Senangnya memiliki boss yang senang mentraktir adalah saat jam makan siang tidak perlu khawatir dilalui dengan perut kelaparan. Contohnya ketika hari Jumat kemarin kala Direktur saya, Ibu Jane, kebingungan hendak mencari rekan untuk menemani bersantap siang. Beberapa dari kami yang masih asyik nongkrong di meja akhirnya 'ketiban' rejeki makan siang gratis di resto Gula Murah di Kuningan City Mall. Saya yang sebenarnya sudah kekenyangan menyantap sepiring besar pecel komplit tak kuasa menolak kemurahan hati ini, lagipula semua rejeki apapun bentuknya harus disyukuri bukan? ^_^
Saya belum pernah mencicipi masakan di Gula Merah, namun resto a la Melayu ini memiliki suasana yang cozy dengan aneka masakan khas Indonesia - Malaysia yang terlihat menggiurkan. Harga yang tercantum di buku menu pun tidak membuat kantung bolong, tak heran jika semua meja hampir penuh terisi oleh karyawan yang sedang bersantap siang. Untungnya beberapa meja kecil bisa disatukan untuk mengakomodir kami yang berjumlah sepuluh orang. Nasi bakar sepertinya menjadi menu andalan, terbukti dengan banyaknya aneka jenis nasi bakar yang terdapat di dalam buku menu, seperti nasi bakar rendang, nasi bakar empal, nasi bakar ayam lemak dan masih banyak lagi. Saya yang sedang menghindari nasi lantas memilih semangkuk gulai ikan tengiri. Pilihan saya tidaklah salah, karena rasanya maknyus!
Kuah gulai yang mengandung santan ini tidak terlalu berat dengan rasa atau aroma rempah-rempah yang biasanya selalu diasosiasikan kepada masakan bernama gulai. Mungkin karena terbiasa dengan gulai a la Jawa yang kaya rempah maka terkadang saya lupa, jika gulai ikan a la Sumatera umumnya lebih simple. Rasa asin, asam dan manis kuah berpadu balance, plus rasa pedas yang disumbangkan dari irisan cabai rawit merah yang nendang. Sepotong ekor ikan tengiri yang diceburkan ke dalam kuah di mangkuk sebenarnya terasa kurang, namun mengingat ikan ini cukup mahal harganya dan rasa kuah yang sedap maka porsi tersebut bisa saya maklumi. Ikan tengiri sepertinya pilihan yang tepat karena tekstur dagingnya yang lembut dan gurih, tapi saya yakin dengan ikan bawal, kakap, atau ikan dengan tekstur daging lembut lainnya akan terasa sama sedapnya. Saya langsung mencatat menu ini di kepala untuk satu saat dicoba sendiri di rumah. Menurut saya bumbunya tidaklah terlalu sulit dan bisa direka-reka sendiri.
Ternyata tidak perlu menunggu lama untuk membuat gulai ikan tengiri a la Gula Merah karena weekend lalu saat menginap di rumah adik saya, Wiwin, di Mampang, dia memiliki sekilo daging ikan tengiri yang membeku di freezer."Ikannya mau diapain Win?" Tanya saya berharap cemas adik saya tidak menyebutkan satu menu spesial yang hendak dia eksekusi. "Nggak tahu, terserah lah mau dimasak apa. Buat lauk kita ntar saat makan siang." Pucuk dicinta ulam pun tiba, saya langsung tersenyum lebar dan mempersiapkan semua bumbu untuk memasak si ikan menjadi gulai.
Membuat gulai ini super duper mudah, bumbu dihaluskan di blender dan ditumis sebentar hingga matang. Rempah-rempah segar yang digunakan cukup jahe, kunyit, daun jeruk dan serai saja, saya skip daun salam karena menurut saya akan membuat rasa gulai menjadi berbeda dengan versi aslinya di Gula Merah. Setelah air dimasukkan dan mendidih baru kemudian potongan ikan diceburkan, bagian penting tahapan ini adalah sebaiknya seluruh permukaan ikan terendam kuah sehingga bisa matang sempurna tanpa perlu membalik-balikkan posisinya. Daging ikan sangat fragile alias mudah hancur, jadi saran saya jangan sering membaliknya agar potongannya tetap utuh.
Apalah artinya gulai tanpa santan kental bukan? Jadi saya mengucurkan sekitar 40 ml santan kental instan ke kuah untuk membuatnya lebih kental dan tentu saja lebih sedap. Porsi santan bisa disesuaikan dengan selera ya, jadi jika anda suka dengan rasa santan yang lebih kuat maka tambahkan saja porsinya. Saya sendiri suka dengan gulai yang tidak terlalu berat tapi masih menyisakan jejak rasa gurih santan di lidah. Masakan kemudian dimasak dengan api kecil saja, cukup hingga muncul letupan-letupan halus di permukaan kuah dan bukan bergolak kuat. Memasak makanan berkuah santan memang perlu perhatian ekstra, kurang lama dimasak maka rasa santan tidak akan keluar dan 'cemplang', terlalu lama dimasak apalagi dengan api besar akan membuat santan pecah (terpisah antara bahan padat dan airnya), rasa masakan menjadi kurang sedap dan tampilannya pun tidak oke.
