"Mba Endang, nggak ngucapin selamat ke Mama"? Tanya adik saya, Tedy, melalui pesan di WA kemarin. Saya kontan mengeryitkan dahi ketika membacanya, "Selamat untuk apa? Hari Ibu bukannya besok ya tanggal 22 Desember"? Balas saya sedikit kebingungan. "Hahaha, Mama kayanya lupa. Tadi Diar bilang Mama sedih dan bilang, kok anak-anak nggak ada yang kirim ucapan selamat ya? Mungkin Mama pikir hari Ibu tanggal 21 Desember." Saya nyengir sendiri membacanya, namun segera mengirimkan text message ke Wiwin, adik saya. "Jangan lupa besok ucapin selamat Hari Ibu ke Mama ya," pesan saya.
Di usia yang semakin dewasa, berkeluarga dan sibuk dengan kegiatan masing-masing, terkadang membuat kami cenderung lupa dengan urusan mengucapkan selamat Hari Ibu ke Ibunda tercinta. Terkadang kami begitu menyepelekan momen tersebut dan tidak menyadari bahwa kata ucapan selamat itu begitu berarti untuk beliau dan selalu dinantikan setiap tahunnya. Sebenarnya bukan kata ucapan tersebut yang beliau harapkan, namun perhatian dan kesediaan meluangkan waktu dari putra-putrinya lah yang beliau nantikan, bahwa beliau masih menjadi sosok yang berarti bagi kami semua. Pagi ini, di dalam taksi ketika berangkat ke kantor saya pun menelpon Ibu, "Selamat Hari Ibu ya Ma, terima kasih untuk semua yang sudah Mama berikan ke Endang. Semoga Mama selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan oleh Yang Maha Kuasa. Endang sayang sama Mama." So, sudahkan anda mengucapkan selamat Hari Ibu ke Ibunda tercinta hari ini?
Berbicara tentang Ibu, sosok luar biasa yang sangat berarti dan berjasa dalam kehidupan saya, Wulan, Wiwin, Tedy dan Dimas, selalu membuat saya teringat dengan kata tegar, sabar dan penuh kasih sayang. Bagi saya, jika ada pemilihan sosok wanita tertegar dan tersabar di muka bumi ini maka saya akan mengajukan Ibu. Beliau mungkin tidak seperti alm. Bapak yang jago membantu kami belajar Matematika dan Fisika (dua mata pelajaran yang saya benci hingga ke ubun-ubun), namun beliau mengajarkan kami dasar-dasar kehidupan, mengajarkan kami untuk selalu tabah menghadapi cobaan, mengajarkan kami untuk mencintai sesama dan mereka yang kesusahan, mengajarkan kami untuk memiliki hati yang lapang dan seluas samudera. Pelajaran-pelajaran ini mungkin tidak akan kami temukan di sekolah manapun, namun Ibu mengajarkannya setiap hari, tanpa kenal lelah di rumah.
Menikah dengan seorang tentara berpangkat rendah, membesarkan lima orang anak dalam suasana ekonomi yang sangat kesusahan, mengikuti Bapak yang harus berpindah-pindah ke beberapa kota, bersedia tercabut dari akar kehidupan dan keluarganya di Tanjung Pinang, memulai kehidupan dari nol di Paron dengan tinggal di rumah mertua, dan tentu masih banyak 'seabrek' tantangan kehidupan lainnya, namun Ibu mampu melaluinya dengan tegar. Tak terbayangkan bagaimana perasaan yang beliau rasakan saat itu, namun seingat saya beliau selalu mengisinya dengan tawa yang riang.
Saya masih teringat ketika Bapak memulai ide untuk membuat sebuah toko kecil-kecilan di depan rumah, saat itu saya masih duduk di bangku SMP. Penghasilan tentara yang kecil membuat beliau khawatir gaji tersebut tidak akan cukup untuk membiayai kuliah kami kelak. Bapak memutuskan untuk membuka toko kelontong dan berjualan aneka bahan-bahan pokok, tentunya dalam partai kecil dengan variasi yang terbatas. Saat itu di Paron sudah banyak toko-toko besar yang menjual bahan-bahan pokok seperti ini sehingga persaingan menjadi cukup tinggi. Setiap hari ketika kami semua sudah berangkat ke sekolah maka Ibu akan membuka toko, duduk disana menjaga barang dagangan yang dijual dan menanti pembeli untuk datang. Beliau tidak memiliki pengalaman berjualan sebelumnya, tidak pernah berdagang dan saya yakin pasti ada rasa takut dan khawatir di hatinya saat itu, namun kondisi memaksanya untuk tetap menjalaninya.
