Wokeh, mungkin resep sambal balado ini sudah tak terhitung banyaknya saya hadirkan. Anda mungkin sudah bosan menatap resep dan tampilan makanan yang serupa tapi tak sama berkali-kali dan berkali-kali di wall JTT. Saya harus berterus-terang, beberapa minggu belakangan ini waktu untuk memasak memang agak susah diluangkan. Hari Sabtu dan Minggu yang biasanya saya gunakan untuk bereksperimen di dapur dan mencoba satu atau dua resep baru harus dilewati dengan berbagai aktifitas di luar rumah. Dimulai dari saudara sepupu saya yang menikah bulan lalu; Ibu saya yang datang ke Jakarta sehingga setiap weekend digunakan untuk menemani beliau; kunjungan ke rumah Tedy, salah satu adik lelaki saya yang tinggal di Cilebut; dan sebagian besar waktu saya lainnya banyak dilewati di rumah adik saya, Wiwin, di Mampang.
Isi kulkas sudah hampir kering kerontang, rencana berbelanja ke pasar setiap 2 minggu sekali pun tidak terlaksana. Setiap hari yang saya lakukan adalah mengais-ngais bahan makanan apapun yang bisa ditemukan di dalam freezer dan chiller untuk bekal makan siang di kantor. Tapi mungkin kondisi ini ada bagusnya juga karena akhirnya freezer saya menjadi lega! Tumpukan makanan beku seperti ikan dan fillet dada ayam sedikit demi sedikit mulai berkurang dan akhirnya benar-benar lenyap ketika si selar yang sudah mendekam disana selama 3 bulan berubah menjadi selar sambal balado yang resepnya saya hadirkan kali ini. Hore!
Saya memiliki habit buruk yaitu selalu lapar mata ketika berbelanja, namun sejak menjalankan program pengiritan selama beberapa bulan ini habit itu perlahan berkurang. Tipsnya, selain list belanja yang terencana, sebelum membeli sesuatu selalu saya pikirkan baik-baik apakah barang itu diperlukan atau tidak. Ujung-ujungnya saya teringat dengan daftar pengeluaran yang selalu saya update setiap hari dan sepertinya budget belanja sudah hampir terlampaui, akhirnya sayapun membatalkan diri untuk membeli barang yang kurang diperlukan tersebut. Jarang mengunjungi pasar dan supermarket juga ampuh mengerem pengeluaran, dalam kasus saya akhirnya mati-matian memaksimalkan bahan makanan apapun yang tersedia di laci dapur dan kulkas. Untungnya atau apesnya, saya termasuk tipe 'jrumbo' istilah orang Jawa untuk mereka yang doyan makan segalanya, selama ada sambal atau tumisan pedas maka nasi sebakul pun sanggup saya gasak sendirian.
"Kenapa sih kita ini doyan makan semua ya? Bikin susah menurunkan berat badan," keluh adik saya, Wiwin, ketika kami bersama Ibu sedang bergeletakan di atas kasur di rumahnya. "Nurun dari Bapak mu itu. Bapak kan sukanya jajan dan penggemar makanan apapun," cetus Ibu saya membela diri walau sebenarnya beliau juga 'pemakan segala'. "Aku makan nasi pakai sambal saja bisa habis segunung, kalau orang lain kan mungkin masih mikir-mikir," keluh saya sambil menepuk-nepuk perut yang penuh lipatan lemak. Dimas yang sedang asyik dengan game Pokemon-nya hanya tertawa ngakak, diantara kami semua, lima bersaudara, adik bungsu saya ini satu-satunya yang memiliki berat ideal. "Masa sih makan nasi pakai sambal saja doyan? Aku nggak mau! Kecuali kalau benar-benar kelaparan berat habis puasa seharian, baru itu aku pikirkan," komentarnya membuat kami semua menghelas nafas berat. "Kalau kondisi seperti itu, aku makan nasi pakai garam saja doyan," kata saya yang disambut tawa cekakaan dari semua. Terlalu! ^_^
Wokeh kembali ke selar dengan bumbu balado ini. Ikan selar yang imut dan murah ini merupakan jenis ikan favorit saya karena gurih rasanya dan garing renyah ketika digoreng. Menurut saya ikan jenis seperti ini bukan hanya menyumbangkan protein namun juga kalsium karena tulang dan kepalanya bisa habis disikat. Sayangnya, karena ukurannya yang kecil maka menggorengnya hingga garing adalah solusi paling tepat untuk mengolahnya, yang berarti turut menyumbangkan kolesterol juga. Saya pernah iseng memepesnya, dan ketika disantap harus bertempur mati-matian dengan duri-duri kecil yang menancap di lidah dan tenggorokan. Ujung-ujungnya bukannya menjadi makanan lezat justru musibah yang timbul karena harus menelan gelondongan nasi kepal bulat-bulat agar duri bisa lenyap terbawa nasi. Tobat!
