Sejak dulu, tepatnya sejak kecil, saya sudah menyukai tembikar dan segala macam pernak-pernik terbuat dari keramik atau porselen. Entah mengapa peralatan gerabah seperti memiliki magnet kuat yang membuat saya tertarik setengah mati. Bukan hanya bentuknya yang artistik tetapi juga proses pembuatannya yang sering membuat saya terpesona. Saya tidak berbicara mengenai film Ghost yang dibintangi si cantik Demi Moore dan berkhayal duduk di depan pottery wheel (papan bulat berputar) sambil dipeluk si ganteng Patrick Swayze. Bukan itu. Tapi memang duduk di depan sebuah pottery wheel bersama seonggok tanah liat yang melumuri jemari tangan dan menciptakan entah 'makhluk' apapun itu seringkali berkeliaran dalam benak saya.
Ketika adik dan kakak saya pulang membawa mainan atau makanan dari sebuah pasar malam yang setahun sekali diselenggarakan di alun-alun Ngawi kala kami masih bocah, maka saya justru mengadopsi aneka pot-pot tanah liat imut yang dicat berwarna-warni. Ada kepuasan tersendiri memandangi wadah tembikar yang berjajar rapi di sebuah rak lemari pakaian di kamar. Ibu saya seringkali tidak mengerti dengan ketertarikan saya, dan menganggap membeli aneka wadah tanah liat itu sebagai, "Buang-buang duit saja tho Nduk! Mbok belikan saja celengan ayam yang besar, uang jajannya setiap hari dimasukkan kesitu." Anehnya celengan ayam, sapi, babi dan sejenisnya itu walau terbuat dari tanah liat tidak pernah menarik minat saya. Mungkin karena mereka berasosiasi dengan menabung. Hal yang kurang saya sukai kala masih kecil. Hm, eh, masih kurang saya sukai hingga saat ini juga. ^_^
Karena sangat berminat dengan urusan membuat tembikar, maka anda pasti bertanya-tanya, apa prestasi terbesar saya jika berurusan dengan membuat gerabah atau keramik. Jawabannya tentu saja nol besar, alias nothing, kecuali tentu saja jika aneka lesung kecil terbuat dari tanah liat hitam yang sering saya buat ketika masih bocah masuk sebagai hitungan. Anda pernah membuatnya juga? Tanah liat dibentuk bulat atau kotak dan memiliki ceruk dibagian dalamnya, kemudian dijemur hingga kering. Tentu saja prakarya ini tidak pernah berakhir sukses, karena ketika dijemur tanah liat menjadi retak dan pecah. Tapi sebenarnya proses membuat gerabah tradisional dimulai dari hal yang simple seperti itu, bedanya gerabah yang sudah jadi kemudian dibakar dengan suhu yang tinggi, membuatnya menjadi solid dan keras.
Untuk memuaskan rasa ingin tahu maka aneka video di You Tube berisi mengenai proses pembuatan keramik saya tonton. Semua video tersebut dari luar negeri, karena harus diakui orang Western menyajikan video dengan detail dan jelas step by step prosesnya. Betapa mudahnya seorang pembuat keramik atau potter membentuk seonggok tanah liat bersama sedikit air menjadi aneka bentuk gerabah yang lucu. Saya tahu, saya tahu, proses itu tidak mudah. Membutuhkan jam terbang dan skill untuk bisa membuat tanah liat tersebut memiliki bentuk yang berarti. Tapi kerajinan membuat keramik bisa dipelajari, dan berakhirlah saya browsing aneka kursus membuat keramik. Kebanyakan berada di Bogor atau Bandung, dan lokasi menjadi kendala. Selain itu membuat keramik sendiri di rumah terbentur pada alat pembakar/oven bersuhu tinggi yang disebut kiln. Bagi potter rumahan dan hanya sebatas hobi maka proses pembakaran ini menjadi hal yang menyusahkan.
Selama ini saya mengira pembuat keramik dari luar selalu selangkah lebih maju dalam hal ide, kreasi dan inovasi. Bukan kemudian saya lantas mengecilkan pembuat keramik dalam negeri, tapi saya jarang melihat keramik yang bersliweran di Indonesia memiliki desain unik seperti itu. Mungkin saya kurang piknik. Beberapa akun instagram seperti susansimonini, piperpottery, guigley_ceramics atau helen_levi saya ikuti, semata-mata untuk memuaskan mata memelototi gallery mereka. Hingga satu hari saya mendapatkan pesan di Instagram dari Nuanza Porcelain (@nuanza_porcelain), yang membuat saya kemudian berkunjung ke akun Instagramnya. Saat itu pendapat saya berubah seratus delapan puluh derajat tentang kreasi keramik anak negeri. Sama sekali tidak pernah menyangka di Boyolali, sebuah pabrik keramik berskala internasional dengan desain yang memadukan art, modern dan inovasi berdiri disana. Keramik buatannya halus, desain yang unik dengan warna-warni cantik yang saat ini sepertinya sedang ngetren untuk rumah-rumah berdesain modern. Saya pun ber-uh dan ah memandangi every piece of artwork disana.
