Hidup manusia memang penuh warna. Tidak sempurna. Suka, duka, sedih, tawa, puas, hampa, datang silih berganti mengisi relung hati dan hari-hari yang dijalani. Bulan ini kehidupan saya pun dipenuhi dengan warna-warna tersebut. Minggu lalu, Tuhan memutuskan untuk memberikan ujiannya dan saya harus melaluinya dengan terengah-engah dan berurai air mata. Ibu saya yang satu bulan belakangan ini berada di Jakarta, terjatuh ketika sedang berjalan di basement parkir Mall Pejaten Village. Saya sebagai anak yang seharusnya berjalan mendampingi beliau, selalu siap sedia di sisinya, berjalan tak peduli beberapa langkah di depan.
Kala kaki tuanya terantuk pembatas ban mobil, keseimbangannya hilang dan membawa tubuhnya melayang di lantai yang keras, saya pun tak kuasa mencegahnya terjadi. Saat terjatuh, beliau menahan tubuhnya dengan tangan kiri hingga pergelangan tangan tersebut patah. Saya menjerit, mendeprok di lantai basement yang kotor, menatap wajah Ibu yang putih pucat seperti kertas. Hingga kini bayangan beliau terjatuh tersebut terus berputar-putar di dalam kepala, seakan sebuah MP3 rusak yang memutarkan lagu yang sama. Dada saya terasa sesak oleh rasa pedih dan sedih. Seandainya ini sebuah cerita novel, ingin rasanya saya meminta pengarangnya untuk mengetik ulang dan merevisinya.
Sabtu ceria itu seharusnya berlalu dengan hal-hal yang menyenangkan, bahkan kami sudah memulainya dengan hal-hal yang menyenangkan. Ibu saya yang berencana hendak pulang ke Paron dihari Minggu meminta untuk diantar ke Lotte Mart, promo diskon weekend di supermarket tersebut memang cukup menggiurkan. Kami tertawa-tawa, membeli oleh-oleh untuk keluarga di Paron, kemudian dilanjutkan ke Mall Pejaten Village mengantarkan keponakan saya, Fatih, yang mengikuti kursus bahasa Inggris disana. Khawatir dengan santernya berita penculikan anak yang banyak diberitakan di media, kami pun mengantar Fatih hingga masuk ke dalam mall dan parkir di basement. Saat hendak kembali ke mobil itulah peristiwa tersebut terjadi.
Ah, seandainya saya tidak perlu mengajak Ibu turun dari mobil, dan Fatih cukup diantar Mas Dul, supir adik saya, Wiwin, tentu peristiwa kecelakaan tersebut tidak perlu terjadi. Seandainya hari itu Tedy dan Diar, adik saya yang tinggal di Cilebut datang mengunjungi Ibu Sabtu itu tentu kami akan diam saja di rumah dan bermain-main dengan putri mereka, Kirana dan Aruna, yang lucu dan menggemaskan. Seandainya Lotte Mart tidak promo diskon tentu kami tidak keluar rumah sama sekali. Seandainya, seandainya, seandainya. Manusia memang hanya bisa berandai-andai, namun Tuhan yang menggariskan dan menentukan semuanya. Wallahu a'lam.
Kemiri (candlenut) |
Jakarta Medical Center adalah rumah sakit terdekat dan tercepat yang bisa kami jangkau, mengingat kondisi jalanan di Mampang yang super macet jika Sabtu sore menjelang. Selama di perjalanan tidak ada satupun keluhan yang keluar dari bibir beliau, bahkan tidak ada satupun jawaban ketika saya panggil dengan nada panik. Ibu saya adalah wanita kuat dan super tabah yang pernah saya kenal, bahkan di usia menjelang senja seperti sekarang pun beliau tetap terlihat segar. Namun tatkala menatap tubuh beliau yang lemah bersandar di jok mobil, wajah yang pucat pasi, mata terpejam rapat, bintik keringat didahi, dan rasa sakit luar biasa yang tergores disana, muka saya seperti tertampar. Saya terkadang lupa bahwa beliau sudah tua! Stroke adalah ketakutan lainnya selain pergelangan tangan patah, mengingat Ibu memiliki penyakit diabetes juga.