Bumbu balado yang saya berikan dibawah super simple, Ibu saya biasanya menambahkan lengkuas, daun salam dan daun jeruk untuk membuatnya harum. Saya skip ketiga rempah ini karena tidak ada di dapur, namun percayalah rasanya tetap mantap. Lidah Jawa saya menyukai rasa sambal yang sedikit manis dan asin, kurangi takaran gula merah di resep jika bukan manis asin yang menjadi rasa favorit anda.
Kecap manis memberikan warna di masakan, ini tips Ibu saya untuk membuat masakan tampak terlihat menggugah selera dan warnanya tidak mentah. Sedikit di sambal, sedikit di soto, sedikit di tumisan, tidak akan menyakitkan, karena itu jangan ragu untuk meneteskannya ya. Satu hal lagi, minyak adalah kunci untuk menghasilkan sambal balado yang matang sempurna, tidak terasa 'jebleh' atau 'cemplang', warnanya lebih gelap dan cantik, serta menghilangkan bau langu cabai. Terus terang saya benci dengan masakan yang banyak mengandung minyak, tapi untuk sambal balado memang agak sulit mengelimirnya. Kurangi porsi minyak goreng di resep jika anda concern dengan masalah kesehatan ya.
Hal lainnya adalah minyak harus dalam kondisi sangat panas ketika bumbu balado dimasukkan, minyak panas akan membuat sambal lebih harum aromanya. Tips lainnya adalah tumis terpisah sambal dan jangan campurkan dengan ikan sekaligus. Tuangkan sedikit sambal di permukaan ikan goreng kala akan dihidangkan. Sisa sambal bisa digunakan untuk makanan lainnya atau disimpan di kulkas untuk sewaktu-waktu digunakan tanpa terkontaminasi oleh bau ikan goreng.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep Ikan Selar Sambal Balado
Resep hasil modifikasi sendiri
- 1 kg ikan selar ukuran kecil
Bumbu ikan goreng, dihaluskan dengan blender:
- 2 cm kunyit
- 1 sendok makan ketumbar sangrai
- 3 siung bawang putih
- 1/2 sendok makan garam
- 100 ml air
Bumbu sambal balado, dihaluskan:
- 250 gram cabai merah keriting
- 100 gram cabai rawit merah
- 12 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 2 cm jahe
Bumbu sambal lainnya:
- 2 sendok makan gula merah sisir
- 2 sendok teh garam
- 2 sendok makan kecap manis
- 100 ml minyak untuk menumis sambal
Cara membuat:
Untuk bumbu ikan goreng, masukkan semua bahan kedalam blender dry mill, proses hingga halus. Sisihkan.
Siapkan ikan, buang isi perut dan insangnya. Cuci bersih, dan potong melintang ikan setebal 2 cm. Anda bisa perciki ikan dengan air jeruk nipis dan sedikit garam untuk menghilangkan bau amis, kemudian cuci bersih dan tiriskan. Tuangkan bumbu ikan yang telah dihaluskan, aduk rata. Diamkan selama 15 menit.
Siapkan penggorengan anti lengket, beri minyak agak banyak dan panaskan. Goreng ikan berbumbu hingga benar-benar garing, renyah hingga tulang-tulangnya bisa disantap. Angkat dan tiriskan.
