Lebaran lalu, saya begitu ingin sekali menyantap soto daging. Hidangan berkuah dengan harum dan rasa rempah yang segar ini dulu selalu disajikan Ibu saya kala Lebaran tiba di Paron. Ibu akan membuatnya sepanci besar, dan di pagi hari seusai sholat Ied, beberapa saudara yang rumahnya berdekatan dengan kami akan datang melakukan halal bihalal, sekaligus menikmati soto daging sapi buatan Ibu saya yang 'kondang' sedapnya. Tahun ini kami tidak membuatnya sama sekali. Saya berlebaran di Batam dan kakak saya telah menyiapkan segambreng gulai kambing, walau saya menyukainya namun tidak bisa menghapus rasa mengidam 'sebaskom' soto berkuah dengan bersendok-sendok sambal cabai rawit nan pedas.
Sejak dari Jakarta saya pun berkali-kali menyebutkan makanan ini, "Enak kali ya buka puasa dengan soto", atau "Lebaran nanti kita buat soto yuk!" Hingga membuat adik saya Dimas, komplain berat. "Dari kemarin soto saja yang disebut! Kalau kepengen ya tinggal dibuat saja Mba Endang. Gitu saja kok repot." Sayangnya keinginan tersebut harus tertunda karena saat Lebaran begitu banyak hidangan tersedia di meja dan menambah satu lagi menu sepertinya hal yang terlalu berlebihan. Namun keinginan akan soto daging tidak pernah sirna, ketika hari kedua setelah Lebaran saya pun mengeluarkan sebongkah besar daging beku dari freezer kakak saya. Kali ini soto daging harus bisa diwujudkan. ^_^
Sebenarnya beberapa bulan yang lalu saya pernah membuat makanan ini di rumah Pete, namun saat itu karena hasil foto yang jelek membuat saya menunda untuk mempostingnya di blog. Untuk artikel resep kali ini saya menggunakan foto step by step dari masakan sebelumya yang sempat saya abadikan, namun untuk foto hasil akhirnya saya menggunakan masakan yang dibuat di Batam. Soto daging merupakan salah satu masakan andalan Ibu saya dan termasuk dalam jajaran masakan a la Jawa yang beliau pelajari ketika awal tinggal di Paron. Sukses pertama membuatnya sendiri menjadikan masakan ini wajib hadir ketika Lebaran tiba, dan hanya dimasak kala Lebaran saja, mengingat harga daging sapi yang mahal. Jadi bisa dibayangkan betapa ramai dan hebohnya kami menyantap beramai-ramai hidangan berkuah yang hanya hadir setahun sekali saja di dapur rumah Paron. ^_^
Rempah dan bumbu soto daging sapi ini sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan resep soto ayam. Sudah cukup banyak resep soto ayam yang saya hadirkan di JTT, misalnya saja Soto Ayam Goreng, Soto Ayam Lamongan, Soto Ayam a la Banjar yang sempat terkena komplain dari wong Banjar asli karena resepnya tidak otentik, Soto Ayam Kudus, dan Tauto alias soto dengan tauco dari Pekalongan. Jika dipikir-pikir varian soto di Indonesia ini memang alamak banyaknya, dan masing-masing daerah sepertinya memiliki resep sotonya sendiri. Kita patut bangga dengan negeri sendiri untuk keragaman dan kelezatan kulinernya yang mantap!
Untuk membuat soto daging sangat mudah, anda bisa menggunakan jenis daging bagian manapun seperti sengkel, sandung lamur, atau gandik. Daging bisa anda tumis terlebih dahulu bersama bumbu seperti yang saya lakukan atau rebus terlebih dahulu daging di pressure cooker (panci presto) hingga empuk, dan baru semua bumbu tumisan dimasukkan ke dalam panci. Jika daging yang dipergunakan beku, maka saya memilih cara terakhir, menunggu daging mencair dan bisa dipotong menjadi ukuran bite size adalah pekerjaan membosankan yang menguji kesabaran tingkat dewa. Jadi biasanya saya akan memasukkan bongkahan daging beku tersebut ke dalam panci bertekanan tinggi, masak selama 30 menit dengan api kecil, setelah daging empuk dan matang baru saya potong menjadi ukuran kecil dan dimasak bersama bumbu soto.
