Dulu, membaca kata mengatur keuangan atau memantau pengeluaran setiap bulan selalu membuat saya kehilangan mood. Mendengar teman saya, Meta, yang rutin mencatat setiap pengeluaran bulanan atau menyimpan semua bukti transaksi dalam sebuah map membuat saya terbengong-bengong. Melihat seorang rekan kantor membandingkan dengan serius harga detergent dari satu supermarket dengan supermarket lainnya membuat saya menggaruk kepala yang tiba-tiba terasa gatal. Semua kegiatan yang berhubungan dengan mengatur keuangan seperti diatas secara teori saya pahami luar dalam, namun pelaksanaannya dalam kehidupan pribadi benar-benar nol besar!
Bertahun-tahun bekerja membanting tulang, pergi pagi dan pulang malam tak jua membuat tabungan di bank bertambah namun justru tagihan kartu kredit yang semakin membengkak. Mendengar si A yang baru saja membeli rumah baru atau si B yang mengganti mobilnya dengan versi yang teranyar hanya menimbulkan rasa ingin yang menggebu namun apa daya tabungan yang terbatas menjadi penghambat. Tak pernah ada keinginan untuk mulai mencatat pemasukan, atau menelusuri setiap pengeluaran bulanan atau menyusun pos budget bulanan, dan itu merupakan kesalahan terbesar yang saya lakukan pada keuangan saya bertahun-tahun lamanya dan bertahun-tahun lamanya. Namun kini waktunya untuk berubah!
Tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai merencanakan keuangan, walau tentu saja semakin dini semakin baik. Perencanaan keuangan atau kata kerennya adalah financial planning secara teori terdengar susah, bahkan dulu ketika masih berprofesi sebagai Trainer di sebuah perusahaan Bancassurance, saya harus mengambil license Financial Planner untuk bisa mengajar materi perencanaan keuangan, dan itupun saya hanya mencapai level 2. Tapi dalam prakteknya sebenarnya sangat mudah, dan sejak jiwa saya tergugah untuk mulai smart mengelola keuangan maka aneka bacaan mengenai pengelolaan keuangan yang 'bejibun' banyaknya di internet menjadi bacaan sehari-hari. Ada ribuan tips dan jutaan ide yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan semua itu dimulai dengan hal-hal yang sangat simple.
Untuk mulai merencanakan keuangan, menurut saya harus dimulai dengan tujuan atau goal. Mengapa kita merencanakan keuangan? Untuk tujuan apa? Biasanya tujuan ini bisa berbentuk benda (tangible asset) misal membeli rumah, tanah, mobil, logam mulia; atau intangible (tidak memiliki wujud fisik) seperti pendidikan anak, pensiun dini, membeli produk investasi (deposito, saham, dan reksadana), umroh atau menunaikan ibadah haji. Walau memiliki wujud berbeda namun semua tujuan tersebut memiliki benang merah yang sama yaitu memerlukan sejumlah dana untuk meraihnya. Mengapa tujuan ini perlu kita tetapkan di awal? Karena inilah yang akan menjadi faktor pendorong dan memotivasi kita untuk terus berada dalam jalur yang benar.
Berbicara
tentang tujuan, saya pribadi setuju dengan kata-kata kondang 'gantungkan
cita-citamu setinggi bintang di langit', artinya buatlah tujuan yang
tinggi dan besar. Jangan buat yang biasa-biasa saja karena semakin
rendah cita-cita, maka semakin lemah semangat kita untuk meraihnya.
Lupakan sejenak dengan akronim 'SMART: Specific, Measurable, Achievable,
Realistic, Timeline' saat menentukan goal. Buatlah tujuan yang besar,
saat seluruh fokus, pikiran dan energi kita tercurah pada tujuan
tersebut maka alam semesta dengan sendirinya akan membantu kita untuk
mencapainya. Ah, saya sangat percaya dengan hukum 'law of attraction', cita-cita mulia pastinya akan menarik banyak energi positif yang akan membantu kita untuk meraihnya.
