Terkadang kebahagiaan itu begitu simple dan sederhana, tentu saja jika kita mau merenungkan dan bersyukur dengannya. Bagi saya saat weekend lalu, kebahagiaan adalah ketika melihat halaman rumah Pete yang minggu lalu seperti hutan belantara, penuh dengan rumput tinggi dan semak belukar berubah menjadi bersih dan terang benderang. Kebahagiaan adalah ketika melihat cucian baju yang tadinya segunung di ember kini tergantung rapi di jemuran dengan aroma harum semerbak Molto yang memenuhi rumah. Kebahagiaan adalah ketika semua sprei dan sarung bantal di kamar telah berganti dengan sprei yang telah dicuci bersih. Kebahagiaan adalah ketika lantai rumah bersih tersapu dan shiny setelah di pel.
Kebahagiaan adalah ketika perabot dapur tertata di tempatnya, permukaan meja dapur dan kompor bersinar bebas lemak. Kebahagiaan adalah ketika menyantap sewajan besar kwetiaw kuah pedas dengan suwiran ayam kampung yang gurih dalam suasana hujan mengguyur bumi. Kebahagiaan adalah ketika Tedy, adik saya, mengirimkan foto kedua putrinya, Kirana dan Aruna yang super menggemaskan melalui WA. Dan yang terutama diatas semua itu, kebahagiaan adalah ketika mendengar suara Ibu saya di handphone, tertawa ceria dan sehat walafiat. Untuk semua kebahagiaan itu saya berulangkali mengucap syukur atas berkah dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan secara berlimpah kepada saya. Kebahagiaan itu begitu simple, jika kita bersedia menghayatinya. ^_^
Sebenarnya sudah lama saya memendam mimpi dan asa untuk membersihkan halaman yang sejak ditinggal asisten rumah tangga saya, Heni, berubah dari kebun nan cantik menjadi semak belukar yang mengerikan. Hujan yang terus menerus mengguyur Jakarta membuat tanaman apapun mulai dari yang memang sengaja ditanam hingga yang terdampar dengan sendirinya tumbuh dengan subur. Setiap kali membuka pintu rumah, mata saya terasa sakit melihat pemandangan berantakan tersebut, namun hati ini miris juga saat hendak memulai bekerja bakti merapikannya. Dulu saya pernah melakukannya, dan berakhir dengan bentol-bentol mengerikan di sekujur lengan dan kaki. Sejak itu, saya pun kapok hendak mengulanginya lagi.
Di saat sedang pusing memikirkannya, Bapak pengangkut sampah datang di depan gerbang rumah bersama anak lelakinya. Bocah kecil berusia 13 tahunan ini sangat rajin membantu ayahnya ketika liburan sekolah atau waktu sekolahnya sedang masuk siang. Sudah lama saya memperhatikannya, dan terus terang saya sangat kagum padanya, dalam usia muda seperti itu bersedia bekerja keras membantu sang ayah mendorong gerobak dan mengangkut sampah dari rumah ke rumah tanpa rasa canggung sedikitpun.
"Pak, bisa minta tolong membersihkan halaman saya? Musim hujan, tanamannya jadi lebat banget, takutnya jadi sarang nyamuk demam berdarah." Kebetulan minggu lalu area seputar rumah Pete di lakukan penyemprotan karena ada warga yang terkena demam berdarah. Seram juga membayangkan nyamuk berbahaya tersebut bergentayangan di dalam rumah. Si Bapak melongok ke halaman dari balik pintu gerbang, "Nanti agak siangan setelah saya selesai mengangkut sampah ya Mba," jawabnya ramah. Musim hujan tahun lalu saya juga pernah meminta si Bapak melakukan pekerjaan yang sama, dan beliau saya tahu bekerja dengan cepat, rapi dan tidak banyak bicara.
