Bagaimana dengan Lebaran Idul Adha anda kemarin? Seru dengan acara bakar-membakar sate, atau dibuat kebingungan dengan banyaknya sisa daging kurban yang memenuhi freezer? Well, saya sendiri melewatkan Hari Raya Kurban di rumah adik saya, Wiwin, di Mampang. Kebetulan Ibu saya datang dari Paron dan kami pun ramai berkumpul disana. Seperti lebaran tahun lalu dimana Wiwin memperoleh jatah daging kurban yang banyak, maka kami pun sibuk mempermak daging menjadi aneka masakan yang siap dibekukan di freezer. Masakan ready eat ini tinggal dipanaskan sebentar kala akan dihidangkan dan menjadi menu praktis saat adik saya tidak sempat memasak. Namun berbeda dengan tahun kemarin, tahun ini dibantu dengan Ibu dan adik bungsu saya, Dimas, kami menambah satu menu lagi yaitu sate kambing. Menu itu mencetak big hit dan sepiring besar sate hampir saja ludes diserbu dalam sekejap jika saja Wiwin tidak segera membungkusnya dan memasukkannya ke dalam freezer. ^_^
Terus terang ini kali pertama saya membakar sate langsung diatas bara api. Percobaan sebelumnya saat membuat sate maka daging dipanggang di teflon atau panggangan diatas kompor. Minim pengalaman menghidupkan arang kayu membuat saya harus sedikit ekstra tenaga mengipasi arang yang dihidupkan dengan mengorbankan sebuah majalah BOBO. Ketika suara gemertak arang yang terbakar api mulai terdengar, bara memerah dan percikan api menari-nari di udara, saya pun berjoget ria. Ternyata menghidupkan api di arang kayu sama sekali bukanlah pekerjaan susah, dan dibantu Dimas yang meletakkan sebuah kipas angin di dekat panggangan barbeque membuat pekerjaan membakar sate menjadi sepuluh kali lipat lebih mudah.
Ibu saya mendapat tugas menusuk potongan daging yang telah dibumbui dengan tusukan sate. Bumbu sate yang digunakan pernah saya share pada resep disini. Modifikasi yang dilakukan hanyalah menambahkan 2 sendok makan margarine dan 1 sendok makan air asam jawa ke dalam bumbu perendam dan bumbu tidak ditumis sama sekali. Potongan daging berbumbu kemudian didiamkan selama 30 menit sambil menunggu arang kayu berubah menjadi bara yang siap digunakan untuk memanggang. Hasilnya super maknyus dengan tekstur daging yang empuk. Keponakan saya, Fatih, yang telah menunggu momen ini namun harus menemani ayahnya membuat kaca mata di Mall Ambassador bahkan rela tidak mendapatkan makan siang di mall demi bisa menyantap sate sebanyak-banyaknya di rumah, "Adik nggak mau makan di mall, Yah! Adik mau makan sate, Tante Endang sudah janji mau buat sate," ujarnya yang diceritakan oleh Wiwin. ^_^
Selain sate kambing, ada satu menu lainnya yang menjadi favorit saya kemarin. Memanfaatkan daging berlemak yang memang pas untuk dipermak menjadi masakan goreng asem daging dengan daun melinjo yang pedas, asam dan super duper yummy! Berhubung saya penggemar lontong tingkat wahid namun enggan menghabiskan waktu membuat lontong sendiri maka lontong versi instan dari nasi ini ternyata tidak lah mengecewakan hasilnya. Walau minus aroma daun pisang dan tidak sepulen lontong yang original, namun versi ini cukup mampu mengobati keinginan saya menyantap goreng asem daging dengan potongan lontong.
Goreng asem daging ini terinspirasi dari resep goreng asem sayur a la tante saya yang tinggal di Depok, resep versi sayurannya bisa anda cek pada link disini. Bedanya, goreng asem kali ini lebih dominan cabai hijau untuk memberikan warna kuah hijau kecoklatan yang menggugah selera. Kunci kelezatan goreng asem daging adalah pilihan daging yang sedikit berlemak, potongan belimbing wuluh dan cabai segambreng sehingga rasa kuahnya menjadi asam pedas.
Untuk menghemat waktu, mengingat daging yang memiliki urat dan lemak umumnya sulit empuk dengan cepat maka saya merebusnya di dalam pressure cooker. Seorang pembaca JTT pernah menanyakan ke saya bagaimana menggunakan panci ini dan berhubung setiap merk panci memiliki cara kerja berbeda maka penjelasan berikut ini disesuaikan dengan pengalaman saya menggunakan panci merk Maxim. Hal penting saat menggunakan panci bertekanan tinggi adalah menutup tutup panci dengan benar. Biasanya di permukaan tutup dan tepian panci terdapat gambar mata panah yang menjadi tanda untuk menempelkan tutup dengan badan panci. Tutup kemudian ditekan dan diputar hingga terdengar suara 'klek' yang artinya penutup terpasang sempurna.