Asyiknya, Nuanza Porcelain bukan hanya sekedar pabrik yang melulu memproduksi barang secara masal, mereka juga menggabungkan bisnis dan edukasi. Bagi kita yang berminat untuk belajar membuat kerajinan keramik maka Nuanza Porcelain membuka pintu mereka lebar-lebar bagi yang ingin menjajal kemampuan didepan pottery wheel, terbukti dari banyaknya foto-foto kegiatan di akun Instagram mereka mengenai kunjungan dari beberapa sekolah untuk belajar membuat keramik. Gallery mereka luas, besar, terang, dan berisikan banyak koleksi keramik yang akan membuat saya atau mereka yang maniak dengan keramik menjadi kehilangan akal sehat. Untung lokasinya jauh di Boyolali, jika tidak bisa setiap minggu saya 'nongkrong' disana dan menguras kocek mengoleksi aneka keramik. ^_^
Desain terbaru Nuanza Porcelain yang saat ini sedang gencar digaungkan adalah set peralatan makan 'kardus' seperti yang saya tampilkan untuk mendampingi nasi goreng jamur kali ini. Cup dan saucernya bahkan mendapatkan Juara I Inacraft Award 2017. Produk tersebut dianggap mampu memadukan aspek inovasi design, marketability, emerging dan eco-friendly. Saya sendiri cukup beruntung bisa mendapatkan satu set peralatan makannya secara cuma-cuma untuk hadir disini, buatannya halus, desainnya unik dan tampak mirip seperti kardus asli hingga kita menyentuhnya. Untuk mendapatkan koleksi Nuanza Porcelain bisa langsung kontak ke akun Instagram mereka @nuanza_porcelain, atau www.instagram.com/nuanza_catalog. Email di: nuanza.npi@gmail.com dan WA: 0888 0651 4053. Anda tidak akan kecewa dengan koleksi unik dan cantiknya. ^_^
Wokeh sekarang kita menuju ke resep nasi goreng jamur cabai hijau yang saya posting kali ini. Jika berbicara mengenai nasi goreng cabai hijau, maka kenangan saya kembali ke puluhan tahun lalu kala nenek saya yang biasa kami panggil Mbah Wedhok masih hidup. Nasi goreng ini adalah favorit beliau dan hampir, atau selalu, dibikin setiap hari. Entah mengapa Mbah tidak pernah menggunakan cabai merah, mungkin karena faktor harga, cabai merah biasanya lebih mahal, yang jelas saya jarang menemukan beliau memasak nasi goreng berwarna merah. Versi nasi goreng Mbah Wedhok tentu saja lebih simple, hanya cabai rawit hijau dan bawang putih yang diulek di cobek tanah liat, plus sedikit garam dan MSG. Mbah selalu menumis bumbu nasi goreng menggunakan banyak minyak jelantah bekas menggoreng ikan asin atau ikan pindang yang sedikit berwarna kehitaman. Alhasil nasi goreng Mbah selalu oily dan berbau super amis, terus terang saya jarang menjamahnya jika bukan karena terpaksa. Kala itu makanan sangat sulit diperoleh, jadi sepiring nasi goreng bersama sepotong tempe goreng sudah merupakan berkah yang tak terkira. ^_^
Nah, untuk nasi goreng versi kali ini bumbunya lumayan lengkap. Sebagai campuran nasi goreng saya hanya menggunakan potongan jamur yang diberikan dalam jumlah banyak, menghindari menambahkan bahan lain seperti bakso, ikan asin, teri, sosis, atau ayam agar rasa nasi goreng lebih light dan tidak eneg. Untuk cabainya saya menggunakan cabai keriting hijau dan cabai rawit yang dicincang bersama bawang merah dan bawang putih, pekerjaan ini cukup ribet apalagi dengan tangan kanan yang belum berfungsi 100%, tapi karena chopper andalan sedang rusak maka proses tetap harus dilanjutkan.
Actually, nasi goreng bukanlah makanan favorit dan jarang sekali saya santap, tapi ketika tadi pagi saya membuatnya maka sepiring nasi bersama telur mata sapi dan tempe goreng habis disikat dalam sekejap. Rasanya sedap, pedas dan tidak eneg. Saya menggunakan kecap asin, saus tiram dan kecap ikan untuk membuat rasanya lebih nendang. Kecap ikan di resep bukan untuk menyaingi Mbah Wedhok yang menggunakan minyak jelantah bekas menggoreng ikan asin, tapi umumnya penjual nasi goreng di pinggiran menggunakannya untuk membuat rasa masakan menjadi lebih istimewa.
Berikut resep dan proses pembuatannya ya.
