Membuat roti prata (paratha) atau roti cane (canai) memang gampang-gampang susah. Gampang karena bahannya yang sangat minim dan semua cukup diaduk saja. Susah karena hasilnya seringkali tidak sesuai keinginan. Berkali-kali saya mencoba dan berkali-kali berakhir dengan hasil yang mengecewakan. Umumnya penyebabnya karena jam terbang yang kurang sehingga skill pun menjadi terbatas. Untuk membuat roti prata memang yang paling dibutuhkan adalah kemampuan menipiskan adonan hingga setipis kertas agar teksturnya berlapis, lembut sekaligus renyah ketika digoreng di pan.
Terus terang sudah tak terhitung berapa kali saya membuat roti jenis ini. Resep yang bertebaran di internet hampir semuanya sama, bahan utama hanyalah tepung terigu, telur, air, minyak, garam dan jika mau lebih enak ditambahkan sedikit susu kental manis. Tapi membuat roti prata bukan hanya sekedar bahan yang mudah, tapi bagaimana membuat adonan menjadi lentur, elastis, lemas dan bersedia bekerjasama dengan baik ketika digilas, ditipiskan, dilebarkan hingga selebar dan setipis mungkin. Untuk itu semua maka beberapa tips diperlukan.
Seorang pembaca JTT pernah memberikan saran di kolom komentar cara membuat kulit martabak telur. Resepnya tidak jauh berbeda dengan yang selama ini saya gunakan dan coba di rumah. Nah roti prata atau cane ini sebenarnya terbuat dari kulit martabak telur yang sama hanya saja berbeda tampilannya ketika akan disantap. Di martabak telur, ketika adonan kulit telah ditipiskan dan diletakkan di wajan lebar, kocokan telur, daging cincang dan daun bawang lantas dituangkan ke permukaannya, adonan dilipat dan digoreng hingga garing. Seperti itulah proses pembuatan martabak telur yang sering kita tonton di abang penjual martabak di tepian jalan. Namun roti prata jauh lebih simple, adonan yang telah ditipiskan cukup dilipat dan digoreng hingga matang, atau cara lainnya adalah adonan setipis kertas tersebut digulung, dibentuk bulat seperti konde dan ditekan dengan telapak tangan hingga pipih. Adonan ini kemudian digoreng kering. Proses melipat dan menggulung inilah yang membuat roti prata membentuk lapisan yang fenomenal.
Roti paratha sendiri sebenarnya merupakan sejenis roti tipis (flatbread) yang aslinya berasal dari dataran India. Saat ini masih menjadi makanan penting di India bagian utara, dimana gandum tumbuh dengan subur dan paratha menjadi makanan pokok bagi masyarakat di daerah tersebut. Paratha merupakan gabungan dari kata 'parat' dan 'atta' yang artinya lapisan tipis adonan gandum yang dimasak. Resep berbagai jenis 'paratha isi' disebutkan di dalam Manasollasa, sebuah ensiklopedia berbahasa Sansekerta pada abad 12 yang ditulis oleh Someshvara III, yang memerintah pada masa Karnataka.
Paratha merupakan salah satu jenis roti tipis tanpa bahan pengembang yang populer di India, dan umumnya terbuat dari tepung gandum utuh yang dipanggang di tava (sejenis penggorengan lebar, pipih, terbuat dari bahan metal (baja) dan populer digunakan di Asia bagian Barat, Tengah dan Selatan), dan kemudian digoreng dengan sedikit minyak. Paratha memiliki ukuran lebih tebal dan lebih besar dibandingkan dengan chapati, ini disebabkan karena dalam proses pembuatannya adonan roti ini dibuat berlapis-lapis dan setiap lapisannya diolesi dengan ghee (sejenis mentega jernih yang umum digunakan dalam kuliner India dan Arab). Adonan paratha kemudian dilipat berkali-kali, mirip dengan proses pembuatan puff pastry atau Turkish borek (makanan dari Turki yang terbuat dari lapisan phyllo pastry dan diisi dengan aneka isian manis atau asin).
Paratha biasa disantap pada saat makan pagi atau sebagai snack kala minum teh. Roti ini bisa hadir dalam bentuk plain (tanpa isian apapun), atau diisi dengan aneka isi. Isi yang paling populer biasanya terbuat dari kentang tumbuk yang telah dibumbui dan diikuti dengan lentil (dal). Variasi isi paratha lainnya bisa terbuat dari sayuran berdaun hijau, lobak, kembang kol, dan/atau paneer (keju segar). Paratha bisa disantap simple begitu saja dengan olesan mentega atau ditambah dengan acar, saus tomat, keju, kari sayur dan kari daging.