Kami masuk ke IGD dan langsung disambut oleh suster yang mengecek tensi. Tekanan darah beliau drop hingga ke 70, dan infus pun dipasang. Tak berapa lama kemudian adik saya, Dimas, Wiwin dan suaminya, Azy, datang menyusul ke rumah sakit. Berada di dalam bilik IGD yang kecil, dikelilingi oleh keluarga dan menatap Ibu yang tergolek lemah di ranjang rumah sakit membuat hati saya penuh sesak dengan rasa sesal, dan sedih. "Maafkan Endang ya Ma, ini salah Endang. Harusnya Endang jalan disamping Mama," isak saya sambil mencium kening beliau. "Jangan nangis Nduk, nanti Mama jadi sedih," bisik Ibu saya. "Udah, jangan disesali. Ini namanya musibah, yang penting Mama bisa cepat ditangani. Alhamdulillah cederanya tidak yang lebih berat," kata adik saya, Wiwin, yang duduk di ujung ranjang. Walau nada suaranya terdengar tenang tapi saya melihat matanya memerah dan beberapa tetes air mata mengalir di pipinya.
Kami memutuskan untuk tidak mengabari Tedy karena rumahnya yang jauh di Cilebut dan kasihan dengan anak-anak yang masih kecil jika harus mondar-mandir ke Jakarta. Tapi saya mengirim pesan WA ke kakak saya, Wulan, yang saat itu sedang berlibur bersama suami dan anaknya di Aussie, untuk berkonsultasi mengenai dokter bedah tulang yang bisa direkomendasikan. Kebetulan kakak saya dan suaminya, Mas Moko, adalah dokter bedah di sebuah rumah sakit swasta di Batam. Sayangnya kakak saya tidak memiliki rekomendasi dokter spesialis ortopedi di Jakarta. Saya dan Wiwin kemudian memutuskan untuk membawa Ibu ke rumah sakit umum Siaga yang memang sering dijadikan rujukan untuk urusan patah tulang.
Biaya operasi dan pasang implant diluar dugaan sangat fantastis besarnya, membuat saya dan Wiwin agak shocked. Jika dikalkulasikan maka biaya keseluruhan termasuk rawat inap bisa mencapai diatas seratus juta rupiah. Kartu kredit yang selama ini jarang dipergunakan akhirnya digesek hingga mentok tembok gubrak, urusan bayarnya akan kami pikirkan kemudian. Kondisi Ibu perlahan mulai stabil, tekanan darahnya kembali normal dan hasil pemeriksaan kardio juga terlihat bagus, membuat kami berangsur-angsur mulai tenang. Saya pun memutuskan pulang sebentar ke rumah Pete untuk mengambil pakaian dan perlengkapan lainnya untuk menginap di rumah sakit. Malam itu saya dan Dimas akan stay di rumah sakit menemani Ibu.
Menjelang pukul sepuluh malam, Wiwin dan suaminya, datang membawa baju dan perlengkapan buat Ibu. "Ndang, bisa ngobrol sebentar nggak diluar," bisiknya, membuat saya bertanya-tanya dan kembali khawatir. "Wulan minta Mama dibawa ke Batam saja, dia sudah kontak temannya, dokter spesialis ortopedi, buat ngoperasi," penjelasannya di luar kamar membuat saya menggaruk-garuk kepala. Kakak saya memang sempat mengirimkan sederetan pesan di WA mengenai prosedur operasi dan dokter bedah seperti apa yang seharusnya menangani. Beliau agak sedikit concerned dengan hasil rontgen yang saya kirimkan gambarnya melalui WA karena menurutnya tulang yang patah cukup complicated, apalagi usia Ibu yang sudah tua dan memiliki riwayat diabetes. Tapi membayangkan perjalanan ke bandara dengan kondisi Ibu yang seperti ini membuat saya kehilangan semangat. "Tanya Mama dulu, mau atau nggak. Soalnya aku khawatir Mama masih nggak kuat kalau pergi jauh-jauh," jawab saya sedikit ragu.
Walau awalnya Ibu saya merasa keberatan, namun akhirnya setuju setelah kami jelaskan panjang lebar alasannya. Setelah yakin fisik beliau cukup kuat untuk menaiki pesawat, akhirnya diputuskan besok pukul enam pagi kami akan membawa Ibu ke bandara. Berhubung karena Dimas harus kuliah dan Wiwin yang tidak bisa meninggalkan anak-anak, maka hanya saya yang akan mengantarkan beliau kesana. Biaya operasi dan implant yang sudah terlanjur dibayarkan ternyata sangat mudah diklaim kembali. Pihak rumah sakit sangat memahami pembatalan kami dan menganjurkan untuk memprosesnya dihari kerja. Ketika Wiwin mengurusnya hari Rabu minggu lalu, uang dibayarkan saat itu juga dalam bentuk cash! Gubrak!
