Selamat malam Mbak Endang, maaf kalau malam-malam mengganggu. Namaku Tri Handayani, punya 1 anak umur 3 tahun. Ini saya kirimkan resep ayam lodho khas Trenggalek. Ayam lodho ini biasanya disajikan dengan sego gureh (nasi uduk) dan urap sayur. Sebelum dimasak, ayam sebaiknya dipipihkan (ingkung), lalu panggang atau diasap. Kalau Mbak Endang tidak mau ribet, dipanggang dengan grill pan atau happy call juga bisa, tapi mungkin agak beda ya Mbak aromanya. Soalnya kalau di Trenggalek ngasapnya pakai arang atau kayu bakar.
Mbak, resepnya boleh diutak-atik sesuai selera. Kalau terlalu merepotkan mengingkung ayam, bisa dipotong-potong kemudian dipanggang. Semoga Mbak Endang suka sama masakan 'ndeso' a la orang Trenggalek ya. Jangan salah Mba, Ibu Bupati Arumi Bachsin sangat suka ayam lodho, hahaha. Suwun sanget pun mau nampi resep kulo.
Email dari Tri Handayani, Trenggalek
Sudah lama sebenarnya saya mengenal Mbak Tri, sejak komentar dan pertanyaannya sering muncul dikolom komentar, Facebook dan Instagram JTT. Beliau menggunakan nama yang berbeda di media sosial. Saya suka dengan gaya polosnya, keinginan belajarnya yang penuh semangat, pertanyaan apa adanya, dan sifat humble khas orang Jawa yang hidup di pedesaan. Hanya dengan membaca tulisan dan gaya menulisnya, saya bisa merasakan ketulusannya. Jadi ketika beliau menawarkan resep ayam lodho yang merupakan masakan khas Trenggalek, sayapun bersemangat menerimanya.
Tetapi sebagaimana semua resep yang masuk ke email dan kolom pembaca yang dikirimkan dari penjuru dunia, saya hanya bisa mempraktekkannya ketika waktu mendukung, mood sedang oke, dan saya benar-benar ingin menyantap makanan tersebut. Jadi bagi teman-teman lainnya yang sudah mengirimkan resep andalan keluarga namun belum sempat hadir di JTT, saya mohon maaf ya. Jika sudah dicoba dan sukses pasti akan ditayangkan. Resep ini sebenarnya sudah cukup lama dikirimkan ke email saya, namun baru weekend lalu sempat saya coba praktekkan di dapur. Sebenarnya prosesnya sangat mudah dan bumbunya pun tidak terlalu ribet, namun jika mood belum menghampiri maka se-simple apapun resepnya tetap saja berat untuk dicoba.^_^
Unboxing: Kiriman aneka keripik dari Mbak Tri Handayani, Trenggalek |
Selain kiriman resep, tak diduga saya kembali mendapat pesan di Instagram, kali ini Mbak Tri meminta alamat kantor saya untuk mengirimkan camilan khas Trenggalek. Sebenarnya sudah cukup banyak pembaca JTT yang mengirimkan aneka barang sebelumnya, saya pernah mendapatkan buku Illustratred Step by Step Baking by Caroline Bretherton dari Mbak Ivana Veronice yang sedang berada di Afrika Selatan. Buku tersebut kini masih menghiasi rak buku di rumah dan walau rasanya semua resepnya ingin saya praktekkan, tapi hingga kini belum ada satupun yang dicoba. Semoga dalam waktu dekat ada satu atau dua resep dari buku yang bisa saya hadirkan di JTT. Pernah juga mendapatkan asam mangga dari pembaca di Sulawesi, dan enzym untuk keju dari pembaca yang tinggal di Belanda. Sayangnya enzym tersebut tidak berhasil mengentalkan susu ketika saya coba untuk membuat keju mozarella sendiri. Serta beberapa kiriman makanan dari pembaca lainnya.
Terus terang saya sungguh surprised dan terharu dengan kemurahan hati para pembaca JTT yang bersedia bersusah-payah mengirimkan semua barang-barang tersebut. Beberapa tawaran sering saya tolak dengan halus, semata-mata karena saya tidak ingin merepotkan siapapun. JTT saya dedikasikan untuk semua yang benar-benar ingin belajar memasak, dan jika resep-resepnya bisa membantu menyediakan makanan lezat bagi keluarga bahkan bisa menambah income, itu sungguh hal yang sangat membahagiakan bagi saya. Nah untuk kiriman keripik dari Mbak Tri, saya menerimanya dengan suka cita. Beliau mengatakan kado sederhana tersebut sebagai bentuk apresiasi karena sudah banyak belajar memasak dari JTT. Well, aneka keripik tersebut langsung ludes seketika di kantor, diserbu oleh para karyawan yang selalu kelaparan. Kami semua mengucapkan terima kasih untuk Mbak Tri atas kirimannya yang manis, crunchy dan gurih! Serta terima kasih juga untuk para pembaca JTT lainnya yang telah mengirimkan aneka buku, makanan dan barang lainnya ke saya. Sukses untuk semua ya! ^_^
Nah berbicara tentang ayam lodho, masakan ini sebenarnya bukan hanya ngetop di Trenggalek saja, namun juga di kabupaten yang berdekatan dengannya yaitu Tulungagung. Jadi jangan heran jika di internet, anda akan menemukan resep ayam lodho Tulungagung dan ayam lodho Trenggalek, keduanya merupakan kabupaten dengan letak yang berdekatan di Jawa Timur. Mungkin mirip seperti ayam betutu yang juga menjadi kuliner khas di Bali dan Lombok. Ciri khas masakan ayam ini mungkin adalah ayam yang dipanggang utuh, orang Jawa menyebutnya dengan kata 'ingkung', baru kemudian dimasak bersama aneka bumbu dan santan yang kental. Saya suka memasaknya hingga kuah sedikit mengering sehingga bumbu meresap ke dalam setiap serat daging ayam, serta membalut seluruh permukaan ayam dengan cantiknya. Tapi ayam lodho juga sedap hadir bersama kuahnya, jadi tergantung dengan selera masing-masing ya.