Untuk menghasilkan adonan dengan lapisan yang super tipis maka tersedia berbagai cara pembuatan secara tradisional. Umumnya adonan paratha yang telah diuleni hingga kalis dan smooth kemudian dilapisi dengan minyak, didiamkan beberapa saat agar rileks dan lemas. Adonan paratha kemudian dibanting dan dikibas berulangkali hingga setipis kertas, digulung dan dibentuk bulat, dipipihkan, dipanggang di tava dan diakhiri dengan menggorengnya bersama sedikit minyak (shallow fried). Metode lainnya adalah menipiskan adonan, mengolesnya dengan minyak dan melipatnya berkali-kali mirip seperti proses pembuatan puff pastry di kuliner Western, cara ini kemudian dikombinasikan dengan melipat adonan menjadi bentuk tradisional geometris. Plain paratha bisa berbentuk bundar, heptagonal, persegi atau segitiga.
Wokeh lantas apa sih beda antara paratha dan canai (cane)? Keduanya sebenarnya sama. Roti canai yang populer di Malaysia, Brunei dan Indonesia berasal dari bahasa India 'roti' yang artinya bread (dalam bahasa Inggris) atau roti di Indonesia. Sedangkan canai kemungkinan berasal dari kata Chennai, sebuah kota di India yang lebih dikenal dengan nama kolonialnya, Madras. Roti canai dianggap diperkenalkan oleh pekerja imigran dari daerah Madras, dimana makanan ini memiliki kemiripan dengan paratha. Namun seiring perkembangannya, roti canai yang disajikan di Malaysia dan di negara kita berbeda dengan paratha yang disajikan di negara asalnya.
Untuk saya sendiri, terakhir kali menyantap roti canai (paratha) adalah saat Lebaran lalu ketika berlibur di rumah kakak saya di Batam. Sebuah rumah makan bernama Morning Bakery menyajikan hidangan ini dengan harga yang murah meriah. Sepiring canai yang disajikan dengan semangkuk kecil kuah kari hanya seharga lima belas ribu rupiah saja. Di resto tersebut, roti canai hadir berbentuk segiempat terbuat dari kulit martabak yang diisi dengan irisan daun bawang dan digoreng. Rasanya sebenarnya tidak terlalu spesial karena canai yang ini benar-benar versi yang plain, namun bersama cocolan kuah kari maka hidangan ini menjadi mantap. Kuah karinya benar-benar kuah semata, artinya tanpa tambahan daging sapi atau ayam atau sayuran, membuat Ibu saya sedikit protes, "Ini kuah kari benar-benar kuah thok. Nggak ada dagingnya." ^_^
Sebagaimana yang saya sampaikan di paragraf pertama, membuat paratha sebenarnya cukup mudah, yang sulit adalah proses menipiskan adonan (yang saya akui paratha kali ini pun tidak terlalu memuaskan hasilnya). Dimulai dari pemilihan jenis tepung yang digunakan, kandungan protein di dalam tepung sangat penting untuk menghasilkan adonan paratha yang elsastis kala dipermak. Saran saya gunakan tepung terigu serba guna (protein sedang) untuk membuatnya. Susu kental manis diperlukan untuk menghasilkan paratha dengan aroma dan rasa karamel yang sedap, selain itu susu membuat adonan menjadi lebih elastis. Mentega/minyak/ghee, berfungsi untuk membuat adonan lebih lemas, memberikan aroma yang sedap dan tekstur paratha yang lebih fluffy. Sementara telur membantu gluten di dalam tepung untuk melar dengan baik, adonan tidak mudah robek ketika di tipiskan dan tentu saja membuat rasanya lebih sedap.
Ada berbagai cara untuk mencampur bahan-bahan paratha menjadi satu adonan, namun menurut saya cara termudah adalah mengaduk semua bahan basah menjadi satu dan kemudian menuangkannya ke bahan kering. Untuk mengaduk dan menguleni paratha, kita bisa menggunakan cara manual alias dengan kesepuluh jemari tangan, namun jika anda memiliki mikser heavy duty maka hasilnya akan jauh lebih baik karena adonan benar-benar menjadi elastis dan smooth. Kunci penting membuat paratha adalah kesabaran, karena umumnya sifat adonan mirip seperti anak kecil yang ngambek. Dibujuk ngamuk, diomelin akan lebih ngamuk lagi. Jadi yang dibutuhkan adalah waktu.