Untuk bumbunya, soto termasuk masakan yang kaya rempah dan bumbu, dan percayalah semua rempah tersebut berguna untuk menunjang kelezatannya. Jadi jangan malu-malu dan enggan mencemplungkan rempah-rempah tersebut ke dalam kuah soto di panci. Untuk menghaluskan bumbu soto saya menggunkan blender dry mill. Saya memerlukan bumbu yang super halus sehingga mampu larut dalam kuah dengan baik dan tidak meninggalkan serpihan kasar. Agar bumbu mampu berputar di blender tanpa perlu menambahkan air maka semua bumbu yang harus dihaluskan saya rajang tipis, dan saya proses secara bertahap. Cara ini membuat mata pisau blender mampu berputar dan bekerja dengan baik.
Sebenarnya kapan tepatnya kita harus menggunakan chopper atau blender dry mill kala menghaluskan bumbu? Pertanyaan ini pernah diajukan oleh beberapa pembaca. Berdasarkan pengalaman dan kesukaan saya, maka masakan dengan bumbu yang bergelimang kasar seperti rendang, balado, woku, pepes atau masakan yang tidak mengandung kuah yang banyak akan lebih afdol jika dihaluskan dengan chopper. Alat yang menjadi bagian tambahan dari blender ini berfungsi mencacah bahan menjadi serpihan kecil (tidak akan sehalus blender), dan mesin mampu bekerja tanpa tambahan air di dalam bahan. Selain itu menurut saya sambal balado akan terlihat lebih menarik dan tidak 'eneg' disantap jika bumbunya masih sedikit kasar. Sedangkan untuk masakan berkuah seperti sup, soto, gulai, kari dan makanan berkuah lainnya akan lebih mantap jika bumbu diblender smooth dengan blender. Namun tentunya semua ini kembali ke selera anda masing-masing ya.
Berikut ini resep dan proses membuat soto daging yang saya pelajari dari Ibu saya.
Soto Daging Sapi a la My Mom
Untuk 8 porsi
Tertarik dengan resep daging sapi berkuah lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Bebalung Asam Pedas
Rawon Ngawi 'Nendang' a la My Mom
Tongseng Daging Sapi
- 1/4 buah pala
- 2 buah cabai merah keriting (optional), untuk memberikan sedikit warna di soto
Bumbu lainnya:
- 3 cm lengkuas, belah dua memanjang dan memarkan
- 2 batang serai, ambil bagian putihnya saja, memarkan
- 3 lembar daun salam
- 2 buah kembang lawang/pekak/star anise
- 5 butir cengkeh
- 1 1/2 liter air, tambahkan jika air menyusut kala merebus daging hingga empuk
- 1 sendok makan gula jawa sisir halus
- 2 batang daun bawang, rajang halus
Bahan pelengkap (optional):
Siapkan daging, potong 2 x 2 cm dan cuci bersih. Tiriskan dan sisihkan.
Siapkan wajan, panaskan 2 atau 3 sendok makan minyak goreng. Tumis bumbu halus hingga harum dan berubah warnanya menjadi tidak pucat, gunakan api kecil saat menumis dan aduk sesekali agar tumisan tidak gosong.
Masukkan rempah-rempah lainnya dan tumis sebentar hingga daun rempah layu. Tambahkan daging sapi, aduk-aduk dan masak hingga daging berubah warnanya tidak terlalu merah permukaannya.
Tuangkan 1/2 bagian air dan rebus hingga daging menjadi empuk. Masukkan sisa air, gula, garam, dan rebus hingga kuah mendidih. Jika air berkurang karena daging susah empuk, maka tambahkan porsi air, kuah seharusnya sebanyak 1 1/2 liter.