Nasi Goreng Jamur Cabai Hijau
Tertarik dengan resep nasi lainnya? Silahkan klik pada link dibawah ini:
Nasi Tomato a la JTT
Nasi Biryani Daging Sapi
Nasi Ayam Hainan Komplit dengan 3 Macam Saus
Bahan:
Bumbu:
- 1 sendok makan ebi (udang kering) yang dihaluskan
- daun selada, tomat dan ketimun
Siapkan wajan, panaskan 1 sendok makan minyak. Tumis bawang merah, bawang putih, cabai dan daun jeruk purut hingga harum dan layu.
Masukkan saus tiram, ebi, kecap asin, dan kecap ikan, aduk dan tumis selama 1 menit. Masukkan jamur, aduk dan tumis selama 1 menit. Masukkan nasi, matikan api kompor. Aduk hingga rata, tambahkan garam dan teri goreng, aduk rata. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asinnya. Hidupkan kembali kompor dan masak hingga nasi panas dan semua bahan matang. Angkat.
Mbak Endang,
BalasHapusngakak saya mbak pas baca masalah demi moore...bayangan saya jadi buyarrrr...
mau tanya, apa hasilnya jadi pedes banget ya mbak?
klo ganti cabe merah mungkin jadi lebih mengurangi rasa pedasnya...
love you mbak endang...
Hai Mba Dina, sayangnya pembuat keramik seganteng Patrick Swazye keknya jarang ada ya waakakkaka.
HapusPedes Mba, ganti cabai merah besar tetap oke ya.
tak kirain kardus beneran, masya allah porselainnya cantik jadi gagal fokus mba. baru tahu klo letaknya di boyolali deket dari semarang, gmn kbr mba end sdh sembuh tangannya tak tunggu uprek n ceritanya hehe --anik smg--
BalasHapusThanks Mba Anni. andai itu pabrik keramik dekat Jakarta saya jabani mba wkakakka.
HapusCerita mbak Endang seru banget... cerita pembukanya selalu saya tunggu...
BalasHapusThanks Mba Nina, senang ceritanya disuka ^_^
Hapuspagi ini sidoarjo lagi hujan dan mendung nih mba, baca postingan nasi gorengnya mba endang, selalu sukses bikin aku laper :D
BalasHapusmba kenapa sih kalo di abang abang nasgor, rasanya lebih beda dari nasgor rumah?
mungkin mba endang bisa tau misterinya hehehe
halo mba, abang nasgor biasanya pakai aneka saus: kecap ikan, kecap asin, plus MSG wakkakak. Selain itu butiran nasinya juga garing ya, tdk lembek
HapusNasi gorengnya keliatan enak and piringnya luchu sekaliii
BalasHapusthanks Mba Naomi, senang nasgornya disuka hehhehe
HapusHaii mb Endang,,,
BalasHapus#tsahhhh hobi kita sama euuyy ngoleksi keramid dari kecil,ssy juga iget banget ketika sy merengek minta ke pasar malam yang adanya setahun sekali bukan nyari makanan atau baju baju atau maen komedi putar, yang sy cari kemarik berbagai model,dari binatang sampe piring piring,dan sampe sekarang masih tersimpan rapi di rumah mama :-)
nasgor nya kayaknya enaakkk,,belum pernah nyoba mengaplikasikan nasgor dengan jamur.
Halo Mba Mida, waaak sama, sayangnya semua koleksi keramik saya sudah gak ada wakkakakak. Pdahal lucu2 juga waktu itu. Nasgornya enaaak, saya habiskan sendiri wakkakak
Hapusmb endang, sy jd geli baca prolognya. jd inget sm nasgor kuning ibu mertua, yg menurut keluarga laziz bila bersanding dgn ikan asin, ikan pindang, atau cumi kering yg d goreng.
BalasHapussehat terus mb.endang ya..
vita
Halow Mba Vita, dulu Ibu saya suka bikin nasgor campur suwiran ikan pindang/bandeng goreng sisa kemarin wakakkakaka. Jadi ingat jaman dulu
HapusHalo Mba Endang. Kalo mao dibuat vegetarian, ebi nya bisa diganti apa ya?
BalasHapusskip saja mba, pakai saus tiram yang vegetarian.
HapusHai Mba Endang, terimakasih utk resep2nya selama ini. Sangat membantu sy dlm menyusun menu mingguan :D. Sejauh ini sy sdh coba 6 resep & alhamdulillah cocok semua di lidah sy & suami.
BalasHapusMaaf mba, dalam list bahan nasi goreng diatas tdk ada teri tp dalam step pembuatannya ada teri. Terinya berapa banyak ya mba?
Maaf ya mba, mgkn pertanyaannya tdk penting. Tp sy kalo masak textbook bgt, feeling sy ga jalan kalo pake ilmu kira2, hahaha.
Terimakasih sebelumnya ����
Hai Mba Tiara, thanks sharingnya ya, senang resep2 JTT disuka. Teri optional, artinya boleh pakai atau nggak. Bs pakai 3 - 4 sendok makan, tergantung jenis terinya juga, kalau teri medan yang asin sebaiknya jangan banyak2. Teri digoreng dulu baru dicampurkan.
Hapus