Tentu saja besar kecilnya suatu tujuan atau cita-cita memiliki kadar yang berbeda-beda di setiap individu. Saya pribadi memiliki tujuan, ehem... Pensiun di usia maksimal 50 tahun. Bukan hanya sekedar pensiun, tapi menghabiskan hari tua di sebuah rumah cantik berwarna putih di kaki pegunungan nan sejuk dalam lahan yang cukup luas. Disana saya akan memelihara 20 ekor ayam, 4 ekor kambing dan menanam semua sayur-mayur secara organik. Be specific! Artinya impikan cita-cita dan tujuan tersebut dengan detail dan kapan akan diwujudkan. Semakin spesifik dan detail maka impian tersebut akan semakin terasa nyata dan terlihat nyata, dan membakar semangat kita untuk menjadikannya nyata. Saya bahkan saat ini sudah sibuk browsing sana dan sini melakukan riset tentang kambing dan cara memeliharanya! Saya tahu anda tertawa ngakak disana tapi hey, ini adalah salah satu cara untuk membuat tujuan tersebut terus menari-nari di depan mata. ^_^
Sudah menetapkan tujuan? Okeh saatnya kita menggaungkannya. Artinya tujuan tersebut harus kita sebarkan, sharing dan jangan malu-malu untuk menceritakannya pada keluarga, teman atau orang di sekitar kita. Bagikan! Buat semesta mendengarnya dan semoga semakin banyak menarik energi positif yang akan membuat kita semakin bersemangat untuk mencapainya, atau paling tidak seseorang akan membantu mengingatkan ketika kita mulai melenceng dari rencana semula. Saya sendiri cukup beruntung memiliki blog, karena bisa menceritakan cita-cita ini ke pembaca JTT yang tersebar dimana-mana. Semoga bisa terwujud kakak! Amin. ^_^
Step berikutnya adalah bekerja keras dan berdedikasi untuk meraihnya! Tentu saja semua harus didukung dengan kerja keras. Beberapa dari kita mungkin sangat beruntung sehingga uang tiba-tiba menghampiri tanpa perlu bersusah-payah membanting tulang, namun saya yakin sebagian besar dari kita tidak mendapatkan keberuntungan yang sama. Jadi bekerja keras disini hukumnya adalah wajib, entah itu bekerja untuk mendapatkan sejumlah uang atau bekerja mengelola uang tersebut agar sebagian bisa disisihkan untuk ditabung. Syukur-syukur uangnya bisa disekolahkan di berbagai produk investasi sehingga menjadi pintar dan menghasilkan bagi kita.
Langkah selanjutnya adalah menghitung dana yang diperlukan untuk tujuan yang telah kita tetapkan. Tuangkan hitungan tersebut di dalam secarik kertas atau file Excel sehingga terlihat nyata secara visual. Misalnya saja untuk bisa menopang hidup saat pensiun nanti saya memerlukan dana setiap bulan sebesar lima juta rupiah, berarti satu tahun sebesar 60 juta rupiah. Usia pensiun dari usia 50 hingga asumsi usia 80 tahun berarti saya membutuhkan dana selama 30 tahun sebesar 60 juta x 30 tahun = 1.8 miliar rupiah. Beh! Itu hanya dana untuk menopang hidup saya sehari-hari kala pensiun kelak, lantas bagaimana dengan inflasi, rumah, tanah, dan tetek-bengek penopang lainnya? Artinya saya membutuhkan dana lebih dari 1.8 miliar rupiah untuk mencapai mimpi setinggi bintang yang saya cita-citakan. Terus terang kala mengetik semua perhitungan ini dan melihat besarnya dana yang secara nyata tertuang di kertas membuat saya deg-degan sendiri dan keringat dingin mengalir di punggung. Tobat! ^_^
Sudah tahu besar dana yang diperlukan dan kapan akan diwujudkan? Wokeh sekarang kita kutak-katik penghasilan bulanan, bagi anda yang memperoleh penghasilan dengan jumlah yang tidak tentu setiap bulannya maka gunakan saja jumlah penghasilan rata-rata dalam satu tahun. Idealnya menurut teori, minimal sekitar 15% salary yang kita peroleh setiap bulan wajib disisihkan untuk ditabung. Nah yang menjadi masalah adalah bagaimana jika setiap bulan semua gaji habis untuk pengeluaran bulanan dan tidak ada sedikitpun yang bisa disisihkan? Well dulu itu adalah jawaban saya setiap bulan ketika Ibu saya berulangkali mengingatkan, "Uangnya ditabung tho Nduk!" Jika anda mengalami hal yang sama maka saatnya untuk mulai duduk di depan meja bersama sebuah kertas catatan dan kalkulator atau file Excel di laptop/PC, saya lebih suka menggunakan Excel karena mudah dihapus, diganti dan dimasukkan rumus. Jika anda tidak terbiasa menggunakan aplikasi ini maka sebuah buku dan kalkulator adalah hal mudah yang bisa ditemukan.