Hanya dalam waktu 2 jam semua belukar lenyap, cabang-cabang pohon terpangkas rapi dan pot-pot kosong tersusun di sudut halaman sementara tanah yang ada didalamnya terkumpul di dalam beberapa pot besar. Lima kantung plastik sampah ukuran yang paling besar bahkan kurang menampung semua potongan tanaman itu. Saya lantas menaburkan sisa benih basil, kemangi dan beberapa biji tanaman sayuran di permukaan tanah gembur di pot. Biji-biji ini masih tersimpan rapi dalam bungkusannya di kulkas. Dulu ketika Heni bekerja di rumah Pete, mantan asisten saya ini sangat rajin menanam aneka rempah dan sayuran. Bahkan kami pernah panen sweet basil hingga berikat-ikat banyaknya yang saya pergunakan untuk membuat pizza, lasagna dan saus pasta. Kini semua tanaman tersebut telah mati, tak bersisa sepotong pun.
Halaman berubah menjadi terang benderang, sinar matahari pun masuk dengan suka cita dan dada saya menjadi terasa lega. Tak bosan-bosannya mata saya menatap halaman yang rapi dan bersih. Ketika beberapa lembar ratusan ribu saya selipkan ke tangan si Bapak, pria paruh baya itu terlihat terkejut. "Banyak sekali Mba, saya hanya kerja sebentar kok," jawabnya bingung sambil memandang uang di tangannya. "Nggak pa-pa Pak, buat bantu uang jajan sekolah anak-anak," jawab saya. Si Bapak mengucapkan terima kasih dan pergi sambil membawa gerobak sampahnya yang penuh sesak, sore harinya saya dibuat terkejut ketika beliau datang membawa sekantung besar rempeyek kacang dan rebon. "Peyek dari istri saya Mba, dia suka buat peyek buat dititipkan di warung-warung. Peyek buatannya sudah terkenal enak, mungkin Mba mau mencicipinya," katanya agak kikuk. Rempeyek adalah camilan yang saya suka dan rejeki tiba-tiba ini tentunya tidak sopan jika ditolak.
Ketika saya hendak mengganti rempeyek tersebut dengan uang, si Bapak menolaknya. "Tidak usah Mba, lain kali saja kalau Mba kepengen lagi nanti saya bawakan. Istri saya setiap hari bikin peyek ini kok, buat nambah uang sekolah anak-anak." Sore harinya ketika sedang sibuk mengedit aneka foto masakan untuk JTT, sekantung besar peyek amblas dengan luar biasa cepat. Rempeyek buatan istri si Bapak pengakut sampah, yang bahkan saya lupa menanyakan namanya, memang gurih, renyah dan sedap! Next time saya pasti akan memesannya, kali ini satu kaleng kerupuk ukuran jumbo. ^_^
Wokeh sekarang kembali ke resep kwetiaw kuah yang kali ini saya bagikan. Sabtu pagi saya membeli sekantung kwetiaw basah di pedagang yang masih bertahan di belakang reruntuhan pasar Blok A lama. Pemprov DKI sedang merenovasi pasar lama tersebut dan sementara ini para pedagang di relokasi ke tempat penampungan di Taman Sambas yang terletak tidak jauh dari situ. Tapi untungnya beberapa pedagang sayuran, ikan, ayam dan daging masih ada yang berjualan di seputar area pasar lama, umumnya mereka membuka lapak di emperan rumah penduduk.
Beberapa ekor ikan ekor kuning masuk ke kantung belanja, si ikan terlihat fresh dan saya berencana hendak mempermaknya menjadi yong tau foo (makanan dari tahu goreng yang diisi dengan adonan ikan dan disantap dengan saus terasi nan pedas), resep menyusul; dua kantung plastik tahu putih; sekantung kwetiaw yang masih hangat; dan aneka sayuran ikut masuk ke dalam daftar. Saya memiliki seekor ayam kampung beku di freezer, dan hari itu saya berencana hendak membuat sup ayam kampung dan kwetiaw kuah dengan ayam. Keduanya hidangan berkuah, karena cuaca hujan memang sedap ditemani dengan makanan seperti ini.
Membuat kwetiaw kuah seperti ini tentu saja sangat mudah. Jika anda tidak memiliki kwetiaw segar basah seperti yang saya gunakan maka gunakan versi keringnya yang banyak dijual di supermarket. Rebus kwetiaw kering sebentar di air panas mendidih, tiriskan dan ceburkan di kuah mendidih. Saya menggunakan protein dari ayam kampung karena rasanya lebih gurih dan sedap, namun tentu saja bisa digantikan dengan ayam negeri biasa. Selain ayam, kwetiaw kuah tentu saja sedap disandingkan dengan bahan lainnya seperti irisan bakso sapi atau ikan, seafood (fillet ikan, cumi-cumi dan udang), irisan tipis daging sapi, atau telur rebus dan telor orak-arik. Rebus ayam kampung terpisah hingga empuk, angkat ayam dan suwir-suwir dagingnya sementara kaldu ayam dimasak bersama bumbu-bumbu sebagai kuahnya.
