Sudah lama saya hendak membuat masakan ini, tepatnya sejak resep ayam betutu panggang yang pernah saya hadirkan resepnya di JTT, bisa diklik pada link disini, banyak digemari pembaca JTT. Masakan bernama betutu ini biasanya hadir dalam dua versi, dipanggang sehingga bumbu menempel di seluruh permukaan ayam atau bebek, atau berkuah nyemek seperti postingan yang saya hadirkan kali ini. Kendala utama hendak membuatnya semata-mata karena malasnya membayangkan mempersiapkan bumbu yang 'segambreng' banyaknya. Yep, jika berbicara mengenai masakan bernama betutu maka bumbunya komplit dan banyak. Bumbu banyak membuat masakan menjadi bergelimang bumbu yang pekat sehingga terlihat menggugah selera.
Dulu ketika membuat versi panggangnya (saya memanggangnya di oven), semua bumbu saya cincang di telanen hingga kesepuluh jemari tangan terasa terbakar cabai. Orang Jawa menyebutnya 'wedhangan' karena rasa panas seperti 'wedhang' bahasa Jawa untuk minuman yang panas. Alasan saya mencincangnya semata-mata karena blender yang sedang rusak dan saya enggan melakukan proses ulek-mengulek yang sering membuat 'gempor'. Kini saya mengandalkan food processor yang hanya memproses semua bumbu tersebut dalam 1 menit saja. Di resep betutu panggang, bumbu tercincang yang dimasak lama memang akan membuat tampilan masakan menjadi sangat menarik karena gelimangan bumbu kasar yang menempel di seluruh permukaan ayam/bebek, tapi menghaluskannya langsung dengan blender juga akan memberikan hasil yang sama mantapnya.
Nah karena bulan lalu sepulang dari Batam saya membawa dua ekor itik berukuran jumbo, maka bebek betutu kuah pun akhirnya saya eksekusi. Yep, saya membawa itik beku dari Batam, semata-mata tergiur dengan promosi Apini, asisten kakak saya, yang mengatakan bahwa itik ternakan tetangganya gemuk dan mantap. Promo yang dijual Apini akhirnya saya beli, jadilah dua ekor itik gendut yang sudah dibersihkan, dibuang kepala dan kakinya, terbang ke Jakarta. Itik tersebut tentu saja dibekukan terlebih dahulu di freezer kakak saya yang untungnya berukuran besar. Masing-masing itik beku seberat 2,5 kg tersebut kemudian dibungkus rapat dengan plastic wrap dan saya bawa masuk ke kabin pesawat. Entah bagaimana reaksi petugas di bandara kala dua itik beku tersebut melalui mesin pemindai, namun pengalaman membawa daging-dagingan dan barang aneh ke kabin seperti ini bukanlah barang baru bagi saya.
Saya juga pernah sukses membawa dua ekor ikan tengiri super besar yang sudah dibekukan dari Batam, karena saat itu harganya sangat murah disana. Pernah juga membawa 3 anak pohon pisang yang saya ambil dari pekarangan kakak saya, karena buah pisangnya mantap. Pohon setinggi 1 meter itu dibungkus rapat dengan kertas koran, saya tenteng dan bawa ke kabin. Sempat dicegat oleh petugas maskapai, namun ketika dijelaskan barang tersebut adalah pohon pisang yang fragile mereka memahaminya.
