Setelah melalui dua hari Lebaran yang biasanya cukup hectic dan penuh kehebohan, apa yang kemudian anda lakukan untuk menghabiskan hari libur panjang bulan lalu? Jika dihitung ada 10 hari libur yang kita peroleh kala Lebaran, dan itu merupakan waktu yang cukup panjang untuk berleha dan bermalas-malasan. Saya pribadi tidak pernah menemukan kesulitan untuk mengisi waktu. Ada begitu banyak film yang bisa ditonton, vlog menarik di You Tube untuk diikuti, dan ribuan artikel yang mengundang rasa ingin tahu di internet yang perlu dibaca, serta tentu saja bermalas-malasan sambil menikmati waktu yang berjalan begitu slow adalah hobi saya lainnya. Terus terang menikmati hari libur sambil membayangkan betapa masih lamanya waktu bekerja kembali di kantor selalu membuat hati saya menjadi riang.
Tapi tentu saja pendapat tersebut belum tentu didukung oleh anggota keluarga lainnya. Beberapa mulai gelisah dan 'mati gaya' hendak menghabiskan waktu dengan kegiatan apa lainnya. Akhirnya di H+2 setelah Lebaran kakak saya, Mbak Wulan, memutuskan untuk berjalan-jalan ke daerah Tangerang. Target kami adalah AEON Mall di BSD City, dan IKEA di Alam Sutera. Saya sudah pernah mengunjungi IKEA beberapa kali sebelumnya, namun AEON Mall hanya sebatas mendengarnya saja dari teman saya Novi, yang sering berbelanja kesana. Jadi saya cukup excited dengan rencana jalan-jalan ke mall kali ini. 😀
Kunjungan pertama kami adalah AEON Mall di BSD City. Dari luar, bangunan mall terlihat sangat besar namun ketika dimasuki tidaklah terlalu luas. Pendapat saya, mall Jepang ini tidaklah terlalu istimewa, dan tidak jauh berbeda dengan mall-mall lainnya kecuali di bagian food courtnya. Ha! Anda pasti sudah menebak jalan-jalan saya selalu berujung pada makanan! Bagi saya kunjungan ke mall belumlah lengkap jika belum melihat-lihat food court, aneka resto dan supermarketnya. Food court di AEON Mall disebut dengan Food Culture. Perbedaannya dengan food court di mall lainnya adalah disini terdapat banyak vendor dan resto yang menjual makanan Jepang seperti sushi dan tempura. Nuansa dan atmosfir Jepang sangat terasa disetiap sudutnya, dan jika anda pecinta makanan Jepang terutama sushi maka saya yakin anda akan menemukan surga disini.
Satu vendor sushi tampak penuh dengan antrian membuat saya menjadi sangat penasaran. Vendor ini tampak mencolok di Food Culture dan merupakan resto dengan jumlah pengunjung yang terbanyak disana. Pengunjung bisa memilih sendiri jenis sushi yang diinginkan, atau langsung membeli sushi set yang sudah dipacking rapi dan dipajang di etalasenya. Harga sushinya sangat reasonable dan lebih terjangkau dibandingkan jika kita membelinya di resto makanan Jepang. Sayangnya, sushi saat ini adalah makanan yang saya hindari sejak 'kelenger' menyantap berporsi-porsi sushi sale di sebuah supermarket beberapa tahun yang lalu. Kini setiap kali teringat atau melihat sushi perut saya menjadi mual. 😄
Kami tidak terlalu lama menghabiskan waktu di AEON Mall, dan karena belum mendekati makan siang maka perut hanya diganjal dengan sebuah ice cream cone dengan rasa green tea yang menurut saya sedap. Tidak terlalu manis, creamy dengan rasa green tea yang lembut. Keluar dari mall mobil kemudian meluncur ke Gading Serpong, tujuan kami adalah Summarecon Mall Serpong. Senangnya berjalan-jalan di seputaran BSD City dan sekitarnya adalah kita bisa sekaligus melihat-lihat perumahan elit disana seperti Gading Serpong, Alam Sutera, Summarecon, dan BSD City. Hanya sebatas melihat-lihat saja karena perumahan di daerah ini dibandrol dengan harga cukup 'mengerikan'. "Ini namanya afirmasi. Kalau hanya membayangkan saja suatu saat akan memiliki rumah di BSD City kurang nyata di benak. Tapi kalau sudah melihat wujud nyatanya secara langsung kita menjadi terdorong untuk berusaha memilikinya," kata kakak ipar saya, Mas Moko, kepada adik saya Dimas yang masih duduk di bangku kuliah. Adik bungsu saya ini tidak mengerti dengan tingkah kami yang begitu excited melihat perumahan disekitar situ, mengingat harganya yang super mahal dan sepertinya sulit untuk dimiliki, bagi saya tentunya. 😄
Singgah di Summarecon Mall Serpong yang disingkat SMS, kami makan siang di resto Chop Buntut Cak Yo. Terus terang pengunjung yang luar biasa ramai menjadi pendorong kami untuk makan siang disana. Bagi saya, harganya lumayan mahal untuk porsi makanan yang kurang memuaskan, namun harus saya akui rasa kuahnya lumayan sedap. Menjelang jam tiga rombongan kemudian menuju ke destinasi terakhir yaitu IKEA Alam Sutera, dan kami cukup terkejut dengan suasana disana.