Catatlah pos-pos pengeluaran pasti setiap bulan, dalam kasus saya maka pengeluaran pasti bulanan berupa tagihan listrik, handphone, internet, asuransi jiwa, transport, iuran sampah dan cicilan yang angkanya biasanya hampir selalu sama setiap bulan. Pengeluaran pasti lainnya adalah makanan yang angkanya berubah-ubah tergantung boros tidaknya saya pada bulan tersebut dan barang-barang kebersihan seperti sabun mandi, detergent, odol, dan lain-lain yang tidak rutin habis dalam satu bulan. Berdasarkan pengalaman maka pengeluaran di makanan selalu menjadi yang terbesar. Saya bukan fashionita dan tidak terlalu peduli dengan model baju, tas, sepatu atau gaya terkini lainnya. Namun begitu, tetap saja sebagian besar gaji saya habis terserap ke makanan, entah dalam bentuk belanja bulanan atau karena terlalu sering makan di luar.
Mencatat pos-pos pengeluaran sebenarnya sama seperti memetakan keuangan kita, dengan tahu besaran masing-masing pos maka kita bisa mengukur pengeluaran mana yang paling penting, atau yang paling besar atau yang sebenarnya bisa kita tekan/kurangi porsinya. Itulah kegiatan yang selanjutnya perlu kita lakukan. Evaluasi. Selalu ada pos yang bisa ditekan, selalu ada pengeluaran yang bisa dikurangi. Untuk kasus saya, yang saya lakukan adalah stop bersantap diluar, bahkan hanya untuk sekedar membeli sebungkus siomay. Dulu setiap hari saya selalu berkeliaran di Lotte Mart atau TransMart, kini saya hanya mengunjungi supermarket setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali dan selalu dengan daftar belanja di tangan. Berdasarkan survei, sering mengunjungi supermarket atau berbelanja tanpa memiliki daftar yang sudah dipikirkan baik-baik di rumah akan menyebabkan lonjakan pengeluaran yang sering tidak kita perlukan.
Rencanakan budget yang diperlukan untuk masing-masing pos, and stick to it! Artinya usahakan semaksimal mungkin agar pengeluaran setiap bulan selalu mengikuti pos budget dan tidak melenceng. Untuk bisa mengetahuinya maka kita wajib mencatat pengeluaran harian yang dilakukan, catatlah bahkan hingga ke rupiah terkecil. Cara ini juga disarankan di buku 'Keluarga Super Irit' yang ditulis oleh penulis Korea, Lee Bong-ki. Saya biasanya akan melakukannya pada malam hari ketika pulang dari kantor, duduk sebentar di depan laptop dan mulai menulis setiap rupiah yang saya keluarkan pada hari itu di sebuah file Excel. Cara ini terbukti ampuh untuk membuat saya tetap on track di budget yang sudah direncanakan, dan mulai mengerem ketika dirasa pengeluaran terlalu melenceng dari rencana. Terus terang saya baru melakukan pengelolaan keuangan ini sekitar enam bulan lalu namun hasilnya sungguh memuaskan, tabungan meningkat cukup signifikan dan membuat saya semakin bersemangat untuk meraih mimpi.