Akhirnya di Minggu pagi, saya berdua Ibu berangkat ke Batam, untungnya perjalanan sangat lancar dan menyenangkan. Seumur-umur saya yang belum pernah duduk di kursi Garuda business class, kali ini bisa merasakannya. Kru pesawat telah menyediakan sebuah kursi roda dan seorang petugas yang membantu mendorong mulai dari check in hingga naik ke dalam pesawat. Obat pereda nyeri yang diberikan oleh dokter di rumah sakit sangat membantu perjalanan juga karena menurut Ibu saya rasa sakit tulang yang patah sangat luar biasa. Kami tiba di rumah sakit Awal Bros di Batam pukul setengah sebelas dan langsung ditangani dengan cepat, membuat separuh beban di bahu saya langsung terangkat lenyap. Saya tinggal di Batam menemani Ibu selama 4 hari disana, dan kembali ke Jakarta di hari Jumat. Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan saat ini beliau menunggu pemulihan di rumah kakak saya, karena gips yang baru bisa di buka setelah dua bulan.
Berulangkali saya mengucap syukur kepada Ilahi karena walau bagaimanapun juga kondisi Ibu saya masih lebih baik dibandingkan jika mengalami cedera lainnya yang umum di terjadi pada orang tua jika terjatuh. Saya dan saudara-saudara berjanji next time akan lebih berhati-hati menjaga Ibu. "Ini jadi peringatan keras bagi kita semua Ndang, kita harus lebih hati-hati lagi," kata-kata adik saya, Wiwin, tersebut terus terngiang-ngiang di kepala. Alhamdulillah ya Allah.
Well saya akhiri kisah minggu lalu ketika tak ada satupun posting saya berikan di JTT, sekarang kembali ke resep yang di-share kali ini. Saya pernah menyebutkan di satu postingan sebelumnya mengenai soto a la Mbak Ayu, beliau adalah asisten rumah tangga Wiwin yang super rajin dan jago memasak, soto adalah spesialisasinya. "Minta resep soto sama Mbak Ayu, suaminya kan jualan soto di Paron," kata Ibu saya beberapa waktu yang lalu kala kami bersiap-siap hendak menyantap soto ayam kampung yang tampak menggugah selera di meja makan. Soto ayam sebenarnya bukan termasuk makanan favorit saya, berbeda dengan soto Betawi yang menurut saya lebih maknyus rasanya. Tapi usai menyantap semangkuk soto berisi mie soun dan sepotong paha ayam tersebut, saya langsung memanggil Mbak Ayu dan mengeluarkan handphone untuk mencatat resepnya.
Berbeda dengan resep soto a la Ibu saya yang saya pelajari sejak jaman 'baheula' dari beliau, maka soto a la Mbak Ayu ini memiliki bumbu yang jauh lebih simple. Tidak menggunakan aneka rempah-rempah yang mungkin banyak yang belum mengetahuinya seperti kapulaga, kembang lawang, kayu manis, atau pala. Bumbu soto a la Mbak Ayu cukup bawang merah, bawang putih, kunyit, sedikit merica dan kemiri. Banyak kemiri! "Dulu Ibu mertua ngajarinnya begitu Bu, kemirinya yang banyak supaya kuahnya lebih kental. Rempah-rempah lainnya sedikit saja." Well, dibandingkan saya yang suka memasukkan 'segambreng' serai, jahe, lengkuas, atau daun jeruk di bumbu, maka soto ini irit rempah. Cukup 1 buah serai, 2 lembar daun salam, sedikit lengkuas dan jahe, dan tidak menggunakan daun jeruk. Hasilnya adalah kuah yang terasa lebih light, tidak beraroma menusuk aneka rempah dan sangat segar!
