Teman sekantor saya, Bang Berry, minggu lalu pulang ke Flores. Seperti biasa satu hari sebelum cuti beliau akan terlihat ceria, wajahnya tampak berseri-seri dan aneka lagu jadul tahun 70-an mengalir dari bibirnya. Beberapa teman disekeliling mejanya berteriak kesal, "Woi, pelan-pelan kalau nyanyi. Berisik tahu!" Maklum saja, dengan meja berbentuk cubicle yang saling berdempetan satu sama lain dan bersekat pendek maka suara sepelan apapun akan terdengar ke seantero ruangan kantor. "Aku mau pulang ke Flores ntar weekend," kata Bang Berry membuat pengumuman. "Dalam rangka apa?" Tanya Mba Ade berbasa-basi. "Lihat istri dong, kan aku sudah beberapa bulan nggak nengok rumah disana."
Saya yang ikut mendengar pembicaran tersebut langsung ikutan nimbrung, "Bang Ber, pesan beras jagung dong." Beras jagung yang saya maksud adalah jagung tumbuk seukuran menir dan menjadi salah satu makanan pokok masyarakat di NTT. Sudah lama saya dibuat penasaran setiap kali mendengar Bang Berry bercerita betapa lezatnya menyantap nasi jagung, ikan asin dan sambal setiap kali beliau pulang ke desa kelahirannya. "Oh jagung titi ya, gampang itu, murah harganya di Flores," jawab Bang Berry dengan senyum terkembang di bibirnya.
Nasi jagung sebenarnya bukanlah makanan yang asing bagi saya. Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron, saat musim paceklik tiba maka nenek saya, Mbah Wedhok, sering mencampur beras dengan jagung atau potongan gaplek. Bedanya jagung versi Mbah Wedhok tidak ditumbuk menjadi buliran kecil seperti gambar diatas, melainkan berbentuk biji jagung utuh yang direbus atau dikukus dan dicampur dengan beras biasa.
Namun ketika awal-awal tinggal di Paron - seingat saya saat itu masih duduk di kelas dua sekolah dasar - teman sekelas saya bernama Sulastri pernah menawarkan saya makan siang di rumahnya. Nasinya terbuat dari beras bercampur jagung tumbuk dan lauknya adalah ikan kuthuk (gabus) yang dimasak dalam kuah santan yang nyemek-nyemek. Sulastri tinggal di gang Kenongo di belakang rumah nenek saya di Paron. Setiap hari kami akan bersama-sama berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Tepat di depan rumahnya mengalir sebuah sungai yang cukup besar. Saat itu ikan dan udang masih hidup dengan damai di air yang tidak tercemar limbah pabrik dan setiap pagi beberapa warga tampak sedang menjaring ikan atau memasang bubu di sungai.
"Ndang ayo ikut makan disini. Tapi mungkin kamu nggak doyan ya, nasinya hanya nasi jagung dan lauknya cuman ikan kuthuk yang ditangkap Bapak tadi pagi," tawar Sulastri dengan malu-malu. Seperti yang pernah saya ceritakan di artikel sebelumnya di JTT, masa kecil saya diisi dengan banyak bermain dan sepulang sekolah adalah waktu yang tepat untuk kelayapan keluar rumah. Nah rumah Sulastri yang terletak di depan sungai menjadi salah satu destinasi favorit saya. ^_^
Perut saya sebenarnya sudah sangat kenyang, tadi sepulang sekolah telah diisi dengan nasi berlaukkan tempe goreng dan sayur bobor buatan Mbah Wedhok. Ketika awal-awal kami tinggal di Paron bersama Mbah, Ibu saya tidak memiliki kewenangan di dapur untuk memasak makanan kami. Jadi walau rindu masakan Ibu menggebu-gebu di dada, kami harus cukup puas menyantap makanan a la kadarnya yang dimasak Simbah. Namun ketika melihat Sulatri menyiramkan kuah ikan yang kental ke permukaan nasi jagungnya, air liur saya kontan menetes. Aroma mangut ikan kuthuk yang dimasak oleh Ibu teman saya ini benar-benar menggoda selera membuat saya akhirnya menganggukkan kepala ketika Sulatri berserta Ibunya yang sangat ramah mengajukan tawaran berikutnya.
