya tambahin 2 buah wortel. Biar ada sayurnya. Sama cabenya saya banyakin. Sekitar 10-15 biji. Kalo lagi ada acara di rumah (kayak arisan) saya juga bikin bihun ini. Tapi cabenya saya kurangin. Makasih ya mbak resepnya.
BalasHapushalo Mba Tika, thanks shairngnya ya, senang resepnya disuka, saya juga suka banget sama bihun ini, yep tambah sayuran lebh sip ya
HapusHi mba, kalau gak pakai daging ayam takaran bumbu bumbunya tetap segitu atau dikurangi ya?
BalasHapusHai Mba Ayu, takaran bumbu tetap sama ya
Hapus