Tepung terigu yang telah bercampur menjadi satu dengan bahan basah perlu didiamkan terlebih dahulu beberapa saat, proses ini disebut dengan autolysis. Pada tahapan ini bahan basah akan beradaptasi dengan bahan kering, menyatu dan mengenal dengan baik. Proses ini wajib dilakukan dan sebaiknya tidak diskip karena setelah didiamkan sekitar 20 hingga 30 menit maka adonan akan lemas dan bekerjasama dengan baik ketika diuleni. Uleni adonan selama 10 menit, diamkan 5 menit dan lanjutkan kembali menguleni, dan diamkan, dan lakukan kegiatan ini berkali-kali hingga pingsan, ups tidak! Hingga adonan menjadi super smooth dan elastis. Tidak sabar? Well adonan memang membutuhkan kesabaran tingkat dewa, sahabatku. ^_^
Adonan yang telah elastis kemudian dibagi menjadi beberapa bagian tergantung besarnya roti canai yang diinginkan. Nah setelah proses ini adonan diistirahatkan kembali, kali ini sebelum beristirahat adonan perlu diberi olesan minyak yang banyak, atau direndam dalam minyak seperti yang saya lakukan di bawah. Mengoles adonan dengan minyak sebenarnya cara yang lebih sehat karena adonan tidak terlalu banyak menyerap minyak. Kali ini adonan perlu diistirahatkan minimal 8 jam lamanya, atau semalaman di suhu ruang, dalam waktu tersebut enzym yang terdapat di dalam tepung akan mulai bekerja pada gula, dan ragi liar yang terkandung di udara akan membantu proses fermentasi pada adonan. Proses istirahat panjang ini akan membuat adonan mudah ditipiskan dan dilebarkan tanpa membuatnya robek, pastikan permukaan adonan terselubungi minyak dengan baik dan dalam kondisi tertutup rapat agar tidak kering.
Tahapan selanjutnya adalah menipiskan adonan, ini merupakan tahapan terberat di proses pembuatan roti canai, dan sejujurnya saya sama sekali tidak expert dibidang ini. Cara termudah yang saya lakukan adalah melebarkan adonan di meja dapur dengan menekannya berkali-kali menggunakan telapak tangan dan ujung ibu jari, hasilnya tentu saja kalah jauh dengan Mas Jono, si abang martabak di seberang jalan, namun ini lebih baik dibandingkan adonan yang meluncur ke kolong meja ketika saya mencoba teknik kibas dan banting. ^_^
Berikut ini proses dan resepnya ya.
Resep Roti Canai (Paratha)
Untuk 6 buah roti canai
Tertarik dengan jenis roti sederhana lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Homemade Roti Naan
Roti Manis Tanpa Oven Isi Krim Custard & FAQ Seputar Proses Pembuatan Roti
Homemade Tortila
Bahan:
- 4 sendok makan susu kental manis
- 1 1/2 sendok makan minyak goreng
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok makan gula pasir
- 1 butir telur
- 500 gram tepung terigu protein sedang (serba guna)
Bahan tambahan:
- mentega/margarine cair atau minyak
Pelengkap:
- rajangan daun bawang, jika suka
- kari sayuran atau daging, resep kari bisa dilihat pada link disini
Cara membuat:
Siapkan mangkuk atau gelas ukur, masukkan 6 (enam) bahan pertama, aduk dengan baik hingga rata. Ini disebut bahan basah.
Siapkan mangkuk besar, tuangkan tepung di dalamnya. Buat sumur di tengah tepung. Tuangkan bahan basah di tengah tepung, aduk rata. Anda bisa menggunakan mikser heavy duty, cukup tuangkan tepung terigu dan bahan basah ke dalam mangkuk mikser, aduk dengan speed paling rendah hingga bahan tercampur baik.
Tutup permukaan mangkuk dengan kain atau plastic wrap, jangan sampai adonan terkena udara bebas. Diamkan adonan selama minimal 20 menit agar adonan menjadi rileks dan mudah diuleni. Adonan seharusnya lembek, jika terlalu kaku dan keras tambahkan air sedikit demi sedikit.