Sayuran yang saya pergunakan hanyalah pak choy, namun sawi hijau (caisim), rajangan kubis, sawi putih, wortel yang dipotong korek api, atau tauge juga sedap menjadi pendamping. Saya menggunakan cabai rawit di bumbu tumisan agar kuah terasa pedas sehingga tidak perlu repot-repot mengudap cabai rawit kala menikmati kwetiaw kuah ini, tapi silahkan skip cabai jika anda tidak suka pedas.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep Kwetiaw Kuah Ayam Kampung
Cek link resep berikut ini untuk resep kwetiaw lainnya:
Resep Kwetiaw Sapi Lada Hitam
Resep Kwetiaw Kuah Ikan
Resep Homemade Mie Beras dan Ayam Kuah Jahe
Bahan:
- pak choy atau caisim, potong kasar
- bawang merah goreng untuk taburan
Siapkan ayam kampung, gosok permukaan kulit ayam dengan garam kasar hingga bersih dan kesat. Cuci bersih. Belah ayam membujur menjadi dua bagian. Untuk resep diatas kita hanya menggunakan 1/2 bagian ayam saja.
Masukkan ayam ke panci (biarkan ayam utuh), tuangkan 500 air. Rebus hingga ayam empuk dan matang. Jika ayam belum empuk sementara air berkurang, tambahkan air kembali dan masak hingga ayam benar-benar empuk.
Matikan kompor, ambil ayam dari kuah kaldunya. Biarkan ayam mendingin dan cabik-cabik dagingnya menjadi suwiran panjang. Masukkan sisa-sisa tulangnya ke kuah kaldu rebusan ayam. Sisihkan.
Siapkan kwetiaw, saya pakai kwetiaw basah. Cuci hingga bersih. Tiriskan dan sisihkan. Jika anda menggunakan kwetiaw kering maka rebus kwetiaw setengah matang, tiriskan dan siram air dingin agar tidak lengket satu sama lain. Sisihkan.
Siapkan wajan, panaskan minyak. Tumis bumbu halus, bawang bombay, cabai rawit, jahe, dan merica. Aduk dan tumis hingga bumbu harum dan bawang bombay menjadi transparan. Masukkan kuah kaldu rebusan ayam, tambahkan 500 ml air lagi. Masak hingga mendidih. Tambahkan gula dan garam, cicipi rasanya dan sesuaikan rasanya.
Tambahkan kwetiaw, ayam suwir dan pakchoy. Aduk dan masak hingga mendidih.
Kwetiaw tidak membutuhkan waktu lama untuk matang, jadi jangan memasaknya terlalu berlebihan agar tidak mekar dan hancur. Tambahkan kuah jika dirasa kurang (menggunakan kaldu rebusan tulang belulang ayam lebih disarankan). Taburkan rajangan daun bawang dan seledri. Aduk rata. Matikan api kompor.
Sajikan kwetiaw kuah ayam kampung bersama kucuran jeruk nipis (saya tidak punya dan menggantinya dengan lemon), dan bawang merah goreng. Santap selagi panas karena ketika mendingin maka kuah cenderung terserap habis dan kwetiaw menjadi lembek.
Super yummy!
superrr delicious ini sih mba.. aplg cuaca lagi hujan, makan ini bisa lupa sama diet. hehehe. kpan2 mau coba, Thx ya sharingnya mba ^^
BalasHapusthanks ya Mba Raisa sharingnya, yeppp ini super delicious dan setiap hujan saya selalu ngiler membayangkannya sewajan besar, huaaa tobat dah!
Hapussuami saya suka banget sama kwetiaw, sebelumnya belum pernah masak kwetiaw kuah seperti ini apalagi ditambah ayam kampung kayaknya enak banget kuahnya di seruput panas-panas hehe makasih ya mbak endang resepnya :)
BalasHapushaluu mba Yesi, thanks sharingnya ya, yeeep saya kok lebih suka versi rebus dari pada gorengnya ya. Kalau beli diluaran kwetiaw goreng suka berminyak banget.