Nasi jagung, mangut ikan dan sayur bayam sepertinya kolaborasi yang tepat. Saat itu saya merasa masakan tersebut luar biasa sedapnya dan terus-terang sepiring nasi dan sepotong ikan terasa kurang. Ibunya tampak senang melihat saya menyantap masakannya dengan lahap, dan dengan berat hati terpaksa saya menolak ketika beliau meminta saya menambah. Keluarga Sulastri bukanlah orang yang berada, tambahan satu bocah lagi yang menyantap makan siang mereka tentu saja mengurangi jatah yang ada. Hingga kini kenangan akan sedapnya mangut ikan buatan Ibu Sulastri tetap terus terkenang di dalam memori saya. ^_^
Kembali ke beras jagung. Hari Senin kemarin Bang Berry kembali dari Flores, beliau langsung menyerahkan sekantung beras jagung ke saya. Ketika plastik pembungkusnya dibuka, saya cukup surprised melihat bulir beras jagung yang kuning, mulus dan bersih. Benar-benar bulir beras jagung idaman. "Di Flores ini namanya jagung titi, karena dititi atau ditumbuk dengan lumpang batu Ndang," kata Bang Berry menjelaskan dengan bangga saat saya memuji-muji beras jagung yang dibawakannya. "Ibu saya membuat beras jagung sendiri. Biji jagung kering ditumbuk kasar dan dibuang kulit arinya, kemudian baru ditumbuk sampai hancur seperti ini. Kalau di Kupang ada jenis jagung lainnya, namanya jagung bose. Tapi bulirannya masih utuh dan kulit arinya tidak dikupas. Jagung bose dimasak dengan santan sampai kental kemudian ditambah ikan teri asin." Saya pun mendengarkan penjelasan tersebut dengan khidmat.
"Nasi jagung enaknya dimakan dengan ikan asin goreng dan sambal terasi," lanjut Bang Berry dan beliau menolak tatkala saya hendak membayar beras jagung yang diberikannya. "Besok aku bawakan nasi jagung sama lauknya. Bang Berry harus mencicipi nasi jagung dan lauk a la orang Jawa," janji saya yang disambut Bang Berry dengan anggukan antusias. Malamnya sepulang dari kantor saya pun langsung menuju ke dapur. Saya memiliki seekor ikan bandeng beku di freezer dan berhubung masakan bernama mangut telah berkali-kali saya eksekusi dan hadirkan di JTT maka kali ini saya mengolah ikan menjadi terik.
Terik dan mangut menurut saya adalah dua masakan yang serupa tapi tak sama. Keduanya menggunakan kuah santan nyemek-nyemek; keduanya tidak menggunakan cabai; namun berbeda dengan terik maka bumbu mangut menggunakan kencur di dalamnya. Terik biasanya juga menggunakan tahu, tempe serta telur rebus, dan saya memiliki banyak persediaan tahu gurih di kulkas, jadi saya menambahkan tahu yang telah digoreng ke dalam masakan. Umumnya terik tidak memiliki cita rasa pedas, namun bagaimana mungkin saya bisa menelam masakan tanpa cabai didalamnya? Jadi saya menambahkan beberapa butir cabai rawit yang dihaluskan dan cabai rawit utuh. Secara umum masakan ini terasa manis dan asin, khas cita rasa masakan Jawa umumnya.
Ikan jenis apapun oke digunakan untuk terik, ayam dan daging sapi pun sedap. Jadi jangan terpaku dengan ikan bandeng yang saya pergunakan. Bumbui ikan dengan garam, ketumbar, kunyit dan bawang putih, kemudian goreng ikan hingga setengah matang dan ceburkan ke dalam masakan. Jika anda menggunakan ayam maka ayam boleh digoreng setengah matang atau langsung dimasukkan ke dalam masakan. Untuk daging sapi sebaiknya langsung dimasak ke dalam kuah terik tanpa perlu menggorengnya terlebih dahulu.
Sekarang ke nasi jagung, karena saya menggunakan beras jagung yang cukup halus bulirnya maka saya langsung mencampurkannya dengan beras biasa dan proses di rice cooker sebagaimana proses memasak nasi umumnya. Cara memasak ini mungkin akan berbeda jika anda menggunakan jagung dengan bulir yang lebih besar karena jagung kering memiliki tekstur yang keras sehingga mungkin tidak akan matang bersamaan dengan beras. Pengetahuan saya sangat minim dalam memasak nasi jagung jadi jika anda hendak membuat nasi jagung sendiri saran saya gunakan bulir jagung dengan ukuran seperti yang saya pergunakan.
Di Jakarta saya belum pernah melihat beras jagung seperti ini dijual di pasaran, tapi sebuah kios makanan burung di Pasar Blok A menyediakannya, tentunya beras jagung yang ini kualitasnya kurang oke karena digunakan untuk pakan unggas. Rekan kantor lainnya yang juga mendapatkan oleh-oleh beras jagung dari Bang Berry langsung memasak jagung tanpa campuran beras sama sekali. Hasilnya adalah nasi jagung kuning keemasan yang sangat menggoda! Berhubung karena jumlahnya terbatas dan masih banyak makanan lainnya yang ingin saya buat dari beras jagung ini, maka penggunaannya pun dihemat.