Tak ada satu pun pembeli yang datang! Mereka tidak berminat untuk berkunjung ke toko kecil kami yang hanya berisikan sedikit barang dengan jumlah yang terbatas. Karena sepi dan haus pembeli, toko kami lantas buka hingga malam hari. Pukul tujuh malam adalah batasan toko-toko di Paron untuk buka, tapi kami buka hingga pukul sembilan malam, berharap pembeli untuk datang ketika malam telah larut. Ibu yang telah lelah mengurus urusan rumah tangga sehari-hari tetap duduk di toko dengan sabar bersama nyamuk-nyamuk yang tak mengenal belas kasihan. Kegiatan ini beliau lakukan hari demi hari, tak pernah ada satu keluhan pun meluncur dari bibirnya walau di wajahnya tergurat rasa lelah dan putus asa.
Karena bahan kebutuhan pokok seperti kacang tanah, minyak, tepung, kopi, gula memiliki batas waktu pemakaian sementara pembeli tak kunjung tiba, akhirnya sedikit demi sedikit bahan-bahan tersebut kami pergunakan sendiri di rumah. Lambat laun isi toko pun semakin berkurang dan akhirnya toko menjadi kosong melompong. Saat itu Bapak lantas merubah toko kelontong tersebut menjadi bengkel motor. Onderdil dan peralatan motor mahal harganya, jadi dengan modal pas-pasan kami memulainya dengan jumlah kecil. Saya masih ingat saat itu isi toko hanya berisikan beberapa buah busi, dua atau tiga botol oli, dua buah ban luar dan beberapa kotak ban dalam, serta bensin eceran di dalam botol kaca.
Karena setiap hari Bapak harus bekerja di Pangkalan Udara TNI AU di Maospati maka Ibu lah yang menunggui toko. Buta sama sekali akan pengetahuan tentang motor dan onderdilnya, beliau menjalaninya dengan tabah. Bengkel motor tersebut kemudian sedikit demi sedikit, tahun demi tahun perlahan namun pasti mulai berkembang dan bahkan mampu menyekolahkan kami semua hingga ke Perguruan Tinggi. Bengkel motor tersebut kini bahkan masih ada dan menjadi kesibukan sehari-hari Ibu di rumah. Jika teringat kembali dengan masa-masa tersebut dada saya sesak dengan rasa haru dan bangga pada Ibu saya, wanita yang menurut saya memiliki kecantikan bukan hanya secara fisik namun juga hatinya. Tak henti-hentinya saya bersyukur dan mengucap, "Terima kasih Ma untuk semua pengorbanan dan jasa yang telah Mama berikan untuk kami semua. Betapa beruntungnya kami memiliki Ibu seperti Mama."
Wokeh lupakan tentang masa lalu sejenak dan kembali ke resep semur tahu telur yang saya bagikan kali ini. Resep semur ini diajarkan oleh Ibu saya, dan dulu masakan ini menjadi makanan kami hampir setiap hari di Paron. Alasannya adalah tahu dan telur adalah dua bahan makanan yang cukup terjangkau harganya bagi kami, dan dengan kuah semur yang gurih sedap maka tidak sulit rasanya untuk mendorong nasi putih sepiring ke perut. Alasan lainnya adalah sejak pindah ke Paron maka Ibu pun mulai belajar masakan Jawa yang manis dan mengandung kecap seperti ini, karena dulu ketika kami masih tinggal di Tanjung Pinang maka lauk sehari-hari selalu diisi dengan ikan sambal.