Hapusmbaaaa yong tau foo kalo di tegal sini ngomongnya yong tahu. tapi isian tengah tahunya pake adonan daging sapi bukan ikan. trus diguyur pake kuah kacang pedesss atau pake kuah kaldu gitu. tahunya juga ga digoreng. jadi penasaran versi yong tahu a la mba endang. ditunggu postingan resepnya ya mba endang :)))
BalasHapusbtw, aku seneng banget sama cerita ttg si bapak tukang sampah sama anaknya yang rajin. ternyata masih ada orang baik yang ga manfaatin kebaikan oranglain ya mba di Jakarta :')
semoga si bapak selalu dikasih sehat sama rejeki yang lancar sama Allah. Amin :')
halo Mba Farah, thanks sharingnya yaa
Hapuswah di tegal ada yaa, heheheh, saya risetnya di chinese food dan singaporean food hahahha. yep serupa tapi tak sama kayanya ya.
Yep, saya suka terharu melihat anak si bapak yang rajin banget membantu ngedorong gerobak dan gak sungkan2 mengambil sampah yang bau. Semoga si Bapak diberikan rejeki yang banyak. Amiin
Mba, aku suka gaya menulis resepnya yang bisa bpadu sama gaya menulis naratif yang bagus. Pokonya kerenlah. Nilai sendiri buat blog ini yah...
BalasHapusthanks mba Wahyu, waak senangnya cerita2 konyol saya disuka, soalnya kadang saya boring hanya menulis resep saja wakkakaak
Hapusmba boleh tuh minta resep peyek nya sama istri si bapak...
BalasHapussalam buat si bapak dan keluargaya ya mba....
halo Mama Farhan, saya tadinya mau minta secara belum pernah bikin peyek heheh, tapi gak tega karena pasti resep peyek itu jadi andalan si ibu untuk mencari rejeki. Ntar saya kuprek2 deh resep peyek yang oke, moga2 mirip ya hahahha.
Hapusthanks sharingnya yaa
Assalamualaikum Mba Endang, aku sampe terharu lho pas baca di bagian bapak tukang kebersihan itu ngasih peyek ke mba Endang..baik banget sih Pak. Dah gitu pinter beliau ngedidik anaknya, bisa menghasilkan anak yang gak malu kerja apapun asal halal. Btw, siang ini juga mau coba resep ini lah, pas bgt di kulkas ada kwetiaw medan (menurut saya lebih enak dr kwetiaw yg biasa ak beli di jawa) sama ayam...ngilerrr
BalasHapusHalo Mba Ira, thanks sharingnya ya Mba. Yep, beliau punya 2 anak laki2 dan keduanya sama2 rajin membantu, salut saya. mana anak2nya cakep2 lagi.
Hapuswah kwetiaw medan pasti sedap nih, moga suka dengan resepnya yaa
Bersyukur bngt ya mba,bapak tukang sampah itu bisa ketemu mba endang,terus mba ceritain dipostingan ini..jd kan banyak yg berdoa untuknya dan untuk mba endang yg sdh berbaik hati secara mba endang bnyak fansnya diblog termasuk saya...
BalasHapusOiya mba,kmrn saya coba resep ayam leilem/daun melinjo saya jd teringat bebek rica di kaleyo bebek saya ganti ayam ,rasanya sama enak loh mba,tp klo saya ayamnya saya ungkep dulu pake resep ayam ungkep bumbu kuning lalu digoreng.enak bngt mba endang,udh lama saya cari2 resep yg bebek rica nya kaleyo .krn saya suka bngt.jd resep andalan deh.udh bnyak resep yg saya coba dr jtt dan semuanya enak tp ada juga yg gagal dan saya akan coba lagi. Thanks ya mba resep2 nya,sukses selalu buat mba endang.
Ayulian
Halo Mba Ayulian, thanks sharingnya ya, senang sekali sharing cerita si Bapak disuka dan jadi banyak yang mendoakan semoga rejeki beliau bertambah. Amin.