Di luar negeri seperti Amerika, masyarakat disana juga mengenal bahan makanan terbuat dari jagung olahan seperti ini, namanya cornmeal atau polenta. Cornmeal terbuat dari jagung kering yang ditumbuk halus dan biasanya digunakan untuk membuat aneka makanan seperti tortilla, cake dan roti. Saya bermaksud membuat cornmeal sendiri dengan menggiling beras jagung di blender dry mill dan menggunakannya di dalam adonan cake. Hmm, semoga hasilnya sesuai impian.
Nasi jagung hangat dengan siraman kuah gurih terik ikan bandeng dan tahu ini super sedap menemani makan siang saya di kantor. Ketika Bang Berry menyantap porsi yang saya bawakan untuknya komentarnya adalah, "Waduh Ndang, mantap banget rasanya!" Berulangkali. ^_^
Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep Terik Bandeng Tahu dengan Nasi Jagung
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 3 porsi
Tertarik dengan masakan yang pas disantap bersama nasi jagung? Silahkan klik link di bawah ini:
Mangut Ikan Kakap dan Nostalgia Dapur Mbah Wedhok
Pecak Ikan Gurame
Opor Ayam a la My Mom
Bahan & bumbu ikan:
- 2 siung bawang putih dihaluskan
- 2 sendok teh ketumbar bubuk
- 1 sendok teh garam
- 1/4 sendok teh kunyit bubuk
Bahan lainnya:
- 600 - 700 ml air
- 5 buah cabai rawit merah (skip jika tidak suka pedas)
- 1/4 sendok teh merica bubuk
- 15 butir cabai rawit utuh
Cara membuat:
Siapkan ikan bandeng, siangi ikan. Buang sisik, isi perut dan insangnya. Cuci bersih, dan potong menjadi 5 - 6 bagian tergantung dari besar ikan yang digunakan. Bumbui ikan dengan bumbunya, aduk rata.
Siapkan wajan berisi minyak panas, goreng tahu hingga matang kecoklatan, angkat dan tiriskan. Gunakan minyak bekas menggoreng tahu untuk menggoreng ikan. Goreng ikan bandeng hingga setengah matang. Angkat dan tiriskan.
Kurangi minyak panas di wajan menjadi sekitar 2 sendok makan saja. Tumis bumbu halus hingga harum dan matang.
Tambahkan lengkuas, daun salam dan daun jeruk, aduk dan tumis dengan api kecil hingga daun bumbu layu. Masukkan cabai rawit utuh, aduk rata.
Tuangkan air, masak hingga mendidih. Masukkan santan instan, masak dengan api kecil hingga mendidih. Tambahkan gula, garam, dan air asam jawa. Aduk rata.
Tambahkan ikan dan tahu goreng, aduk rata dan masak hingga kuah mendidih, santan matang dan harum aromanya. Cicipi rasanya, sesuaikan gula dan garam.
Untuk nasi jagung, saya mencampurkan 1 bagian beras dengan 1 bagian beras jagung dan masak sebagaimana memasak nasi lainnya di rice cooker.
Sajikan nasi jagung dengan terik ikan bandeng dan tahu. Super yummy!
Kebayang nikmatnya, mbak Endang. Paling suka sama makanan eksotis begini. Salam, Heni
BalasHapusthanks mba Heni, yep saya juga makanan jaman jadul yang sekarang tidak umum digunakan padhl rasanya sedap ya ^_^
Hapushai mba, mau nanya sedikit melenceng nih dr bahasan, ak lihat di foto mba yg beras jagung itu ada mangkuk merah ramekin, nah beli dimana ya ramekinnya? soalnya saya di tangerang sini susah nyari nya, di mall sini ga ada, aplg toko kue juga ga ada. beli online mahal hehehe thx ya mba ^^
BalasHapusmangkuk merah ramekin saya beli di Ace Hardware mba Raisa, toko kue jarang ada, memang biasanya di toko yang memiliki barang2 import. Harganya 1 buah sekitar 40 rb kalau gak salah ya.
HapusWajan nya baru ya mbak..hehe maaf salah fokus.
BalasHapusTahunya pakai tahu pong bisa ya mbak? biar lebih praktis tidak perlu nggoreng dulu.