Masakan matang, rasanya pun sedap, dan baunya harum semerbak, apalagi yang kita lakukan sekarang jika bukan menyambar piring, dan menyantapnya bukan? Tapi tidak sebelum sesi foto dilakukan. Nah karena saya memasak gulai ini di rumah adik saya, maka semua peralatan memotret makanan termasuk kamera DSLR andalan tentu saja tidak berada di tangan. Kali ini saya terpaksa menggunakan handphone Samsung jadul yang memiliki kualitas foto yang kurang oke untuk mengabadikan semua step by step dan foto hasilnya.
Sehelai kain taplak meja di ruang keluarga terpaksa saya seret ke lantai teras dan menjadi propping, dengan bantuan Mbak Ayu yang membawa sepiring sayur mayur pecel dan semangkuk balado ikan asin jambal yang saya buat juga sejak pagi, jadilah foto ala kadar yang saya share hari ini. Kualitas gambarnya jauh berbeda dengan kamera yang semi pro, tapi rasa masakan ini sangat sedap sehingga saya merasa sayang jika tidak membagikannya ke anda semua.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Gulai Ikan Tengiri a la Gula Merah
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 6 - 8 porsi
Tertarik dengan resep ikan berkuah lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Ikan Pisang-Pisang Saus Bunga Kecombrang
Pindang Ikan Patin
Ikan Tongkol Masak Woku Belanga
Bahan:
- 1 kg ikan tengiri, siangi dan potong sesuai selera + 1/2 buah jeruk nipis + 1 sendok teh garam
- 700 ml air
- 40 ml santan kental instan
Bumbu dihaluskan:
- 1 1/2 cm jahe
- 1 1/2 cm kunyit
- 4 butir kemiri sangrai
- 4 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 5 buah cabai merah keriting
Bumbu lainnya:
- 1 batang serai dimemarkan
- 2 lembar daun jeruk purut
- 2 sendok makan air asam jawa yang kental, bisa diganti dengan air jeruk nipis atau irisan 6 buah belimbing wuluh
- 5 buah cabai rawit merah, iris serong tipis
- 1 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok teh gula pasir
- 3 buah tomat merah, bagi masing-masing menjadi 6 bagian
Pelengkap:
- bawang merah goreng sebagai taburan
Cara membuat:
Siapkan ikan tengiri, bersihkan isi perutnya, potong-potong ikan sesuai selera. Beri 1/2 jeruk nipis yang diperas airnya dan 1 sendok teh garam, lumuri hingga rata, diamkan selama 10 menit dan cuci hingga bersih. Sisihkan.
Siapkan wajan, beri 2 sendok makan minyak dan panaskan. Tumis bumbu halus hingga harum, gunakan api sedang saja kala menumis, dan aduk-aduk selama bumbu ditumis agar tidak gosong. Masukkan serai, dan daun jeruk, tumis hingga rempah layu. Tambahkan air, dan air asam Jawa. Masak dengan api sedang hingga mendidih.
Masukkan ikan tengiri, usahakan ikan tenggelam. Masak dengan api kecil hingga mendidih, tambahkan garam, gula dan santan kental, lanjutkan memasak hingga ikan matang. Jika dirasa perlu balikkan ikan sesekali saja dengan hati-hati agar tidak hancur.
Cicipi rasanya, sesuaikan garam dan gula, masukkan tomat dan masak sebentar agar tomat layu. Angkat dan sajikan dengan nasi hangat dan taburan bawang merah goreng. Super yummy!
Selamat siang mbak Endang, walaupun pakai kamera jadul kalau sudah ditangan sang maestro tetap saja hasilnya menggugah selera. Mantap mbak resep nya ... Wajib dijadwalkan untuk dicoba
BalasHapusThanks ya Mas Puguh! Sebenarnya ragu mau share ini, tapi dibuang kok sayang ya hehehe.
HapusAss..apa kabar mba endang..
BalasHapusSaya kok klo mw masak gulai ikan seperti ini suka takut bau amis meski telah dilumuri garam n jeruk nipis,karena ikan tdk digoreng dulu..tp kok liat postingan resep mba endang ini jd kepengen buat masak ini ..btw pecel sama balado ikan jambal bikin ngilerrr..hehe
Trims mba endang resepnya..
