Minggu lalu saya mendapatkan side job dari Ricoman. Produk utama mereka adalah brown sugar yang juga pernah saya hadirkan dalam satu resep JTT, klik link disini. Waktu itu saya hanya diminta untuk mencoba dua produk Ricoman yaitu light dan dark brown sugar. So far so good. Saya suka produk brown sugar-nya dan Pak Jimmy, pihak Ricoman yang sering melakukan kontak dengan saya, sangat helpful dan sama sekali tidak ribet. Nah kali ini saya mendapatkan job lagi untuk mengisi website Ricoman dengan beberapa resep yang menggunakan brown sugar mereka. Program tersebut akan start di bulan November, dan tugas saya adalah menyediakan 4 buah resep plus foto final produk dan step by step serta 8 tips baking.
Kali ini saya tidak menentukan satu biaya karena Ricoman sudah memberikan harga paket untuk semua resep dan artikel tersebut. Harga yang diberikan masih reasonable dan masuk ke dalam range yang saya tentukan untuk satu buah artikel, jadi saya langsung menyetujuinya. Ketika 1 resep dan 2 artikel tips baking minggu pertama saya kirimkan kemarin, 50% biaya langsung ditransfer ke rekening saya. Tidak pakai ribet dan sangat cepat!
Tidak selalu semua side job yang saya terima semulus ini. Saya beruntung bisa bekerjasama dengan Ricoman yang percaya dengan hasil kerja saya, mereka bahkan tidak pernah bertanya resep apa yang akan dibuat atau artikel seperti apa yang akan ditulis. Tapi bukan berarti semua selancar ini, ada beberapa klien lainnya yang lumayan ribet, banyak bertanya, banyak syarat, dan banyak menawar. Ada juga calon klien yang setuju dengan harganya namun hingga kini produk tak kunjung dikirimkan dan menghilang tanpa jejak. Ada juga klien yang setelah proyek dikerjakan dan dipost kemudian silent, tidak ada konfirmasi kapan biayanya akan ditransfer sehingga saya harus berulangkali melakukan penagihan. Yang paling sering adalah saya diminta mencoba satu produk seperti gula atau tepung dalam sebuah resep dan mereviewnya di blog atau IG tanpa biaya. Model yang terakhir selalu saya tolak, karena bagaimanapun juga mencoba satu resep memerlukan biaya. Memotret makanan dan menulis artikel memerlukan tenaga, pikiran, dan waktu yang tidak sedikit. Tapi alhamdulillah secara umum semua klien saya baik dan proyek yang dikerjakan menyenangkan.
Cuplikan kisah diatas adalah pengalaman saya melakukan endorse aneka produk di blog dan Instagram. Mungkin ini adalah poin plus yang diterima setelah sekian tahun lamanya saya melakukan blogging. Just Try & Taste telah berusia hampir delapan tahun, dan baru beberapa tahun belakangan ini saya mendapatkan tambahan uang saku dari ngeblog. Jumlahnya tidak banyak, tapi lumayan untuk menambah uang belanja tepung, mentega dan gula. Umumnya blog atau website memasang iklan seperti Adsense untuk mendulang uang. Terus terang di awal ngeblog saya berusaha keras untuk memperoleh approval dari Adsense, dan saya mendapatkannya. Hanya bertahan 1 bulan saja, bulan berikutnya saya dibanned oleh Google karena dianggap melakukan fraud yang saya sendiri hingga kini tidak tahu kesalahannya terletak dimana. Sejak itu saya tidak berminat untuk memasang iklan sejenis Adsense ini lagi. Satu-satunya iklan di wall JTT hanyalah buku cooking produksi sendiri dan sebuah iklan investasi reksadana milik Prospera. Iklan yang terakhir untuk membantu teman saya, Sintya, yang memang bekerja disana. 😁
Iklan banner bukanlah hal yang menarik minat saya. Terus terang saya beberapa kali mendapatkan tawaran untuk pemasangan iklan banner, dan berulangkali juga saya tolak. Saya lebih memilih mereview sebuah produk. One time project. Ketika artikel di post maka pekerjaan pun selesai. Apalagi sejak Instagram booming, order endorse kebanyakan datang dari sosial media tersebut. JTT sendiri baru join di IG sejak 2 tahun belakangan ini, terlalu terlambat dibandingkan dengan blogger lainnya yang bahkan sudah melupakan ngeblog dan 100% fokusnya tertuju ke Instagram.
