Resep Sup Krim Sayuran Instan

Whoa! Dua bulan telah berlalu tanpa satu update pun di JTT. Okeh mungkin bukan dua bulan, tetapi lebih dari dua bulan! Yep, 3 bulan! Wow, waktu berlari begitu cepat, dan hampir memasuki pertengahan tahun 2016. Terkadang kecepatannya berlari sprint membuat saya ketakutan sendiri. So little time so much to do, atau so much dreams dalam kasus saya. Ingin ini dan ingin itu dalam waktu yang instan merupakan hal yang mustahal, apalagi tanpa kantung Doraemon di sekitar saya. Padahal semua kesuksesan dan keberhasilan dimulai dari tahapan, step by step dan sesuatu yang instan biasanya berujung hasil yang kurang oke. Ah saya mulai meracau tak tentu arah.

Okeh kemana saja saya selama ini hingga melupakan JTT? Well sebenarnya tidak melupakan secara total, tetapi menyisihkannya sebentar. Namun satu sifat jelek saya adalah ketika kehilangan mood maka saya benar-benar tidak akan menyentuhnya, tidak meliriknya dan membiarkannya terbengkalai, sama seperti nasib halaman rumah Pete yang minggu lalu penuh ditumbuhi semak belukar setinggi lutut. Kebalikannya ketika mood datang mengetuk hati maka ekstra tenaga a la Hercules seakan membajiri diri. Seperti lima tahun lalu kala saya memulai membangun JTT. Begitu keranjingannya saya ber-blogging ria, hingga dalam satu hari saya bisa mem-posting artikel sebanyak tiga buah. Kini saya bertanya-tanya sendiri, apakah motivasi seperti itu akan datang lagi menghinggapi diri. ^_^

"Sibuk banget di kantor," selalu jadi alasan yang paling bagus ketika ada yang bertanya mengapa saya tak kunjung menghadirkan resep baru atau artikel apapun di JTT. Urusan kantor selalu menjadi alasan termudah, tercepat, masuk akal dan kebetulan memang akhir-akhir ini ada beberapa project di kantor yang 'kudu' mendapat perhatian ekstra. Tapi sesibuk-sibuknya di kantor, menyelipkan satu atau dua resep dalam seminggu sebenarnya bukanlah pekerjaan sulit, jika saya memang berniat hendak menulis. Namun niat itulah yang susah sekali dikumpulkan. Bagi saya yang melakukan sesuatu dari hati maka suasana hati merupakan hal yang paling penting. Ketika hati ini happy maka jemari saya bagaikan terbang diatas tombol keyboard laptop, merangkai kata demi kata dengan mudah. 

Nah bulan-bulan kemarin hati saya memang tidak terlalu happy. Dimulai dari banyaknya saya menemukan artikel JTT di copy paste begitu saja dan disebarkan di Instagram, Facebook atau media sosial lain tanpa menyebutkan sumbernya. Foto yang yang di-crop dengan tidak bertanggungjawab, menghilangkan watermark @justtryandtaste dan ditempelkan pada resep yang entah sinkron atau tidak dengan gambarnya. Lebih mengesalkan lagi ketika saya complain ke pemilik IG yang meng-copy mentah-mentah resep JTT, tanggapannya nihil. Tidak ada permintaan maaf dan juga tidak ada itikad baik untuk mencantumkan sumber. Sungguh mengesalkan.

Saya tahu masalah diatas umum dialami oleh hampir semua pemilik blog, selalu saja ada manusia-manusia tanpa hati yang mencari keutungan sendiri tanpa memperdulikan perasaan si pemilik blog atau website. Selalu saja ada sosok-sosok tak beretika yang bahkan hanya memberikan kredit secara gratis dengan mencantumkan sumber dianggap pekerjaan yang terlalu memberatkan. Masa bodoh, tak peduli, tak mau tahu, dan tak punya hati. Betapa susahnya menghargai hasil karya orang lain. 

JTT tidak dibuat secara gratis, saya mencurahkan cukup banyak waktu, tenaga dan biaya untuk membangunnya tahap demi tahap dan semua informasinya bisa diakses free. Harapan utama saya adalah informasi didalamnya bisa membantu banyak orang untuk mendapatkan ilmu, membangun rasa percaya diri untuk memulai memasak sendiri, syukur-syukur bisa menggunakan resep didalamnya untuk membuka usaha dan menambah income keluarga. Dan imbalan yang saya harapkan bukanlah berwujud materi atau ucapan terima kasih, tetapi cukup hargai saya dengan mencantumkan sumber jika foto atau resep di JTT di-copy dan disebarkan di berbagai media sosial. Tindakan sesederhana itu sudah cukup membuat saya tersenyum, berterima kasih dan memompa semangat untuk terus menulis dan berbagi resep.  

Tentu saja tidak semua pembaca JTT seperti cerita saya diatas, oknum-oknum diatas hanyalah segelintir dari sekian banyak pembaca yang mengakses blog ini. Namun seperti pepatah kondang berkata, 'akibat nila setitik rusak susu sebelanga', seperti itulah yang saya rasakan. Untuk anda, pembaca setia JTT yang selalu berbaik hati mencantumkan sumber ketika berbagi resep saya, maka saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan tenaga anda bersedia melakukannya. Untuk seluruh pembaca yang datang ke blog ini dan menemukan update yang tak kunjung tiba, mohon maaf sebesar-besarnya atas kemalasan saya menulis resep baru. ^_^