Untuk hasil terbaik tentu saja ayam kampung lebih disarankan, diresep ini saya menggunakan ayam kampung a la supermarket yang berukuran kecil dan sebenarnya tidak murni ayam kampung seperti yang banyak dijual di pasar tradisional. Ayam kampung a la supermarket umumnya berasal dari ayam yang diternakkan di kandang, bukan yang berkeliaran bebas di pekarangan (free range), sehingga rasanya pun tidak terlalu gurih. Jika anda menggunakan ayam potong (ayam negeri), untuk hasil yang lebih kesat, setelah ayam matang direbus bisa digoreng sebentar hingga permukaannya kering, baru kemudian daging ayam disuwir-suwir ketika soto akan disajikan. Untuk resep ini saya hanya memotong ayam menjadi berukuran kecil dan merebusnya bersama bumbu.
Karena jumlah kemiri cukup banyak, untuk menghindari bau langu khas kemiri maka saya sarankan sangrai (goreng tanpa minyak) terlebih dahulu kemiri yang akan digunakan, baru dihaluskan bersama bumbu lainnya. Selain itu, menumis bumbu halus hingga benar-benar matang juga menjadi kunci untuk menghilangkan bau langu kemiri, membuat bumbu terasa lebih matang dan sedap. Untuk menghindari bumbu mudah gosong kala ditumis, maka gunakan api kecil dan wajan anti lengket, atau tambahkan sedikit minyak. Tips terakhir mungkin tidak disukai oleh mereka yang sedang berpantang minyak, jadi gunakan dua tips sebelumnya ya.
Selebihnya membuat soto ayam kampung a la Mbak Ayu ini super duper mudah dan bisa dieksekusi oleh siapapun bahkan jika anda baru saja belajar terjun ke dapur. Berikut resep dan prosesnya ya.
Soto Ayam Kampung a la Mbak Ayu
Untuk 4 porsi
Tertarik dengan resep soto lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Soto Daging Sapi a la My Mom
Soto Banjar a la Just Try & Taste
Soto Betawi a la Pak Kustandi
Bahan:
- 2 cm jahe, dimemarkan
Siapkan ayam kampung cuci bersih dan potong kecil menjadi 12 - 14 bagian atau sesuai selera anda. Jika menggunakan ayam negeri, remas-remas potongan ayam dengan 1/2 buah air jeruk nipis dan 1/2 sendok makan garam untuk menghilangkan lendir dan bau ayam. Cuci bersih dan tiriskan.
Untuk menghaluskan bumbu menggunakan blender dry mill tanpa menambahkan air, rajang tipis semua bumbu yang akan dihaluskan. Masukkan ke blender dan proses. Jika bumbu terlalu banyak maka proses menjadi beberapa bagian. Matikan blender sesekali, dan aduk-aduk bumbu agar pisau mampu berputar. Tekan pulse beberapa kali jika pisau tidak mau bergerak.
Tambahkan sisa air, gula jawa dan garam, rebus hingga mendidih. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asinnya. Masukkan 1/2 porsi irisan daun bawang, aduk rata. Matikan api.
Sajikan soto dengan pelengkapnya. Super yummy!
Mbk Endang, smoga mamanya cepat sembuh. Resep soto ini sepertinya wajib dicoba, selama ini klo buat soto tanpa santan rasanya mesti kurang nendang..matur nuwun mbak
BalasHapusThanks Mba Nuzulul! Yep, sotonya maknyus mba hehhehe
HapusMba endang saya ikut prihatin atas kejadian yang menimpa ibu dan keluarga besar mba endang. Semoga dihapus segala dosa2 nya atas musibah tersebut. Semoga sehat selalu untuk ibu dan keluarga besar mba endang serta diberkahi oleh Allah, aamiin.
BalasHapusPs: lg nggak fokus sama resep, fokus sama cerita pembuka *feelingsad
Terima kasih ya Mba Juan, amin atas doanya ya. Alhamdulillah kondisi Ibu sudah membaik sekarang, sedang nunggu pemulihan yang agak lama. Thanks ya, sukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga ya.
HapusSemoga cepat membaik kondisi mamanya Mbak Endang :)
BalasHapusNamanya musibah nggak bisa dicegah mbak. Jadi bukan salah Mbak Endang juga. Sudah takdir hehehe
Thanks Mba Kurnia, amin atas doanya yaa. Yep, memang sudah digariskan seperti itu ya. Sukses dan sehat selalu yaa
HapusMbak Endang...ikut sedih baca ceritanya....