Salam, sahla
Ya ampun sama, saya juga mau komen wajan mba endang hahaha
HapusHalo Mba Sahla dan Mba Febri, iyaa wajan baru coatingnya dari keramik. Waktu itu ada pameran Informa di kantor, wajan ini di sale plus bonus panci kecilnya juga.
Hapusyep bs pakai tahu pong ya
Wah mba... Aku jg prnh rasain nasi jagung begini, cm yg aku rasain dr madura... Nambah ilmu lg dr blog mba endang, aku bru tw polenta itu dr jagung... Bisa kah mmbuat polenta sndiri di rmh mba endang?
BalasHapusyep mba ridha, polenta terbuat dari jagung digiling halus, bisa dibuat sendiri. kendalanya butiran jagung kering super keras, tapi kalau sudah dihancurkan seperti beras jagung di gambar lebih mudah di proses di blender.
HapusOohh mbaa endang nikmatnyaaa.. Eehh mau tnya betas jagung itu rasanya gmn mba? Mksdnya kyk beras merah yg tnp rasa atau betas putih gitu..
BalasHapusKebetulan pny tetangga orng bima, nti klo dia pulang kmpung pengen nitip deh,, hahahaha
thanks Mba Lina sharingnya
Hapuskarena saya campur beras biasa perbandingan 1:1 maka rasanya seperti nasi biasa mba, gak beda. Tapi menurut saya kalau gak dicmapur juga rasanya mirip nasi, aroma jagungnya gak tercium, teksturnya buyar dan empuk ya.
hallo mba,, salam kenal,,,kalau lihat nasi jagung jadi inget simbah di semarang,,, biasanya makan nasi jagung pakai urap kangkung n ikan asin petek,...sedapnyaa..#ngecess..
BalasHapushalo mba, salam kenal juga ya. Thanks sharingnya, wah pasti sedap nasi jagung dengan tumis kangkung dan ikan asin huaaaa
HapusAduh itu nasi jagung nya...Wah gak kebayang tuh kalo masuk mulut...Lidah langsung bergoyang riang....di tambah kelezatan bandeng yang luar biasa.... dijamin Maknyuzzzzz
BalasHapusthanks mba Ipa, yeeep sedap banget wakakak. Nasi jagung disantap pakai apa saja enaaakkk heehhe
HapusKalo polentanya sukses di share ya mbaa.. Aku suka bgt corndog, suka bikin tp polentanya mahaal dan susah nyarinya, cuma nemu di ke***iks gaada merknya gitu, 250gr 35ribu huhuhu thanks before mbaa
BalasHapusyep,pasti akan saya share ya. Memang kendala membuat polenta dari butiran jagung karena jagungnya keras banget kalau mau diproses di blender, bs patah blade-nya wakaka tapi kalau jagungnya hancur seperti ini menurut saya akan lebih mudah
HapusMba Endang.. di jakarta atau adakah rekomendasi toko onlen yang jual beras jagung kualitas baik?
BalasHapusSaya naksir wajannya juga ^_^
Makasih
hai mba Aulia, saya belum pernah ketemu beras jagung seperti yang saya pakai diatas, udah keliling2 juga. Kalau ada rata2 dijual di toko pakan burung hehehhe, bukan buat konsumsi manusia.
Hapuswajan keramik Mba ^_^
Mba Ndang... kenapa kalau aku baca dialog mu sama Bang Berry jadi bahasa batak ya? hehe.. Pasti bang berry itu lucu dan friendly ya Mbak :)
BalasHapusBang Berry, asli Flores heheheh. Orangnya super ramah,baik dan friendly, dan kalau ngobrol selalu pakai bahasa Indonesia yang baik ^_^
HapusWah nasi jagung mmg paling lezat kl lauknya ada santan2 gitu..
BalasHapuswaktu kecil di Gorontalo aku makan nasi jagung sm pisang mentah yg dimasak santan mbk endang.. maknyus rasanya
Btw itu wajannya mbk endang dari keramik ya :)
Warm Regards
-NOVA-
hi Mba Nova, yep memang cocok pakai kuah santan karena teksturnya yang buyar dan kurang lengket, jadi kalau dikasih santan jadi berlemak wakkakakak.
Hapuswah nasi jagung pisang mentah kayanya mantap mba Nova! thanks sharingnya yaaa
kalau di Boyolali, nasi jagung cenderung halus, Mbak, proses pembuatannya juga lama. Dari jagung pipil, ditumbuk kasar (seperti meniran), lalu digiling menjadi tepung kasar. Memasaknya dengan cara dikukus, sambil disiram air panas. Pengukusannya pun sampai tiga kali. Pngukusan pertama matang, angkat, didinginkan di tampah sambil dipisah pisah bulir bulir nasi jagungnya agar ambyar ( duh, bahasa indonesianya apa ya?), lalu dikukus lagi, demikian prosesnya diulangi dua kali lagi, hingga didapat nasi jagung. Dijamin kelaparan, Mbak, nunggunya hehe...(jaman kecil dulu, semua orang di kampung Bapak saya masaknya nasi jagung ini)
BalasHapusBiasanya disajikan dengan sayur daun ketela rambat bening, ikan sungai yang digoreng, dan sambel korek.
