Ketika saya duduk di bangku sekolah dasar puluhan tahun yang lalu, es rujak serut adalah makanan sehari-hari. Kantin di sekolah, sebenarnya bukanlah benar-benar kantin melainkan hanya ibu-ibu yang berjualan lesehan di bawah pohon, selalu menyediakan es rujak. Kalau dipikir-pikir jaman dahulu jajanan anak SD jauh lebih sehat, tidak jauh dari nasi pecel, rujak, es buah, gorengan dan kerupuk. Setidaknya inilah jajanan yang saya alami ketika dulu bersekolah di desa Gelung, Paron. Supaya praktis dan mudah dibawa kemanapun maka es rujak buah ini dimasukkan kedalam kantung-kantung kecil dan dibekukan menjadi es lilin. Harganya mungkin hanya 5 rupiah, saat itu. ^_^
Jika berbicara tentang es rujak, saya selalu teringat dengan salah seorang penjual jajanan di depan sekolah, beliau kami panggil dengan sebutan Lek Nah. Usianya waktu itu sekitar 50 tahunan, sangat baik, ramah dan sabar melayani bocah-bocah SD dengan karakter beragam. Jualan andalan Lek Nah adalah pecel dengan kerupuk gendar (kerupuk yang terbuat dari beras), rujak buah dengan sambal rujak yang memakai cincangan buah kawis, dan nasi pecel dengan sambal lethok. Saat itu menurut saya semua masakan buatan Lek Nah super duper sedap, namun sayangnya dengan uang jajan yang sangat minim saya jarang bisa menikmatinya dengan puas. ^_^
Waktu
itu kehidupan keluarga kami sangatlah susah. Bapak yang bekerja sebagai
tentara bergaji kecil harus bertugas di Tanjung Pinang, dan
terpisah dengan Ibu dan anak-anak yang tinggal di Paron. Sekarang saya bisa membayangkan betapa beratnya Ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga harus mengatur keuangan di perantauan tanpa ditemani suami hanya bersama bocah-bocah kecil yang menghabiskan biaya banyak. Selama bertahun-tahun kami tinggal bersama dengan Mbah Lanang dan Mbah Wedhok, orang tua Bapak, di Paron. Rumah beliau walau cukup besar untuk ditinggali beberapa keluarga, namun sebenarnya kurang memenuhi syarat sebagai rumah yang layak.
Setiap hari Ibu akan membekali saya dengan uang jajan, seingat saya hanya dua puluh rupiah. Ketika pagi tiba di sekolah, saya langsung menuju ke meja lesehan Lek Nah dan membeli kerupuk pecel (sehelai kerupuk beras dengan tumpukan sayur dan kucuran sambal pecel diatasnya) seharga lima rupiah. Uang jajan saya biasanya langsung habis di pagi hari, dan ketika jam istirahat tiba di pukul sepuluh saya hanya bisa duduk bengong sambil memandang bocah-bocah lain menyantap rujak buah yang segar. Setiap hari saya selalu mengingatkan diri untuk tidak menghabiskan uang tersebut kala pagi supaya bisa duduk menyantap jajanan seperti teman-teman yang lain di jam istirahat, namun reminder tersebut tetap tak berjalan. Weker didalam otak saya selalu tidak berfungsi jika berurusan dengan makanan.
Suatu
hari yang terik, Paron memiliki cuaca luar biasa panas, saya duduk
menemani Dian, teman karib saya di kala SD. Ingatan saya tentang Dian
adalah dia seorang bocah yang rapi, cerdas, kalem dan sangat apik dengan
segala sesuatu, termasuk mengatur uang jajannya. Dian hanya akan
membeli makanan ketika jam istirahat tiba, dan tidak akan menghabiskan
semua uangnya, karena dia memiliki seekor celengan ayam di rumah yang
selalu diisi rutin setiap hari. Hari itu rujak buah Lek Nah sedang
hot-hotnya karena variasi buah yang beragam. Jeruk Bali yang pink
kemerahan, nanas, dan mangga mengkal, tiga buah favorit saya! Dian duduk
di bangku panjang dan memesan seporsi buah yang disajikan dalam sebuah
pincuk terbuat dari daun pisang.
Mata
saya melotot memandang aneka buah dalam siraman bumbu rujak nan kental, yang saya tahu rasanya manis, asin, asam, pedas. Sangat pas
disantap di cuaca panas kemarau kala itu. "Aduh rujaknya pedes banget,"
komentarnya berkali-kali sambil bibirnya mendesah kepedasan dan
tangannya meraih segelas es teh di meja. Terus terang saat itu adalah
menit-menit yang paling menyiksa dalam hidup saya, ketika keinginan
untuk ikut mencicipi rujak buah melanda, harus tak berdaya
karena uang jajan yang sudah amblas tak bersisa. Saya memaki-maki dalam
hati mengapa tadi pagi harus menghabiskan semua uang untuk membeli
kerupuk pecel.