Membuat semur luar biasa mudah, biasanya tahu dan telur digoreng terlebih dahulu agar bumbu dan kuah semur mampu menempel dan meresap ke permukaan tahu dan telur yang berkerut ketika digoreng. Untuk resep ini saya tidak menggoreng telur, namun jika anda hendak menggorengnya maka jangan lupa buatlah beberapa sayatan tipis di permukaan telur agar tidak meledak-ledak kala terendam di dalam minyak panas.
Berikut resep dan prosesnya ya, dan Selamat Hari Ibu untuk para Bunda. ^_^
Resep Semur Tahu Telur a la My Mom
Resep diadaptasikan dari Ibu saya
Untuk 4 porsi
Tertarik dengan resep a la Ibu saya lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Dendeng Ragi a la My Mom
Sayur Lodeh Istimewa dan Super Pedas a la My Mom
Sambal Pecel Ngawi a la My Mom
Bahan:
- 4 butir telur ayam rebus, kupas
- 4 potong tahu putih ukuran 4 x 4 cm, goreng hingga matang
Bumbu dihaluskan:
- 4 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 1 sendok teh merica putih butiran
- 1/4 buah pala
- 4 butir kemiri, sangrai
- 2 buah cabai merah keriting (optional)
Bahan dan bumbu lainnya:
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 2 cm lengkuas, memarkan
- 1 batang serai, ambil bagian putihnya saja, belah 2 memanjang dan memarkan
- 3 lembar daun salam
- 1 buah kembang lawang
- 1 batang kayu manis sepanjang 3 cm
- 2 butir kapulaga jawa
- 5 sendok makan kecap manis
- ½ sendok teh garam
- 1 sendok makan air asam jawa
- 1 sendok makan gula jawa, sisir halus
- 300 ml air
Cara membuat:
Siapkan tahu putih, cuci bersih, potong seusai ukuran yang diinginkan dan goreng hingga matang. Angkat dan tiriskan. Sisihkan.
Rebus telur hingga matang, kupas dan sisihkan. Jika anda hendak menggorengnya maka buat sayatan tipis di permukaannya agar telur tidak meledak-ledak kala digoreng. Goreng hingga pemukaan telur sedikit kering kecoklatan.
Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum dan berubah warnanya menjadi lebih gelap. Masukkan lengkuas, serai, daun salam, kembang lawang, kayu manis, kapulaga, aduk dan tumis selama 1 menit.
Masukkan kecap manis, garam, air asam dan gula. Aduk dan tumis selama 10 detik. Masak dengan api kecil saja agar bumbu tidak cepat gosong.
Masukkan telur dan tahu, aduk rata. Tambahkan air. Masak hingga mendidih dan kuah menjadi mengental tetapi tidak sampai habis. Jika kuah dirasa kurang gelap, tambahkan porsi kecap manis. Cicipi rasanya, angkat dan sajikan. Super yummy!
Mbaaa Endaaannnggg baru aja kmrn malem saya nyari2 resep semur di jtt tp ga ada mba, soalnya saya pengen bikin semur ayam tp mba ga ada resep semur, baru mau inisiatif sendiri mo nambahin bumbu pala, kayu manis, kapulaga sm kembang lawang ky resep opor biar makin sedap eh ga taunya skrg mba posting semur, seneng deh saya, ternyata bener dugaan saya bisa di pakein bumbu2 itu ya mba. Makasih ya mba resepnya mau di eksekusi bsk tp saya ganti ayam. Mba kaya bisa baca pikiran pembacanya nih. Hehehehe
BalasHapusHai Mba Ariana, thanks sharingnya yaa, semoga resep semur ini sesuai selera ya. sukses selalu!
Hapussediiiiihh bgd ceritanya mbaaaaaaaa....hikssss.....
BalasHapus-shofa-
waaaak, iya kalau diingat2 masih suka sedih hehehhe
HapusMba endang...ternyata 5 bersaudara ya...mba endang anak pertama? Mba endang udah pernah nyoba bikin buntil? Sayur khas purbalingga?
BalasHapusHai Mba Septi, saya anak kedua Mba. Buntil sudah pernah ya, ada resepya di JTT, googling saja buntil JTT
Hapushii mbaa, resepnya ini mudah ya. bisa juga di duetkan sama nasi uduk nih. hahaha
BalasHapusmkasih ya sharingnya mba, smoga liburan nanti sy bisa praktekan.
