Namun bagi si penggila ikan seperti saya dan keluarga, makan nasi tanpa berlauk ikan laut adalah siksaan, sehari dua hari masih oke. Sebulan? Mulai terasa seperti musibah. Untungnya di pasar yang terletak di depan rumah banyak pedagang yang menjual ikan sungai. Ikan mas, kuthuk alias ikan gabus, tawes, lele, dan wadher adalah jenis umum yang banyak digelar di lantai pasar dengan dialasi lembaran daun jati. Sayangnya satu-satunya ikan air tawar kesukaan saya hanyalah ikan gurami dan makhluk itu tidak pernah muncul di lapak pedagang. Pada waktu-waktu tertentu, udang sungai yang hitam dan berukuran kecil hadir membludak. Kala itulah Ibu saya lantas mengobati kekecewaan kami semua dengan menghadirkan masakan yang selalu, dan selalu membuat kami menambah nasi di piring. Apalagi jika bukan si udang goreng kunyit super gurih yang saya hadirkan resepnya kali ini. ^_^
Jika berurusan dengan udang sungai, masakan favorit alm. nenek saya, Mbah Wedhok, adalah bothok. Saya pernah menghadirkan resep bothok udang tersebut di JTT, anda bisa melihat artikelnya pada link disini. Walau sedap, tapi bothok bukanlah lauk favorit kami semua, karena itu Ibu saya jarang membuatnya. Tapi udang kecil yang dibumbui dengan garam, kunyit dan air asam jawa dan digoreng hingga garing ini selalu menjadi rebutan. Tidak ada yang lebih sedap selain udang segar - sebagian udang sungai masih hidup ketika dibeli - yang dibumbui dengan bumbu simple seperti ini dan digoreng garing. Aromanya ketika sedang dimasak menguar hingga ke seantero rumah dan bahkan menurut saya beberapa ratus meter dari rumah karena walau sedang bermain di luar, saya selalu tahu jika Ibu sedang menggoreng udang kunyit.
Walau membuatnya sangat mudah namun saya jarang memasak menu tersebut, mungkin karena kenangan akan udang goreng buatan Ibu terpatri kuat dalam ingatan dan saya tak ingin merusaknya dengan memori udang goreng kunyit lainnya a la saya. Namun ketika beberapa waktu yang lalu saya ke pasar Blok A, di lapak penjual ikan tampak sebaskom besar udang laut kecil-kecil yang terlihat fresh. Pembeli berebutan membelinya karena harganya lumayan terjangkau waktu itu, membuat saya pun menjadi latah. Setengah kilogram udang pun kemudian masuk ke timbangan dan saya sudah tahu hendak mengolahnya menjadi masakan apa. ^_^
Nah berbicara tentang udang goreng kunyit, ada satu memori lainnya tentang makanan ini, memori saya kalau berurusan dengan makanan memang luar biasa! Waktu saya ke Batam tahun lalu, kakak saya dan suaminya mengajak bersantap siang di sebuah kelong yang terletak cukup jauh dari pusat kota Batam. Kelong adalah restoran di tepian laut, terkadang mereka mendirikan bangunan diatas laut dengan menggunakan kayu-kayu pancang untuk menopangnya. Seafood di kelong super fresh karena sebagian besar masih hidup dan bisa kita pilih langsung dari kolam-kolam kecil yang berada di tepian laut. Selain kerapu macan steamed yang sedap, dan gonggong yang dicocol ke saus asam pedas, maka ada satu menu yang saya suka yaitu udang goreng kunyit yang crispy. Sepiring udang yang cukup melimpah porsinya tersebut berwarna kekuningan karena banyaknya kunyit yang diberikan, terasa gurih, dan renyah, sehingga sepiring pun terasa kurang.
Membuatnya sendiri di rumah sebenarnya mudah, tapi karena minyak goreng yang saya pergunakan kurang banyak maka hasilnya tidak serenyah seperti di kelong di Batam. Lebih mirip udang goreng kunyit versi Ibu saya. Walau kurang memuaskan dari sisi tekstur namun untuk rasa, mantap! ^_^
Membuatnya sangat mudah, gunakan udang air laut atau air tawar dengan ukuran sebesar kelingking. Udang tidak perlu dibuang kepala dan kulitnya, karena ketika digoreng maka bagian ini yang membuatnya menjadi garing. Cukup cuci bersih udang, dan masukkan semua bumbu perendamnya. Agar kunyit merata dan melumuri permukaan udang dengan baik maka saran saya gunakan kunyit bubuk, jika menggunakan kunyit segar maka parut atau blender kunyit hingga smooth. Versi resep Ibu saya hanya menggunakan asam, garam, kunyit dan bawang putih, tapi saya menambahkan sedikit parutan jahe dan saus tiram agar lebih harum dan sedap, serta baking powder untuk membuat udang lebih crispy ketika digoreng.