Uleni adonan selama 10 menit, kemudian diamkan selama 5 menit, ulangi kegiatan ini beberapa kali hingga adonan menjadi elastis, smooth dan melar dengan baik.
Bagi adonan menjadi 6 bagian, bentuk bulat. Anda bisa merendam adonan dengan minyak seperti yang saya lakukan atau olesi saja permukaan adonan dengan minyak goreng dan letakkan masing-masing bulatan di dalam loyang muffin. Tutup permukaan gelas/loyang muffin berisi adonan dengan plastic wrap atau kain bersih, pastikan udara bebas tidak mengenai permukaan adonan.
Diamkan adonan minimal 8 jam atau selama semalaman di suhu ruang (bukan di dalam kulkas). Mendiamkan adonan yang berlumur minyak betujuan agar enzym bekerja pada gula di dalam tepung, dan ragi liar di udara membantu proses fermentasi pada adonan, menghasilkan adonan yang luwes, lentur dan elastis.
Ambil sebuah adonan, letakkan di meja dapur. Tekan-tekan adonan dengan telapak tangan, lebarkan, tipiskan selebar dan setipis mungkin. Pengalaman saya, melebarkan adonan dengan telapak tangan dan ujung jemari lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan kayu penggilas.
Olesi permukaan adonan dengan mentega/margarine cair hingga rata, taburi dengan rajangan daun bawang jika suka (saya tidak pakai), lipat berbentuk segiempat. Goreng di penggorengan dengan sedikit minyak hingga permukaannya coklat keemasan.
Atau....
Gulung rapat adonan yang sudah ditipiskan, kemudian bentuk menjadi kumparan konde seperti gambar diatas. Gilas hingga pipih.
Goreng adonan dengan sedikit minyak hingga matang. Biasanya saat akan disajikan roti diremukkan sehingga lapisannya terpisah dan tampak flaky.
Roti canai alias paratha ini sedap disantap bersama cocolan kuah kari. Super yummy!
Sources:
Wikipedia - Paratha
Wikipedia - Roti Canai
Wah paling suka makan roti canai dicocol pakai gula halus mba.hehe
BalasHapusLebih empuk kalau dipanggang setengah mateng dan di inapkan di frezeer, baru dipanggang mateng mba.
wah makasih tipsnya mba Marisa, bisa dicoba kayanya itu hehehe. Di mall ambas, roti canai ditabur keju parut dan disiram sama susu kental manis mba.
HapusMbak , aq klo buat kok klo udah dingin jadi keras emg apa kayak gitu ya ?
HapusAku udh lama nunggu resep canai dr jtt, ibuku jago banget bikin ini dgn resep yg lbh simple, sayang aku coba gagal terus, makanya aku nunggu resep dr mbak endang, hampir semua resep yg aku contek dr jtt berhasil meskipun kadang penampakan tdk menarik tp rasanya ttp enaaak. Smoga resep ini jg berhasil aku eksekusi. Oiya mbak end, klo yg bentuk kotak itu biasanya ibuku isi telur rasanya enak lhoo.