Wss
Walaikumsalam Mb Lian, kabar saya baik Mba, thanks yaa
Hapuskalau khawatir amis coba masak ikan agak lama dengan api kecil supaya bumbu meresap hingga ke dalam dagingnya. Biasanya kalau kurang dimasak memang bau amisnya kerasa ya
Assalamu'alaikum. Salam kenal mb endang, sering mampir ke sini tp jarang meninggalkan jejak mb. Mau tanya kalo ikan diganti ikan nila bisa nggak mbak, soalnya kalo bawal durinya kecil2 kan banyak ya, kalo anak2 kan menyisihkan durinya susah mb. Tami
BalasHapusHalo Mba Tami, salam kenal ya. Bs pakai jenis ikan apapun mba, nila juga oke ya.
HapusHai mba Endang...
BalasHapusNgileeerrr...pake nasi anget2 kayanya nambah berkali2 hehehe.ini bumbunya mirip woku ya mba?aku mau cb pakai ikan kakap/gurame bs ya mba?
Salam
Sari
Thanks mba Sari sharingnya ya, yep bs pakai kakap atau gurame ya mba.
Hapushallo mba endang.. wah ikan tengiri faforitku aku klo punya jarang tak masak malah seringnya tak bikin pempek ato siomay di semarang lg langka tengiri klo pas ada wah melimpah di pasar bisa buat stok kulkas kpn2 tak coba resepnya y mba...
BalasHapusayo mba bikin novel tak tunggu ceritamu selanjutnya
--anni smg--
Thanks Mba Anni, yep bisanya tengiri di pempek ya, tapi kadang males prosesnya wkakkakak. Dagingnya lembut banget dan enak dimasak kuah begini. Sukses yaa
Hapuswah nampaknya ok banget nih resep mba...biasanya utk gulai pengganti daun salam itu pakai daun kunyit mba Endang....
BalasHapusWh betul sekali tipsnya Mba, saya lupa sama daun kunyit, padahal banyak banget kunyit saya tumbuh dihalaman wakakak. thanks yaa
Hapushalo mbak Endang,,
BalasHapusSalam kenal..
Sudah sekitar 3 tahun saya menjadi silent rider mbak Endang dan selalu ragu untuk komen (walaupun sebenernya pengen bangett). Mungkin karena tidak terbiasa jadi saya ragu untuk meninggalkan jejak di blog mbak endang, tapi akhirnya sekarang saya menguatkan hati,, hehehe (lebay)..
Sangat berterimakasih sekali dengan semua postingan mbak Endang. Saya sudah berkecimpung di berbagai blog masak,, cuma punya mbak endang yg anti gagal, sekali coba langsung berhasil. Tips2 nya sangat berguna, apalagi untuk awam seperti saya. balasan2 mbak endang di setiap komen juga menajawab berbagai kegalauan saya dalam masak atau baking sehingga saya mengurungkan niat untuk meninggalkan jejak. Sekali lagi makasih mbakkk,, keep posting,, :) walaupun komen saya ngga nyambung ama masakannya gpp ya mba,,
Salam kenal juga ya Mba Dera, thanks sharingnya ya, senang resep2 JTT disuka. Sukses yaa
HapusHmmmmm...Yummy kayaknya nih...Lidah lagi pengen yang gurih-gurih nih mbak..Kayaknya ini pas ya...Makasih mbak Endang...
BalasHapusResep ini tepat sekali Mba Erlin wakakka, segar asam asin gurih.
HapusMb Endang dirumahku lg banyak chickpeas oleh-oleh adek dr umroh. Jd inget mb pernah cerita mau bikin falafel. Ditunggu ya mb resepnya.
BalasHapushai mba arie, wah enak itu di sup. chickpeas saya habis hehehe, kmrn mau beli di lazada tapi kok kena ongkir jadi batal ^_^
HapusOia mba..alm ibu saya dulu pernah bilang, utk gulai lebih sedap klo pakai asam kandis...
BalasHapusbetul banget mama farhan, saya suka lupa cemplungin asam kandis, padahal ada di meja dapur hiks, thanks ya
HapusMbak Endang, kalau ikannya diganti sama tongkol, tetep sedap gak yaaa Mbak?
BalasHapustetap sedap mba Fitri ^_^
HapusMb kalo ikan nya digoreng dulu kira kira enak gak ya..
BalasHapusenak2 saja mba
HapusDear mba endang, sy dewi di sby..dr dl pengen coba resep ini tp gak pernah ksampaian, akhirnya terpaksa nyoba pas dibawain tetangga ikan laut hasil mancing dan dipaksa masak ����, hasilnya semua bilang ennnyyaaaakkk banget, bahkan pake ikan yg gak tau jenis apa �� , thank u ya mba, penyelamat saat ditodong masak ������
BalasHapus