Hal penting lainnya adalah selalu cek katup uap air di tengah penutup panci, cek lubang-lubang kecil tempat keluarnya uap. Lubang ini harus bersih, tidak tertutup kotoran atau sisa makanan. Cuci dengan sikat katup uap ini secara berkala sehabis panci dipergunakan untuk memasak, karena uap yang keluar dengan lancar akan membuat proses memasak menjadi jauh lebih aman. Bayangkan jika tekanan uap yang sangat tinggi dari dalam panci tidak menemukan jalan keluarnya dan penutup tidak terpasang sempurna, tutup panci ini bisa terlempar dengan heboh ke udara dan membuat hidup menjadi kacau. Teman kantor saya pernah mengalami kejadian mengerikan ini dan ogah menggunakan pressure cooker lagi seumur hidupnya.
Pressure cooker Maxim memiliki dua buah lubang uap, satu di bagian gagang panci dan yang lain terletak di katup uap di tengah panci. Saat awal memasak dimana uap belum banyak terbentuk dan tekanan di dalam panci belum tinggi maka uap panas akan keluar melalui lubang di gagang panci, hingga sampai pada titik tertentu dimana tekanan uap di dalam panci menjadi sangat tinggi maka akan terdengar suara 'klek' pelan dan lubang uap di gagang panci menjadi tertutup dan penutup panci terkunci. Uap kemudian perlahan mulai keluar dari katup di tengah panci dengan suara mendesis yang heboh. Pada saat awal memasak, saya biasanya akan menggunakan api besar untuk mempercepat proses mendidih, ketika suara mendesis dari katup uap di tengah panci muncul maka api kompor lantas saya kecilkan dan masakan dimasak sesuai waktu yang telah kita tentukan.
Pada prinsipnya, memasak menggunakan pressure cooker adalah proses memasak dengan tekanan tinggi, artinya bahan bakar yang digunakan seharusnya juga efisien karena masakan dimatangkan dengan suhu tinggi di dalam panci. Memasak dengan api kecil selain menghemat bahan bakar juga menurunkan resiko air di dalam pressure cooker habis dengan cepat sementara masakan belum empuk sempurna. Air yang habis akan membuat masakan menjadi gosong. Resiko ini terutama terjadi ketika memasak ayam tulang lunak atau bandeng presto.
Bagi anda yang menghindari daun melinjo karena alasan asam urat atau bukan jenis sayur favorit maka skip saja sayur ini, atau gantikan perannya dengan jenis sayuran lainnya seperti buncis, kacang panjang, kacang merah yang telah direbus lunak, kacang hijau rebus, nangka muda, atau labu siam. Daging sapi atau kambing memang pilihan tersedap dan tepat, namun daging ayam mantap juga menjadi alternatif. Goreng asem daging sedap disantap bersama lontong, ketupat atau nasi hangat.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Goreng Asem Daging dan Lontong Instan
Tertarik dengan resep masakan berkuah asam pedas lainnya? Silahkan klik link resep di bawah ini:
Sup Iga Daun Kedondong
Bebalung Asam Pedas
Garang Asem Ayam a la Kudus
Bahan:
Siapkan daging sapi, potong ukuran 3 x 3 cm atau sesuai selera, cuci bersih dan tiriskan. Sisihkan.
Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum dan berubah warna sedikit gelap. Tambahkan serai, daun jeruk, daun salam dan lengkuas, tumis hingga rempah menjadi layu.
Masukkan potongan daging sapi, aduk rata dengan bumbu, masak hingga warna daging berubah menjadi pucat (tidak kemerahan). Masukkan tumisan daging ke dalam pressure cooker. Tambahkan 1 liter air atau hingga permukaan tumisan daging tertutup dengan air.
Tutup panci rapat sesuai instruksi penggunaan panci anda masing-masing. Masak dengan api besar hingga terdengar suara mendesis dari katup uap di tengah penutup panci. Kecilkan api kompor dan masak selama 25 menit.
Biarkan uap di dalam panci habis (panci tidak mengeluarkan suara mendesis lagi). Jika penutup panci sudah bisa dibuka dengan mudah maka lepaskan penutup. Hidupkan api kompor, masukkan sisa air untuk kuah, air asam, potongan belimbing wuluh, daun melinjo, garam dan gula merah, masak hingga kuah mendidih, dan daun melinjo empuk dan matang.
Cicipi rasa kuah, sesuaikan asin dan manisnya sesuai selera. Matikan kompor, sisihkan.
Membuat lontong instan:
Siapkan nasi di dalam rice cooker, jika nasi anda keras seperti yang saya gunakan maka tambahkan beberapa sendok air panas mendidih. Aduk rata.