BalasHapusHai mba Dewi, wah moga2 berhasil ya mba, saya sendiri bikin juga sering gagal, ampe sumpek mau coba lagi wakkaka
HapusAkhirnya nongol juga resep yg ditunggu2.. udh lama pengen ini, makasi mba ����
BalasHapussip, silahkan dicoba ya, moga suka
HapusDiisi sarden enak mbak..rasanya jdi mirip martabak lho
BalasHapuswah gud idea banget mba. mantap kayanya tuh. Thanks yaaa
HapusMbak.. Mau tanya ap beda roti pita ini dengan roti maryam? Thanks mbak. :)
BalasHapusResepnyaa masya Alloh bangeet endeuus.. Mulai dari black forest kukusny yg aq coba bikin bareng adekku.. Meski belepotan menghiasnya tapi cake-nya lembuut enakk banget. Kiecho, brownies keju, nugget, dll.. Alhmdlah mbak berakhir mulus hihihi. -ayu-
hai mba Ayu, roti maryam sama seperti roti canai/paratha diatas,
Hapussedangkan roti pita beda ya. Roti pita atau pocket bread berbentuk pipih, lebar, dan biasanya tengahnya berlubang seperti kantung, asal roti pita dr timur tengah ya (Arab, lebanon)
Mba Endang, ini agak oot sih, aku request resep homemade bakpia dong, kemarin" coba resep diblog lain gada step by step yg jelas jd hasilnya masi blm memuaskan, adonannya agak" mirip sama prata ini kayaknya -hana-
BalasHapushai mba Nara, saya belum pernah coba bikin bakpia, soalnya ribet dan lama bikinnya mba, mungkin kalau ada waktu yaa
HapusHai mbak Endang, aku sangat suka sama blogmu,,,pokoknya setiap nongol di fbku, langsung buka JTT. Mbak kalau aku bikin paratha airnya pakai air panas. Gak pake lama2 didiamin adonanya cause anak2 ku gak sabaran nunggu, tapi hasilnya tetap enak. Kalau yg dibikin mbak Endang ini matengnya lemes gak mbak, soalnya sering lihat di film India parathanya bisa dilipat,,,salam,,
BalasHapusthanks mba Eny sharingnya ya. Pakai air panas mungkin mirip seperti pembuatan kulit dumpling/dimsum/pangsit ya. Paratha lemas sangat tergantung dengan ketipisan adonannya mba, makin tipis akan makin lemas.
Hapuswah, you should taste my mother in law's paratha bread. keluarga suami saya orang india-pakistan (lengkap ya, satu india satu pakistan :D ). Jadi hampir selalu ada roti ini di freezer. Mbak Endang harus coba bikin chapati. lebih guampanggg dan lebih sehat karna dari tepung gandum..
BalasHapusbaca resep ini saya jadi pengen manasin canai buat dimakan pake susu kental manis.. surga dunia!
Wah Mba Chika, how lucky you are! Saya bakalan belajar masakan india dan pakistan mati2an kalau punya ibu mertua India - Pakistan wakakka. Yep, canai dengan keju dan susu kental manis dijual di ITC ambas, enak dimakan anget2 hehehe
HapusResepnya top markotp mba..oiy mba tampilin resep Opera cake dong..soalx saya gak pede klo bukan resep dr mba Endang...hihihihihi.soalx sdh terbukti rasax yg dahsyat dan antigagal
BalasHapusthanks Mba Nurfadillah, senang resepnya disuka. Opera cake tunggu kalau ada waktu dan tenaga yaa hehhehe
HapusHyahahaha aku ngakak bangett baca narasinya Mbak Endang..asli kocak bgt..tapi emg iya bener,dulu pernah coba bikin sendiri eeh ulir2nya ga kebentuk bagus, jels kurang tipis, malah jd mirip keloid hasilnya hiks2. Jd penasaran mau coba lagi pake resep dan tipsnya mbak Endang, semoga berhasiilll
BalasHapusBest regardS
Nidya
Thanks Mba Nidya, senang artikelnya disuka, yep memang susah2 gampang bikin makanan ini dan menghabiskan waktu wakakka. moga sukses next time mencobanya ya
HapusHi mba, jd inget dulu saya gatau apa2 masalah roti india. Krn saya nikah dgn punjabi tiap hari saya bikin roti namanya chapati. Resepnya cuma tepung, air dan minyak goreng baru begitu matang di oles ghee. Kalo bikin pake tepung taj m*hal b*gasari mba. Btw malah curhat, seneng bgt liat resep roti cane mbak endang. Soalnya kalo pengen beli mulu. Makasi y mba
BalasHapusJazz - Medan
Hai Mba Jazz, thanks sharignya ya, yep chapati mirip2 naan ya lebih simple. Membuat paratha memang butuh kesabarn buanget dan waktu, kalau bukan karena penasaran ogah bikin mending beli wkakak
HapusAlhamdulillah, resep yg dtunggu2 akhirnya muncul jg, kudu nyiapin kesabaran ini utk eksekusi nya »8jam nya itu loh... Maakk
BalasHapusBarakallah ya mba endang, semoga sehat selalu agar bs trs berkarya. AMIIN
hai mba Lenny, yep berat banget bikin makanan ini, padahal cuman terigu sama air yaa hiiks, beli saja lebih gampang heehhe
HapusAdonan roti canai
BalasHapusYg biasa aisyah buat Cuman air tepung garam minyak mba in sya allah lembut ^^
Air bisa di ganti susu biar tmbh lembut dn gurih ^^
Waktu menguleni adonan tambahkn minyak atau margarin sedikit2 untuk mempermudah adonan menjadi elastis
Setelah adonan elastis bagi adonan menjadi beberapa bagian
Rendam adonan dengan minyak,, 30 -1 jam
Ambil adonan tipiskan dari tengah sampai bag pinggirnya dengan bantuan minyak setelah tipis oles margarin sedikit lipat kanan dn kiri ambil adonan dri atas tarik gulung buat yang lain
Klo mau di masak ambil adonan pertama yg emba buat
Tipiskan
Semoga berhasil ya mbaa 😙😙😙😙
thanks mba Aisyah sharingnya ya, wah sangat berguna sekali,jadi pengen coba buat lagi hehehhe.Sangat bermanfaat infonya! sukses yaaa
HapusHai, salam kenal mbak Endang....