Bagi saya, Instagram memiliki nilai plus dan minus. Plusnya, media ini merupakan sarana promosi yang ampuh, dan sejak popularitasnya menyaingi Facebook maka hampir setiap handphone memiliki aplikasi ini. Minusnya adalah ruang gerak untuk berbagi resep yang terbatas membuat ulasan dan foto yang diposting tidak bisa maksimal. Awalnya saya sendiri hanya menampilkan foto final produk saja, tanpa resep, tanpa step by step, karena saya tidak percaya resep akan maksimal jika dishare melalui IG. Namun akhir-akhir ini dengan semakin banyaknya tuntutan untuk berbagi resep di IG saya pun berusaha mencari cara bagaimana agar resep dan step by step tetap bisa berjalan beriringan. Beberapa postingan terakhir JTT di Instagram sudah memberikan resep dan prosesnya, sebenarnya ini adalah tambahan pekerjaan bagi saya. Terkadang saya harus memutar otak bagaimana agar proses yang begitu panjang bisa muat ke dalam 10 foto yang diperbolehkan IG dalam 1 post-nya. Namun respon pengunjung yang meningkat membuat semua waktu dan tenaga tersebut worth it untuk dikorbankan. 😄
Satu hal yang membuat saya cukup kesal ketika berbagi resep di IG adalah banyaknya akun Instagram lain yang melakukan copy melalui Regrann atau aplikasi copy lainnya dan memposting foto dan resep tersebut di akun mereka. Akun-akun Instagram yang melakukan koleksi resep seperti ini mengisi hampir 100% post mereka dari postingan milik orang lain. Walau tetap mencantumkan kredit ke pemilik resep asli tetap saja bagi saya mereka mencari keuntungan pribadi. Bayangkan betapa mudahnya membuat sebuah akun IG yang wall-nya hanya berisi postingan milik orang lain. Ketika akun tersebut ramai dikunjungi dan memiliki ratusan ribu follower, mereka kemudian memasang iklan dan kemungkinan juga mendulang uang dari sana. Bagaimana nasib pemilik resep asli yang telah mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu untuk membuat postingan tersebut? Jika ini terjadi hal pertama yang saya lakukan adalah mengajukan permintaan agar postingan tersebut di take out, kemudian akun tersebut akan saya blokir. Saya tidak pandang bulu untuk urusan seperti ini. Mungkin saya akan dicap sombong, atau kejam, tetapi bagi saya berbagi resep adalah hal yang baik, tapi jika sudah mencari keuntungan dari hasil karya orang lain maka bukan niat baik yang sebenarnya ada di benak.
Wokeh saya sudahi curhat hari ini sekarang menuju ke resep pound cake pandan yang kali ini diposting. Cake pandan merupakan makanan yang cukup terkenal di Singapura, bahkan menjadi salah satu kue khas di negara tersebut. Aneka jenis cake pandan yang cukup populer disana seperti chiffon, sponge cake, dan pound cake. Di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya, daun pandan sudah lama di gunakan dalam berbagai masakan terutama kue tradisional. Daunnya yang hijau dan harum seringkali diekstrak dan dimasukkan ke dalam adonan kue untuk menghasilkan aroma harum dan warna hijau lembut yang cantik. Saya sendiri sangat suka harumnya daun pandan, bahkan beberapa masakan Manado seperti pampis atau woku sering saya tambahkan irisan halus daun pandan dan aroma masakan menjadi berkali lipat lebih sedap.