Tambahkan rajangan daun bawang dan bawang merah goreng. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asinnya. Angkat.
Untuk sambal cabai rawit:
Rebus cabai rawit hingga lunak, tiriskan. Haluskan dengan chopper/ulekan batu, cairkan dengan sedikit kuah soto.
Penyajian
Siapkan mangkuk saji, masukkan bihun rebus, rajangan kol, dan tauge. Siram dengan kuah soto yang panas mendidih agar kol dan tauge matang. Sajikan bersama sambal rawit, taburan bawang merah goreng dan kucuran jeruk limau. Super yummy!
Assalamualaikum mba minal aizin wal faizin mohon maaf lahir batin, wow soto jadi ngeces liatnya... gak pernah bosen dgn makanan satu ini slalu ngangeni apalagi dtemani sambal n kucuran jeruk nipis wah bsk cari daging bikin ngilerrr wkwkwkwk, makasih resep2nya mba
BalasHapusWalaikumsalam Mba, minal aidin walfaidzin juga yaa. Thanks sharingnya yaa, yep setuju, soto dengan sambal super pedas dan jeruk nipis, huaaa gak ada matinya hehehehe
HapusMinal aidzin walfaidzin mbak.. Mbak endang ini sotonya tanpa menggunakan ajinomoto/sasa ya.. Saya belum pernah masak soto sama sekali,, dan hanya melihat orang2 masak pas ada hajatan kok mereka banyak banget ngasih vetzin nya..
BalasHapusMinal aidin walfaidzin juga ya Mba. Vetsin/MSG itu tergantung selera ya mba, silahkan pakai jika suka, saya tidak pernah cantumkan di resep karena tdk semua orang suka menggunakan vetsin
HapusSeneng,haru,penasaran campur aduk rasanya tiap baca cerita mbak endang ini...salut sy sama ibunya mbak endang,kok bisa ya beliau kan asli riau,tapi bersedia belajar masak hidangan jawa,dan sukses lagi...hebat mbak,soalnya sy udh beberapa kali masak hidangan jawa resep dari mbak endang yg ala my mom,seperti rawon dll,dan rasanya emg enak,otentik..makasih ya mbak atas resep2nya dan kirim salam u ibunya mbak endang,semoga beliau sehat selalu...
BalasHapusHai mba Adzka, thanks sharingnya yaa, senang resep2 a la Ibu saya disuka. Sukses selalu yaaa
HapusSelamat Hari Raya Idul Fitri ya Mbak Endang, sorry telat. Saya suka sekali membaca blog Mbak ini, terutama cerita2 pendek (dan panjang)nya yang bikin saya ngakak sendirian dan mengundang lirikan curiga dari orang2 di kereta. Ehm. Saya punya satu request nih Mbak. Kalau suatu hari nanti Mbak sempat (dan niat), bagaimana kalau proses menghaluskan bumbu itu diabadikan dalam sebuah tayangan video? Ngga usah panjang2. Yang penting terlihat rempah/bumbunya itu sedang dirajang tipis (rajang itu artinya apa?), proses bertahapnya dan akhirnya menjadi bumbu halus. Terima kasih banyak ya Mbak utk resep2 dan cerita2nya. Sukses selalu!
BalasHapusHai mba Grace, mohon maaf lahir batin ya mba. Thanks idennya ya, mungkin next time kalau ada waktu ya hehhehe. Dirajang maksusdnya chopping ya, atau potong menjadi ukuran kecil agar mesin mudah berputar saja.
Hapusah ternyata jurusnya adalah bumbu dirajang tipis dulu sebelum diblender pake dry mill.. saya biasanya main masukkin bumbu bulat2 ke dry mill, pantesan malah jadi lama karena berhenti melulu sampe kudu dibantu air baru lancer.. Thanks Mbak En atas tipsnya.... Have a nice day!!
BalasHapussama2 Mba Maria, kadang2 bumbu tertentu tdk oke ditambah air ya, kurang matang ketika ditumis. Memang sedikit repot tapi hasilnya bs oke.
