Cuaca panas seperti ini paling sedap menyantap yang dingin dan segar seperti es buah atau rujak buah. Nah yang terakhir lebih mengena dengan selera saya karena pedas, asam, manis, dan asin bercampur aduk menjadi satu. Jenis rasa yang membuat saya tergila-gila. Toko buah All Fresh di sebelah kantor selalu menjual potongan buah segar yang bisa diracik menjadi rujak atau salad, namun sayangnya harganya terlalu mahal bagi kantong saya. Apalagi bumbu rujaknya ikut pulang ditimbang, semakin mahal saja jatuhnya seporsi rujak buah yang porsinya pun terasa kurang banyak. Tukang buah langganan di belakang kantor sebenarnya juga menyajikan rujak, kualitasnya lumayan oke untuk level rujak gerobakan. Tapi si bapak penjual, mukanya selalu cemberut dan jutek. Pagi saya pun menjadi asam jika sebelum naik ke kantor singgah sejenak ke geroibaknya membeli buah untuk bekal di siang hari. Belum lagi pengalaman buruk rekan-rekan kantor yang berkata, "Jangan beli buah di bapak jutek itu deh, kemarin gue dikasih potongan pepaya bonyok. Sengaja sama dia dipilihin yang jelek." Makin 'ilfil' saja saya mendengarnya. 😞
Jadi karena ketidakpuasan-ketidakpuasan tersebutlah di weekend lalu saya memutuskan membuat rujak buah sendiri di rumah. Tiga buah mangga, dua buah kedondong, lima buah jambu air, dua buah nanas dan setengah buah jeruk Bali ternyata menghasilkan rujak buah sebaskom. Porsi yang mampu membuat penggila rujak pun megap-megap. Jadi walaupun hari sudah merangkak sore, saya tetap datang ke rumah adik saya, Wiwin, di Mampang sambil membawa semua rujak yang ready to eat dan sepanci arsik ikan mas yang resepnya saya posting kemarin. Klik link disini untuk melihat resep dan proses pembuatan arsik ikan mas yang nendang.
Nah berbicara tentang rujak, di tanah air kita makanan ini memiliki banyak variasi, sebut saja rujak cingur, rujak petis, rujak kangkung, mie rujak, rujak soto, rujak bebeg, rujak kuah pindang, rujak serut, dan tentunya masih banyak lagi varian jenis rujak lainnya di setiap daerah. Rujak atau rojak (sebutan di Malaysia dan Singapura), merupakan campuran buah dan sayuran segar yang umum ditemukan di negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura. Kata rujak atau rojak berasal dari bahasa Melayu, 'rojak' yang artinya campuran. Rujak di negara kita umumnya mengacu pada rujak buah yang terdiri dari potongan buah segar bercampur dengan sambal rujak yang terbuat dari gula merah, asam jawa, cabai, terasi dan garam yang ditumbuk hingga halus. Di Malaysia dan Singapura, rojak mendapatkan banyak pengaruh kuliner India dimana bahan lainnya seperti tahu goreng dan jenis gorengan lainnya menjadi campuran.
Asal-usul rujak sendiri sebenarnya tidak terlalu jelas, dan memiliki varian yang sangat banyak terutama di Indonesia dan Malaysia. Kemungkinan sejak jaman dahulu kala, nenek moyang di Kepulauan Melayu telah mengkonsumsi buah-buahan tropis yang memiliki cita rasa asam seperti jambu air, mangga muda, dan kedondong bersama gula kelapa dan garam untuk mengurangi rasa asam pada buah. Rasa pedas dari cabai dan kacang tanah kemudian diperkenalkan pada awal abad ke-16, setelah mendapatkan pengaruh dari bangsa Spanyol dan Portugis yang membawa kedua bahan tersebut ke Asia Tenggara. Banyak juga yang mengasumsikan, bahwa rujak Indonesia memiliki hubungan dengan makanan bernama gado-gado, sementara rojak di Malaysia dan Singapura lebih menunjukkan pengaruh kuliner India dengan saus kacang yang berwarna jingga sebagai cocolan untuk gorengan atau kentang goreng.