"Ini
pedes banget, tapi enak. Wah bentar lagi jam istirahat selesai nih,"
keluh Dian lagi sambil terus mengunyah potongan mangga yang bergemertak
rangup di mulutnya. Tak kuasa menahan, akhirnya saya memberanikan diri
berkata, "Hm, mau aku bantu ngabisin rujaknya?" Entah setan mana yang
mengipasi saya hingga berani mengajukan diri seperti itu, bahkan hingga kini saya masih tak mengerti jika teringat dengan kejadian berpuluh tahun tersebut, yang jelas mendengar kata-kata saya, Dian langsung melotot dan menjauhkan pincuk rujaknya. "Aku bisa habiskan sendiri kok," cetusnya dan meninggalkan saya dengan muka semerah rok SD. Jika teringat dengan peristiwa tersebut saya masih merasa malu sendiri dan tertawa garing, bahkan ketika sedang mengetikkan cerita tersebut sekarang ini di blog. ^_^
Nah menuju ke resep es rujak buah yang hari ini saya posting. Prosesnya sangat mudah dan saya yakin semua pembaca sudah tahu cara membuatnya, karena basicnya hanyalah cincangan/serutan buah yang direndam dengan bumbu rujak, bersama es batu dan air kelapa. Saya menggunakan air kelapa di resep supaya rasanya lebih spesial. Jika tidak memiliki air kelapa bisa menggunakan air biasa. Buah yang menurut saya sedap untuk es rujak buah ini adalah nanas, mangga mengkal, kedondong, jambu air, pepaya mengkal, ketimun dan kweni (sejenis mangga yang berkulit hijau, tebal dan sangat harum aromanya). Untuk es rujak buah ini saya hanya menggunakan nanas dan kweni yang saya cincang kasar, dan ketimun yang diserut. Kweni menurut saya menyumbangkan rasa dan aroma sedap yang membuat es rujak ini terasa sangat istimewa, jadi jika anda bisa memperoleh buah ini maka gunakan sebagai salah satu bahannya. Karena kweni memiliki tekstur berserat maka memotongnya menjadi ukuran kecil adalah cara terbaik.
Bumbu rujaknya sendiri saya rebus didalam panci bersama gula aren dan asam jawa, ketika telah mendidih dan gula larut kemudian didinginkan sebentar dan dicampurkan bersama serutan dan potongan buah. Air kelapa dan potongan es batu kemudian ditambahkan sesuai selera, dan.... jadilah es rujak buah yang super duper segar. ^_^
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Es Rujak Buah Kweni, Nanas, dan Ketimun
Resep hasil modifikasi sendiri
Tertarik dengan resep es buah lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Es Ketimun
Es Buah Moro Seneng
Kiwi Sorbet
Untuk 6 porsi
Bahan:
- 3 buah kweni, kupas, cuci bersih dan cincang kasar daging buahnya
- 1 buah nanas palembang, cincang kasar
- 5 buah ketimun, serut kasar
- 1 liter air kelapa muda, bisa pakai air kelapa instan kemasan
- 300 ml air
- es batu secukupnya
Bumbu:
- 5 buah cabai rawit merah, dihaluskan
- 1 sendok teh terasi bakar, dihaluskan
- 5 sendok makan air asam jawa yang kental (saya memakai sebongkah asam jawa)
- 1/2 sendok makan garam
- 200 gram gula jawa, iris kasar
- 50 gram gula pasir
Siapkan semua buah yang sudah dipotong-potong kedalam mangkuk besar. Sisihkann.
Masukkan semua bumbu rujak dan 300 ml air kedalam panci kecil, masak hingga mendidih dan gula larut. Angkat dan diamkan hingga agak mendingin.
Tuangkan larutan gula dengan cara disaring ke dalam mangkuk berisi buah serut, tambahkan air kelapa, aduk rata. Cicipi rasanya dan sesuaikan rasa asam, asin dan manis sesuai selera.
Masukkan es batu ke dalam mangkuk, dan tuangkan di gelas-gelas saji. Santap dingin. Super yummy!
Mbak Endang .. liat postingan ini saya teringat masa-masa kuliah di Yogya.. favorit saya Rujak Es krim.. Rujaknya persis rujak serut seperti yang mbak buat ditambah es krim dan susu kental manis coklat diatasnya.. yummy///
BalasHapusHai Mba Annisa, wah saya malah naksir smaa rujak es krim hiiks, enak keknya yaa
HapusTambah kacang tanah diblender ....enak tampaknya ya mbak
BalasHapuskalau pakai kacang tanah sebaiknya rujaknya tdk berkuah mba, jadi bumbu rujak kental yang ditabur kacang tanah cincang goreng, kacangnya bs crunchy hehehhe
HapusHihi jajanannya sama, opak pecel. Kalau mbak Endang cerita ttg Paron, duh, aku bisa membayangkannya dgn detail, jd ikut bernostalgia,
BalasHapusWakakka, berarti kita sama2 pernah tinggal di desa yaa, karena jajanannya pasti mirip2 hehee
HapusResepnya Ok, prolog-ny keren. Mbak.Endang awesome bgt...
BalasHapusVita
thanks Mba Vita sharingnya, senang artikelnya disuka, sukses yaa
HapusNah... yg seperti ini suka banget makannya... tp gak tau cara buatnya... he he makasih ya mbak yg TOP BGT...