Rasa masakan ini mengingatkan saya dengan mangut, anda bisa klik postingan disini untuk melihat resepnya. Bedanya, ayam lodho lebih kemerahan warnanya karena cabai merah keriting yang digunakan. Kita bisa memasaknya dalam bentuk 1 ekor ayam utuh seperti postingan saya kali ini, atau memotong-motongnya menjadi ukuran kecil. Nah sesuai saran Mbak Tri di paragraf pertama pada artikel ini, sebaiknya ayam dipanggang terlebih dahulu untuk menghasilkan aroma terpangggang atau terbakar yang sedap. Bara api dari arang atau kayu bakar tentunya akan memberikan hasil terbaik, tapi saya hanya menggunakan pemanggang diatas kompor.
Ayam yang sudah dipanggang kemudian dimasak bersama aneka bumbu yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, dan cabai merah keriting yang dihaluskan, bersama dengan rempah-rempah berupa ketumbar, merica, jahe, kunyit dan kencur. Kencur memberikan rasa unik di masakan, dan rempah ini juga ditemukan pada bumbu mangut, karena itulah tadi saya katakan kedua masakan ini memiliki cita rasa yang hampir sama. Untuk rasa lebih pedas, maka cabai rawit utuh dimasukkan ke dalam masakan, jadi sesuaikan porsi cabai ini sesuai selera anda masing-masing. Santan diperlukan untuk memberikan rasa dan aroma gurih, serta membuat bumbu mampu mengental dengan baik dan membalut setiap permukaan ayam.
Ayam lodho umumnya disantap bersama nasi uduk, jadi mirip-mirip seperti ayam ingkung di kampung saya di Paron. Biasanya ayam ingkung disajikan kala acara kendurian/selamatan diselenggarakan. Sayuran pelengkapnya adalah urap sayuran, resep urap bisa anda klik pada link disini. Untuk menu kali ini, saya hanya menyajikannya bersama nasi putih biasa dan tanpa urap. Tapi saya yakin disantap dengan jenis sayur lain seperti asem-asem buncis, resep disini, dan tumis kangkung, resep disini, telah mampu membuat kita menyantap nasi berbakul-bakul.
Thanks untuk Mbak Tri atas resep ayam lodho a la Trenggaleknya yang super maknyus! Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Ayam Lodho Trenggalek a la Tri Handayani
Untuk 1 ekor ayam kampung
Tertarik dengan resep ayam lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Ayam Betutu
Sup Ayam Kampung
Ayam Woku a la Ani
Bahan & bumbu:
- 1 ekor ayam kampung, ukuran sedang (saya pakai ayam pejantan)
- 80 ml santan kental instan
- 2 lembar daun salam
- 2 lembar daun jeruk
- 2 cm lengkuas, dimemarkan
- 10 butir cabai rawit merah, biarkan utuh
- 1 batang serai, dimemarkan
- 1 sendok makan gula merah atau 1/2 sendok makan gula pasir
- 2 sendok teh garam
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
- 1000 ml air
Bumbu dihaluskan:
- 8 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 4 butir kemiri, sangrai
- 1 sendok teh ketumbar, sangrai
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 cm jahe
- 2 cm kunyit
- 1 cm kencur
- 6 buah cabai merah keriting
Cara membuat:
Siapkan ayam yang telah dibersihkan. Potong ayam dibagian tengah dada atau punggung memanjang sehingga ayam terbelah. Gosok permukaan dan bagian dalam ayam dengan 1/2 buah jeruk nipis dan 1 sendok makan garam dapur kasar. Cuci bersih. Taburi ayam dengan 1/4 sendok teh garam dan 1/4 sendok teh merica bubuk, merata di seluruh permukaan ayam.
Pentangkan ayam, tekuk sayapnya ke dalam.
Panggang ayam di pemanggang diatas kompor/teflon/bara kayu dan arang hingga permukaan ayam tampak sedikit terbakar dan kecoklatan. Sisihkan.