BalasHapusHari ini di sini hujan deras...jalanan banyak yang tergenang...
Ibu hari ini pulang cukup sore setelah bekerja, karena menghindari motor yang berhenti mendadak karena genangan air alhasil ibu sama bapak jatuh dari motor ditengah banjir...
Alhamdulillah beribu kali...untungnya ga kenapa2 dan ga luka...
Semoga Ibu Mbak Endang lekas sembuh dan diberi kesehatan ya Mbak.
buat Mbak Endang yang sabar ya. Tetep semangat ya Mbak.
- Vira - Semarang -
Halo Mba Vira, thanks ya. Amin atas doanya.
HapusSyukur alhamdulliah Ibu dan Bapak dalam keadaan baik ya Mba, ngeri memang kalau hujan deras seperti itu. Sukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarg ya.
Wah resepnya cukup simple yaa mbak selain itu juga ngak ribet cara bikinnya,rasanya pun pasti juara.Ohya,saya turut prihatin atas musibah yang menimpa ibunda Mbak Endang.Mbak Endang,sebelum diobati ke medis kenapa tidak dibawa saja ke pengobatan alternatif seperti pijat patah tulang H.Naim di Cilandak,Cipete atau Guru Singa di Pondok Kelapa atau mungkin ke kampung Cimande di Bogor.Pengobatan alternatif bisa menjadi solusi berobat selain medis yang harganya cukup mahal dan ribet.Beberapa waktu lalu adik saya terjatuh saat bermain lengan kirinya patah,pengobatannya pun hanya di urut khusus patah tulang dan setelah beberapa waktu kemudian di bawa ke dokter lalu di rekomendasikan untuk di rongsen hasilnya pun mengembirakan karena tulang yang patah sudah tersusun rapi, hanya menunggu tulang menyatu kembali, dokter pun memberikan resep vitamin saja.
BalasHapusBy Dendy
Halo Mas Dendy, thanks sharingnya ya. Mungkin kalau usianya masih mudah masih bs dibawa ke pengobatan alternatif ya, tapi kalau sudah berumur sebaiknya jangan Mas, karena orang tua umumnya perlu dicek tekanan darah, gula darah dan jantungnya, dan rasa sakit tulang yang patah bs diredakan dengan pereda nyeri.
HapusSukses dan sehat selalu untuk Mas dan keluarga ya.
Jadi ikutan sedih dan prihatin juga mb.Endang, semoga mama mb.Endang cepet diberi kesembuhan, dan bisa betaktivitas lagi seperti biasanya...Aamiin
BalasHapusAmin dan thanks doanya Mba Luis, sukses dan sehat selalu ya.
HapusMbak endang, saya ikut mendoakan semiga ibu mbak endang segera pulih dan menikmati masa tua dengan gembira. Amin.
BalasHapusAmin dan thanks doanya Mba Anita. Sukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga ya
HapusMbak Endang, turut sedih atas kecelakaan yang menimpa ibu. Semoga ibu mbak cepat pulih seperti sediakala. Jadi ingat sama ibuku yang sudah tua dan tinggal sendirian (saya merantau)... Semoga Tuhan selalu menjaga orang tua kita dari segala marabahaya dan diberikan kehidupan masa tua yang indah/damai/sukacita.... Salam, Gisela
BalasHapusThanks Mba Gisela dan amin atas doanya ya.
HapusKalau sudah kejdian begini saya juga jadi ngeri meninggalkan Ibu sendiri, untung kemarin sedang di jakarta dan penanganan bs cepat Mba, gak kebayang kalau terjadi di Paron.
Doa saya untuk kesehatan dan keselamatan Ibu ya Mba. Sukses dan sehat selau untuk Mba dan keluarga.
Mb, mdh2an Mama nya cpt pulih ya.. aamiiin YRA
BalasHapusAmin, thanks ya Mba.
HapusSyafakillah ya mba utk ibunya.. Smoga lekas diangkat sakitnya. Dlu bapakku jg pernah mengalami gitu tp tumitnya retak n dibawa ke H.naim utk urut. Krn memikirkan biaya yg ckup besar klo operasi. Memang sembuh sih mba tp agak pincang jalannya n skrg cepet lelah klo jalan jauh. Biasanya klo ditangani dokter insha allah kembali normal walaupun pemulihan yg lebih lama
BalasHapusAmin dan thanks doanya ya Mba Lina. Semoga Bapak selalu diberikan kesehatan dan keselamatan ya. Sukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga.