Tumbuk nasi dengan alat penumbuk (saya menggunakan rolling pin untuk menggilas adonan yang saya bungkus ujungnya dengan plastik). Tumbuk nasi hingga hancur, lunak dan membentuk adonan dimana butiran nasi menghilang. Jika nasi masih keras tambahkan air panas bertahap sedikit demi sedikit hingga tekstur nasi menjadi lebih lunak.
Jika nasi sudah menjadi adonan pekat dan lengket seperti lem, tuangkan ke wadah yang sudah diolesi dengan minyak goreng agar tidak lengket. Tekan-tekan permukaan adonan nasi agar padat dan kompak, cara paling mudah dengan menekannya menggunakan telapak tangan yang dibasahi sedikit air.
Tutup wadah berisi adonan nasi yang sudah dipadatkan, masukkan ke chiller kulkas selama 1 jam. Keluarkan dan potong sesuai selera.
Sajikan goreng asem daging dengan lontong, dan taburi bawang goreng jika suka. Super yummy!
TESTIMONI PEMBACA
Ika Maryani :
Dikasih buras sama mb Elfina Praseno, akhirnya masak asem2 daging versi mb ENdang Justtryandtaste Blogspot. Enak asem pedes seger. Suwun resepnya nggih mb — feeling hungry.
Mba endangggg...dirimu kreatif sekali. Ijin contek resepnya ya
BalasHapussilhkan mba, moga suka yaa
HapusNàh... lontongnya ini resep yang saya cari... makasih mbak Endang TOP BGT
BalasHapussama2 mba nina, sukses yaa
Hapusbikin lontong instannya persis seperti buat jadah ketan putih. kreatif mba. mumpung masih ada stok daging, harus dicoba ni resepnya.
BalasHapusDianita - Ngrambe, Ngawi
hlo mba Dianita,
Hapuswah ngrambe ini pakai bis 'gunung mas' kan ya?? kayanya lewat depan pasar paron ya. hhaahhaha. dulu ini bis berangkat dan pulang sekolah.
yep, lontong abal2 maksa banget yaa hahhaha
Yup, sampe sekarang masih ada mbak bis gunung mas meski armadanya tinggal sedikit. Sudah eksekusi ni resepnya daun melinjo plus bunganya tinggal petik di kebun. Ga da blimbing wuluh ganti dengan tomat. Seger, pedas, asem pas untuk makan siang. Makasih mbak dah berbagi resep.
Hapussip, thanks sharingya ya mba, wah enaknya bs petik sayuran sendiri di kebun, mantap!
HapusWah resep lontong blh dcoba tuh,...
BalasHapusAku pikir td garang asem mbak, ternyata goreng asem.. beda satu huruf aja, hehehehe...
hahhaa iya, serupa tapi tak sama mba.
Hapuswah enak bener ini mbak, apalagi kalo maemnya ditambah kecap hehehe
BalasHapusbtw dikasih minyak zaitun sehabis ditumis enak ga yah??
thanks mba gita, keknya minyak zaitun tdak berpengaruh di rasa ya mba, sebaiknya minyaknya dipakai di salad saja ya lebih sehat hehehhe
HapusHai mba... selamat idul adha yaa.. telat nii ngucapinnya ^_^
BalasHapusIdul adha ini, saya sibuk bikin bakso dari 2 kilo daging untuk stok di freezer, mba.. Mumpung dagingnya fresh baru 2 jam dipotong. kalau ke pasar kan harus datang jam 5 pagi dn rebutan dgn abang2 tukang bakso supaya dapat daging yg fresh.
Bener mba, bikin bakso dari hewan yg baru dipotong lebih kenyal meskipun tanpa baking powder atau STTP dan rasanya jg gurih (cuma pakai lada, garam, gula, bwng putih). apalagi kalau daging baru potongnya yg merah tua, kering, dan berotot ( *berotot? hihiii.. bingung jelasinnya) tekstur baksonya memuaskan lho mba ^_^
lhoo kok jadi testimoni bakso disini yaa.. maaf kalau salah kamar ya mbaa ^_^
Rizi
selamat idul adha juga ya mba Rizi, walau telat gak papa kok hehheheh. yep memang daging untuk bakso terbaik adalah yang masih betul2 fresh, berdarah2 dan masih hangat. thanks sharingnya yaa
HapusOk mba Endang tak bookmark dulu.
BalasHapuskapan-kapan ntar dicoba.
Mbak endang, kalo daun melinjonya di skip boleh nggak? Disini jarang liat daun melinjo soalnya
BalasHapusResepnya bikin ngiler mulu
skip saja mba, gak papa2 ya, tetap enak kok hehhehe
Hapusenaknya mba resepnya, jadi pengen masak ini buat buka puasa bareng mertua. Makasih mba inspirasi resepnya :)
BalasHapusBookmark dulu deh. Ga sabar buat coba resepnya eheehe. Makasih banyak ya informasinya.
BalasHapus