Di Semarang, nasi jagung yang seperti ini masih dijual di pasar tradisional, namun biasanya disajikan dengan urap, peyek teri,dan bothok melanding. Jadi kangen...
Tapi di Jawa Barat, namanya nasi jagung berarti nasi yang dicampur butiran jagung.Pertama kali pesan di tempat makan di sini kaget juga, kok nasi sama jagung?.
Eh, ternyata di Flores juga ada nasi jagung bentuk lain, mirip tapi lebih kasar bulirnya.
hai mba Inge, thanks sharingnya ya. Di paron dulu banyak yang jual nasi jagung, sepertinya mirip dengan yang di boyolali, jagungnya ditumbuk halus, dibungkus dengan daun kelapa dan dikukus. Wah saya suka banget itu, dimakan sama kelapa parut, sayangnya sekarang keknya dah gak ada.
Hapusdi Flores menjadi makanan pokok sehari2 mba, pengganti beras. Sayang di jakarta susah nyarinya ya, padahal menurut saya pasti banyak yang suka.
Mbak, klo di tmpat saya nasi jagung itu dibuat dri jagung yg dibuat tepung halus, jdi bkn butiran palagi utuh. Nasinya bertekstur halus dan kemrutuk klo dimakan.maksudnya buyar klo msuk mulut, mawur. Hehe... Tpi sayangnya sy g tau cara menanaknya... Ajeng-solo
BalasHapushalo Mba Ajeng, wah makasih sekali sharingnya ya, sepertinya masing2 daerah memiliki cara sendiri memasak nasi jagung ya, sayang di jkt susah mencari beras jgungnye. ^_^
HapusBeras jagung ada di Serambi Botani mbak. Sekilo gak sampai 50rb harganya seinget saya. Nanti saya kl kesana saya update lagi. Dan tekstur berasnya hancur seperti di gambar mbak ini. Beras merahnya juga ada yang tekstur halus begini jadi kalau mau dimasak tidak perlu direndam dulu :)
BalasHapusAduh lupa kasih tahu, serambi botani ada di lantai paling bawah di Kota Kasablanka. Dekat lift yang deket Tous Les Jours.
BalasHapusthanks mba sharingnya ya, mungkin berguna buat lainnya yang mau coba. Organik kali ya, karena 1 kilo 50 rb mayan mahal juga ya.
Hapushahaha..baru kemarin kesana. Salah uy. Berasnya beras jagung analog, gak halus. Adanya tepung jagung sekalian; yang teksturnya halus hanya yang beras merah ternyata. 500gr ternyata Rp. 27,000. Iya mbak, organik yang bebas kimia de el el. Toko punyanya IPB (Institut Pertanian Bogor).
HapusBlog mba Endang adalah most favorit saya dibandingkan blog-blog masakan yang lain. Ditunggu terus mba karyanya.
BalasHapusThnaks mba Herlina, senang JTT disuka. Sukses selalu yaaa
HapusHai mbak, aku lagi nyari resep nemunya blog ini..
BalasHapusblognya bagus..
Comment diatas ngomongin wajannya MBA endang... Aku ga nyadar klo itu wajan.. Aku pikir mangkok keramik#alamakcakepbgt
BalasHapusSaking kecenya sampe ga tau klo itu wajan😀 brp hrgnya ya mbaa?
Beneran Mba, saya jg begitu, saya pikir itu jg mangkok keramik, Mba Endang kan pake udah beberapa kali belakangan ini, ternyata tadi liat gambar diatas, ternyata wajan toh... Wkwkwk..
HapusHai mba endang saya juga ikutan komen wajan keramiknya..hehe bagus mba,mudah lengket ato seperti teflon ya klo dipakai untuk menumis ? Kmrn cari di ace hardware ga nemu malah ketemunya teflon keramik hitam..
BalasHapusAyu
Hai Mba Ayu, saya belinya waktu Informa ada pameran dan sale di lantai dasar kantor. Coatingnya keramik dan mantap memang, anti lengket, ukuran jumbo, waktu itu dapat bonus panci kecil yang serasi juga.
