Apakah anda pernah mengalami dilanda nafsu makan yang luar biasa tetapi tidak tahu harus menyantap apa? Atau kehilangan selera makan sama sekali tetapi perut lapar minta diisi dan berakhir menggasak apapun didepan mata? Well, saya sedang mengalaminya akhir-akhir ini. Sangat menyiksa! Kehilangan selera makan seharusnya berita yang baik (bagi saya yang tak pernah mengalaminya), karena berarti ada harapan berat badan 'sedikit' berkurang. Tetapi jika kemudian membuat saya menggorila menyantap semua makanan, semata-mata karena bingung memilih menu apa yang paling tepat, maka kondisi ini tentu sangatlah buruk. Sebenarnya bukan karena benar-benar kehilangan nafsu yang membuat saya enggan makan namun karena disebabkan rasa bosan menyantap menu yang itu dan itu saja. ^_^
Setiap minggu saya sudah mempersiapkan paket bekal makan siang yang dipacking ke dalam kotak plastik tembus pandang khusus makanan. Isinya adalah aneka sayuran rebus (wortel, buncis, kol, brokoli, kembang kol dan kentang), bersama lauk ikan atau ayam panggang. Menu ini saya ulang, dan ulang setiap minggunya dan telah saya santap selama tiga minggu belakangan ini. Di akhir bulan, setiap kali membuka bekal makan siang, bukan rasa happy yang saya rasakan tetapi rasa eneg yang membuncah. Agar makanan tersebut tetap bisa disantap, maka saya pun melakukan berbagai macam kombinasi: Sayur rebus dengan sambal Toraja yang pedas, sambal ini saya beli dari rekan kantor yang Ibunya berasal dari Toraja; Sayur rebus dengan kuah gravy hasil memanggang ayam; Sayur rebus dengan sambal andaliman; Sayur rebus dengan sambal pecel; Sayur rebus dengan sup ayam instan. Dan di minggu keempat berakhir dengan saya berjalan ke belakang kantor, menuju jajaran warung amigos (agak minggir got sedikit), dan memesan nasi padang rendang komplit dengan telur, perkedel dan sambal terong. Itupun saya masih merasa belum puas. Tobat!
Entah makanan apa sebenarnya yang saya inginkan. Kantor saya bersebelahan dengan dua buah mall besar dengan food court super ramai, dan dipenuhi dengan jajaran aneka resto dan cafe yang lumayan asyik. Belum lagi jajaran warung dibelakang kantor yang menjual dari masakan Padang, soto, bakso hingga nasi uduk. Tapi terkadang saya hanya berjalan, dan berjalan tak tentu arah, berkeliling di food court melihat plang nama masing-masing resto, melongok makanan yang dijual, namun tidak ada satupun yang membuat minat tergugah. Pada akhirnya saya akan kembali ke kantor tanpa membeli apapun, dan duduk di kantor dengan rasa menyesal karena tidak membeli apapun. Sore harinya saya akan membuka bekal sayuran rebus yang 'mengerikan' tersebut dan mengguyurkan segunung sambal untuk menambah nafsu. ^_^
Nah Minggu malam, weekend lalu, tak ingin mengalami Senin yang menyiksa, saya pun merubah menu. Resep tumisan ayam nyemek ini pernah saya share di buku ketiga JTT, '90 Resep Masakan Rumahan untuk 30 Hari', dan malam itu saya masak ulang kembali. Foto-fotonya tetap menggunakan koleksi lama karena cahaya lampu di malam hari tidak akan memberikan hasil gambar yang kinclong. Ayam goreng yang ditumis dengan cabai segambreng, terasa gurih, asin, manis, dan sedikit asam selalu berhasil menggugah selera makan. Untungnya beberapa waktu terakhir ini harga cabai rawit sedang murah, jadi saya bisa membuatnya sepedas mungkin. Bagi anda yang 'ngeri' dengan porsi cabai yang saya berikan, silahkan dikurangi dan disesuaikan dengan selera ya.
Potongan ayam bisa digantikan dengan fillet ikan atau ikan utuh yang digoreng, bisa juga menggunakan tahu, dan tempe goreng. Terus terang saya bingung hendak memberikan nama yang tepat untuk masakan ini, karena tampilannya merupakan perpaduan antara sup dan tumisan, jadi kata 'nyemek' pun disematkan. Untuk kuah yang lebih kental dengan rasa asam yang segar, tambahkan potongan tomat di tumisan. Dan untuk rasa yang lebih mengundang nafsu makan maka butiran petai bisa menjadi tambahan bahan lainnya. Membuat masakan ini super duper mudah, cepat namun rasanya mantap.