Hai Mba Raisa, yeeep dengan nasi uduk maknyus, pakai kentang juga sedap ya. Thanks sharignya ya, met liburan juga yaaa
Hapusoh yaa mbaa..ngmg2 nasi uduk mba udh pernah bikin blm ? saya prnah denger dr mertua klo nasi uduk lbih enak klo d campur beras ketan..tpi klo soal bumbu nya apa aja dan takarannya brp aja psti mba endang lebih tau..hhhee
Hapushai mba, saya belum pernah membuat nasi uduk ya, beberap kali coba pakai rice cooker gagal hehheh. Mungkin tambah beras ketan lebih pulen ya
Hapusmba, aku kok terharu sekali sama cerita mbak Endang T_T, dulu papaku juga dinas di LANUD ISWAHYUDI mba Endang :)
BalasHapusAmi.
halo Mba Ami, yep terkadang suka 'mbrebes mili' sendiri kalau ingat. Iyaaa, alm. Bapak saya juga disana heheheh
HapusHalo mba, ak termasuk suka buat ayam kecap tapi sering juga gagal karena overcooked :(..Padahal ak sudah goreng ayam 1/2 mateng,trus mksdnya pas dimsak dengan kecap dimatengin ttp keras :(..atau misalkan digoreng mateng trus msak cepat pas dikecap juga sama aja :(..biar ttp juicy gimana caranya ya mba?Ukuran ptongan ayam apa pengaruh ya mba?Kalo kecil jadi kisut kalo potong agak besar kok agak gilani ya heheh..mohon sharingnya ya mba..
BalasHapusarini.
Hai Mb Arini, pertanyaan ini sudah saya jawab di ayam masak kecap ya.
HapusAku sdh buat ini.... enakkkk anak2 suka
BalasHapusHalo Mba, thanks ya sharingnya. Senang sekali resep JTT disuka, sukses selalu ya! ^_^
HapusMba Endang salam kenal, mba aq dah sering bikin semur telur & tahu tp ko warnanya ga secantik semur buatan mba, punyaku selalu coklat pucet. Itu pengaruh apa ya? Kecapnya ato gmn y mba? Mohon bantu di jawab y mba, trimakasih :-)
BalasHapusHalo Mba Tpfani, pengaruh kecap mba, kurang banyak kecapnya ya hehhehe
HapusMba Endang, pakabar! Mba kalo resep ini di semur pake kepiting bisa gak...
BalasHapusThanks a lot
Ling
saya belum pernah membuat semur kepiting ya mba, tapi setahu say kepiting enaknya di gulai ya hehehhe. Tapi kalau mau disemur bs pakai resep ini ya
HapusThanks a Lot Mba Endang...gue coba cari resep gulai kalo begitu..
HapusMbak endang, makasih ya resepnya. Sy pake resep ini buat bikin semur ayam, tp nggak pake kapulaga, kayu manis, dan kembang lawang (bumbu yg terakhir ini, sy nggak pernah liat sm skali, hahahaah).. alhamdulillah enak.. semoga ilmu2 masaknya jadi amal jariyah buat mbak endang.. �� _wiwi_
BalasHapushalo mba Wiwi, thanks ya sharingnya, senang sekali resepnya disuka, yep terkadang ibu saya juga buat dengan bumbu yang lebih simple dan minus rempah2.
HapusBaru saja coba resep ini untuk bekal makanku dan anak2. Enaaakkk banget mbaak...
BalasHapus-Winda
thanks sharingnya mba Winda, senang resepnya disuka yaa
HapusBismillah,
BalasHapusHai mba endang.. Kalau boleh, saya mau mengajukan sesuatu nih.. Hehe.