HapusSekarang ada beras jagung instan mbak En...😄 , di jual di pasar tradisional , tekstur nya lebih halus (empok) namanya 😄, ke byk an di jawa timur an, kediri pare, tinggal rendam air panas trs di kukus lagi ...lalu di campur nasi pth, atau masak pk rice cooker. ...tq resepnya mbak 👍😋
BalasHapusHai Mba Evan, thanks infonya ya. Belum pernah lihat di supermarket, mungkin di pasar justru ada ya. Kalau di kampung kayanya beras jagung malah umum dan mudah didapatkan ya hehehe
HapusMbak Endang iiiihhhhh itu wajannya mauuu ^_^
BalasHapushahaha iya, mantap banget mba riika walau berat tapi nangkring mantap di kompor
Hapussaya seperti terhanyut dalam hangatnya dapur dan sejuknya air yang mengucur dari wastafel saat baca prolog resep ini.. meski saya sendiri sepertinya hanya akan eksekusi ikannya saja karena tak tau dimana mencari jagung dan tak kenal pula dengan Bang Berry hehehe, tapi sungguh 'aroma' persahabatan pastinya menambah harum nasi jagungnya ya Mba. Ditunggu resep selanjutnya ^_'
BalasHapusThanks Mba Wulan sharingnya ya, senang ceritanya disuka. Disantap dengan nasi beras merah juga maknyus kok hehehheh.
HapusHai mba ... Salam kenal ..sebenarnya udah sering berkunjung ke blog mba Endang, blognya oke banget, resep2nya menggoda selera :-).. Udah ada beberapa resep mba Endang yg saya coba dan hasilnya enak2 smua ^_^ boleh ijin share resepnya ya mba, makasih mba ... :-)
BalasHapusHai Mba Astina, salam kenal dan thanks ya sharingnya. Senang sekali resep JTT disuka, sukses yaa
HapusWah mba endang suka nasi jagung yg halus tohh,.
BalasHapusWah kebeneran mbaa, walau saya domisili sidoarjo tapi saya kerja di daerah tuban jatim, nah di tuban itu nasi jagungnya juga halus dan cocok sekali jika di sandingkan dengan lauk ulas-ulas belut ataupun sambel belut terong.. Kalau mau mungkin saya jisa mengirimkan nasi jagungnya secara saya sangat mengidolakan web mba endang ini
Wow! Terima kasih Mba Ary tawarannya, sangat saya hargai sekali kebaikannya. Tetapi tidak perlu repot2 Mba, beras jagung dari teman saya masih banyak belum sempat saya apa2kan. rencananya mau bikin cake kok cuman mimpi saja ini kayanya. Nah itu ulas2 belut kek gimana ya?? Saya suka bingung mengolah belut, selalu berbau amis, suka gak tahan menyantapnya hehhee
HapusLangsung membayangkan sego tiwul dan lodeh terong pedes. Sego jagung dan tiwul adl sohib karib yg bikin ngilerrrrr. Besuk pagi berburu di pasar ahhh...
BalasHapusDian - Solo
Wah betul banget Mba Dian, nasi jagung tiwul cocoknya disantap dengan lauk/sayur berkuah santan pedas ya. bisa berpiring2 amblas hehhehe
HapusWah, enak banget kayaknya resep nya. Mau coba aku recook ahh.. Terima kasih resep masakan nya ya..
BalasHapusThanks Mba Adisti, senang resepnya disuka, moga sesuai selera ketika dicoba yaaa
Hapusmbak itu finishing rasa apa mirip-mirip kuah kare ayam ya? sekilas kok dilihatnya gitu.
BalasHapusoya di menu komentar ini bisa review image ga ya, mau upload hasil dari menu resep yang sudah kami coba dirumah, sehingga para pembaca juga antusias untuk membuatnya. mksh
Halo, yep tampilannya serupa tetapi rasanya beda dengan kari ya. Terik tidak terlalu berempah seperti kari, rasanya mungkin mirip2 dengan mangut ya hehehe. Kolom komentar nggak bs upload image, jdi mungkin hasil masakannya bs dishare di facebook JTT saja ya.
HapusMba Endang sehat2? Sudah lama tidak ada kabarnya..
BalasHapusHalo mba Joyce, saya sehat dan baik saja mba, thanks yaaa. Hanya kurang mood saja kemarin2 hehheheh. Sehat dan sukses selalu yaaa
HapusPuji Tuhan.. Mba Endang gpp.. Semangat terus ya Mba.. Jangan patah krn org2 disekitar kita yg tidak bertanggung jawab.. Sukses selalu..