Hapuswah kemarin saya cari2 bebek di supermarket gak ada, di pasar gak ada, susah cari daging bebek di jakarta. padahal saya lebih suka bebek, lebih gurih ya.
Hsi mba, musim hujan begini cocok bgt makan yg berkuah gurih dan pedas ya mba... mantap bikin ngiler ni postingannya. Prolog tulisannya keren deh, setuju kalo liat rumah bersih rasanya hati plong dan bahagia ya mba.. soal si bapa dan anaknya psti seneng bgt dpt berkat dr mba Endang yg baik hati.. yakin mba Endang jg sll didoakan oleh fans2 di blog ini trmasuk daku. Mba klo ga salah blm prnh posting resep seblak basah ya? Penasaran, katanya enak ya tp aku blm prnh nyicip tuh. Mau bikin tp kynya bingung ngolah kerupukny itu yg spt apa dan diapain dulu sampe siap diolah jd masakan. Thanks mba.. smg sehat selalu..
BalasHapuswaaak amiiin atas doanya yaaa, membuat saya jadi terharu hiiks. Yep seblak basah sudah ada resepnya di JTT ya, googling saja 'seblak basah JTT; ya mba. Kerupuknya direbus sampai empuk^_^ enaaak banget pas hujan2 begini hehhehe
HapusDear Mbak Endang, saya selalu senang berselancar di blog ini, menemukan resep baru yang menginspirasi, membaca prolog yang menyentuh & ada juga prolog yang sukses membuat ngakak.
BalasHapusKetulusan Mbak Endang berbagi itu loh yang membuat banyak pembaca "fall in love" hehe.
Setuju banget dengan quote 'Happiness is simple'. Moga kebahagiaan sejati selalu ada dalam hidup Mbak,Ibu,semua saudara & keponakan.
Salam kenal dari Surabaya...,from Sinta.
Halo Mba Sinta, salam kenal juga ya. thanks sharingnya ya, senang resep dan cerita JTT disuka. Sukses selalu yaaa
Hapusyang saya suka dan gak pernah di skip adalah cerita di balik menunyaa...seru mba..hahaha... Btw makasi ni resepnya, cocok banget buat papah yg lagi dapet pantangan dari dokter ga bleh makan selain ayam kampung... moga2 papah suka... terus berkarya yaa mbaaa....luv u :)
BalasHapusthanks ya Mba Yuli, senang sekali resep JTT disuka, untuk cerita kadang mumet juga ngarangnya, tapi mau menampilkan resep saja kok ya gimanaaa gitu wakakkak
HapusDear mba endang. . .mba d kota sya (Salatiga) saya jarang nemuin yg jual kwetiau basah. Kalo yg kwetiau kering ada merek yg recomendeed ga? Hihihi
BalasHapusHalo Mb Paramita, pakai kwetiaw kering apapun oke ya, saya tdak ada merk tertentu, asal harganya sesuai kantong saya pakai wakkakak
HapusNgebayangin kwetiaunya "seddaaaapnyaaa"
BalasHapusYang bikin bengong saya,"sekantung besar peyek amblas dengan luar biasa cepat" peace mbak...xixixi
Ade
hahaha iyaaa, saya maniak peyek Mba Ade, tapi belum bisa buat yang super renyah dan gurih wkakakak
Hapusmba Endang, layak banget nulis buku deh mba.. *selain buku resep ^^…
BalasHapustulisan mba Endang nyaman sekali di bacannya dan nagih. sungguh mba.
saya tipe silent reader di banyak blog, tp karena sukannya dgn blog mba, dah dua kali sy nulis komen. #rekor byat saya :p
dan yang utama resepnyaaaa mengoda iman mba... laperrr dan udah nelen ludah duluan waktu baca resepnya doank. ahahaha.
doa saya, semoga mba Endang sehat dan berbahagia selalu ya mba. Aamiin ya Rabb. :)
Halo Mba Sari, salam kenal dan thanks sharngnya yaa, senang resep2 JTT disuka, mohon maaf komennya baru saya balas yaaa. Sukses untuk Mba Sari dan keluarga yaa
Hapusresep2nya sangat membantu sekali mba....membuat saya jadi koki dadakan, hehehe
BalasHapusthanks mba Astrid, sya ikutan senang resep JTT sukses dicoba di rumah ^_^
Hapus