Siapkan wajan cukup besar untuk menampung ayam, anti lengket lebih baik. Tuangkan sekitar 2 sendok makan minyak. Panaskan. Tumis bumbu halus hingga harum sambil diaduk-aduk agar matang merata dan bumbu tidak gosong. Masukkan daun salam, daun jeruk, lengkuas, serai, cabai rawit. Aduk rata dan tumis hingga bumbu rempah layu.
Masukkan 500 ml air, gula, dan garam, masak dengan api kecil hingga kuah mendidih. Masukkan ayam, siram permukaan ayam dengan kuah. Masak dengan api kecil hingga kuah hampir habis, tambahkan 500 ml air dan santan. Masak dengan api kecil hingga ayam matang, empuk hingga ke bagian tengah dan kuah hampir habis. Jika ayam belum matang tapi kuah sudah menyusut habis, tambahkan sekitar 200 ml air panas dan lanjutkan memasak hingga ayam matang dan empuk.
Cicipi rasanya, sesuaikan gula dan garam. Angkat dan sajikan ayam dengan nasi uduk dan urap sayuran. Super yummy!
Hi Endang,
BalasHapusThanks utk resepnya🙏🏽kelihatannya Maknyus banget, weekend kesempatan utk eksekusi ayam yg nangkring di freezer😜hanya saja saya ngga bisa dapat kencur di Brisbane, apakah akan berpengaruh banyak dg rasa?
Suwun ya Endang, semoga JTT tetap menjadi inspirasi bagi ibu2 dan anak2 muda dlm memasak. GBU always/irene
Hai Mba Irene, hmm, kencur cukup memberikan rasa unik di masakan dan membuatnya lumayan berbeda ya. Walau tetap enak jika diskip, tapi bumbu ini memiliki aroma unik yang sulit digantikan hehhehe.
Hapussukses selalu yaa, GBU too!
Dear mbk endang...
BalasHapusWoooow...menggoda banget ayam lodho nya.... btw...selamat makan mbk endang...||yakiiin mau di habisin sendiri.. ???
Hhhhaha, 2 hari habis mba, separo dimakan hari selasa, dan separo hari rabu, bekal makan siang dikantor. Kemaruk sama rakus beda tipis hhiiikkss
HapusBaru follow blognya mba Endang nengok2 ada ayam lodho,, wah saya juga kelahiran Trenggalek & suka sekali dgn ayam lodho mba, kalau ada slametan di rumahnya Mbah uti dapurnya rame bikin ayam lodho, & sepertinya saya harus kenalan sama bu Tri biar dikirimi keripik juga hwhwhw,, kalau keripik Trenggalek yg khas adalah Tempe Kripek (kripik) nya, salam kenal njih mba Endang,, komen pertama saya ini : "v
HapusThanks mba Restiana sharingnya, salam kenal juga ya. sukses selalu!
Hapuscuman nambahin aja. ayam lodho biasanya ada pilihan kuah nya. kental sama encer, dan yg khas juga sayurnya pedas.
BalasHapushai mba, thanks sharingnya ya,
HapusMba, link asem-asem buncisnya malah nge-link ke urap juga euy. Pas banget pas saya mau lihat...eh malah urap yang muncul (^^)
BalasHapusYep, hehhehe, sudah saya betulkan, thanks koreksinya yaa.
HapusMba endang coba ditambahin 2lbr daun pandan di kuahnya,rasanya ntar bakal mirip sekali dgn ayam lodho yg terkenal disana.salam kenal dan sukses u mba endang
BalasHapuswaaha, ide bagus, keknya tambah harum yaaa, saya suka pandan, next time saya coba. thanks yaaa
HapusHaii mbak endang. Saya Tia di jogja. Ini paporit suami saya juga...kalo pulang ke trenggalek pasti mampir ke desa Karangan. Desa Karangan adalah centra Ayam Lodho di Trenggalek. Saya sempet minta resep dari salah satu penjual. Ternyata cuma bawang merah, putih, pala, tumbar, merica dan bumbu2 cemplung lainnya. No kemiri seperti yang saya buat seperti biasa. Yang membedakan Lodho dan bumbu rujak adalah di pala dan kemiri. Gitu mbak katanya. Oh ya santannya pakai santan gebrah (santan encer) aja...gitu mbak katanya...,
BalasHapusHai Mba Tia, thanks sharingnya ya. Saya yakin pasti banyak varian resep ayam lodho ya, yang saya sajikan diatas adalah kiriman Mbak Tri H dr Trenggalek. Saya yakin semua pasti enak rasanya. sukses yaa
Hapusmbak endang konsuuul.. kami suka sekali ayam lodho, dan resep ini sdh kami coba dan maknyuzzz. tapi aku penasaran,setiap resep ayam lodho yg aku coba,waktu baru mateng pedesnya nampol tapi kenapa ketika suhu biasa pedesnya ilang ya?? aku pernah coba ayam lodho dari kotanya itu pedesnya mantebb
BalasHapusBerarti cabainya kudu ditambah mba, selera pedas soalnya jadi porsi cabainya dibanyakin saja hehhehe
Hapus