Gimana kalau mba bikin artikel khusus yang memuat tentang jenis2 bumbu pawon seperti kembang lawang, kapulaga, dan kawan2nya, beserta gambar dan fungsinya dalam masakan supaya para generasi muda yang gak tau perihal perbumbuan jadi punya pandangan..oo ternyata seperti itu ya.. Hehe. Biar ga bingung saat mau eksekusi resep2 masakan mb endang yang ciamik.. Hehe. Maaf ya mba jika mba en kurang berkenan.. Blognya mba en keren abis lah pokoknya, dan detail, itu yang aku suka..dan dengan cerita yang apa adanya..yang kadang bikin senyum2 sendiri..hihi. Sukses ya mba.. :)
hi mbak, terima kasih untuk sharingnya... mengingatkan kita untuk selalu bersyukur ya.. salam hormat untuk ibunya ya mbak...terima kasih juga untuk resepnya. saya sudah coba beberapa resep dari web ini. tapi selama ini hanya jadi silent reader. terima kasih banyak mbak..
BalasHapusMbak Endang, aku uda coba resep ini barusan.. ini pertama kali aku masak semur dan hasilnyaaaa... sedaaappp sempurna. Makasih mbak buat resep2 nya yg selalu oke..
BalasHapusThanks mba Vieka sharingnya, senang resep semurnya disuka, sukses yaa
HapusAssalamualaikum ww, mb endaaaaang salam kenal ya. Seneng banget ak bisa nemuin jtt ini. Setiap ak masak sering liat jtt dulu klo ga liat kayaknya ada yang kurang perasaan, hihi
BalasHapusMulai dari kue kering, brownies, mie ayam pokonya banyak deh yg udah dicoba dan hasilnya sungguh memuaskan banget. Bahkan ak ada jual mie ayam ini sesuai pesanan org dan resep yang kupake itu mie ayam jamur punya mb endang. Hehe.. ak ada nambahi dikit ayamnya itu pKe kecap ikan, minyak wijen, saos rajarasa, kecap asin. Rasanya jadi lebih mantepp. Cobain deh..pokoknya makasih banyak ya mb endang atas ilmunya semoga semakin berkah
wassalam
wida-bontang
Hai Mba Wida, salam kenal ya. thanks sudah menyukai JTT. Sukses selalu
HapusMba kl bumbunya ga digoreng dulu gmn? Soalnya lg menghindari minyak2 dulu.
BalasHapusMakasih :)
hai mba Desy, bumbu ditumis tentu ada tujuannya, supaya harum, matang dan rasa tdk cemplang. Tidak ditumis tentu saja tetap bs tapi rasa sedapnya berkurang ya mba
HapusSukaaa baaaanget baca tulisan mbak endang. Cerita2 nya, resep2nyaa..
BalasHapuspokoknya suka semuanya..
Terimakasih sudah berbagi ilmu..
Thanks ya Mba Widia, senang resep dan tulisannya disuka. Sukses yaaa
HapusSalam kenal mbak Endang!
BalasHapusWaaww.. saya terbantu sekali dengan resep ini mbak, pas banget bwt menu sahur ntar malam apalagi d santap waktu masih hangat dengan nasi panas yg baru d ambil d magic com, ambooii.. mantap!! Btw, saya juga terimakasih banyak dgn resep "ayam percik nasi lemak" nyaa mbak. Itu ayam percik jadi menu favorit dirumah,, suami, ibu dan adik klo udah d masakin ayam percik-nya JTT ayam 1 biji tandas ludes. Moga sukses yaa mbak dengan blog & buku2nya :) keep share masakan yg laziza amazing mbak...Thankyou sekali lagi :D
Salam kenal juga ya Mba, senang sekali resep2 JTT disuka. Semur ini makanan masa kecil saya, dulu ibu saya bikin apa saja disemur, krn berkuah dan jadi enak hahahhaha. Telur rebus, tahu goreng, telur dadar, telur ceplok, ayam, daging, ampela ati huaa banyak
Hapusbarusan aja bikin.. laris mbak :D kmrn opor ayam juga laris.. alhamdulillah
BalasHapusThanks Mba Indah sharingnya ya, senang resepnya disuka, sukses yaa
HapusMba. Klo bikin semur daging apa daging nya harus di rebus dlu sebentar?
BalasHapussaya sih nggak ya, bumbu ditumis sampai matang, masuk daging, tumis sebentar sama bumbu sampai daging berubah pucat. Masukkan air dan masak sampai daging empuk, kalau daging blm empuk dan air habis, tambah air lagi saja dan masak sampai daging empuk.