Mobil terparkir tampak mengular panjang di sepanjang jalan menuju ke supermarket furniture dan aksesoris rumah dari Swedia tersebut. Saya sudah ngeri membayangkan betapa sulitnya kami untuk mencari parkir. Kakak saya kemudian memutuskan kami diturunkan di lobi, sementara suaminya, Mas Moko, mencari tempat parkir. Terus terang baru kali ini saya melihat pengunjung yang begitu banyaknya datang ke IKEA dari beberapa kali berkunjung kesana sebelumnya, mungkin ribuan pengunjung tumplek blek disana kala liburan hari itu. Walau IKEA super luas sekitar 13.000 M2 dengan kapasitas parkir yang mampu menampung 1200 mobil, namun hari itu sepertinya tak berdaya menampung arus pengunjung. AC yang biasanya terasa dingin kali ini justru terasa gerah sehingga Ellan, keponakan saya yang berusia 6 tahun menjadi merengut dan kesal. Putra kakak saya ini biasanya sangat happy jika diajak berjalan-jalan ke mall sehingga sering kita sebut dengan julukan 'anak mall', namun kini terlihat bete.
Bagaimana tidak? Tidak ada sejengkal pun area toko yang tidak diisi oleh manusia, tidak ada sebutir sofa, atau tempat tidur yang didisplay disana yang kosong tanpa ada manusia bergeletakan diatasnya. Rata-rata orang tua membawa anak-anak mereka dan kini karena kelelahan setelah berjalan di area toko yang luas menggunakan sofa dan tempat tidur tersebut sebagai tempat peristirahatan. Tidak ada satupun tempat tidur yang rapi, semua bed cover dan sprei, serta bantal-bantal tampak porak-poranda dan sangat semrawut. IKEA yang dalam benak saya adalah toko yang rapi, menarik, stylish dan sangat nyaman untuk dikunjungi berubah menjadi 'mengerikan'.
Perilaku pengunjung kita semakin membuat saya malu ketika melihat dibagian mainan anak-anak. Orang tua membuka kotak-kotak mainan yang masih tersegel dan membiarkan putra-putri mereka bermain dengan mainan tersebut, padahal pihak IKEA telah menyediakan beberapa mainan contoh untuk dicoba. Seorang lelaki muda duduk disebuah kursi didalam sebuah ruangan yang didesign seperti sebuah kantor pribadi, berpose disana didepan laptop, sementara pasangannya sibuk mengambil foto. Memang jauh lebih murah dibandingkan ke studio foto, batin saya. Betapa jauhnya kondisi ini dengan saat saya mengunjungi IKEA di Gothenburg, Swedia, beberapa tahun yang lalu. Disana saya tidak menemukan pengunjung yang duduk-duduk di sofa atau bergeletakan di tempat tidur, semua begitu teratur dan beretika. Mereka datang selain mencari inspirasi juga benar-benar hendak membeli barang yang dijual.
