Jantung pisang dan nangka muda, dua jenis bahan sayur (kalau bisa disebut sayur) terfavorit saya untuk diolah menjadi sayur lodeh. Sayangnya di Jakarta sangat sulit menemukan jantung pisang atau jika di Paron disebut untut ini. Namun weekend lalu ketika saya berkunjung ke pasar Blok A, saya menemukan seorang Ibu yang menjual untut sangat banyak, dari tampilan bentuk jantung pisang tersebut saya menduga si bunga pisang berasal dari pohon pisang kepok atau batu. "Untut pisang apa Bu?" Tanya saya memastikan. "Pisang kepok, Mbak," jawab si Ibu sambil sibuk melayani pembeli lain.
Sebuah jantung pisang kepok dengan ukuran lumayan besar itu harus saya tebus dengan harga dua belas ribu rupiah. Saya membayangkan di Paron, sayuran ini gratis karena Ibu saya memiliki banyak pohon pisang kepok di kebun belakang. Ibu saya pasti akan mendelik dan protes berat dengan harga yang diberikan penjual tersebut, jika waktu itu berbelanja bersama, namun saya tetap memasukkan dua buah jantung pisang ke dalam keranjang belanja. Mau bagaimana lagi? Walau sudah ditawar hingga keringat bercucuran si Ibu penjual tetap 'keukeuh semeukeh' tidak melepas dagangannya dengan harga yang saya mau. ^_^
Berbicara mengenai jantung pisang, sayuran ini bukanlah makanan asing bagi saya, dan tentu saja bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Dulu ketika masih kecil, saking maniaknya saya dengan sayur ini, setiap minggu sekali saya akan bergerilya di kebun pisang nan luas milik nenek yang biasa kami panggil, Mbah Wedhok. Ketika menemukan bunga pisang yang bergelantungan ditangkainya yang panjang, dan bunga-bunga pisang telah selesai membentuk buahnya, saya seakan mendapatkan durian runtuh. Berbekal sebuah 'genter' yang terbuat dari bambu panjang dengan sebuah pisau berbentuk bulan sabit diujungnya untuk memetik buah di pohon yang tinggi, saya pun sibuk memanen untut. Terkadang saya harus bersaing dengan Mbah Wedhok dalam urusan ini, siapa cepat dia dapat.
Untut yang sudah diperoleh kemudian saya serahkan ke Ibu untuk dimasak menjadi sepanci besar sayur lodeh bersama nangka muda (gori), kacang panjang, daun melinjo dan kacang tholo. Komponen yang terakhir terus terang saya benci, menurut saya kacang tholo memberikan aroma dan rasa aneh di masakan, namun anggota keluarga sangat menyukainya. Berhubung saya tidak bisa memasak waktu itu, terpaksa apapun yang dimasak Ibu harus diterima dan ditelan dengan lapang dada. ^_^
Jantung pisang sebenarnya cukup fleksibel diolah menjadi berbagai macam makanan. Mulai dari sayur berkuah, tumis, urap, pecel, bothok, bahkan saya pernah mempermak jantung pisang menjadi perkedel. Itu saya lakukan ketika sudah duduk dibangku SMA, dan mulai in charge di dapur untuk urusan masak-memasak. Tepatnya, merecoki Ibu saya di dapur, karena beliau suka be-te berat dengan aksi eksperimen saya yang menurut beliau menghabiskan bahan dan biaya. Untuk membuat perkedel dari jantung pisang, si untut yang sudah direbus kemudian dicincang halus, ditambahkan aneka bumbu, telur dan sedikit tepung, kemudian dibentuk bulat-bulat dan digoreng. Supaya tidak hancur, saya biasanya mencelupkannya di kocokan telur dan menggorengnya super hati-hati. Rasanya? Yummy!
Bunga pisang memiliki rasa tawar, dan ketika direbus maka teksturnya berubah menjadi lunak namun sedikit berserat. Saya selalu mengasosiasikan jantung pisang dengan daging ayam, dan ketika saya masih kecil, sayuran ini benar-benar menjadi pengganti daging ayam yang harganya tidak terjangkau bagi keluarga kami. Nah untuk mengolah untut alias jantung pisang maka pertama-tama anda harus mengenali dari jenis pohon pisang apa bunga tersebut berasal. Tidak semua pohon pisang memiliki bunga yang bisa dimakan. Setahu saya, hanya pisang batu dan pisang kepok yang sedap bunganya. Pisang lainnya memiliki bunga dengan rasa super duper pahit.
