Betapa cepatnya waktu berlalu, dua hari weekend lewat begitu saja. Tahun pun sebentar lagi berganti, sisa tiga minggu di bulan ini saya yakin sekejap mata akan terlewati. Terkadang menyeramkan juga memperhatikan diri yang seakan berkejaran dengan waktu. Rutinitas yang itu dan itu saja memang membuat seakan-akan hari dilalui dengan hal yang sama. Pagi berangkat ke kantor dan sore hari kembali ke rumah. Seringkali kami, para karyawan di kantor, saling melemparkan joke, "Ngapain sih kita pulang ke rumah? Toh besok pagi sudah kembali lagi." Atau "Baru kemarin kita ketemu, eh sekarang ketemu lagi."
Jika ditanya apakah rutinitas seperti itu terasa membosankan, maka terus terang jawaban saya adalah, "Yep, super membosankan." Tapi mau bagaimana lagi? Hidup harus dilalui, tanggung jawab perlu dipenuhi dan tagihan wajib dibayar setiap bulannya. Jika bisa memilih, siapa sih yang tidak ingin hidup nyaman, traveling keliling dunia tanpa perlu harus pusing tujuh keliling memikirkan digit di rekening setiap bulannya? Bagi saya, tentu saja itu hanya mimpi, saat ini yang bisa dilakukan hanyalah bekerja keras menumpuk koin untuk mewujudkan mimpi tersebut. 😅
Dua hari weekend lalu saya habiskan menemani Ibu di rumah adik di Mampang. Bu Lik saya di Depok bersedia datang untuk mempraktekkan resep lemper dan arem-arem, dua jenis makanan tradisional yang terus terang tidak berani saya coba sendiri sebelum melihat prosesnya secara langsung. Berbeda dengan Ibu saya yang kurang begitu mahir membuat aneka jenis kue, Bu Lik saya justru sangat jago. Kue buatannya rapi jali, berbentuk cantik dan rasanya pun sedap. Bu Lik bahkan membuat snack box sendiri ketika ada acara arisan atau selamatan dirumahnya. Saya yakin jika beliau diberi kesempatan untuk lebih serius membuat kue-kue modern maka skill memasaknya pasti jauh lebih berkembang dibandingkan sekarang.
Sayangnya dapur adik saya yang kurang terang pencahayaannya membuat hasil foto proses pembuatan tidak begitu cemerlang, saya pun menunda untuk membagikan resepnya. Namun yang pasti, kini saya cukup pede untuk membuat arem-arem atau lemper sendiri di rumah, bahkan melakukan modifikasi agar rasanya lebih sedap, jika perlu. Sayangnya, kedua makanan ini memerlukan ketrampilan membungkus dengan daun pisang. Dan disitulah saya merasa zonk! Memasak adalah hal yang mudah, tetapi lipat-melipat daun pisang adalah ketrampilan yang memerlukan kerapian dan jam terbang. Hingga kini, walau berulangkali kemarin saya coba membungkus lemper dan arem-arem, hasilnya tetap kacau.
Wokeh menuju ke resep pound cake yang kali ini saya share. Saya akui cake ini tidaklah terlalu istimewa, dan sebagaimana jenis pound cake umumnya maka memiliki tekstur yang sedikit padat namun lembut, dan kaya akan rasa karena kandungan mentega yang tinggi. Resepnya mirip dengan pound cake pandan yang pernah saya share sebelumnya disini, kali ini saya menggunakan brown sugar untuk sedikit sentuhan rasa dan warna. Brown sugar di resep tentu saja bisa digantikan dengan jenis gula palem bubuk biasa atau bahkan gula pasir. Jika menggunakan gula pasir maka warna cake akan kekuningan bukan coklat seperti foto yang saya share.
Walau rasanya biasa, namun cake ini menurut saya tepat jika hendak digunakan sebagai cake ulang tahun. Banyak yang bertanya apakah saya memiliki resep cake dasar untuk kue ultah dan selalu saya merasa kebingungan. Saya jarang membuat kue ulang tahun, dan selama ini jika terpaksa harus membuatnya, saya menggunakan aneka resep cake coklat atau red velvet cake yang menurut saya sedap. Saya tidak terlalu berpatokan pada resep cake ultah tertentu, tapi memang biasanya cake ulang tahun memiliki tekstur agak padat sehingga kokoh jika permukaannya ditutup dengan aneka frosting atau fondant. Jika anda menginginkan cake ini sebagai cake ulang tahun maka gantikan brown sugar di resep dengan gula pasir biasa agar warna cake kekuningan.