Tuangkan sisa minyak bekas menggoreng ikan ke wadah lainnya, sisakan sekitar 100 ml minyak di wajan. Minyak harus agak banyak kala menumis bumbu balado, agar bumbu matang sempurna. Panaskan minyak hingga benar-benar panas.
Tuangkan bumbu balado yang sudah dihaluskan, gunakan api sedang saja saat menumis. Tumis sambal balado sambil sesekali diaduk-aduk hingga sambal matang dan berubah warnanya menjadi agak gelap. Menumis sambal hingga matang merupakan kunci penting agar rasa sambal lebih sedap dan tidak langu. Aduk sesekali agar sambal tidak gosong.
Masukkan sisa bumbu lainnya. Aduk rata. Tumis hingga sambal menyusut dan matang. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asin dan manisnya. Angkat.
Tata ikan di piring, siramkan sebagian bumbu di permukaan ikan goreng. Sajikan dengan nasi hangat. Mantap!
Wow....ini emang enak banget Mbak saya klo di kampung pake bumbu kesuna cekuh (bawang putih dan kencur) aja sdh nendang banget.....
BalasHapusWah sedap kayanya itu bumbu kesuna cekuh, jadi ngiler sya mba hehhehe. Sukses yaaa
HapusGampang kok mba kalau mau mengurangi berat badan, cuma kurangi atau tiadakan nasi putih. Tapi sayangnya resep mba Endang ini semuanya bikin kita ngabisin nasi putih sebakul hehehe
BalasHapuswaakakak, iya betul, saya actully gak makan nasi putih mba Lina, tapi gara2 masak yang beginian jadi tergoda hehehhe. sukses yaa
HapusSaya sendiri pencinta masakan pedas,apalagi balado Hahahahha.Masakakan apa aja kalo pedas enak banget.Saya sendiri kalo makan pisang goreng,dicocol ke sambal terasi "Wah,jangankan sebakul setruk aja habis".
BalasHapusHaaa, pisang goreng dan singkong goreng cocol sambal terasi itu fav saya juga wkkkakakak.
Hapushai mbak endang
BalasHapusSambalnya bisa tahan berapa hari ya kalo disimpan di kulkas?
anna
bisa sampai 2 mingguan mba Anna.
HapusSendoknya cantik dan unik, mba Endang. Maaf gagal fokus, hehehe.
BalasHapusthanks Mba Sitti, ini hasil perburuan barang bekas di pasar Jatinegara hehehhe
HapusIkan goreng dibalado emang ga pernah gagal mbak buat ga nambah sepotong ikan lagi dan sesendok nasi lagi dan lagi sampai perut bener-bener full.. Habis makan baru deh meratapi diet selama ini.. Tobattt... Hahahaaa
BalasHapuswah bener banget Mba Shenan, saya gak pernah bosan makan nasi panas lauk ikan goreng balado, menu dari kecil wakakka
Hapushi mba. saya tertarik banget sama resep2 JTT. tapi fokus saya di resep ini, gimana ceritanya ikan selar bisa tahan 3bulan dan masih bagus gitu mba? thanks! :)
BalasHapusSaya simpan biasa di freezer Mba. Ikan disiangi, dibersihkan, cuci bersih dan packing plastik per porsi masak. Saya bekukan di freezer, 6 bulan msh oke.
HapusHai mba.. salam kenal ya, walaupun sbnrnya kita udah temenan di FB hehe..
BalasHapusAku juga lagi punya ikan selar yang udah 3bulan nangkring di freezer, tadinya bingung dan ga yakin apakah masih layak masak kalo udah 3bulanan simpennya. Alhamdulillaah dapet pencerahan disini, ikan selar ku langsung keluarin dari freezer dan mau kusulap juga jadi selar balado. Terimakasih mba endang, sukses selalu yaa.. wassalam
salam kenal Mba Reny, thanks sharingnya yaa. selama di freezer masih oke2 saja mba asal kemasannya rapat dan tdk terkena udara kulkas. saya sering sampai 6 bulan wakkakak
HapusMba cuma mau koment, ngakak aku tu baca menelan nasi gelondongan bulat2🤣🤣 pengalaman aku bgt soalnya wkwkw.
BalasHapushahahha iyaaa, tips emak, tapi kadang gak manjur huaaa
Hapus