HapusSemoga mamanya cepat pulih ya mba endang. Amin
BalasHapusAmin YRA, thanks ya Mba Harsi.
HapusMba Endang, saya cuma bisa kirom doa buat Ibu, semoga pemulihannya cepat ya.. Amiin..
BalasHapusAmin YRA, thanks ya Mba. Sukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga ya
HapusTurut sedih bacanya...smoga ibu cpt sembuh ya mba...
BalasHapusThanks ya Mba, amiin atas doanya ya.
HapusWalah mbak, saya jadi gak fokus sama resepnya, udah nangis duluan baca cerita pembuka mbak Endang, jadi keingat Ibu dikampung.Semoga Ibu mbak Endang lekas sembuh ya & semoga Ibu2 kita diberi kesehatan & slalu dlm lindungan Allah.
BalasHapusThanks ya Mba Fitri, amin atas doanya ya. Memang kalau urusan Ibu dan keluarga kalau terjadi sesuatu rasanya kek anggota badan kita sendiri yang cedera ya. Sukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga ya.
Hapusmba endang ikut sedih bacanya.. mba endang jgn merasa bersalah, rasulullah bersabda spt ini
BalasHapus"jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata ‘seandainya aku melakukan ini dan itu, niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah ‘Qodarullah wa maa-syaa-a fa’ala (Allah telah mentakdirkan segalanya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti dilakukan-Nya).’ Karena sesungguhnya (kata) ‘seandainya’ itu akan mengawali perbuatan syaithan.”
(HR muslim)
syafahaallaah buat ibunda semoga اَللّهُ segera sehatkan ibunda
اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اِشْفِ وَ أَنْتَ الشَّافيِ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً
“Wahai Rabb seluruh manusia, Yang Maha menghilangkan penyakit, sembuhkanlah dia. Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan; tiada yg menyembuhkan kec Engkau; kesembuhan yg tdk meninggalkan penyakit yg lain.”
آمين يارب العالمين
ummu abdirrahman
Amin atas doanya dan thanks ya Mba atas sharingnya yang bagus, sangat saya hargai.
HapusSukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga juga ya.
syafakillah untuk ibunya mba endang, semoga cepat pemulihannya jadi sedih baca ceritanya tetep semangat mba --anni--
BalasHapusAmin YRA, terima kasih ya Mba Anni. Sukses dan sehat selalu yaa
Hapusngga terasa ikutan nangis bacanya, mudah"an ibu mba endang cepat sembuh yaa.. jadi keingetan sama emak jg bapak dikampung :(
BalasHapusbtw mba endang, ini resep soto yg biasa saya buat bumbunya simpel tapi mantaaap dan segar, biasanya saya pake ayam negri yg dibeli dipasar klo ada tulang" jg saya masukin aja :D
Thanks Mba, amin atas doanya ya.
HapusYep, tambah tulang2 ayam pasti akan lebih sedap kaldunya ya. Sukses dan sehat selalu yaaa
aaahhhh...jadi sediiihh... jadi kangen mamah... *maklum anak kos.... moga cepet pulih untuk mamanya mba endang... :)
BalasHapusResep Soto yang aku cari2 nih mba, simpel di bumbu, ada sisaan daging sapi rebus di freezer, aku masukin aja sama ayam gpp kali ya mba?
Thanks Mba Yuli, amin atas doanya ya.
HapusMasukkan saja mba, kaldunya akan semakin sedap hehehe
Jadi ikut sedih, mbak... membaca prolognya. Alhamdulillah segera teratasi. Semoga mamanya cepat sembuh dan peristiwa di atas membuat keluarga besar mb Endang yang sudah erat jadi semakin solid dan kompak... aamiin. Jadi ngg fokus sama resepnya, mbak... hehehe...
BalasHapusAmin YRA dan thanks doanya Mba Devy. Alhamdulillah Ibu saya sekarang baik-baik saja, tunggu pemulihannya mungkin yang agak lama ya.
HapusSukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga yaa
Semoga ibu mba Endang segera pulih ya. Ikut prihatin baca kisahnya...
BalasHapusBtw akhirnya terbit juga resep soto yg ditunggu2 ini a la mba Ayu... dan akhirnya satu ekor ayam kampung yg sudah sekian lama mendekam difreezer akan segera tampil...