BalasHapussip Mba Nina, thanks sharingnya, moga suka yaa
HapusMbak endang idolakuu, boleh nanya ngga? Makanan kesukaannya mbak apa saja sih? Trus kalau kulineran atau makan di luar rekomen di mana?
BalasHapus- Farah -
Haloow Mba Farah, saya pemakan segala wakakka, tergantung mood saat itu mau makan apa. Tapi pempek dan makanan palembang saya paling suka, gak bosan2 makannya. Resto fav gak ada wakakkak, karena berubah2 terus.
Hapusmbakk aku ngecess hihihi. ditambahin rambutan enak juga kali yah? kepikir gitu soalnya saya kemarin bikin asinan rambutan "kekinian" itu loh mbak.. Dikulkasin, seger bangett buat buka ^^
BalasHapus_Rissa_
Hai Mba Rissa, yep pakai rambutan mantap ya. Saya malah belum pernah bikin asinan rambutan kekinian itu wakakka
HapusMbak endang rujak ini klo di trenggalek buat acara 7 bulanan khamilan(tingkepan).biasanya di tambah jeruk bali juga.rujak ini klo rasanya manis anaknya perempuan.klo pedes laki2.ndak tau jg sebenernya.mitos atau fakta.di ngawi apa jg bgitu mbak dulu?
BalasHapusOh yaa, sama mba, di Paron juga begitu wakakka, saya baru ingat. Tapi kalau mitos anak lelaki dan perempuan saya kurang tahu hahaha
HapusWkwkwk. Itu ajaran bukan dari Islam, anak laki atau perempuan itu adalah masih hal yg ghaib.
HapusKalo aku bikin bumbunya mentah mbak. gula merah, garam, asam jawa dan cabai rawit diulek halus. Kasih sedikit air biar gampang nguleknya. trus tinggal campur ke serutan buah. btw kapan hari aq bikin dr kedondong diserut mbak. malem2 di pom liat kakek2 jual bengkuang ama kedondong. akhirnya beli kedondong ama bengkoang 20rb. bingung dibikin apa dirujak serut akhirnya. dan, kedondong dirujak serut enak ternyata. pertama kali bikin rujak serut pake kedondong.
BalasHapusHai Mba Julia, yep bs pakai bumbu mentah ya, cuman untuk es seperti ini saya suka direbus supaya tdk langu ya. Waaah kedondong enak banget buat rujak serut, jadi ngileeeerrr.
HapusHai mba Endang... dari dulu suka deh baca blogx mba Endang.. suka prologx n resep2x, mba Endang bkn org yg pelit ngasih resep, memang seharusnya begitu ya mba saling berbagi ilmu yg bermanfaat..
BalasHapusHai Mba Fitri, thanks sharingnya yaa, senang resep2 JTT disuka, sukses yaaa
HapusHai mbak, dulu waktu sekolah paling suka beli es kweni. uenak trus seger apalagi pulang skul panas-panas. Kayaknya dibikin rujak enak juga ya. nyontek resepnya ya. makasih mbak Endang...^_^
BalasHapusHalo Mba Indy, thanks sharingnya yaa, yep es kweni enak buanget, seger dan harum hehee
HapusHai mbk endang salam kenal,sejak nemu blignya mbk endang 1 thn lalu seneng rasanya nemu resep2 mbk yg menurut saya pas di hati dan dilidah,mbk klo resep nenek saya rujak serutnya ditambahin pisang batu rasanya uenakk mbk tambah sueger ,mksih ych mbk telah berbagi ilmu
BalasHapussalam kenal Mba Keira, thanks sharingnya ya, dan senang sekali resep2 JTT disuka. Yep, dikampung saya jyga suka pakai pisang batu muda, sepet2 enak yaa, hehehe. sayang di JKT susah dapatnya hiks
HapusMakasih resep nya Mbak Endang, hari ini eksekusi es rujak dan lontong sayur balado nya. Semoga sukses selalu ya mbak.
BalasHapusSama2 yaa, senang resep2nya disuka, sukses yaaa
HapusKalo tidak ada mangga kweni bisa diganti mangga apa y mbak endang ?
Hapusbisa pakai mangga apapun ya. yang masih mengkal (setengah matang) lbh enak
HapusSaya jadi ingat masa SD, ada penjual rujak buah yang selalu bikin ngiler, dengan potongan aneka buah yg berjajar rapi disusun di tampah plus siraman sambal rujak yang hitam (ga tau resepnya).
BalasHapusTapi saya ga bisa menikmati karena uang jajan yg pas-pasan, hehee.
Terus ada penjual pecel pincuk yang ramai dikerumuni bocah,
dan lagi² saya cuman bisa melihat.
Hahaa, kasian banget gue.
Dan es rujak ini juga salah satu favorit saya sampai sekarang..
Cuss mau nyoba bikin, makasih resepnya mba.
Wakakkak, kayanya kondisinya sama kaya saya, anak2 lain pada jajan saya cuman celingukan nelen air liur karena uang jajan pas2an hahhhaha
HapusMba,kalo mau irit jadi ga pake air kelapa, bs ganti apa ? hhe
BalasHapus