Memerlukan sedikit skill untuk membedakannya, terus terang saya mengganggap mata saya cukup terlatih dengan bentuknya, namun tetap saja suatu hari saya salah membelinya. Gara-gara 'ngidam' sayur lodeh jantung pisang, maka saya membelinya di seorang penjual di pasar Blok A. Sebenarnya hati ini sudah ragu melihat bentuknya, namun tetap nekat karena nafsu, apalagi si Ibu penjual mengatakan untut tersebut berasal dari pohon pisang kepok. Ketika sudah direbus lunak dan dicicipi, rasa pahitnya tobat audzubillah. Rasa pahitnya sama seperti daun pepaya! Tapi dasar otak ngirit, sayang jika harus masuk ke tempat sampah, jantung pisang pahit tersebut tetap saya masukkan ke dalam sayur lodeh. Memang pahit, tapi saya menganggapnya sebagai jamu. ^_^
Untut dari pisang kepok dan pisang batu, biasanya memiliki bentuk membulat gendut dibagian pangkal, dan langsung meruncing diujungnya. Saat kelopaknya yang berwarna merah tua keunguan ini dilepas maka bagian dalamnya putih dan bersih kekuningan tanpa semburat ungu sama sekali. Pisang lainnya yang tidak bisa dimakan biasanya memiliki bunga yang tidak terlalu bulat dipangkal, lebih memanjang, sehingga bulatan pangkal dan ujungnya memiliki jarak agak jauh. Ketika kelopak bunga yang berwarna merah keunguan ini dibuka hingga kebagian dalam, bunga pisang masih memiliki semburat keunguan diujungnya. Identifikasi yang saya berikan mungkin cukup memusingkan, dan cara termudah memang bertanya ke penjual, tentu saja jika anda yakin penjual tersebut akan menjawab jujur. ^_^
Nah untuk memasak jantung pisang, maka kita harus merebusnya dulu hingga lunak. Jantung pisang akan berubah berwarna sedikit kehitaman. Buang air rebusannya yang hitam dan untut siap dipermak menjadi aneka masakan. Cara ini juga berlaku ketika kita mengolah nangka muda, selalu rebus si nangka yang sudah dipotong-potong terlebih dahulu hingga lunak, kemudian buang air rebusannya yang 'buthek' dan mengandung getah. Baru nangka siap digunakan didalam aneka masakan.
Untuk sayur lodeh ini, bumbunya adalah andalan Ibu saya, simple namun makyuss dan segar. Kuncinya adalah tidak menggunakan bawang merah karena akan membuat rasa sayur menjadi asam, dan selalu, jangan sampai tertinggal memakai daun salam dan lengkuas yang banyak. Saya bahkan akan batal membuat sayur lodeh jika kehabisan stock lengkuas dan daun salam. Tapi untungnya saya menyimpan kedua bumbu ini di freezer dalam jumlah banyak sehingga setiap waktu selalu ready. Daun salam dan lengkuas menurut saya memberikan aroma dan rasa spesial di sayur lodeh dan membuatnya menjadi sayur lodeh betulan. Tips lainnya adalah gunakan santan encer. Anda menghindari santan dan memilih menggantinya dengan susu cair? Well, walau bisa dan sering saya lakukan namun saya akui, santan memberikan aroma dan rasa yang lebih spesial yang tidak bisa ditemukan pada susu cair. Gunakan santan encer, santan kental hanya akan membuat sayur lodeh menjadi berat dan kehilangan kesegarannya.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Sayur Lodeh Jantung Pisang dengan Nangka Muda
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 8 porsi
Tertarik dengan resep sayur lodeh lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Gulai Nangka dan Kacang Panjang a la My Mom - Super Tasty!
Sayur Goreng Asam
Sayur (Sambal) Godog Betawi
Bahan:
Siapkan jantung pisang, buang kelopak bunganya yang merah keungungan hingga kelopak bunga tampak mulai berwarna putih. Jika masih ada semburat diujung jantung pisang, biarkan, tidak perlu buang kelopaknya, cukup iris sedikit dibagian ujungnya dengan pisau tajam untuk membuangnya. Semaksimal mungkin kita jangan sampai banyak membuang kelopak bunga.