Pengalaman agak sedikit 'deg-degan' terjadi ketika saya membawa aneka sosis khas Turki (sujuk/sucuk) dari Swedia dua tahun lalu. Bentuk sosis yang super gendut dan jumbo serta cukup banyak jumlahnya sempat membuat petugas mencegat saya agak lama. Waktu itu saya berpikir jika barang tersebut ditolak maka saya akan menyantapnya sampai 'klenger' saat itu juga di bandara. Namun setelah dijelaskan panjang lebar bahwa benda berbentuk 'aneh' tersebut adalah Turkish sausages, mereka mengerti. Ketika dipindai mungkin tampilannya tampak seperti granat. ^_^
Wokeh sekarang menuju ke masakan bernama betutu. Betutu merupakan hidangan khas Bali & Lombok yang menggunakan ayam atau bebek sebagai bahan utamanya. Ciri khas masakan ini adalah campuran bumbu yang beraneka ragam dan melimpah, dan memiliki cita rasa pedas. Menurut Wikipedia, 'betutu' sendiri berasal dari kata dalam bahasa Bali yang berarti campuran bumbu dan rempah tertentu yang umumnya terdiri atas bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kemiri, cabai, lengkuas, dan terasi. Bumbu kemudian ditumbuk, ditumis bersama minyak kelapa, dan dimasak bersama bebek atau ayam hingga empuk. Masakan betutu yang original biasanya dimasak dalam waktu 24 jam sehingga bumbu meresap ke setiap serat daging bebek atau ayam. Namun kini sepertinya hanya restoran tertentu saja di Bali dan Lombok yang benar-benar memasaknya hingga selama itu.
Sebenarnya walau bebek adalah salah satu unggas favorit saya, namun saya paling enggan memasaknya sendiri di rumah. Sebagaimana masyarakat umumnya yang jarang memasak itik atau bebek sendiri, maka ketakutan terbesar saya adalah bau yang amis dan tidak hilang ketika daging dimasak. Beberapa tips seperti tidak menyertakan lemak yang menempel dibagian belakang itik (brutu), mengosok seluruh permukaan itik dan rongga perutnya dengan garam dan jeruk nipis/lemon, hingga membakarnya di permukaan kompor sudah saya lakukan, namun sedikit rasa amis masih tetap terasa ketika disantap. Alasan itu jugalah yang membuat saya sebenarnya malas memasak unggas ini, selain tentu saja di Jakarta agak susah menemukan bebek/itik yang fresh. Untungnya masakan betutu menggunakan bumbu beraneka ragam dan melimpah sehingga bau-bau aneh pada itik/bebek sedikit berkurang, plus rasa pedas yang cukup mampu membuat bibir jontor membuat saya sedikit 'lupa' dengan bau dan rasa amis. ^_^
Bumbu betutu kuah ini tidak berbeda dengan versi panggangnya, bebek yang sudah dibersihkan cukup direbus bersama bumbu tumisan hingga empuk dan matang. Jika bebek belum empuk, maka air ditambahkan hingga daging benar-benar lunak ketika dipencet dengan ujung jari. Untungnya itik yang saya gunakan dari jenis yang masih muda sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk membuatnya empuk dan matang.
Berbeda dengan versi panggangnya dimana kuah dimasak hingga menyusut habis kemudian daging dipanggang di oven, maka di versi ini masakan justru bergelimang kuah yang kental. Rencana awal hidangan ini akan saya sandingkan dengan plecing kangkung dan sambal matah, tapi karena lamanya memasak betutu ini membuat energi saya terkuras maka kedua pendamping tersebut terpaksa dilupakan. Apalagi bau masakan yang menggugah selera membuat saya pun tak sabar segera mengambil piring, dan bersama gunungan nasi merah langsung menyantapnya. Sedap! ^_^
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Bebek Betutu Kuah
Untuk 4 porsi
Tertarik dengan resep a la Bali lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Ayam Suwir Pedas
Sambal Matah
Sate Lilit Batang Serai
Bahan:
- + 2 liter air panas
Bumbu dihaluskan atau tumbuk kasar atau cincang halus:
- 8 siung bawang merah
Bumbu & bahan lainnya:
- 3 sendok makan minyak untuk menumis
- 1 1/4 sendok teh terasi, dihaluskan
- 2 lembar daun salam
- 1/2 sendok makan garam
- 1 sendok makan gula jawa sisir halus
- 50 ml santan kental instan (optional)
Cara membuat:
Siapkan itik/bebek, bersihkan. Gosok permukaan kulit bebek dengan garam kasar dan air jeruk nipis/lemon, gosok juga rongga perutnya. Untuk menghilangkan bau/rasa amis, buang bagian tunggir/brutu bebek. Panggang bebek di permukaan bara atau api kompor agar bulu-bulu halus di permukaan kulit bebek lenyap.