Nuhun ya mba Endang.
Thanks ya Mba Agustinah. Moga resep sotonya disuka yaa.
Hapussukses dan sehat selalu yaa
sedih .. jadi inget mamahku jatuh di dapur dan pergelangan tangannya patah, sudah hampir setahun beraktivitas dg sebelah tangan .. sudah coba urut traditional malah jadi bengkak .. dibawa ke RS untuk pasang pen tapi tidak bisa karena kondisi kesehatannya drop dan mamah agak takut dg RS :( .. semoga mamah mba endang dan mamahku cepat sembuh dan sehat selalu .. aamiin
BalasHapusAmin dan thanks ya Mba Nisa atas doanya, semoga Mama-nya juga cepat sembuh dan bs berktifitas seperti semula ya. memang kalau orang tua banyak komplikasinya jika harus melakukan operasi besar.
Hapussukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga ya.
mbak endang semoga mamanya segera pulih ya. Tetap semangat dan d
BalasHapusitunggu resep-resep andalan lainnya
Thanks Mba Yanti, amin atas doanya ya. sukses dan sehat selalu yaa
HapusMbak Endang, semoga ibunda segera pulih ya. Ibu saya pun pernah patah tulang bahkan hancur, jd hrs diganti yang palsu... alhamdulillah sekarang sudah bisa jalan kembali. Smg ibunda mbak Endang juga sehat kembali seperti sedia kala...
BalasHapusThanks Mba Nina, amin atas doanya ya.
Hapusalhamdullilah Ibu sudah kembali sehat ya dan bs beraktifitas seperti semula ya. sukses dan sehat selalu ya mba.
Mba Endang...turut prihatin atas musibah yg menimpa Ibunda, semoga lekas sembuh pulih seperti sedia kala...aamiin.
BalasHapusTerimakasih urk resepnya ya mba, insyaaAllah wiken nanti dieksekusi
~Sri Han~
Amin YRA dan thanks ya Mba Sri Han doanya.
HapusMoga resep sotonya disuka ya. Sukses dan sehat selalu ya.
mbak endang,,semoga mama nya cepat sembuh ya.. aamiin.. makasih untuk resepnya ya mbak.. anak ku pengemar soto.. jadi ini wajib di coba.. makasih mbak..
BalasHapusAmiin YRA dan thanks doanya mba Leonisa.
HapusMoga resep sotonya disuka ya, sukses dan sehat selalu.
Sedih sekali membaca cerita, mba Endang. Semoga mama mba Endang lekas sembuh dan sehat selalu. Mba Endang juga tetap sehat, sabar dan kuat menghadapi semuanya.
BalasHapusAmin YRA, dan thanks Mba Sitti atas doanya ya.
HapusSukses dan sehat selalu untuk Mba dan keluarga ya.
Semoga ibu cepet pulih ya mbak.
BalasHapusThanks ya Mba Nana, sehat selalu juga buat mba dan keluarga ya
HapusHai mba Endang, semoga mamanya mba Endang lekas sembuh ya mba...semoga semua keluarga diberi ketabahan dan kekuatan.
BalasHapusEh mba sedikit kepo neh, dr. Sri Wulandari, SpB itu kan kakaknya mba Endang?
Amin Mba Monica atas doanya, thanks yaa.
HapusYep, beliau kakak saya mba hehehe, kenal ya?
Sedih bgt dgr crtny mba... (syafahaallah bwt ibu) sy mo cb resepny nh mba. Maaf nh mba,melenceng dr topik, aq mo riquest nh mba,bkn resep asinan buah dan sayur khas bogor dong mba. Kelihatanny gampang tp hsl yg aq bwt krg memuaskan gt,pdhl udh googling sn sni. Sy jg sdh cr di file jjt sprtiny blm ad atau mmg sy krg jeli melihatny. Tks.
BalasHapusThanks Mba Hariati.