HapusDear Mba Endang...mba kemana aja gak update dah hampir sebulan. Atau aku yg KUDET ya? Mba endang gak ganti Blog kan? Kangen resep2 barunya mba endang ^_^
BalasHapushai mba Dea, thanks supportnya yaa, sudah update lagi dr minggu lalu yaa hehhehe
HapusMba endang, where are youu??? Udah 1bln lbh loo
BalasHapushehehe, udah lebih 2 bulan yaa, thanks, minggu lalu saya udah mulai nulis lagi, Thanks ya mba Naomi! ^_^
HapusIya nih, mbk endang kmna sih.....hikz
BalasHapushadir, ada, hehehe. Sudah mengudara kembali kok ^_^, thanks yaaa
HapusMba endanggg..ibu2 menunggumuuuu nihh..udh lama ga posting resep😕
BalasHapuswakaakkak, iya, iya, sudah hadir kembali kok ^_^
HapusKayaknya ga cuma aku ya yang tiap hari cek blog tante endang����
BalasHapusmaaf ya Non Yesha, tiap mengecek dikecewakan mulu hehhehe, minggu lalu saya mulai update lagi kok
HapusMba Endang sudah lama gak 'meng udara', apa kah sedang tidak sehat??
BalasHapusHanya doa saja buat mba Endang, jika sakit semoga mendapat kesembuhan, jika sedang tidak sakit, alhamdulilah.
Jika sedang istirahat, semoga nyaman dan cepat segar kembali, :D
Apapun hal nya, segala doa yg terbaik ya buat mba Endang, Amin.
Amiin doanya Mba Novalind, alhamdulilah saya sehat dan baik2 saja ya, minggu lalu saya mulai ngeblog lagi. Thanks supportnya ya Mba. sukses selalu yaa
HapusMbak Endang... kangen sama resep2nya.... sehat-sehat saja to, mbak?
BalasHapusalhamdulilah sehat Mba Devy, thanks ya. minggu lalu saya mulai ngeposting lagi ^_^
HapusTante endang sehat kan?ayolahh aku hampir tiap hari ngecek lhoo😢😢
BalasHapussehat non Yesha, makasihh yaaa hehehe
Hapusmbak endang, kok lama gak nongol ? baik-baik kan mbak ?
BalasHapussehat dan baik2 saja mba Riska, thanks yaa. Minggu lalu saya mulai post lagi ^_^
HapusMbak endang aku kangeen.... sehat2 kan mbak?
BalasHapusalhamdulilah sehat Mba Pratita, minggu lalu saya mulai post lagi kok, thanks yaaa
HapusMba Endang....apa kabar? Lama sekali ngga posting resep. Semoga sehat selalu ya mba...
BalasHapus~sri han~
haloow mba Sri Han, saya baik2 saja ya Mba, memang rada2 bad mood bulan2 lalu, tapi minggu lalu saya mulai posting lagi ya hehheh. Thanks yaa
HapusIya nih..mba Endang kmn ya...semua nya pada nyari, mba...
BalasHapusPadahal mba Endang paling rajin balas comment, dikirim email pun ga dibalas....kemana si mba.
Halo Mama Farhan, saya sudah mengudara kembali minggu lalu hehehh, sempat bad mood, ini lagi berusaha membalas komen2 yang masuk. Thanks ya supportnya! ^_^
Hapusmbakee...kangen neeeh...mbake sakitkah? cepat sembuuh ya....
BalasHapussehat dan baik2 saja heheh, thanks yaa
HapusMba Endang...byk yg nyari tuu...saya juga kangen...
BalasHapuskirm email pun ga dibalas...
biasanya mba Endang paling rajin balas...
smoga mbak sehat-sehat aja....
wakakkak, ini saya lagi balas komentar2 yang masuk di blog, waduuh tobat banyaknya. Email belum saya sentuh hiiks.
HapusKemana mba gak peenah update
BalasHapusthanks mas handoyo, saya sdh update lagi minggu lalu yaa ^_^
Hapusmba endang apa kbr? semoga sehat ya mb. ditunggu resep2nya ya -bunda lintang-
BalasHapusthanks mba Witri, saya sehat2 saja yaa, thanks ya
HapusMba endang.. Kmu liburannya lama bgt sih😭 bnyk yg kangen inii.. Klo ga Ada resep minimal kasi kabar dong #sok akrab bgt
BalasHapusKangen Sm cerita2 dirimu.. Klo ga ada resep baru gpp mba, cerita apa aja yg penting nongol mba endangnya..