Kembali ke resep rujak kali ini. Sambal atau saus rujak yang sedap menurut saya haruslah balance antara rasa pedas, manis, asin, asam dan rasa terasi yang nendang. Tukang rujak gerobakan biasanya hanya menyediakan sambal yang terasa asin dan manis saja, minus asam dan rasa terasi yang menurut saya menjadi poin plus di sambal rujak. Terus terang saya dibesarkan sejak kecil dengan makanan ini, rujak buah hampir menemani setiap hari. Jaman dahulu ketika saya masih kecil, jajanan sehari-hari terasa lebih alami, simple, menyehatkan dan rujak menjadi camilan favorit yang tak pernah ada matinya. Mbah Marni, adik kakek saya, semasa hidupnya sering berjualan rujak di sebelah rumah. Rujak buatannya mantap karena beliau selalu menggunakan buah fresh terbaik yang ada di pasar. Mangganya ranum dan segar, kedondong yang crunchy, bengkuang yang terasa manis, jeruk Bali yang asam, dan nanas yang segar, semua berkolaborasi bersama sambal rujak yang kaya rasa. Mbah selalu menggunakan pisang batu muda yang dihaluskan bersama bumbu rujak untuk memberikan sedikit rasa sepet yang lezat. Tak heran jika rujak buatan Mbah Marni cukup kondang di seantero Paron dan saya adalah fans utamanya. 😁
Berbeda dengan tukang rujak buah di Jakarta dimana sambalnya sudah ready to eat dan dibungkus dalam plastik kecil, maka sambal rujak Mbah Marni fresh from ulekan batu. Artinya, sambal dan potongan buah baru diracik ketika pelanggan datang membeli. Bagi mereka yang terburu-buru dan ingin hal yang praktis dan cepat maka proses ini akan membuat rasa sabar bisa terbang hingga ke bulan. Bayangkan jika ada sepuluh pembeli, dan besar ulekan Mbah hanya bisa menampung 3 porsi rujak, maka kita harus mengantri cukup lama hingga ranumnya mangga muda bisa dikunyah di dalam mulut. Proses mengulek merupakan kegiatan yang paling saya benci dari seluruh pekerjaan di dapur. Sejak dulu saya selalu menghindari pekerjaan ini jika membantu Ibu memasak. Jadi untuk resep rujak kali ini saya membuat sambal rujak curah, artinya sambal cukup dimasak di panci dan ketika akan dihidangkan cukup dikucurkan di permukaan potongan buah.
Membuat sambal rujak super simple, saya yakin anda mungkin lebih ahli dari saya, karena siapa sih yang tidak bisa membuat bumbu rujak bukan? Cabai, garam dan terasi saya haluskan di cobek, baru kemudian ditambahkan sedikit serutan mangga muda. Dulu Mbah Marni sering menambahkan nanas yang diulek, tujuannya untuk membuat sambal rujak sedikit encer plus memberikan rasa yang lebih segar dan lezat. Gula Jawa, saya menggunakan gula aren, direbus bersama sedikit air hingga mencair. Cara ini jauh lebih mudah dibandingkan memukul-mukul gula keras dipermukaan cobek. Dulu, ketika masih tinggal di Paron, berkali-kali saya memecahkan ulekan dari tanah liat kala membuat rujak gara-gara gula yang sangat keras. Gula aren/gula Jawa akan cepat mencair ketika direbus, dan jika sudah mendidih maka bumbu halus dan air asam Jawa dimasukkan.
Jika saus terlalu kental sehingga susah dikucurkan, tidak perlu panik, cukup tambahkan air panas hingga agak encer. Perlu diingat, saus memang akan lebih encer ketika masih panas, namun berubah mengental ketika dingin. Jadi jangan terburu-buru menambahkan banyak air panas untuk mencairkannya. Sambal rujak yang sedap selalu didampingi dengan tumbukan kacang goreng. Saya memproses kacang di food processor hingga menjadi serpihan kecil, dan dicampurkan ke dalam sambal. Rasa sambal yang manis, asin, asam akan terasa lebih istimewa saat berkolaborasi dengan kacang tanah yang gurih.