Belah jantung pisang menjadi 4 bagian. Siapkan panci, isi air agak banyak dan rebus hingga mendidih. Masukkan jantung pisang hingga tenggelam, beri 1 sendok teh garam di air rebusan. Rebus hingga empuk dan matang. Angkat, tiriskan dan potong-potong jantung pisang sesuai selera atau sepanjang 2 cm.
Rebus juga nangka muda yang sudah dipotong-potong dengan cara yang sama hingga lunak dan matang. Buang air rebusannya dan tiriskan. Sisihkan.
Siapkan panci, isi dengan 1 1/2 liter air, masak hingga mendidih. Masukkan bumbu halus, lengkuas, daun salam, irisan cabai hijau, dan teri. Rebus hingga mendidih dan bumbu benar-benar matang. Tahap ini penting di sayur lodeh agar rasa kuah tidak getir.
Masukkan nangka muda dan jantung pisang. Masak hingga mendidih. Masukkan santan, saya pakai santan instan, cabai rawit utuh, gula dan garam. Masak dengan api kecil hingga mendidih, tambahkan waktu 5 menit setelah santan mendidih, agar santan benar-benar matang dan harum baunya.
Cicipi rasanya, sesuaikan garam dan gula. Angkat dan sajikan. Super yummy!
Hallo mbak endang?sayur lodeh sebanyak itu apa mbak endang makan sendiri?atau di (bendrang).mbak baru tau kalau sayur lodeh itu gak pakai bawang merah,slama ini kalau bikin sayur lodeh malah bnyak bawang merahnya. Mbak boleh donk aku minta resep tumis jantung pisangnya.soalnya slama ini tau nya cm di lodeh,di sambel atau dimasak santan pedas jantung pisangdan ikan tongkol.
BalasHapusHalo Mba, wakakkak, walau sebenarnya saya sanggup menghabiskan 2 panci besar sendiri, tapi kemarin sebagian besar saya kirim pakai gojek ke rumah adik saya, Wiwinn, bagian itu lupa saya ceritakan. Adik saya sama maniaknya dengan saya mba kalau urusan sayur lodeh jantung pisang.
HapusBawang merah membuat rasa kuah sayur lodeh jadi berasa asam.
Tumisnya simple: semua bahan diris atau cincang halus dan tumis: bawang merah, bawang putih, cabai, jahe, lengkuas, daun salam, saus tiram, teri, gula, garam, kasih kecap manis dikit kalau suka. Maknyus mba.
Tapi kok saya pengen makan jantung pisang masak santan ikan tongkol yaaa hiiks
Salam kenal Mbak Endang,
BalasHapusHobi banget dengan yg namanya jantung pisang, oseng pedas biasa aja sudah mantapp, tapi minggu besok eksekusi lodeh mbak endang kayaknya ni ^-^
mbak, sy sebelum rebus jantungnya rendam bentar dengan air yg di beri perasan jeruk nipis, baru di rebus, hasilnya putih mbak, tidak kehitaman hehe... matur nuwun mbak endang atas semua resepnya, sudah banyak sy contek ^-^
Leni, Pontianak
Salam kenal Mba Leni, wah terima kasih tipsnya yaa, next time saya akan coba. Saya pernah lihat sayur jantung pisang putih warnanya, suka bingung kok bisa yaa. Moga2 weekend ini si ibu jualan lagi jantung pisangnya hehehhe.
HapusHalo Mba Endang salam kenal ya. Mba mau tanya gimana cara nyimpen lengkuas di freezer mba? Saya selama ini nyimpen lengkuas di kulkas bawah selalu mengkirut (mengecil) dan ga bisa di potong..bagi tipsnya ya mba..makasih. Dari Sifrah pekalongan
BalasHapusSalam kenal mba Sifrah, saya biasanya simpan kunyit, kencur, jahe, lengkuas, serai, daun salam dan daun jeruk di freezer. Saya cuci bersih, tdk kupas, potong2 tebal 2 cm, masuk plastik terikat dan bekukan. Kalau diperlukan tinggal dipakai secukupnya
HapusKarena jantung pisang tak pernah berkhianat. Kekekekek. Selalu enak. Mau dibotok, disambal atau dilodeh semuanya enak. Sehari pasca mbak endang posting resep ini aku juga bikin lodeh nangka muda mbak. Minus jantung pisang. Karena pohon pisang klutuk di samping rumah lagi gak berbuah. Duh jadi pengen banget ngolah jantung pisang. Tadi lihat di supemarket hero sih ada. Tapi gak yakin itu pisang klutuk apa nggak. Postingan mbak endang selalu bikin ngillerrrrr!!!