Saya tidak yakin dari ribuan pengunjung di IKEA Alam Sutera waktu itu benar-benar membeli barang yang dipajang. Selain karena impossible untuk bisa melihat dan memilih barang-barang yang didisplay dengan nyaman, juga kebanyakan pengunjung ini sepertinya sedang berdarmawisata saja disana. Terbukti antrian kasir yang tidak terlalu membludak, dan jikalau mengantri maka jumlah barang yang mereka tenteng rata-rata hanya barang-barang kecil yang cukup murah harganya. Saya yang tadinya berniat hendak membeli beberapa tanaman pot plastik, dan perabotan dapur membatalkan niat karena seluruh keluarga ingin segera keluar dari sana. Ibu saya terlihat kelelahan karena berjalan diantara pengunjung yang begitu banyaknya memang cukup merepotkan. Jika saya pengelola IKEA, akan saya kenakan tarif setiap orang yang memasuki toko tersebut, karena memang telah berubah menjadi tempat wisata kala liburan Lebaran lalu. Apakah ini hanya terjadi di IKEA Indonesia? Hanya IKEA yang tahu. 😄
Jika anda berminat hendak mengunjungi IKEA Alam Sutera, saran saya datanglah di pagi hari. Biasanya saya dan Wiwin, adik saya, akan datang ketika toko baru buka di pukul 10 pagi. Saat itu kondisi toko terasa nyaman untuk dikunjungi dan barang-barangnya bisa ditelusuri dengan leluasa. Displaynya yang rapi dan inspiratif sangat menyenangkan untuk dilihat-lihat, dan jika lapar melanda maka resto mereka menyajikan makanan yang sedap dengan harga yang terjangkau, menunya bahkan mirip dengan IKEA di Gothenburg, Swedia yang pernah saya cicipi.
Oke, menuju ke resep bolu rempah gula merah yang kali ini saya hadirkan. Resepnya ada didalam buku Homemade Baking Just Try & Taste. Berhubung karena tangan kanan saya masih terluka dan dalam taraf penyembuhan maka memasak merupakan kegiatan yang cukup sulit dilakukan. Resep-resep lama yang masih mendekam didalam file laptop satu persatu saya munculkan. Membuat bolu ini super duper mudah, versi panggangnya menurut saya lebih sedap karena aroma rempah yang terpanggang memang terasa lebih harum namun bolu ini bisa juga dikukus. Untuk rempahnya saya menggunakan kayu manis bubuk dan bubuk speku, boleh hanya salah satu saja dari bubuk rempah tersebut. Aroma dan rasa rempah merupakan ciri khas unik dari bolu ini jadi usahakan jangan diskip, kecuali jika anda memang bukanlah penggemar kue dengan aroma rempah. Terus terang saya adalah penyuka rasa dan aroma rempah terutama kayu manis pada bolu atau cake, dan beranggapan rempah membuat kue menjadi terasa lebih spesial.
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Bolu Rempah Gula Merah
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 12 buah bolu dengan diameter 10 cm atau 1 loyang persegi diameter 20 cm
Tertarik dengan resep bolu lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Si Lembut Bolu Ubi Jalar Kuning dengan Coklat Glaze
Bolu Kukus Gula Merah Tape Ketan Hitam
Jelly Roll - Bolu Gulung Strawberry Nan Sedap!
Bahan:
- 220 gram tepung terigu serba guna/protein sedang
- 30 gram susu bubuk full cream
- 2 sendok teh bubuk speku
- 1 sendok teh kayu manis bubuk (optional)
- 1 sendok teh baking powder double acting
- 1/2 sendok teh garam halus
- 6 butir telur, suhu ruang
- 150 gram gula palem bubuk
- 50 gram gula pasir
- 100 ml minyak goreng/mentega/margarin, dilelehkan
- 30 gram irisan kacang almond/kenari/kacang mete cincang
Siapkan mangkuk mikser, masukkan telur, gula palem bubuk, dan gula pasir. Kocok dengan kecepatan rendah hingga tercampur baik. Naikkan kecepatan menjadi tinggi, kocok hingga adonan mengembang dan berjejak (ribbon stage). Matikan mikser.
Tuang adonan ke loyang yang telah disiapkan. Panggang selama 25 menit di oven yang telah dipanaskan sebelumnya jika anda menggunakan loyang muffin atau donat, jika menggunakan loyang persegi diameter 20 cm maka panggang selama sekitar 45 menit. Keluarkan bolu dari oven jika permukaannya tampak mengeras dan ketika bagian tengah adonan ditusuk dengan lidi maka tidak ada adonan yang menempel.
Mba Endang, langsung pake loyang tulban bisa ga?, Waktu panggang nya jadi lebih lama kali, ya?