Klo tau rmhnya tak samperin mba biar ga penasaran😁
Smoga mba endang dlm keadaan sehat ya.. Amiinn
iya nih,,mudah2n mbak endang sehat2 saja..dari cerita2 mbak endang, sprtinya beliau tinggal di jln. pete kebayoran baru, dkat pasar blok a..tp alamat lengkapnya kurang tau jg,mgkn bs tanya RT/RW stempat,, :)
Hapusthanks Mba Lina dan Mba Adianti atas support dan perhatianny, saya baik dan sehat yaaa. Sukses dan sehat selalu untuk mba-mba dan keluarga yaa ^_^
HapusHallo mba endang? Mba kemana aja? Kita tunggu resep2 dan cerita2 terbaru nya yaa...
BalasHapusNida
Hai Mba Nida, thanks yaa, iyaaa belum rajin update lagi, sedang diusahakan yaa hehheheh
HapusMba endaaang. Semoga sekarang lagi nyiapin project yg spektakuler yaa jadi ga sempet posting disini.
BalasHapusDitunggu resep barunyaa
Halo Mba Icha, hahhahah, nggak ada yang spektakuler mba, biasa saja melalui hari2 hehhehe. Lagi bad mood saja, moga segera insyaf kembali hahhahhah. Thanks yaa
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHalo Mba Feni, salam kenal ya, dan thanks yaa sudah menyempatkan diri membuka JTT. So sorry belum ada postingan baru hiiks... sedang diusahakan untuk rajin kembali hehehhe
HapusMba endang....kmn ajaa? Lamaa gak posting...kangeen sm cerita2nya mba endang...semoga mba endang selalu sehat yaa.... ^__^
BalasHapusThanks Mba Castella, yep saya sehat dan baik2 saja. Moga2 bs rajin update kembali hehehhe
HapusMb endang apa kbrnya...mdh2n sehat yaa..kok dah lm ga ada kbrny...kangen sm cerita2 mb...sm resep2 mb...
BalasHapusMdh2an mb endang baik2 aja ya...
Kl tau alamat mb psti aq dah ksana..
Dari mama rara
Halo Mama Rara, kabar saya baik Mba, sehat kok heheheh. Iya, kemarin2 saya rada bad mood, moga2 bs segera update blog lagi. Thanks ya Mba, sukses dan sehat selalu yaaa
Hapusmbak endang... mbak sehat kan? Tiap hari ku mampir buat ngecek siapa tau ada resep baru atau kalo nggak minimal mbak endang balas komen kalo mbak baik2 aja n lg liburan.. udh ditunggu banyak penggemar lho mbak.. T-T
BalasHapusHai Mba Dian, alhamdulilah kabar saya baik ya Mba, sehat2 saja hehhehe. Waduh minta maaf postingan JTT nya ada yang baru dan mengecewakan yang buka blog hiiks. Sedang diusahakan untuk rajin kembali Mba hehehhe. Thanks yaaa
Hapusmbaak...cepatlah kembaliii...
BalasHapusthanks! diusahakan untuk kembali heheheh
HapusMudah - mudahan mba endang sehat selalu, kangen berat nich, udah lama ga update :(
BalasHapusSehat dan baik2 saja Mba Tri hehhehe. Thanks yaaa
HapusIa bener, kalo tau rumahnya aku samperin dech! Rumah Pete x? Ato yg punya contact personnya hubungin donk.... Kita2 H2C inih!
BalasHapusHahahha, wah ntar nyasar Mba Safiena. Thanks yaaa, saya baik dan sehat2 saja, hanya kemarin2 memang kurang mood menulis.
Hapushoreeee....mba kesayangan kita bersama sdh hadir kembaliii... nadya jkt
BalasHapusHahaha, baru satu resep Mba Nadya, lagi bingung mau posting apalagi selanjutnya. But thanks ya untuk semua supportnya ^_^
Hapusmba endang mau tanya bisa pake bandeng asap ga ya?
BalasHapusbisa, justru rasanya malah tambah sedap ya ^_^
HapusAduh mbak, malam-malam gini bikin laper ini perut setelah baca postingan artikel ini... hehehe
BalasHapusHaaa, memang lauk seperti ini memmbuat ngiler yaa hehhehe
HapusIhhh.. postingannya bikin ngiler, apalagi nasi jagungnya itu loh.. bikin laper mba... hehe
BalasHapusyep, kayanya si terik ini benar2 passs banget sama nasi jagung hehee
HapusEnak banget kayanya nyobain terik badeng ini, wajib dicoba ini resep,makasih ya mba dah sharing...
BalasHapusHuaaa, ini enak banget Mba Intan, ngabisin nasi sebakul hehhehe
HapusMba kalau ga punya ebi ganti apa? Terasi? Hehehe takerannya??
BalasHapus