Teman saya, Novi, tadi pagi baru saja mengirimkan pesan di WA, "Hasil belanja di Cisauk nih, cukup 19.500 rupiah saja," dan gambar yang dikirimkan membuat saya mengerang jealous. Tampak seikat tebal kacang panjang, beberapa butir tomat merah yang terlihat segar, beberapa buah labu siam, ketimun, wortel, dan seikat sawi yang fresh. Segambreng belanjaan tersebut hanya mengeluarkan uang tidak sampai dua puluh ribu rupiah. Bandingkan dengan hasil belanjaan saya tadi pagi, merogoh kocek hampir tujuh puluh ribu rupiah saya hanya mendapatkan satu kilogram sawi hijau, seikat seledri dan daun bawang, dua buah pepaya California yang berukuran kecil, satu kilogram kentang, serta satu kilogram jeruk peras. Memang tidak persis sama barang yang dibeli, namun perbedaan rupiah yang harus dikeluarkan amatlah jauh.
Seandainya dengan uang dua puluh ribu rupiah saya bisa mendapatkan begitu banyak sayur mayur segar maka betapa happy-nya dompet saya. Dan seandainya Cisauk terletak cukup dekat dengan Jakarta maka ingin rasanya saya pindah kesana. Sayangnya Cisauk terletak di Tangerang, dan untuk menuju kesana harus menempuh perjalanan panjang menggunakan KRL yang berjubelan. Jadi untuk saat ini saya sepertinya kudu puas dengan harga bahan makanan di pasar Blok A. Setidaknya untuk sayur dan buah jauh lebih murah dibandingkan membelinya di supermarket. ^_^
Seandainya dengan uang dua puluh ribu rupiah saya bisa mendapatkan begitu banyak sayur mayur segar maka betapa happy-nya dompet saya. Dan seandainya Cisauk terletak cukup dekat dengan Jakarta maka ingin rasanya saya pindah kesana. Sayangnya Cisauk terletak di Tangerang, dan untuk menuju kesana harus menempuh perjalanan panjang menggunakan KRL yang berjubelan. Jadi untuk saat ini saya sepertinya kudu puas dengan harga bahan makanan di pasar Blok A. Setidaknya untuk sayur dan buah jauh lebih murah dibandingkan membelinya di supermarket. ^_^