Bagi anda yang ngiler hendak 'ngerujak' mungkin weekend ini bisa mencobanya. Tapi tidak afdol rasanya menyantap rujak jika tidak beramai-ramai bersama keluarga dan teman, bukan? Dulu kata-kata 'ngerujak' selalu diasosiasikan dengan kegiatan silaturahmi, dan berkumpul didepan sebuah cobek berisi sambal rujak sambil ngobrol ngalor-ngidul dan diakhiri dengan mulut yang kepedasan dan hati yang riang gembira. Life is so simple don't make it complicated. Yuk ngerujak! ^_^
Berikut ini resep dan prosesnya ya.
Rujak Buah Bumbu Curah
Resep hasil modifikasi sendiri
Bahan buah:
- 3 buah mangga Indramayu yang mengkal, kupas dan iris tipis
- 1/2 buah jeruk Bali, kupas dan ambil juring dagingnya
- 2 buah kedondong, kupas dan iris memanjang
- 5 buah jambu merah, potong sesuai selera
- 2 buah nanas madu, potong sesuai selera
Bumbu dihaluskan:
- 6 buah cabai rawit merah
- 2 sendok teh terasi dibakar
- 1 sendok teh garam
Bahan bumbu rujak lainnya:
- 3 sendok makan mangga Indramayu, serut kasar dengan parutan rujak serut
- 300 gram gula Jawa/gula aren
- 4 sendok makan gula pasir
- 150 - 200 ml air panas
- 4 sendok makan air asam Jawa yang kental
- 150 gram kacang tanah, goreng hingga matang dan tumbuk kasar
Persiapan:
Siapkan buah, kupas, cuci bersih dan potong-potong sesuai selera. Sisihkan.
Siapkan mangkuk, masukkan segumpal asam Jawa, beri 200 ml air panas, diamkan selama 15 menit. Remas-remas hingga air berubah kental.
Siapkan kacang tanah, goreng hingga matang. Biarkan agak dingin kemudian proses di chopper atau food processor hingga menjadi serpihan kasar. Bisa juga ditumbuk di cobek seperti biasa.
Cara membuat:
Siapkan cobek, haluskan bumbu rujak yang perlu dihaluskan, tambahkan 3 sendok makan serutan mangga Indramayu. Tumbuk mangga kasar saja, jangan sampai halus. Sisihkan.
Siapkan panci, masukkan gula Jawa/gula aren, tambahkan gula pasir, air, dan masak dengan api kecil hingga gula larut. Aduk sesekali saja. Jika semua gula sudah mencair, masukkan bumbu rujak yang dihaluskan. Aduk rata.
Tambahkan air asam jawa, masak hingga mendidih. Jika terlalu kental tambahkan porsi air panas. Bumbu rujak akan encer ketika masih panas, namun ketika sudah mendingin akan berubah menjadi kental. Cicipi rasanya, sesuaikan asin, asam dan manisnya. Jika terlalu asin tambahkan porsi gula pasir. Matikan api, masukkan 1/2 bagian kacang tanah yang sudah ditumbuk. Aduk rata.
Penyajian:
Siapkan piring saji, tata buah diatasnya, kucuri dengan bumbu rujak dan taburi dengan sisa kacang tumbuk. Siap disantap. Super duper yummy!
Note: bumbu rujak tanpa mangga serut didalammya tahan 4 hari lamanya disuhu ruang.
Sumber:
Wikipedia - Rojak
Why oh why aku buka postingan iniii hahahha.. ya ampun giler banget sih mbaaaa.. mana aku lagi hamil jd pengen deh #ngeces menggoda banget buah & bumbu rujaknya :D
BalasHapusHai Mba Sandra, wakakkaka, maap yaaa. Bukan bermaksud mengiming-ngimingi. Tapi ini memang enak, seger hahhahah. Ups.
Hapuswoww... rujak nya mantap skalih mba... sy jg suka skali rujak sperti yg mba endang buat ini dan kebetulan resepnya sama.