HapusAsinan buah bogor belum pernah buat mba, hehehe. mungkin nanti kalau ada waktu ya. salam
Dear mbak Endang, ikut bersedih atas musibah yang menimpa ibu. Semoga segera pulih, ya mbak. Salam, Heni
BalasHapusHalo Mba Heni, thanks ya, amin atas doanya. sukses dan sehat selalu untuk mba dan keluarga ya
HapusAssalamu'alaikum mba endang.. Jadi baper baca cerita mba endang.. Semoga Allah Subhanahu Wata'ala segera memulihkan kondisi beliau ya mba.. Semangat.. Semangat.. Btw ini soto udh 2x saya eksekusi, & suka bgt sama soto ini.. Makasii ya mba.. Soto dagingnya jg top markotop, sup buntutnya ga kalah sama yg diresto2.. Hiihii.. Salam hangat.. Tia
BalasHapuswalaikumsalam Mba Tia, thanks doanya ya. Alhamdulilah Ibu saya sudah baik2 saja hanya menunggu pemulihan. Thanks sharingnya yaa, senang resep2nya disuka, sukses yaa
HapusMbak Endang,turut prihatin atas kejadian yg menimpa ibunda tercinta.Semoga saat ini kondisinya sdh jauh lbh baik.
BalasHapusSaya mau tanya, seandainya soto bersisa sementara kol sdh tercampur di dalammnya apakah aman utk dikonsumsi esok harinya?
-alvira
Hai Mba Alvira, thanks yaa. Alhamdulilah saat ini kondisi Ibu saya sudah baik mba, tinggal tunggu lepas gips saja.
HapusAman mba, asalkan disimpan di kulkas ya.
Hai Mbak. Baru baca cerita ttg ibu krn lg nyari resep soto. Sedih banget dengernya. Semoga sekarang ibu udah jauh membaik ya mbak. Semoga Allah senantiasa melimpahkan keselamatan dan keberkahan untuk mbak endang dan keluarga. Aamiin.
BalasHapusTerima kasih Mba Ghaida, amin atas doanya yaa. Alhamdulilah Ibu saya saat ini kondisinya sudah pulih dan segera akan dibuka gipsnya. thanks yaa
HapusOh iya mbak saya sampai lupa mau tanya krn tertegun baca kisah ibunya mba endang. Dari keseluruhan resep soto ayam yang pernah mba endang hadirkan di jtt,resep soto ayam yang mana yg menurut mbak endang paling recommended?
BalasHapusBeberapa waktu lalu saya mencoba resep Rawon a la ibu nya mba endang dan resep tongseng kambing. Alhamdulillah keluarga bilang enak banget. Terimakasih sudah berbagi ya Mbak... ^_^
menurut saya soto ayam kampung ini paling sedap dan simple hehhehe. Seandainya saya tahu dr dulu membuat soto ayam semudah ini maka saya dr dulu pakai resep ini mba wakakkak
Hapusmbaaaa.. kenapa ya aku kalo masak ayam kampung masih bau? padahal aku udah cuci pakai air mendidih, bahkan ditambah bombay, jeruk sama kayu manis. kira2 pakai apa ya mba biar bau ayamnya hilang?
BalasHapuscoba gosok permukaan dan rongga ayam dengan garam dapur dan jeruk nipis mba, cara ini biasanya saya pakai buat ayam negeri dan ayam kampung supermarket, cukup manjur ya
Hapusmba wajannya pakai merk apa? kapan kapan skare dong mba, alat perangnya mba merk apa saja yg recomended, thanks before :))
BalasHapushalo Mba Sabilla, saya lupa merknya, wakakkak, memang coating keramik, saya beli waktu ada pameran di gedung kantor, sepaket sama panci kecilnya. saya malu mau share alat perang wakakkak, soalnya peralatan seadanya saja, gak bermerk, yang penting sedang sale saya beli
HapusMbak endang baru kali ini saya nahan napas baca resep jtt, turut sedih bacanya, krn hampir mirip kejadiannya ketika saya lg nyebrang sm ibu sy didaerah mampang dan ibu saya jatuh, sampai harus dioperasi di rs tulang siaga.. Traumanya masih ada ya mbak.. Namanya cobaan ga da yg tau ya mbak, tp Allah ga mungkin menimpakan cobaan yg ga bs dilaluin sm hamba pilihan Nya.. Tetep semangat mbak endang ����
BalasHapusthanks ya Mba, syukurlah sekarang Ibu sudab baik kondisinya, tangannya mmg tdak pulih seperti dulu tapi sudah bs dipakai normal. Sukses dan sehat selalu yaa
HapusThanks ya infonya
BalasHapussip, sama2
Hapus