Okeh kembali ke resep yang saya bagikan kali ini. Sup krim sayuran ini mungkin sudah puluhan kali saya buat di rumah, tapi baru kali ini saya tampilkan disini. Thanks untuk Ella, teman kantor saya, yang mendorong supaya resep ini dihadirkan. Jika anda penggemar sup, seperti saya! Mungkin resep kali ini bisa menjadi koleksi karena mudah, sedap dan cepat dibuat. Sup ini lezat, cukup mengenyangkan jika disantap begitu saja, atau ditemani dengan sepotong roti bakar. Sup ini mantap juga sebagai pengisi mug untuk zuppa soup atau chicken pot pie, resepnya pernah saya hadirkan di JTT, anda bisa klik pada link disini. Untuk zuppa soup anda bisa menggunakan kulit pie seperti resep yang saya bagikan sebelumnya, atau gunakan lembaran puff pastry instan (merk Edo yang biasanya saya gunakan), atau adonan roti yang dibentuk lembaran tebal dan diletakkan di permukaan cup. Panggang sebentar di oven pada suhu 175'C hingga permukaan kulit pie, puff pastry atau adonan roti menjadi coklat keemasan. 

Tips utama untuk membuat sup krim sayuran ini adalah menggunakan sup krim instan yang banyak dijual di supermarket. Saya biasanya menggunakan merk Royco atau Knorr, karena mudah ditemukan dan harganya terjangkau, sekitar sembilan ribu rupiah per paketnya. Ada beberapa macam varian rasa, namun rasa ayam menurut saya yang paling nendang. Kendala utama menggunakan bubuk sup krim adalah senangnya produk ini  membentuk gumpalan ketika dilarutkan dengan air, gumpalan ini tidak akan larut ketika sup dimasak dalam kuah mendidih. Nah tips saya untuk menghasilkan larutan smooth bebas gumpalan adalah dengan memblendernya dengan sedikit air baru kemudian larutan ini dimasukkan ke dalam kuah. 

Sebagaimana sup lainnya, maka bahan yang digunakan hampir tak terbatas. Anda bisa menggunakan buncis, wortel, kacang polong, jamur kancing, jagung manis, brokoli, daun bawang, kembang kol, kapri manis, zukini, atau paprika. Untuk proteinnya saya biasanya menggunakan potongan dada ayam, cincangan daging sapi, sosis atau bakso juga mantap, namun tanpa protein hewani pun sup ini sudah terasa sedap. Berhubung saya penggemar sup kelas berat, maka biasanya saya membuatnya dalam porsi besar dan menyimpannya di chiller kulkas. Sup ini tahan hingga 3 hari lamanya di dalam wadah tertutup rapat di kulkas, dan ketika akan disantap ambil sup secukupnya dan panaskan di microwave atau kompor sebentar.  Tips jika anda hendak melakukan cara ini maka gunakan sayuran dengan tekstur keras seperti wortel, buncis, kacang polong dan jagung manis, agar warna dan bentuknya tidak berubah ketika sup dipanaskan ulang.

Pagi ini saya menemukan cara sedap lainnya menikmati sup ini untuk sarapan yang sehat, yaitu mencampurkannya dengan semangkok oatmeal. Panaskan 5 sendok makan oatmeal di microwave bersama air panas hingga menjadi bubur di dalam mangkuk, kemudian masukkan sekitar 5 - 6 sendok sup (isi dan kuahnya), aduk rata. Bubur oatmeal sayuran ini sedap disantap bersama sedikit sambal terasi dan kucuran kecap manis. Yummy! Dan oh, lupakan pedagang bubur ayam di sekitar kantor. ^_^

Berikut resepnya ya.  

Sup Krim Sayuran Instan

Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 5 porsi

Tertarik dengan resep sup lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Sup Telur Puyuh dengan Sosis, Makaroni dan Sayuran
Sup Ayam Kampung
Sup Ikan a la Singapore   

Bahan & bumbu:

- 1 liter air

- 4 siung bawang putih, cincang halus

- 200 gram dada ayam atau fillet ayam, potong dadu 

- 300 gram buncis, potong sepanjang 2 cm

- 300 gram wortel, dipotong dadu

- 2 buah jagung manis, dipipil

- 1 bungkus sup krim instan rasa ayam (saya pakai merk Royco) + 200 ml air

- 1 sendok teh merica bubuk

- 1 1/4 sendok teh garam

- 1/2 sendok makan gula pasir

- 2 batang daun bawang rajang kasar

- 1 batang daun seledri, cincang halus

Cara membuat:

Siapkan blender masukkan sup krim instan bubuk dan 200 ml air, proses 3 - 4 detik hingga smooth. Sisihkan. Anda juga bisa melarutkan bubuk sup di mangkuk atau gelas bersama dengan air hingga smooth dan bebas gumpalan, tapi memprosesnya dengan blender merupakan cara yang super cepat dan hasilnya pun memuaskan. 

Siapkan panci masukkan air, bawang putih dan dada ayam. Rebus hingga air mendidih. Tambahkan buncis dan wortel, masak hingga sayuran empuk. Tambahkan jagung manis, sup krim yang sudah dilarutkan dengan air, merica, garam dan gula pasir. Masak hingga mendidih. 

Note: jagung manis tidak memerlukan waktu lama untuk matang, sekitar 5 menit dalam rebusan air mendidih telah membuatnya matang. 

Tambahkan daun bawang dan daun seledri, aduk rata. Cicipi rasanya, sesuaikan garam dan gula, sup terasa gurih dan sedikit manis. Matikan kompor dan sajikan hangat dengan potongan roti bakar. Super yummy.

Note: sup akan sedikit encer ketika masih panas namun akan mulai mengental ketika agak dingin, jika menginginkan sup yang lebih kental kurangi takaran air yang digunakan.