Walau teksturnya mirip butter cake, namun proses pembuatannya sebenarnya sama seperti sponge cake, dimana putih telur dikocok terpisah hingga mengembang baru kemudian dicampurkan ke adonan dasar. Tahapan penting yang perlu diperhatikan agar sukses membuat cake ini selain mengocok putih telur hingga soft peak adalah proses pengocokan mentega dan gula. Gula dan mentega harus dikocok hingga pucat, mengembang dan terlihat fluffy. Poin penting lainnya adalah saat memasukkan telur ke kocokan mentega, telur harus dimasukkan bertahap dan adonan diberikan kesempatan untuk tercampur homogen sebelum memasukkan telur berikutnya. Selain poin-poin diatas selebihnya membuat cake ini sangat mudah.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Brown Sugar Pound Cake
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 1 loyang cake tulban diameter 24 cm
Tertarik dengan resep pound cake lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bahan adonan dasar:
- 115 gram mentega/margarin
- 50 ml minyak sayur
- 200 gram light Ricoman Brown Sugar (bisa menggunakan gula palem bubuk/gula pasir)
- 100 gram gula pasir
- 5 butir kuning telur
- 1 sendok teh vanilla extract
- 350 gram tepung terigu protein sedang/rendah
- 1 sendok teh baking powder double acting
- ½ sendok teh baking soda
- ½ sendok teh garam
- 250 ml susu cair
Bahan adonan putih telur:
- 5 butir putih telur
- 3 sendok makan gula pasir
Cara membuat:
Panaskan oven, set disuhu 175’C, letakkan rak pemanggang di tengah oven.
Siapkan loyang tulban diameter 24 cm, olesi permukaannya dengan margarin dan taburi dengan tepung terigu secara merata. Balikkan loyang dan ketukkan untuk membuang kelebihan tepung, sisihkan.
Pisahkan kuning telur dari putihnya ketika telur masih dingin (baru keluar dari kulkas). Pastikan wadah untuk menampung putih telur benar-benar bersih, bebas minyak, dan tidak ada setetespun kuning telur didalamnya. Kuning telur dan minyak akan membuat putih telur sulit dikocok hingga mengembang. Sisihkan.
Aduk jadi satu di sebuah mangkuk: tepung terigu, baking powder, baking soda dan garam. Sisihkan.
Siapkan mangkuk mikser, masukkan mentega/margarin, minyak sayur, brown sugar, dan gula pasir. Kocok dengan speed rendah hingga tercampur baik, naikkan kecepatan mikser menjadi tinggi dan kocok selama 5 menit hingga adonan mengembang, pucat dan terlihat ringan.
Masukkan kuning telur satu persatu, dan kocok hingga adonan homogen dan tercampur dengan baik. Masukkan kuning telur berikutnya. Pastikan kuning telur tercampur dengan baik sebelum memasukkan kuning telur lainnya. Masukkan vanilla extract, kocok hingga tercampur rata. Matikan mikser. Sisihkan.
Masukkan putih telur ke dalam mangkuk besar yang bersih (bebas minyak/lemak). Kocok dengan speed sedang hingga berbusa besar, tambahkan ½ bagian gula pasir, kocok hingga mengembang. Masukkan sisa gula pasir, kocok dengan speed tinggi hingga putih telur mengembang dan membentuk soft peak. Tandanya ketika alat pengocok diangkat dari kocokan telur, maka ujung puncak putih telur terkulai disatu sisi. Hentikan mengocok.
Masukkan campuran tepung ke dalam adonan dasar dengan cara diayak langsung diatas mangkuk . Jangan masukkan semua campuran tepung langsung ke dalam adonan, bagi menjadi 3 tahapan. Aduk perlahan adonan dengan spatula dengan teknik aduk balik (folding). Lakukan dengan gerakan lembut namun cepat.
Masukkan 1/3 bagian susu cair, aduk perlahan adonan hingga tercampur rata dan masukkan sisa tepung dan susu cair secara bergantian. Aduk hingga rata dengan teknik aduk balik, jangan over mixing.
Masukkan 1 sendok besar kocokan putih telur kedalam adonan dasar, aduk cepat agar adonan dasar menjadi sedikit encer sehingga mudah tercampur dengan sisa kocokan putih telur. Masukkan putih telur ke dalam adonan dasar dalam 3 tahapan, aduk dengan teknik aduk balik. Lakukan gerakan dengan hati-hati, lembut namun cepat, agar tidak banyak busa putih telur yang kempes.
Jika adonan sudah tercampur rata, tuangkan adonan ke loyang yang sudah dipersiapkan. Hentakkan perlahan loyang berisi adonan ke permukaan meja untuk membuang kelebihan gelembung udara yang besar. Masukkan loyang ke oven dan panggang selama 55 menit atau hingga permukaan cake terlihat kecoklatan dan ketika sebatang lidi ditusukkan ke bagian tengah cake maka tidak ada adonan yang menempel di lidi.
Keluarkan dari oven, diamkan selama 5 menit untuk menghilangkan uap panasnya. Balikkan cake ke permukaan sebuah rak kawat. Potong cake ketika telah benar-benar dingin. Sajikan. Yummy!
Di Paron dulu jarang ada rewangan kah mbak? Aku lihai banget bungkus lemper, karena dulu kebanyakan rewang hahaha. Di Jogorogo lemper jd snack yg umum dibuat kalau ada yg punya gawe.
BalasHapusSetahu saya rewangan sering di lakukan warga paron mba, tapi seumur hidup saya belum pernah ikut rewangan wakkakak.