BalasHapustampilannya sama sperti rujak kolam medan yang terkenal itu, yang cabangnya ada di itc mangga dua.
tapi rujak kolam medan, harganya mahal skali, lebih baik kita buat juga ya lebih ekonomis dan puas.... Hehehe ^^
Hai Mba Raisa, saya pernah lihat gambar rujak kolam itu, tapi belum pernah cicipi. Tapi bikin sendiri 100% lebih murah dan banyaak hehehhe
Hapuswwwaaaaa jadi pengen rujak es krim hua hua hua hikkksss hhikkksss d tangerang mana ada yang jual .....
BalasHapus#maafgagalfokus
Hai Mba Dorin, haaa tinggal tamnbah es krim vanilla saja diatasnya, buat rujaknya dirumah
HapusMba Endang sepertinya kita sehati deh..ahahaa.. aku memang lagi cari bumbu rujak yang ok. Makasih ya Mba
BalasHapusMala
Sama2 Mba Mala, moga suka resepnya yaaaa.
HapusYongalah mbak, njenengan harus tanggung jawab, ngeces hahahhha. InshaAllah besok eksekusi bir gak keterusan ngiler.....
BalasHapusWakkakakak, saya dikumplin banyak orang posting rujak, apalagi yang lagi hamil hahhaha
HapusWaduh, mba Endang bikin ngiler aja. Ayo, mba, tanggung jawab, heheheh.
BalasHapusSaya juga suka bumbu rujak seperti ini tapi belum pernah coba yang pakai terasi.
Hai Mba Ima, kemarin weekend akhirnya bikin lagi rujak segambreng hahahhah. Saya suka pakai sedikit terasi, rasanya jadi lebih strong dan gak plain gula saja hehehhe
HapusBeda ya mb rasa bumbunya kl pake tehnik gula nya dicairin dulu?blm ap2 mbayanginnya dah bikin ngilerrr..cuaca panas mendukung bgt nih.mbak endang hayooo...pie ki jal
BalasHapusSaya lebih suka pakai dicairkan karena gula dimasak sampai cair dan mengkilap. menurut saya lebih enak mba hehhehe. harus dibikin Mba Dessy, bagian yang malas itu ngupas dan ngiris buahnya hhhiikkks
HapusHai mbak Endang, pa kabar?
BalasHapusSaya jg penggemar rujak buah, coba deh tambahin bawang putih goreng yg diremas kasar, pasti tambah mantap rasanya.
Lita
Hai Mba Lita, wah baru tahu saya rujak buah ditabur bawang putih goreng. Jadi penasaran hehheeh, thanks infonya yaaa
HapusSama sama mbak Endang, bumbu itu jadi andalan saya kalo lagi ngumpul rame rame, mereka bilang siiippp rasanya. Oiya btw, itu komen saya pertama kali yg bisa muncul, sebelumnya gagal terus gak bisa bisa, jadi cuma bisa menyapa mbak Endang lewat IG ��
HapusLita
Hai Mba Lita, memang kadang komen susah muncul, banyak yang komplain juga, hikss. Namanya blog gretongan wakakkak.
HapusMba kalau terasi yg enak pakai merk apa ya..
BalasHapuskeknya terasi Ny.Siok itu enak, pernah pakai, tapi biasanya saya pakai terasi kiloan dari Ngawi mba, dibawain Ibu dr kampung
HapusMba endang.. pas banget mau eksekusi nih.. segumpal asam jawa kira2 berapa gram ya mba..
BalasHapuskira2 pakai sebesar bola bekel Mba, rendam air panas, remas2, dan ambil air kentalnya saja
HapusMba minggu lalu aku baru eksekusi ntah kesekian kali bumbu pecel ala ngawi dgn sekilo kacang pdhl yg makan aku doank bdua sm suami, sakin ga habis2nya jadilah bumbu pecelnya dipake juga buat ngerujak wkwkwk... Wlaupun ada aroma daun jeruk dan kencur gpp jg sih tetep nikmat.. tapi klo nanti bumbu Pecel nya abis mau segera eksekusi bumbu rujak curah ini ,ngebayangin gula aren yg dicairkan duluuuu aduuhhh lezatnya. Thanks resepnya mba
BalasHapusWah bumbu pecel kalau bikin memang harus banyak sekalian, secara bikinnya mayan gempor wakkaka. Saya suka pakai bumbu pecel buat lotek, tahu lontong, tahu telur, apapun dah hehehhe
Hapus