HapusMakasih mbak Endang,resep semurnya mantap,udah kucoba nih! - Tita
BalasHapusThanks Mba Tita, senang resepnya disuka ya.
HapusMbak saya dah eksekusi beberapa kali walaupun tanpa kembang lawang dan kapulaga karena lupa terus mau beli. Isian ganti-ganti kadang tahu, telur, ayam atau sapi. Kalau sapi biasanya saya rebus pake pressure cooker dulu sampai empuk. Lebih gurih pakai air kelapa asli tapi kalau ga ada bisa pakai minuman air kelapa kemasan atau kalau ga ada juga pakai air biasa. Berhubung menu keluarga saya skip cabenya. Agar suami dan saya yang suka pedes bisa menikmati, saya buat sambel terasi resep jtt juga. Semua puas dan kenyang deh. Makasih Mbakyuu.
BalasHapusThanks Bunda Ghania sharingnya ya, senang resepnya disuka, yep saya juga suka pakai minuman kelapa kemasan hehhehe, rasanya mirip dan praktis. kadang tukang kelapa gak mau dibeli airnya kalau gak beli kelapannya, hiks
HapusMbak endang makasih byk resepnya, aq gak pernah berani buat semur lagi krn pernah buat gak enak banget, dapet resep dr mbak endang lsg eksekusi dan enakkkk, anak dan suamiku makan pas buka puasa ampe nambah, makasih banyak ya mbak....
BalasHapusThanks Mba Fian sharingnya ya, senang resepnya disuka, sukses yaaa
Hapushalo mbak endang.smga liburan kali ini menyenangkan untk mbak endang.terima kasih atas resepnya.kbtulan anak2 minta daging sapi untuk isian semurnya...dr wangi masakannya wuih....tinggal nunggu eksekusi bocah2 ini.sbenarnya sy kuatir untuk memasak dagingnya, takut bau mbak.ada tips nda mbak untuk mengolah daging biar nda bau anyir.sblmnya sy mau ngucapin terima kasih k mbak endang atas resep2nya.semua favorite keluarga saya
BalasHapusHalo Mba Harniaty, thanks yaaa, liburannya mayan oke hehhee
Hapussenang resep2 JTT disuka, sukses yaa
Hai mba Endang. Mau nannya, kalau diganti ayam kmapung takaran smua bumbu sama y? Dan ingin nannya carabmenghindari ayam biar ga masih berdarah ataupun merah di bagian dalam gmn y :(
BalasHapussama saja takarannya, ayam kudu diungkep atau dimasak lama hingga benar2 matang sampai ke tulangnya Mba. kalau masih merah berarti memang belum lama masaknya
HapusMba ini asli uenak pake bangett!!!! Sy kemarin masak langsung 2 resep, pake ayam juga. Pas masak aja baunya uda harum banget, yg masak sampe ngeces. Hahaha. Suami makan sesuap langsung tanya, resep dari mana. Katanya enak banget sampe nambah2 makannya Mba. Habis nasi, sisa2 bumbu di piring pun dikoret2 sampe bersih. Hahahahaha.. Resep2nya Mba Endang emang paling juara. Selalu jadi andalan di rumah sy. Terima kasih banyak Mba Endang, semoga sehat dan sukses selalu.
BalasHapusYep, pakai ayam atau daging sapi juga makyusss. Ibu saya dulu suka ganti2 proteinnya.kalau belum gajian tahu telur,gajian ayam daging waakkakakak.Kuahnya saja enaaak sama nasi yaa
HapusHallo mbk endang....salam kenal,aq sangat terharu banget baca cerita nya,..nyes smpe k hati,scra aq anak 3 kecil2,suka marah2 d rumah,g sabar,mengurus anak sendiri,krna suami berlayar,...cerita kesabaran n ketegaran ibu nya mbk endang,memotifasi aq untuk bisa mencontoh kekuatan hati beliau,...n insyaallah bsok aq mau coba bikin resep nya mbk endang,..buat anak2 qu tercinta...trmksihh atas ceritanya yg meninspirasi y,..salam sehat selalu...🙏🙏👍👍
BalasHapussalam kenal Mbak, thanks yaaa, salam sehat dan sukses selalu!
Hapus