BalasHapusWakkaka, betul banget Mba Julia, jantung pisang gak ada matinya dan dibuat apa saja maaantaap! Saya weekend kemarin baru bikin lagi wakakak
HapusBismillah..mba Endang saya mau berbagi tips nih, supaya hasil rebusan nangkanya putih,waktu nangka direbus tambahkan beberapa buah belimbing wuluh yang sudah dibelah/potong, in syaa Allah nangkanya putih mba..semoga bermanfaat..
BalasHapusFitriah-Sultra
Thanks Mba Fitriah tipsnya ya, sepertinya asam membuat nangka atau jantung pisang tdk kecoklatan ya. Next time akan saya praktekkan tipsnya. sukses yaa
Hapushalo mbk endang..
BalasHapusemang jantung pisang ga ada matinya.. resepnya bikin ngiler saat jam siang gini..
saya lebih suka diurap mbk.. tanpa direbus terlebih dahulu..rasa untut nya lebih kerasa... hehehe..
makasih resepnya mbk..
-Nova_
hai Mba Nova, thanks sharingnya ya, memang jantung pisang mantap yaa, sayangnya jarang dijual dipasar, hiks
HapusMbak Endang, saya suksesss ngakak gara-gara baca yg bagian Mbak Endang tetep nekat makan jantung pisang yg pahit (dan malah dianggap jamu). Wakakakakka. Maaf ya mbak, malah tertawa di atas penderitaanmu. Makasih untuk sharing resep + cerita pengantarnya yg menghibur. :)
BalasHapusHalo Mba Ajeng, iya mba, habis sayang, bumbunya sudah dibuat dan mahal juga harga jantung pisangnya hehhe. Walau tdk nikmat memnghabiskannya karena pahit banget hiiks
HapusKalau daun salamnya gimana mbak? Dikeringkan dulu apa gimana?
BalasHapustidak ya, salam kering kehilangan aromanya yang sedap, langsung dibekukan saja ya di freezer kalau mau dismpan lama
HapusMbak, dua resep lodehmu ga pake bawang merah. Boleh tay kenapa ?
BalasHapusHai Mba Vira, bawang merah membuat sayur menjadi terasa asam dan kurang segar. Saya tidak pernah membuat lodeh memakai bawang merah, ini tips Ibu saya hehee
HapusOke Mbak, lagi dimasak ini lodehnya. Tidak pakai bawang merah, dan daun salam nya saya ganti bay leaves karena di Singapore saya ga ketemu daun salam.
BalasHapusAnyway, saya jadi penasaran tentang 'kimia' bawang merah jadinya, bagaimana kita menentukan kapan menggunakan bawang merah dan kapan tidak. Misal kalau sayur asam dan pindang Palembang, bawang merah banyak, tetapi di sayur lodeh tidak pakai, distinction pada rasa nya yang buat saya penasaran.... :)
Hai Mba Vira, kalau reaksi kimianya saya juga gak mudeng wakakka, lebih ke pengalaman sehari2 Ibu2 yang suka masak dan kemudian share dari mulut ke mulut. Kebetulan sayur lodeh banyak penggemarnya dan di kampung halaman saya menjadi menu wajib jadi mereka udh mengembangkan kemampuan tingkat master jika berurusan memnbuat sayur lodeh hehehhehe
HapusJalo mbak Endang. Salam kenal dari aku di Sumbawa. Tertarik nih mbak mau buat lodeh jantung pisangnya. Untuk bumbunya gk pake digoreng dulu ya langsung madukkan mentsh". Terimakasih mbak
BalasHapussalam kenal Mbak, saya kalau lodeh gak ada yang ditumis, semua mentah direbus saja sampai benar2 tanak bumbunya
Hapus