BalasHapussaya termasuk yg terlambat nemuin blog nya mbak, baru bbrp bulan ini.. selama ini saya sering coba resep2 yg di post online tp sering kurang berhasil, pdhl sy udah ikuti sesuai resep step by step.
Saya udah coba banyak resep2 dari blog mbak Endang dan semuanya anti gagal, semuanya jadi hit di rumah saya, hehehe.... skrg saya jd pengikut setia mbak, saya juga selalu recommend blog nya mbak ke saudara2 & teman2.
Makasih ya mbak....
hugs,
Kayley
salam kenal mba Kayley, thanks sharingnya ya, senang resepnya disuka, sukses yaaa
HapusMb.. Link resep naan nya kok nyambung ke Wikipedia ya? -rin-
BalasHapussudah saya betulkan linknya ya mba Rin, thanks ya
HapusHalo mba...saya td nyoba tp gagal :( adonan tidak lengket tapi ga kalis2. Ciri2 kalis kan dpt dibentuk lembaran tipis. Lha punya saya ga, pas ditarik malah putus. Tolong bantuannya ya mba, thanks.
BalasHapusharusnya nggak putus ya, kalau direndam minyak adonannya akan lemas dan mudah melar. Semua tips sudah saya berikan diatas ya mba
HapusKalo air panas yg dimasukkan ke adonan, ngaruh ga ya mba??
Hapusuntuk resep diatas sy pakai air biasa, tapi kalau bikin kulit dumpling buat dimsum saya pakai air panas mendidih, mungkin lebih lemas diadonan ya
HapusTerima kasih infonya mba.
HapusMbak. Ini saya mau buka usaha jualan roti ini. Kalau buat dijual kira2 buletan nya ditimbng brp gram ya. Trus harga jual nya brp ya..
BalasHapushai mba, untuk gram saya tdk timbng ya, yang jelas untuk resep diatas dibgi jadi 6 bulatan, waduh kalau harga tergantung msing2 ya mba
HapusAku share di fb biar bisa bolak balik masuk blog mba. Izin share ya... 😊
BalasHapusOke Mb Widia, silahkan mba, thanks ya
HapusMba saya pas uleni adonan liat terus ga kalis kalis tipsnya gimna ya mba. Lengket akhirnya saya pakein tangan saya minyak goreng saya coba istirahatkan lalu uleni lg tetap sama
BalasHapushai mba widia, kalau susah kalis diamkan saja di dalam minyaknya mba, nanti akan lemas sendiri. tdk perlu diuleni lagi, langsung ditipiskan saja
HapusMbak saya sudah buat dan lumayan berhasil,bentuknya sudah mirip sekali tapi kok rasanya kayak kurang gurih ya mbak?kalo di adonan saya tambahkan mentega lagi kira Kira takarannya berapa ya mbak?
BalasHapushai mba, bs tambah mentega, tapi takarannya mba kudu coba2 ya, saya belum pernah modif resep ini soalnya
HapusApakah Ada opsi pengganti susu kental manis? Misal susu bubuk yang tidak terlalu cair? :)
BalasHapusyep bisa ya mba, SKM hanya untuk memberikan rasa sedikit susu saja
HapusMbak mau nanya, kalau pakai tepung protein tinggi apakah bisa? Soalnya masih punya banyak stok
BalasHapusbisa Mba, sebenarrnya protein tinggi bisa2 saja dipakai buat cake, roti atau kue2. Hanya mix saja dikit dengan tepung maizena jika buat kue kering.
Hapus