BalasHapusBisa Mba Emilia, sekitar 45 - 50 menit mungkin ya
HapusMbaa..saat masukin tepung sy pake mixer kecepatan paling rendah trus adonan agak turun.,apa mmg bgtu.?,ato mmg gak boleh pake mixer saat masukin tepung
Hapussaya menghindari menggunakan mikser ketika tepung masuk mba, karena adonan turun lumayan. Sebaiknya pakai spatula. Tapi memang ketika tepung masuk adonan agak turun ya.
Hapuswak kak kak, mb End emang lucu poll, sy ngakak baca paragraf yg andai mb jd pèngelola ikea akan mungutin biaya pd pengunjung yg cuman wisata aja ke sana, n ikutan prihatin ama habitnya org kita, indonesia bgt..maaf lahir batin mb End, makasih bgt resep2 mb end mendominasi menu ramadhan dan lebaran kami, cepat sehat tangan cantik mb yg penuh manfaat, senang Ibu uda terdengar sgt sehat, sekali lg maaf lahir dan batin
BalasHapusHalo Mama Khalila, mohon maaf lahir batin juga ya, thanks sharingnya ya. Amin atas doanya, tangan udh lumayan gak terlalu sakit banget kalau digerakkan.
HapusIya, tobat saya waktu ke IKEA, mengerikan banget pengunjungnya wakakka, kalau perkepala 10 rb bs untung banyak, hitung2 buat nombok ngebersihin sprei dan sofa yang kotor hehhehe
Hmm...kayaknya enak, dicoba ah...
BalasHapusBtw, apa bedanya bumbu speku dengan kayu manis bubuk ? Selama ini saya kira kedua nama itu merujuk pada satu bahan yang sama.
Mohon "pencerahan" mbak..
hai mba Amelia, setahu saya beda mba, bumbu speku terdiri atas kayu manis, cengkeh, pala dan jahe, atau kolabiorasi dari dua atau tiga rempah2 tersebut. Aroma speku dan kayu manis juga berbeda ya.
HapusToss,, sesama penggemar cinnamon. Sampai tidak pernah melewatkan cinnamon roll sbux. Sekalian tanya, apakah punya resep cinnamon roll ? Biar irit hehehehe.
BalasHapusSy penggemar ebook mbak endang tp ternyata teuteup ngak seasik klo pegang bukunya ya. Niat mencari bukunya ah ��
Liburan kemaren sy ngak jadi ke ikea setelah mendengar cerita2 horror mengenai parkir, penuhnya orang dan rebutan meja di resto.
Halo Mba Rainny,
Hapussaya ada beberpa resep cinnamon rolls, ini salah satunya ya:
http://www.justtryandtaste.com/2017/01/resep-cinnamon-rolls-dengan-creamcheese.html
Kayanya kalau 2 buku terakhir homemade baking dan homemade cooking masih bs dipesan di penerbit kawan pustaka. WA saja ke 0821-12371881 dan 0858-19769850.
Haa, untung nggak ke IKEA mba, karena bakalan menghabiskan waktu dan tenaga saja, gak bs gerak didalam hiiks
Yummy. Di Makassar, disebut Bolu Rampa... Salah satu kue tradisional favorit dari sejak kecil :)
BalasHapusBtw, cute bgt model kuenya kak :)
Thanks Mba Maryam sharingnya ya, yep ini sama dengan bolu rampa ya
HapusMba endang salam kenal,saya mau tanya beli loyangnya di mana ya? Makasih...
BalasHapushalo Mba Imaniar, salam kenal juga ya. Saya beli di toko bahan kue WT di Fatmawati, sepertinya di Titan juga ada ya
HapusHai mba Endang, maaf mau tanya. Utk kayu manis bubuk dan bumbu spekuk bubuk merk apa ya mba yg bagus atau mba biasany mba pake?...
BalasHapusSoal ny sy pernah beli bau kayu manis jg bumbu spekuk ny agak kurang sedap gitu.
Makasih sebelum ny.
Halo mba, saya selalu beli di toko bahan kue Titan, baik kayu manis maupun bubuk spekunya. Kalau yang speku keknya merk yang umum: bubuk Spekuk Big One. Kalau kayu manis bentuknya kemasan eceran kecil, aromanya kayu manis yang nendang
HapusMba sy sdh bikin tapi stlh kue ya dingin, di atas kue jadi tdk masak
BalasHapusbelum matang berarti mba, oven panas dibawah terlalu tinggi sehingga bawah cepat gosong tapi atas masih basah. Pakai api atas bawah lebih maksimal
Hapus