Jika udang sudah dilumuri bumbu, panaskan minyak agak banyak dan goreng udang hingga terendam minyak. Agar tidak perlu memakai terlalu banyak minyak, maka goreng udang dalam dua kali gorengan, yang jelas jika minyak kurang maka udang susah untuk garing dan hasilnya lembab seperti yang saya buat.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Udang Goreng Kunyit
Udang goreng kunyit sedap disantap bersama menu dibawah ini:
Tumis Kangkung Belacan
Tumis Brokoli Bawang Putih
Tumis Ayam dengan Sayuran
Bahan & bumbu:
- 1 sendok teh baking powder double acting (optional)
Masyaallah...udang sungaiii...sedapnyaaa..dah lama tak makan udang sungai... rebus saja pun sedappp..manis2 isinya...
BalasHapusyep, tapi resep ini saya pakai udang tambak Mba, udang sungai yang fresh memang mantap
HapusHai mbak, suka sekali dgn resep2 yg mb posting.
BalasHapusOya mo nanya, ngrendam udangnya dgn bumbu brp lama ya?
Asin yang pas saat disantap itu, dicicipi saat mentahnya asin cekit atau sedeng2 aja?
Oya itu di foto bawah rendeman bumbunya tampak berair, itu dari air asam jawa & saos tiram aja ya, ga ditambah air lagi khan?
Makasih sebelumnya
Hai Mba Yayuk, nggak lama Mba,hanya 10 menit saja. Jangan sampai asin banget, sedang2 saja ketika dicipi mentah. Berair karena udangnya tdk terlalu tiris sehabis dicuci,
HapusMungkin yg mba yayuk liat itu foto udang yg udah masuk penggorengan mba yayuk.. Jadi nampak berair.. Hihihi. Saya tadi juga sempat terkecoh bentar.. Berhubung liat spatulanya yg buat goreng langsung sadar.. Soalnya wajan mba Endang wajan keramik, jadi sepintas kalo orang gak tau, dikira itu bukan wajan, melainkan mangkuk keramik.. Hihihi. :D
HapusDulu awal2 mba Endang posting foto wajan keramiknya saya juga terkecoh.. :D Hihi.
thanks Mba Aiie, suddah menbantu menjelaskan, wakkaka, saya bingung juga sebenarnya ^_^
HapusUwoooww.. enak bgt kayaknya mbaak, blanja udah dulu deh
BalasHapussip, moga suka yaa
HapusSukaaaaaaa bangeettt sama udang...
BalasHapusfavorit! Kebetulan kota kelahiran dan tempat tinggal saya (Balikpapan) adalah kota yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi laut sehingga seafood sangat mudah didapat.
1 hal yang lumayan membuat malas memasak udang adalah membersihkan kotoran di punggungnya, bayangkan kalau harus melakukan itu pada sebaskom udang, selera makan pasti langsung lenyap... hehehehe
Nah, mba Endang, apakah memang untuk udang kecil seperti ini, membersihkan kotoran di punggungnya tidak diperlukan?
Terimakasih infonya, juga resep udang kunyitnya.. sukses selalu.. aamiin
thanks sharingnya Mba Edna,
Hapuskalau kecil2 saya tdk bersihkan punggunyngnya, kecuali udang besar, so far baik2 saja. dan di resto udang kuyit gorng yang pernah saya makan, udang juga dibiarkan utuh saja
Waduuhh....sama nasi putih aja, bisa tanduk aku...
BalasHapusbetulll, sama kasusnya hehhehe
HapusDear mbak endang...
BalasHapuspagi2 dah baca resep udang goreng...alhasil lapeeer. Semoga mbak sayur keliling bawa udang haro ini. Ngeceeess...
Salam... riny boedi
Hai Mba Riny, wkakkaka, memang pakai nasi panas tobat mantapnya Mba, bs nambah berkali2, gurih banget
HapusKonfim wiken ini mau bikin ginian! :D
BalasHapussip, moga suka yaa
HapusSiang mbak... bisa kasi resep sambal buat nemenin udang kunyit ini? Sambelnya yang maknyuss dan bikin nagih, mbak ya.. makasih.. Ira.
BalasHapushai mba ira, coba pakai sambal terasi goreng di resep ayam bacem mba, googling saja 'ayam bacem JTT'.
HapusHalo Mbak Endang, bumbu ini apakah bisa digunakan untuk lauk lainnya, misalnya ayam?
BalasHapusbisa ya Mba
Hapus