Potong-potong bebek sesuai selera, remas-remas daging bebek dengan 1/2 sendok makan garam dan 1/2 buah jeruk lemon/nipis dan diamkan selama 20 menit. Cuci bersih dan tiriskan. Sisihkan.
Panaskan wajan, beri 3 sendok makan minyak dan panaskan. Tumis bumbu halus hingga harum, tambahkan merica, terasi, ketumbar, daun jeruk dan daun salam. Aduk-aduk dan tumis dengan api kecil hingga rempah layu dan bumbu matang, tandanya bumbu berwarna lebih gelap dan tidak basah.
Masukkan daging bebek, aduk dan masak sebentar hingga daging berubah warnanya menjadi pucat.
Masukkan 500 ml air panas, masak dengan api kecil hingga air menyusut. Tambahkan lagi 500 ml air panas dan masak hingga bebek empuk dan matang. Jika air habis namun bebek belum empuk, masukkan kembali 500 ml air panas, dan rebus hingga daging bebek empuk. Tutup wajan selama masakan dimasak agar cepat empuk.
Masukkan santan kental (optional), gula, garam dan air asam Jawa, dan tambahkan air jika berkurang, hingga masakan cukup berkuah tetapi tidak sampai terendam seperti sup. Masak dengan api kecil hingga semua bahan matang, kuah terlihat mengental, berminyak, berubah warnanya menjadi gelap dan cukup nyemek-nyemek. Cicipi rasanya dan sesuaikan gula garam sesuai selera. Angkat dan hidangkan panas dengan nasi hangat. Super yummy!
Source:
Wikipedia - Betutu
Ah... bebek. Saya kapok mkn bebek sejak dibawain bebek cabe ijo dari Indramayu bbrapa tahun lalu, Mba Endang. Amiiiis banget. Sejak Itu ga mau sama sekali mkn bebek, nyoba masak nya juga ga mau krn ga yakin... �� kaya nya kalo udah ada di JTT wajib dicoba nih
BalasHapusbener banget Mba Emilia, sebenarnya saya juga rada2 serem masak ini huaaaa. Soalnya pernah masak dan hasilnya bau amis susah hilang, yag ini bumbunya banyak dan pedas, mungkin itu agak menutup bau amisnya ya, walau tiap orang bisa beda2 pendapatnya ya, karena bagi yang sensitif tetep amis keknya wakakkaka
Hapuswaaah...
BalasHapusmba endang baru pulang dr batam yah?
klo aja tau...meet up kita mbaaa
mau salim sungkem, aku silent reader tapi penyontek ulung resep mba endang.hehhe
halo Mba Puri, iya mba, hehhehe. Waak ini mendadak banget soalnya ke batam, tdk direncanakan heheh. Thanks yaa sudah menykai JTT
HapusMbak endang ini kalo pake slow cooker gmn bisa gak?
BalasHapusbisa banget mba, lebih mudah, kok saya waktu itu gak kepikiran pakai slow cooker yaa wkkkaka
HapusAhaaaa.....Betutu kesukaanku bwangeeet ini. Dibuatkan resep oleh ahlinya, so perlu dicoba. Tapi mo pake ayam sajaaaah. Mb Endang memang topmarkotop 😊
BalasHapusthanks mba Anna, moga suka resepnya ya, pakai ayam maknyuss mba
HapusAssalamualaikum mba.. kmrn aku bikin ayam betutu tanpa kuah anakku n suami lahap makannnya hehehe.. ada sisa sepotong tak goreng uenak mba sama nyambel bawang nasinya langsung bablas resepmu emang sip markusip mba endang terimakasih ya terus berkarya mba --anni smg--
BalasHapusWalaikumsalam Mba Anni, thanks sharingnya yaa, senang resepnya disuka. sukses yaaa
HapusHai mbak endang, keluarga saya suka masak rica2 entok khas purworejo. Supaya tidak amis, empuk dan mengurangi kolesterol. Biasanya direbus dg pepaya muda krn dulu alm. simbah suka beli entok afkir krn harganya lebih murah. Kemudian dicuci dan ditiriskan baru diolah jadi masakan.