Berikut resep dan prosesnya.
Tumis Ayam Nyemek Pedas
Resep hasil modifikasi sendiri
Tertarik dengan resep tumisan lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Tumis Ayam dengan Sayuran
Tumis Cumi-Cumi Masak Hitam
Tumis Tempe Gembus, Leunca, Teri dan Daun Melinjo
Untuk 3 porsi
Bahan:
- 10 buah cabai rawit merah, potong melintang ½ cm
- 1 sendok makan saus tiram
- 1 sendok makan air asam jawa
Siapkan wajan, panaskan minyak agak banyak. Goreng ayam dengan api sedang hingga permukaannya kecoklatan dan matang. Angkat dan tiriskan.
Siapkan wajan, panaskan minyak diwajan hingga benar-benar panas. Tumis bawang merah hingga harum, masukkan bawang putih, cabai, jahe, dan daun bawang, tumis hingga layu. Masukkan gula jawa, saus tiram, kecap manis, dan air asam jawa. Aduk dan tumis selama 10 detik.
Masukkan kaldu ayam, gula, garam dan merica bubuk, masak hingga mendidih. Tuangkan ayam, aduk dan masak selama 2 menit. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asin, asam dan manisnya. Sajikan dengan nasi hangat. Super yummy!
Mbak endaaaaang.. saya ngakak waktu baca "akhirnya ke warung padang dengan menu 1)RENDANG 2)TELUR 3)PERKEDEL 4)TERONG dan belum puaass... 😂😂😂
BalasHapusSaya selalu syukak cerita2 mbk Endang...
Sukses terus yhaa 😘😘
Thnaks Mba Rini, warung padang selalu jadi penyelamat karena pasti selalu nafsu makannya hahhaha
HapusMbak Endang, glad to know I am not the only one! Aku juga suka ngeblank gitu klo mau makan. Padahal di kantorku pilihan makananannya macem-macem. Mulai dari pecel pincuk godong ijo, tongseng pedes yg endesss, RM Padang selera asli, Chinese food, Japanese food, Western, you name it. Tapi kalau sudah patah selera, aku cuma makan rujak dan asinan 😅😅😅
BalasHapusSalam masak dan makan dari Dina.
Wah sama banget Mba Dina, larinya ke rujak sama asinan yaaa. Kadang saya racik asinan buah sendiri dari irisan rujak diabang gerobak samping kantor, di meja kantor. Teman2 yang lewat sampai geleng2 kepala wakakkaka
Hapusya ampun mbak. gak bosenkah? aku yang baca aja bisa bayangin bosennya makan menu yg sama. kalo aku makan siang alias bekal ngantor gak pernah bawa nasi mbak. siang2 makan nasi bikin ngantuk. jadi tiap hari bawa salad buah/sayur, buah potong, pancake, roti, jajan pasar, dll berselang-seling gitu. tapi bawanya satu kotak bekal full. jadi kenyang sampe sore. tapi malemnya di rumah pas makan malam porsinya jadi agak banyak. satu centong nasi full dan banyak bgt lauk dan sayur. mau tidur laper dan biasanya nyemil dlu. karena seharian gak jajan kali ya.
BalasHapusHai Mba Ida, saya juga jarang makan nasi, tapi kalau udah lama gak makan jadi kalap wakkakak. Biasanya kalau udah 1 minggu menu sama mulai bosan, tapi kalau masih dibawah 1 minggu sikat saja wkakakka.
HapusHalo Mbak Endang...
BalasHapusAku udah nyobain resep ini hari Sabtu lalu, karea mau buru-buru bawa si uwak berobat, jadilah resep ini pilihanku dan buat bekal makan siang kami juga di sana.
Enaaaakkk bangeettt, simpel dan praktis.
kuahnya yang nyemek-nyemek dan pedas, bikin si Kakak Nayla makannya makin lahap (dan memang dia tester sejati mama nya, semua-semua enak sama dia hahahaha)
Yang praktis dan simpel gini memang layak untuk dicoba dan pasti jadi favorit kita ya Mbak...
Makasih resepnya Mbak..semua sukaaaaa
Hai Mba Tika, thanks sharingnya yaa, senang resepmya disuka. Ini juga fav saya hahaha, saya suka pakai bagian paha karena dagingya lembut berlemak, bikin super pedas, nyemek2, waduhhh nasi segunung pun amblas hahahhaa
Hapus