Bayarlah hutang atau tagihan kartu kredit tepat waktu dan lunas, jangan hanya minimum payment saja. Atau kalau bisa stop menggunakan kartu kredit sama sekali. Sudah tak terhitung banyaknya korban kartu kredit di sekitar kita, saya bahkan bisa menyebutkan banyak nama di kantor saya yang terlilit hutang dalam jumlah besar karena kartu kredit. Kartu kredit memerlukan kebijaksanaan, kehati-hatian dan kedisiplinan tingkat tinggi untuk bisa menggunakannya secara benar. Jika kita tidak memiliki ketiga sifat tersebut maka kartu ini akan merubah kita menjadi pribadi konsumtif. Ujungnya adalah menunggak pembayaran dan bunga yang semakin menumpuk. Dalam waktu singkat kartu ini bisa menyebabkan kita bangkrut total. Saya pernah mengalaminya, dan masa-masa itu menjadi periode terkelam dalam keuangan saya. ^_^
Sisihkan dana darurat. Idealnya besarnya dana darurat adalah minimal tiga kali gaji bulanan. Dana ini diperlukan jika sewaktu-waktu kita kehilangan pekerjaan, atau sakit yang memerlukan biaya besar, atau keperluan tiba-tiba lainnya yang membuat kita harus memiliki sejumlah dana dalam bentuk cash. Untuk dana darurat ini saya kembalikan ke budget anda masing-masing, terus terang saya tidak terlalu banyak menyisihkan dana di ATM karena menurut saya banyak produk investasi yang cukup liquid seperti reksadana, unit link, saham atau logam mulia (emas 24 karat sertifikat ANTAM) yang bisa sewaktu-waktu kita cairkan ketika diperlukan. Namun hindari menyimpan dana darurat di produk-produk investasi ini jika anda belum terlalu mengenal cara kerjanya.
Sisihkan dana untuk ditabung dan investasikan. Setelah merencanakan budget dengan teliti pastinya sekarang ada dana yang bisa kita sisihkan untuk ditabung bukan? Nah waktunya menyisihkan dana tersebut dengan tertib, teratur dan fokus setiap bulannya. Ketika hari gajian tiba, saya biasanya akan segera mengambil sejumlah porsi uang yang telah saya rencanakan untuk ditabung. Saya tidak akan membiarkan uang tersebut menumpuk di rekening bank karena return (bunga) yang sangat kecil, uang kita tidak akan merangkak naik dan bisa-bisa mimpi kita tidak akan terwujud. Saya lebih suka menginvestasikannya ke dalam produk-produk investasi yang saat ini banyak bertebaran di Indonesia. Produk yang aman seperti deposito dan logam mulia (emas 24 karat sertifikat ANTAM) layak dicoba, atau produk investasi yang lebih beresiko seperti reksadana mungkin bisa mulai dilirik. Saran saya, telitilah sebelum membeli, artinya pilihlah bank atau perusahaan jasa investasi yang bonafid dan terdaftar jelas di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jangan pernah termakan bujuk rayu sales yang mengiming-imingi kita dengan hasil tinggi tanpa ada resiko. Setiap investasi pasti mengandung resiko bahkan produk yang paling aman sekalipun.
Ingin hasil investasi yang lebih besar? Maka mungkin saham bisa menjadi pilihan, apalagi seiring dengan gencarnya Bursa Efek Indonesia mencanangkan kampanye 'Yuk Nabung Saham' maka minimal deposit/dana untuk pembukaan rekening di saham juga semakin rendah. Sebagaimana prinsip investasi umumnya maka semakin tinggi resiko suatu produk investasi maka hasilnya juga akan semakin besar (high risk high return). Jadi saran saya kenali dengan baik produk investasi yang akan dipilih, pelajari baik-baik, survei terlebih dahulu dengan mencari beritanya di internet atau bertanya kepada orang yang terpercaya dan ahli dibidangnya, dan jangan letakkan semua dana kita dalam satu produk saja karena diversifikasi resiko tetap perlu kita lakukan.