BalasHapusHalo Mb Deasy, wah mantap keknya yaa, saya sampai ngiler membayangkan rica2 entog. Thanks tipsnya, akan saya coba next trial, masih ada 1 ekor bebek di freezer hiiks
HapusGokil banget mba sampe pernah bawa pohon pisang masuk pesawat, lol.
BalasHapushehehe, ini modal nekatisme ^_^
HapusMba endang biarpun saya ga begitu suka bebek saya eksekusi resep dengan ayam tetep nendang mba. Terimakasih resepnya mba
BalasHapusthanks mba Intan sharingnya yaa, yep menurut saya ayam juga lebih enak hehehhe, sukses yaaa
HapusNgakak baca bawa bebek di pesawat hahahaha.. Tapi aku juga gitu kok mba. Apalagi pas ibu masih ada, dibawain macam2. Btw gimana mama mba? Semoga sudah membaik ya. Aku doyan betutu. Resep ayam betutu mba endang jadi andalan aku banget. Ntar coba resep yg ini. Thanks for sharing ya mba.
BalasHapusThanks Mba Harsi sharingnya yaaa. Alhamdulilah kondisi Ibu udah membaik, menunggu pemulihan dan gips dibuka sekitar 2 bulan , hiiks.
HapusSaya juga doyan betutu banget, pakai ayam keknya lebih enak hahhahah. secara gak jago mengolah bebek.
Mba endang gimana kalau ga pakai santan? Salam kenal ya mba endang, baru pertama kali komen tapi sudah sering nyontek resep JTT ����
BalasHapusskip saja santannya mba Rina, tetap enak ya. saya sering buat gak pakai santan
HapusHai Mba Endang! Versi bumbu terblender ini kliatan lebih mempesona deh menurutku daripada versi bumbu terajang. Anyway, mau cerita dikit nih. Sebetulnya di keluarga kami, betutu ini cukup familiar (karena mertua orang Bali, beberapa kerabat tinggal di Bali...semacam itulah) dan cukup sering dimasak dan jadi kaya occasional treat gitu. Nah, beberapa hari lalu, ayah saya dapet kiriman dari seorang kolega: betutu dari sebuah depot tenar di Kuta. Penghuni rumah gembira, langsung ayam dipanasin dan semua orang berpesta. Semuanya, kecuali saya Mba. Gak ada yang menyadari sih kecuali saya, but I swear to God waktu itu ayamnya berbau mirip bangkai Mba :(
BalasHapusHalo Mba Amalia, yep menurut saya juga lebih nendang dan bumbu kelihatan meresap di dagingnya ya kalau dihaluskan.
HapusWaaak, sayang banget itu ayam betutu, padahal asli dr kuta ya. Teman kantor saya orang bali, beliau bilang ayam betutu kuta terkenal enak hehehe
Saya dan anak kami (cowok, 8th) sedang memasak dengan mengikuti resep ini, tapi bebek saya ganti ayam. Anak kami tanya kenapa diganti. Saya jelaskan bahwa Bapak e tidak boleh makan bebek dan dibikin berkuah supaya nanti jika ayamnya habis, kuahnya bisa diisi telur dan tahun/tempe.😉
BalasHapusIa Hebat banget pas blender bumbu, ngamatin perubahan warna dan aroma yg terjadi. Kemudian ia protes setelah mencium harumnya bumbu "Bu,kenapa apinya kecil banget? Kapan matangnya?" Kami dah nggak sabar pingin nyicipin hasilnya, moga-moga enak sesuai harapan. 🙂
Wah seru ya masak bareng sama anak-anak, keponakan saya yang cowok juga suka banget eksperimen di dapur Thanks sharingnya yaa, sukses selalu!
HapusSaya sudah beberapa kali mencontek resep ini mba. Selalu berhasil dan bikin nagih. Hampir kalo saya mau bikin masakan sesuatu, mampir ke blog ini. Resep terpercaya dan dijamin berhasil. Sehat selalu ya mbaa, bikin resep lagi yg banyak. 😄
BalasHapus