Membuat cake pandan versi ini sangat mudah. Sebagaimana tipe pound cake lainnya maka cake ini memiliki tekstur padat karena kandungan mentega yang tinggi. Mungkin bagian penting saat membuatnya adalah pada saat mengocok mentega dan gula hingga mengembang. Pastikan adonan yang terbentuk memiliki penampakan fluffy, pucat, dan sangat mengembang. Selain itu butiran gula juga sudah tidak tampak secara nyata. Poin krusial lainnya lagi adalah masukkan telur bertahap satu persatu, dan pastikan telur terkocok dengan baik bersama adonan mentega sebelum memasukkan telur berikutnya. Jika telur belum tercampur baik maka adonan akan terlihat basah, dan menambahkan telur selanjutnya akan membuat adonan semakin basah, bergerindil, dan akan susah homogen walau telah dikocok lama. Walau adonan mentega yang bergerindil tidak mempengaruhi cake untuk mengembang, namun umumnya dari kita memang berharap tampilan adonan yang smooth. Selebihnya tidak ada yang sulit saat membuat cake ini.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Pound Cake Pandan
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 1 loyang cake tulban diameter 24 cm
Tertarik dengan resep cake lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan ekstrak pandan:
- 12 lembar daun pandan, potong sepanjang 2 cm
- 150 ml air
Bahan cake:
- 300 gram tepung terigu protein rendah/sedang
- 1 sendok teh baking powder double acting
- 3 sendok makan susu bubuk full cream
- 1/4 sendok teh garam
- 250 gram mentega/margarine
- 250 gram gula pasir
- 2 sendok teh vanilla extract
- 5 butir telur ukuran besar atau 6 butir jika kecil
- 70 - 100 ml ekstrak pandan
- 1 sendok teh pasta pandan hijau
- 4 sendok makan susu cair
Bahan carlo (olesan loyang homemade):
- 2 sendok makan margarin
- 2 sendok makan minyak sayur
- 2 sendok makan tepung terigu
Persiapan:
Aduk jadi satu bahan carlo dimangkuk hingga homogen. Siapkan loyang tulban (lubang tengah), diameter 24 cm. Olesi permukaannya dengan carlo menggunakan kuas hingga rata. Sisihkan.
Siapkan oven, set disuhu 170'C. Saya menggunakan oven listrik dengan pengapian atas dan bawah. Jika menggunakan oven gas, gunakan api bawah saja. Letakkan rak pemanggang di tengah oven. Jika oven yang digunakan pendek maka letakkan rak pemanggang didasar oven.
Siapkan mangkuk, masukkan bahan kering (tepung terigu, baking powder, garam dan susu bubuk), aduk rata.
Masukkan daun pandan ke dalam blender, tuangkan air dan proses daun pandan hingga hancur. Saring dan sisihkan air ekstak pandannya.
Membuat cake:
Siapkan mikser, masukkan mentega, kocok dengan speed sedang selama 3 menit hingga lembut. Masukkan gula pasir, kocok hingga mengembang, pucat dan terlihat ringan. Masukkan vanilla extract, kocok hingga tercampur rata.
Tambahkan telur, satu persatu, pastikan telur terkocok dengan baik dan tercampur secara rata (homogen) dengan adonan mentega sebelum memasukkan telur berikutnya. Kocok hingga mengembang dan putih. Matikan mikser.
Note: untuk mencegah adonan mentega bergerindil maka pastikan mentega dan gula sudah dikocok hingga benar-benar mengembang. Masukkan telur satu persatu dan pastikan telur terkocok dengan baik bersama adonan mentega, terlihat homogen, tidak berair dan kembang, sebelum memasukkan telur selanjutnya. Terlalu banyak cairan karena telur yang belum tercampur dengan baik akan membuat adonan bergerindil.
Masukkan campuran tepung terigu dalam 3 tahapan, aduk balik dengan spatula hingga tercampur baik. Jangan over mixing, jika adonan sudah tercampur segera hentikan. Adonan juga bisa diaduk dengan mikser kecepatan paling rendah.
Ambil 2 sendok sayur adonan dasar dan sisihkan ke mangkuk kecil lain.
Tambahkan sekitar 70 ml ekstrak pandan dan pasta pandan ke adonan dasar putih di mangkuk mikser, aduk balik dengan menggunakan spatula. Jika adonan masih terlihat berat, dan padat maka air pandan bisa ditambahkan sesendok demi sesendok, dan aduk balik dengan gerakan lembut namun cepat. Sisihkan.
Masukkan 4 sendok makan susu cair ke adonan putih yang tadi disisihkan ke mangkuk kecil, aduk hingga rata.