Hapushallo mba Endang, salam kenal.. sudah lama saya jadi penikmat blog nya mba Endang, dan pastinya resep2nya sudah saya coba walaupun belum semua.. betul banget nih mba, rutinitas karyawan setiap hari, pergi kantor pulang kantor, kadang suka bayangin keliling dunia dengan saldo di rekening banyak tanpa mikir ke kantor xixixixi.. oiya resep brown sugar pound cake nya sudah kebayang buat dicoba di weekend, dinikmati dengan secangkir teh hangat :D.. terima kasih mba Endang
BalasHapussalam kenal Mba Hanna, thanks sharinngya ya, senang resep2 JTT dicoba dan disuka. Iyaaa, saya ngayal dan berdoa keliling dunia tanpa mikir biaya wkakakakkak. kapan terwujud yaaa
HapusAku ngekek baca prologmu Mbak, terasa tersindir hahahha
BalasHapusSemacam benar yang kurasakan setiap hari. P6 (Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Paspasan) qakakkakakakkak
Tapi cita2 keliling eropaaahh hahaha
Tapi apapun itu tetap kita syukuri ya Mbak, dijalani dengan sabar, ikhlas dan bersyukur, Insha Allah semua jadi ibadah dan ladang pahala...aamiinn.
Mari kita semangaaaddhhh^^
Udah lama pengen nyontek resep pound cake JTT, udah kebayang nikmatnya jadi teman minum teh/kopi di rumah. Trus sisanya dibawa ke kantor buat cemilan hehehhehhe
Makasih resepnya Mbak
Thanks mba Tika, heheheh, yep selama ini cuman bisa ngayal dan mimpi, haduuuh kapan yaaa bisa terwujud. Tetap kudu bersyukur yaaa hehhehe
HapusWaduh, sama Mbak, saya juga sebenernya dah bosen ngantor, tapi apadaya masih butuh soale, hehehe. Blog mba endang jadi salah satu hiburan di kala suntuk kerja melanda, terimakasih banyak ya Mbak Endang. Tetap semangat berkarya ya Mbak! :D -Kiki-
BalasHapusHahahaa, senasib kita Mba Kiki, tapi mau bagaimana lagi yaaaa. kewajiban kudu dibayar hiks
Hapusderita kita sama mba, cuma bedanya mba bosen sama rutinitas kantor, aku bosan sm rutinitas IRT. setiap hari kerjaannya sama, urus anak, bersih2 rumah, masak, nyuci setrika,dll.
BalasHapuskadang iri jg sm ibu2 lain yg msh bisa eksis kemana2 tanpa mikirin dompet..hihihi
btw,aku dah coba yg pound marmer sm pound pandan. lebih suka yg marmer, mgkin krna pake coklat kali ya. kalo pandan agak seret teksturnya, mungkin krna krg cairan bikinnya..
suka banget ma blok mba endang,,ramah dikantong dan ga ribet..
mau nanya mba, mba Endang kan udah punya tuh pizza dough yg bisa distok,, kalo adonan roti bisa distok jg ga di freezer? misalnya pake adonan roti manis.habis diuleni, disimpan di plastik yg udah dikasih minyak trs disimpen dikulkas. kalo mau pake dibiarin dlu bru diproses lagi, dibakar ato digoreng. kira2 bisa ga ya?
thanks ya mba...semoga sll sehat...
Hahaha, semua sama yaa, memang paling enak kalau santai2, jalan2, duit selalu ada, tapi itu cuman dalam mimpi hiiks. Tapi kalau dikantor sebagian waktu kepotong sama waktu macet dijalan, perasaan hidup habis dijalan doang wkakakka
Hapusadonan roti manis bs distok di freezer mba, step2 yang mba sebutkan sudah benar kok. maksimal bs hingga 1 bulan ya.
Haduh mba sama kyk aku tapi kalau saya tiap hari cuci baju, setrika, masak dan yg paling menjengkelkan kalau bingung besok masak apa yaa?
BalasHapusOiya aku udah beli palem sugar riccoman mba di tokopedia. Saya pikir harganya mahal ya karena susah didapatnya tapi ternyata tidak ya. Saya beli ditokopedia mba
Hai Mba Lina, saya paling bete urusan bersih2 rumah, kemarin weekend 2 hari saya pakai santai2 gak ngapa2in, pas minggu sorenya baru kalang kabut masak siapin bekal kantor wkaakak.
Hapuswah iyaa, saya baru cek online shop juga, ternyata murah yaa, brown sugar lebih enak buat kue2 dibanding gula pasir biasa
Hai mbak Endang, sedikit keluar jalur nih nanya nya hehe
BalasHapusHabis baca postingan lama tentang mozzarella yg jadi cream cheese..
Mba, udah pernah nyoba bikin mozzarella lagi belum mbak? Ditunggu eksperimen selanjutnya ya mbak ^_^
hai mba Fatimah, belum coba lagi mba, kudu pakai enzym bernama Rennet, susah dicari hehhehe
Hapus