HapusHalo mb Endang.tiada hari tanpa baca blogmu mb..hehe..seru bgt apalagi baca cerita2nya..ngebayaaangin jg hdupnya mb end d tgh kota Jkarta,masi smpt berkebun,nge blogging. Saluutt
BalasHapusMakasii yaa mb resepnyaaa..pas bgt mah lg ppgn sotooo hehee
Thanks mba Savina sharingnya ya, senang resep dan artikelnya disuka. Berkebun sudah stop sejak asisten resign hiiks, halaman dah kaya kebon belukar huaaa
HapusHai mba endang, aku gagal fokus liat poto pertama, gleg es teh nya bikin ngecesss, haha pas lagi haus lihatnya ^_^. Tapi pas scroll ke bawah, langsung cek daging di kulkas tinggal berapa, besok mau praktek hehehe. Btw mba, kalau aku gak salah lihat bumbunya kurang lebih hampir sama dengan resep JTT yg "opor ayam a la my mom" yaaa? happy cooking with mba en deh pokokna ^_^
BalasHapusHai mba Dea, yep basicnya bumbu soto, opor, gulai, kari, rendang,mirip2 yaa, cuman ditambah ini kurang itu sedikit, tapi benang merahnya sama hehehhe.
HapusHai mba...seneng intip2 ke blog mu.
BalasHapusKalau diperhatiin bumbunya mirip soto padang ya.. kaya dengan rempah
yep, mirip2 ya, menurut saya soto yang enak kudu kaya rempah supaya nendang hehehhe
HapusMb Endang,jika memasak untuk porsi banyak,apakah bumbunya tinggal dikalikan?Bagaimana dg pemakaian kapulaga,kembang lawang&cengkihnya?Apakah dikalikan sama juga?Udah nyoba soto ayamnya,sluuurruuppp...hingga tetes terakhir mantabnya...
BalasHapusyep, dikalikan saja, untuk rempah dengan aroma kuat seperti kapulaga, kembang lawang, cengkeh, tidak perlu dikalikan mba, biasanya hanya saya tambah dikit saja.
HapusSudaaa dieksekusiii mbaaaa..hahaaha..ga ada bahan makananan blas d rmh pas tanggal tua..adanya daging kurban sisa wkwkw..enyaaknya luarrrbinaasa mbaaa..padhal ga pake kemiri dan kapulaga2an..k pasar maless bgt..
BalasHapussuamiku keenakan mbaa..ampe nanya2 mana sotonya mana sotonya..
Skrg ak dh stok bumbu2 kering deh berkat suhuu guru hehe..
Makaaciii yaaa mbaaa
thanks mba Savina sharingnya, senang resep sotonya disuka, sukses yaa
HapusSemua resepnya mba Endang menginspirasi banget bisa buat jualan juga makasih ya mba ilmu nya bermanfaat ����
BalasHapusthanks yaa, senang resepnya disuka
HapusMbak,, saya pernah baca resep soto daging yang dikasih beras. Menurut mbak Mbak gimana? Udah pernah nyoba blm?
BalasHapuswah belum pernah Mba, mungkin enak2 saja hahahhaha
HapusEmang yg ala my mom enak euyy resepnya... sesuai selera😘 Soto ayam lamongan nan simple nya juga enakk.. menurut aku rasanya ga sesimple bahan n cara buatnya. Aku sampe bikin folder sendiri ngumpulin resep2 mba yg udah pernah aku eksekusi sukses dan sesuai selera.. big thanks mba endang, teruslah ngeblog.. ga tau knp,aku sih lbh suka baca diblog drpd di ig..
BalasHapusThanks Mbak Marisca, senang resepnya disuka yaa. Yep soto ayam lamongan juga simple dan enak, setuju. Thanks yaa
HapusMbak.....kalau resep ini bisa dipakai buat bikin soto madura ngga ya? Tks
BalasHapus