Masih banyak tips-tips lainnya untuk mengelola keuangan, seperti berbelanjalah pakaian di lemari pakaian kita sendiri. Belilah barang second hand yang masih bagus kondisinya. Declutter, artinya jual lah barang-barang yang sudah tidak kita perlukan di rumah dan mulai hidup minimalis (tips ini sepertinya harus segera saya lakukan ^_^). Be frugal, lebih sederhana, irit, hemat, cermat dan cerdas dalam mengelola uang kita. Be happy, berbahagialah dan banggalah ketika kita bisa menghemat banyak pengeluaran. Lakukan kegiatan pengelolaan ini dengan rasa senang, selalu bersyukur kepada Sang Pencipta karena telah memberikan rejeki dan berkah-Nya. Bersedekahlah, karena uang seperti aliran udara yang memerlukan lubang masuk dan keluar agar tetap fresh. Percayalah semakin kita banyak memberi bagi mereka yang membutuhkan maka rejeki dari Atas pun tak akan pernah berhenti mengalir. Anda bisa mendapatkan lebih banyak tips dan ide menarik lainnya di internet. Tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai menabung, selagi masih muda dan mampu bekerja tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri saat hari telah senja, dan badan menjadi renta. ^_^
Wokeh sekarang ke resep masakan yang kali ini saya sharing, tobat kali ini saya melenceng nun jauh ke negeri seberang. Bandeng masak sinigang merupakan masakan khas Filipina. Sinigang adalah jenis masakan berkuah asam, pedas, dan biasanya selalu menggunakan samplok, bahasa Filipina untuk asam jawa. Sinigang merupakan masakan yang sangat populer di Filipina, mungkin sama seperti soto di Indonesia. Bukan hanya bandeng (bangus dalam bahasa Filipina) yang sering diolah dengan cara ini namun udang, daging sapi, ayam atau jenis ikan lainnya pun umum ditemukan. Hidangan ini sedap, segar dan mirip dengan sayur asam a la Jawa yang simple, selain itu bandeng masak sinigang ini super praktis karena lauk, sayur dan kuah cukup dimasak dalam satu wadah saja. Super ngirit dan sangat pas dengan hidup frugal yang sedang saya jalankan. ^_^
Berikut resep dan prosesnya ya.
Bandeng Masak Sinigang a la Filipina
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 4 porsi
Tertarik dengan sup ikan asam pedas lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Sup Ikan a la Singapore
Sup Ikan Tongkol
Lempah Ikan Kakap dengan Daun Kedondong
Bahan:
- 1 ekor ikan bandeng berat sekitar 400 gram, potong menjadi 4 bagian + 1 butir jeruk nipis + 2 sendok teh garam
- 700 ml air bilasan ketiga atau keempat cucian beras
- 5 batang kacang panjang, potong sepanjang 10 cm
- 2 buah tomat merah, belah menjadi 4 bagian
- 1 ikat kecil kangkung atau daun ubi rambat, siangi dan ambil daun dan batang mudanya
Bumbu:
- 4 siung bawang merah, iris tipis
- 5 buah cabai hijau keriting, belah dua
- 5 buah cabai rawit merah, iris memanjang menjadi dua bagian
- 2 sendok makan kecap ikan/fish sauce
- 1 sendok makan gula jawa sisir halus atau gula pasir
- 5 sendok makan air asam jawa
- 2 sendok teh garam
Cara membuat:
Siangi ikan bandeng, buang sisik, insang dan isi perutnya. Potong-potong dan cuci bersih. Lumuri bandeng dengan perasan jeruk nipis dan garam, remas-remas, diamkan minimal 15 menit. Cuci bersih, sisihkan.
Siapkan panci, masukkan air cucian beras, bawang merah dan cabai. Rebus hingga mendidih. Masukkan ikan bandeng dan kacang panjang, masak hingga ikan matang dan kacang empuk.
Tambahkan tomat, kecap ikan, gula, air asam, dan garam, aduk dan rebus hingga semua bahan matang.
Tambahkan kangkung aduk dan rebus sebentar saja hingga kangkung setengah matang. Cicipi rasanya, tambahkan garam jika kurang asin. Angkat dan sajikan panas-panas. Super yummy!
Mba Endang,sukaaa bgt sama artikel ini...
BalasHapusDitempat lain mana ada membahas keuangan tapi gambar yang disuguhkan bandeng kuah yang lezat hihi...
Duh sy jg belum punya tabungan hikshiks...