Ambil setengah bagian adonan putih dengan sendok dan tuangkan di dasar loyang, tutup dengan setengah adonan hijau, dan tuangkan kembali sisa adonan putih diatas adonan hijau. Terakhir tuangkan sisa adonan hijau di permukaannya. Ratakan permukaan cake dengan spatula.
Masukkan loyang adonan ke oven dan panggang selama 45 - 50 menit.
Note: waktu memanggang bisa berbeda-beda tergantung jenis dan merk oven anda masing-masing. Waktu yang saya berikan diatas hanya sebagai patokan dasar tetapi waktu pastinya kembali ke oven masing-masing.
Cake dianggap matang jika permukaan cake tampak coklat keemasan dan ketika lidi ditusukkan ke tengah cake maka tidak ada adonan yang menempel.
Keluarkan loyang dari oven, diamkan selama 15 menit untuk menghilangkan uap panasnya. Balikkan cake ke rak kawat dan diamkan hingga mendingin. Potong cake jika telah benar-benar dingin. Sajikan. Yummy!
Hai mbak, wah, resepnya baru aja di-post ya..
BalasHapusKemarin saya lihat postingannya di ig ��
Mau icip bikin ah, terutama krn saya baru mau pertamakali ini coba pakai carlo, kasian ya, kudet nih, hahaha.. thanks mbak
-dian-
Halo Mba Dian, iyaaa, krn skrg IG pakai step by step jadi saya share dulu disana, dan blog baru kemudian karena harus nulis artikelnya hehehehe. Pakai carlo kue meluncur kaya perosotan Mba.
HapusHai mbak, laporan, sudah eksekusi pagi tadi.
HapusCake merosot lancar versama carlo, sukses.
Tapi blm perfect, sptnya aku panggang kurang lama. Tadi 45 menit. Tes tusuk sudah aman, permukaan cake juga sudah kuning kecoklatan. Tapi waktu diiris, permukaan bagian dalam sedikit masih warna gelap spt masih basah. Apa ini bisa hilang dengan menambah 2-3 menit waktu panggangnya mbak?
Kalau soal rasa, enakk. Bagian yg warnanya gelap itu juga teksturnya sama sih..
Thanks mbak..
Sepertinya kalau dipanggang lagi nggak akan berubah Mba, karena cake sudah jadi dan mendingin ya.
HapusHwaaa... saya masih belum berani coba bikin kue yang pake banyak telur, mba Endang... tapi saya suka makannya 😉.
BalasHapusSaya liat resep di IG JTT, tapi saya lebih suka buka Dan baca blog ini, semata2 karena suka cerita dibalik resepnya & karena blog JTT ini yang mendorong semangat masak saya sampai sekarang. Mulai dari resep roti yang berakhir jadi Batu (sekarang selalu berhasil jadi roti), sampai ayam panggang kemiri & pempek dos kesukaan keluarga saya. Buat saya, blog JTT adalah panduan memasak yang menginspirasi lengkap dengan tips2 nya.
Terus berkarya, mba Endang..... maaf kepanjangan nulisnya 😉
Halo Mba Emilia, thanks yaaa. Senang membaca blog masih banyak yang baca wkakakak. salah satu keraguan saya share resep di blog karena khawatir gak ada yang baca hehheheh. Senang resep2 JTT disuka, sukses yaaaa
HapusAh akhirnya Mbak endang post juga ttg endrose.dari dulu pengen nanya tapi pending muluk. aku juga sebel mbak ama akun personal yang repost resep. tujuannya gak jelas. gak menghargai jerih payah kita yg coba resep dan ambil foto. aku setuju mbak langsung block aja. pembaca blog bakal tetep ada mbak. aku pribadi kalo mbak endang post resep baru dan aku penasaran pengen bikin pasti dari ig langsung buka blog. kalo pengen nyoba langsung aku buka blognya langsung ngerapel bacanya sampe bbrp post. aku pribadi lebih prefer cari rrsep di blog. khususnya buat resep lama. ya kalik harus scroll dulu foto satu persatu sampe ke bawah. kalo pake blog kan tinggal ketik nama resep dan masukin nama blog. kcuali resep2 yg baru dipost di ig. bisa langsung save deh. secara ya scroll foto abisin kuota. aku jadi pengen save resep di blog mbak. riweh sendiri kalo kudu scroll postingan sendiri di ig. tapi apa daya dslrnya belom kebeli. masih jepret2 pake hape aja. eh kok jadi curcol ya mbak.