`Erika
Thanks mba Erika, senang sekali artikelnya disuka. Hahahha iyaa, ini artikel tentang keuangan yang gak nyambung sama gambar, atau artikel tentang masakan yang gak nyambung sama isinya yaaa
HapusMbak, fungsi air cucian beras buat apa ya? Karena dalam pikiran air cucian beras kan biasanya kotor.
BalasHapusuntuk membuat kuahnya kental dan terlihat agak buthek ya, dan memang umumnya resep sinigang menggunakan air cucian beras. Pakai cucian ke 3 atau 4 cucin beras mba, saat itu sudah tdk kotor sebenarnya
HapusThank you mbak sharing yg banyak manfaatnya. Baik resep maupun tips keuangannya. Penggemar berat bandeng sayaaa. Jd alternatif setelah asem2 bandeng favorit
BalasHapusthanks mba Agnes sharingnya ya, senang resep dan artikelnya disuka, sukses yaa
HapusMbak endang sukaaa banget artikel sama resepnya...kalo yg nulis mbak endang rasanya yg rumit jd gamblang he,he.he
BalasHapuswah thanks yaaa, senang resep dan artikelnya disuka, moga bisa membantu yaa, sukses!
HapusSesuai banget mbak artikelnya sama pemikiran saya hari ini. Lagi pengen hemat dan mikirin financial planning.. Makasih ilmunya yambak.. Wah ini masakan simpel tp enak, perlu dicoba kalo lg males lama2 di dapur.. Mbak endang makasih ya resep2nya.. Selama ini srg praktikin resepnya di dapur.. Kemarin bikinbrownies pisang buat dikasih tmn2 kantor suami.. Habis ludes alhamdulillah.. Malah dikira biasa jualan.. Pdhal sya pemula bgt.. Lg2 makasih ya mbak endang..
BalasHapusThanks sharingnya mba Devi, senang resep dan artikelnya disuka. Wah browniesnya kayanya sudah layak buat dijual tuh hehhehe. Sukses yaaa
HapusHallo mba Endang..bner2 deh pas bgt artikel ttg sharing mengelola keuangan dengan kabarku hari ini.lg mumet mkir pengeluaran kok byk bgt..termotivasi sekali deh ak sama Ibu Motivator Endang..hehe
BalasHapusHai mba Savina, thanks ya, senang artikelnya disuka, moga bisa membantu ya Mba. sukses selalu!
Hapusmbak endang, pingin deh saya main ke rumah mbak buat belajar banyak hal (keuangan dan masak paling utama)
BalasHapussetiap tulisan mbak selalu saya tunggu-tunggu
and this is the perfect one
keep spirit to share ya mbaak ^^
Hai Mb Ayu, thanks sharingnya ya mba, senang artikelnya disuka, moga one day kita bisa ketemu yaa, dengan senang hati saya akan sharing ilmu yang super cethek ini. Sukses yaaa
HapusMbak endang jadi mengingatkan the power of 20rb. Sayangnya uang tabungan ludes karena buat kebutuhan selama tidak bekerja. Kalau sudah kerja lagi saya mencoba kiat dr mbak endang dan ttp menjalankan 20rb hehe, btw disini tidak ada bandeng mbak, diganti dengan ikan tengiri boleh kah mbak, sedang musim ikan tengiri di sumba. Ira - waingapu, sumba timur.ntt.
BalasHapusHi Mba Ira, thanks sharingnya yaa, senang artikelnya disuka, moga kiat2nya bs dilakukan kelak yaa.
HapusIkan bisa pakai jenis apapun mba, tengiri tentunya sedap yaaa. Di jakarta justru ini ikan mahal hiikss.
Seneng deh mb baca cerita mb Endang , seru :D.Mb, ak nabungnya juga 15% dari gaji lho mb, hasilnya lumayan banget karena ak masukin tab deposito, hehe tp ya itu, uang buat bulanan kebanyakan habis buat makan di luar -_-
BalasHapuswah mantap mba fitri, memang kalau konsisten nabung dan gak dikutik2 hasilnya sebenarnya cukup mayan yaa hehehe. Thanks sharingnya ya mba.