BalasHapusHalo Mba, ada banyak akun IG mengatasnamakan group juga, tapi isinya copy resep dr akun personal orang lain, semua koleksinya resep orang. Mereka yang gak modal apa2, cuman modal IG doang, dan menjaring follower. Yang model begini benar2 saya anti banget. Kalau mrk copy resep saya pasti saya blokir. Mau website atau IG, sama saja, curi mencuri konten bertebaran.
HapusMbak Endang..apa jtt mau diboyong di ig?saya gak punya ig mbak...huhu hu��..saya pembaca setia jtt lho mbak...keep on posting on your sweet blog ya mbak Endang...
BalasHapusNur _padasan
Halo Mba Nur, waah tidak Mba heheheh. Blog tetap utama Mba tidak akan ditinggalkan hehhehe. Thanks ya sudah menyukai JTT.
Hapussalam
Alhamdulillah senang bacanya mbak, blog tetap yg utama 😅👌
HapusMbak jtt selalu jd rujukan buat cari resep. Penjelasannya gampang dimengerti, dan percobaan nya seringkali berhasil,hehe.
BalasHapusMbak ada gak resep cheese poundcake yang menggunakan keju edam sbg bahan utamanya, bukan cream cheese. Soalnya buat saya, cream cheese kurang berasa kejunya ya.
Thanks mbak utk sharing ilmunya. Insya allah sangat bermanfaat buat kita yg blm jago masak��
Thanks Mba sharingnya ya, saya belum pernah buat pound keju cheddar, mungkin next trial akan saya coba Mba. Thanks ya sudah menyukai resep2 jTT.
HapusMbak Endang... Gimana kalau photo2 di IG di kasih watermark kayak photo2 di blog mbak?
BalasHapusHai Mba Fatimah, yep, sekrg saya kasih watermark Mba, banyak yang mengingatkan saya untuk memberikan watermark. Thanks ya Mba. sukses yaa
HapusMbak endang, saya pembaca setia blog ini juga, meskipun skill baking belum beranjak dari muffin hahahah! Meski diulang2 bikinnya tetap aja ga hapal dan saya harus klik muffin justtryandtaste tiap bikin:D
BalasHapussama mba, saya nggak ada satupun hapal resep saya sendiri wakkakak
Hapusmba aku gapunya oven.. hiks pengen beli otang .pakai oven tangkring lama manggangnya sama khan mba?
BalasHapusBisa pakai oven tangkring Mba, lama manggang bisa berbeda, jangan berpatokan di waktu tapi lihat cakenya, kalau permukaanya sudah mengeras dan kering, dan ditusuk lidi adonan gak nempel berarti matang mba
HapusIni gulanya gula halus atau gula pasir biasa ya mba?..karena ga punya gula halusnya..makasih mba endang tulisan2nya selaluuu jd inspirasi saya
BalasHapusgula pasir Mba, bukan gula halus atau gula tepung
HapusHai mbak, kenapa adonannya di bagi dua menjadi adonan putih dan hijau? Kalo di jadikan satu, jadi adonan hijau bisa ga mbak? terimakasih banyak mbak untuk resepnya 😊
BalasHapusya bisa2 saja mba, ini dibagi dua supaya bentuk motif marble, cuman gagal hehehe
HapusMba menteganya pakai merek apa?? Dan susunya pake apaa
BalasHapusmerk apa sja ok, misal anchor. susu bubuk pakai dancow full cream
HapusMba kl extract pandan ama pasta pandan beda nya apa.. Maaf mba aku pemula.. Jd nanya nya dasar banget ya
BalasHapussama saja mbak, umumnya skrg bentuknya pasta kental
HapusMba kl pake loyang biasa ukuran 20 cm bs gk? Bukan loyang tulban.
BalasHapusbisa Mbak
Hapus