Hapusasikk dapet banyak ilmu nih ,mantengin blog ini, makasi banyak mbak Endang
BalasHapussama2 mba Nara, senang artikel resepnya disuka, sukses yaa
HapusMbak endang pake henponnya apa? Kalo android, ada app AndroMoney buat catat2 pengeluaran dan juga pemasukan, sudah ada kategori2nya, pengeluaran yg rutin dan terjadwal seperti autodebet juga bisa dimasukkan otomatis, dan ringkes pula ntar bisa keliatan chart/reportnya
BalasHapushai mba Nanda, yep pakai android tapi memory saya udh mepet jadi gak terlalu banyak install macem2. Thanks sarannya ya, sangat berguna untuk pembca lainnya. Sukses yaaa
Hapusilmumu mantap mba semantap masakanmu jd banyak belajar apalagi punya anak hrs ikut asuransi pendidikan, les ini itu utk menggapai cita2 setinggi langit apalagi sekolah sekarang mba duh biayanya mahal bingit ortu hrs ngirit pol tp apapun itu demi anak hrs semangat, mba klo mau belajar saham gmn ya andai dekat mba end bisa main ke rmhmu sharing ilmu... thanks utk ilmunya -anni smg-
BalasHapusthanks Mba Anni, senang artikelnya disuka, waah sayangnya kita jauh banget yaaa hahhahaha.
HapusYihaaa ... Hahaha , hanya mbak Endang yang menulis ttg financial planning dengan gambar masakan .. Mantaap tapinya , mbak ! Btw , belum sempat salaman , mumpung msh bulan syawal , maafkan lahir bathin yo mbak .. Sehat dan sukses selalu , moga yg dicita2kan mbak Endang segera terwujud . Amiiiin YRA .
BalasHapusHalo Mba Yeni, mohon maaf lahir batin juga ya mba.
HapusHhhaha, iyaa, ngomong keuangan kan tdk terpisah dari budget makanan juga ngeles dot com heheheh.
sukses selalu yaaa
Terimakasih banyak resepnya mbak endang,...sinigang bangus memang mantap....pernah buat dengan bumbu racikan sinigang yang praktis, rasanya asem2 seger. Sukses berkarya buat mb endang, dan semoga cita2 nya dapat tercapai. Amin
BalasHapusyep, kalau di filipin ada bumbu sinigang yang instan ya, lebih mudh dan murah, sayangnya saya belum nemu disini. Thanks yaa
Hapusperencanaan keuangan dan aksi nyata atas rencana itu memang harus dimulai sedini mungkin ya mbak terlebih ketika masih single. Ketika sudah berkeluarga, apalagi sudah punya anak satu dua dst maka ceritanya akan beda, terlalu banyak pengeluaran yg tidak terduga, tapi justru disitulah letak seninya ^_^ Keep sharing ya mba, suka banget dg artikel dan resepnya..
BalasHapusThanks mba Misla sharingnya, yep memang harus sedini mungkin mba, walau tdk ada kata terlambat tpi lebih cepat akan lebih baik dan hasilnya akan memuaskan. Waktu cepat banget bergulir, tahu2 udah uzur hiiksss
Hapussaya suka baca juga tuh Keluarga Super Irit, kocak tapi mendidik.. walo kadang suka rada2 juga sih kelakuan hematnya hehehe
BalasHapusiya mbak benar, umur segini masih tabungan cuma segitu2 aja.. thank u mbak sharingnya, bisa jadi inspirasi dan motivasi buat lebih banyak nabung....
thanks sharingnya mba Maria,
Hapusyep, keluarga super irit memang ada beberapa yang gak lumrah dan terlalu mengada2 hehehe, tapi ide2nya memang bagus dan cerdas ya
Suka bgt sama postingan kl ini...recomended ngt deh buat ibu2 muda seperti saya..walaupun udah bnyk baca teori tp praktik nihil...tp pas baca postingan ini hhhmmmmm....ada benar nya semua ini..thanks mba endang...gagal fokus ikan nya lewst...
BalasHapussip mba Nelly, senang postingannya disuka, thanks sharingnya yaa, sukses selalu!
HapusMbak, klo ikannya diganti patin/gabus ok ga ya? Thanks..
BalasHapusbisa ya mba.
Hapus